Anda di halaman 1dari 53

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

& KARTU INDONESIA SEHAT

Palu, 17 Maret 2016


Agenda
Pengantar

Dasar Hukum

Kepesertaan-Iuran

Hak dan Kewajiban

Pelayanan Kesehatan

Coordination of Benefit

Layanan Informasi
Program Kartu Indonesia Sehat
sebagai Nawa Cita ke-5
Pemerintahan Jokowi-JK

Tampak Belakang
Tampak Depan
ARAHAN WAPRES, 10 NOVEMBER 2014
“Sebagai upaya memastikan tercapainya
keadilan sosial bagi seluruh peserta dalam
mengakses pelayanan kesehatan di seluruh
fasilitas kesehatan, maka Kartu Indonesia Sehat
(KIS) akan menjadi kartu identitas peserta bagi
SELURUH peserta program Jaminan Kesehatan”

4
PENGANTAR
Sistem Jaminan Sosial Nasional
3 Azas 5 Program 9 Prinsip
Kegotong-royongan
Kemanusiaan Jaminan Kesehatan
Nirlaba
Manfaat Jaminan Keterbukaan
Kecelakaan Kerja Kehati-hatian
Keadilan sosial
bagi seluruh Jaminan Hari Tua Akuntabilitas
Portabilitas
rakyat Indonesia Jaminan Pensiun
Kepesertaan wajib
Jaminan Kematian Dana amanat
Hasil pengelolaan dana
digunakan seluruhnya
untuk pengembangan
program dan sebesar-
besarnya untuk
kepentingan peserta

18/11/2014
DASAR
HUKUM
UU SJSN dan UU BPJS

 
 
 

 PerPresNo 111 tahun 2013


tentang Perubahan Atas
PerPres No 12 TAHUN 2013
TENTANG
JAMINAN KESEHATAN

”1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN”

18/11/2014
Hubungan Kerjasama dengan
Lembaga Pemerintah Daerah
dibidang peningkatan
kesadaran dan kepatuhan
PP No. 85 masyarakat untuk memenuhi
Th 2013 kewajibannya.
tentang Kerjasama dengan Organisasi
Tata Cara atau Lembaga Lain dlm Negeri:
Hubungan • Pendaftaran Peserta
Antar • Pemungutan dan
Lembaga Pengumpulan Iuran
BPJS • Pengumpulan dan
Pemutakhiran Data
• Pemberian Informasi
• Kerjasama lainnya yang
disepakati bersama
sambungan
• Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara, Setiap Orang,
Pekerja, PBI yg memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib mendaftarkan diri dan anggota
keluarganya.
PP No. 86 Th • Laporan Perubahan Data Pribadi dan Perubahan Data
2013 ttg Tata Pekerjaan
Cara • Pengenaan Sanksi Administratif Antara lain :
Pengenaan 1. Teguran Tertulis : BPJS
2. Denda (pendapatan lain dana Jamsos): BPJS
Sanksi
3. Tidak mendapat pelayanan publik tertentu:
Administratif Pemerintah (Propinsi,Kabupaten/Kota)
Kepada
Pemberi Kerja
Selain
Penyelenggara
Negara dan
1. TATA CARA PENGENAAN SANKSI TEGURAN TERTULIS :
Setiap Orang
 Maksimal 2x, masing-masing untuk jangka waktu
Selain Pemberi paling lama 10 hari kerja.
Kerja, Pekerja 2. TATA CARA PENGENAAN SANKSI DENDA :
dan PBI dlm  Jangka waktu paling lama 30 hari sejak teguran tertulis
Penyelenggara kedua berakhir.
Jaminan Sosial  Bagi Pemberi Kerja: 0,1 % (nol koma satu persen) setiap
bulan dari iuran yang seharusnya dibayar, dihitung sejak
teguran tertulis kedua berakhir.
3. TATA CARA TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK :
 Ijin Usaha, Tender, Memperkerjakan Tenaga Asing,
IMB,Ijin Perusahaan Penyedia Jasa, SIM, Sertifikat
Tanah, Paspor,STNK
KRONOLOGIS PERUBAHAN

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN


KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG


PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013
JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN


KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 JAMINAN
KESEHATAN

Keterangan:
• Perubahan : 28 pasal
• Penambahan baru : 10 pasal
• Penghapusan : 2 pasal
• Pasal yang tidak berubah : TETAP BERLAKU.
Penambahan Kelompok Peserta
Pekerja Penerima Upah (PPU) - 1
PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG
PERPRES 111 TAHUN 2013 PERUBAHAN KEDUA ATAS
TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG
JAMINAN KESEHATAN
PASAL 4 PASAL 4
(2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana (2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas: atas:
a. Pegawai Negeri Sipil; a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI; b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri; c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara; d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non e. pimpinan dan anggota Dewan
Pegawai Negeri; Perwakilan Rakyat Daerah;
f. pegawai swasta; dan f. Pegawai Pemerintah non
g. Pekerja yang tidak termasuk Pegawai Negeri;
huruf a sampai dengan huruf g g. pegawai swasta; dan
yang menerima Upah. h. Pekerja yang tidak termasuk
huruf a sampai dengan huruf g
yang menerima Upah.
Penyesuaian Hak Kelas Perawatan
Perpres No. 12 Tahun
Peserta PPU - 1
2013 Perpres No. 19 Tahun
2016
Pasal 23 huruf b angka
Pasal 23 huruf b angka
4:
4:
Ruang perawatan kelas
Ruang perawatan kelas II :
II :
Peserta Pekerja Penerima
Peserta Pekerja
Upah dan Pegawai
Penerima Upah dan
Pemerintah Non Pegawai
Pegawai Pemerintah
Negeri dengan gaji atau
Non Negawai Negeri
upah sampai dengan Rp
dengan gaji atau upah
4.000.000,- (Empat Juta
sampai dengan 1,5
Rupiah).
(satu koma lima) kali
penghasilan tidak kena
pajak dengan status
kawin dengan 1 (satu)
anak, beserta anggota
keluarganya .
Penyesuaian Hak Kelas Perawatan
Peserta PPU - 2
Perpres No. 12 Tahun Perpres No. 19 Tahun
2013 2016

Pasal 23 huruf b angka


Pasal 23 huruf c angka 7 :
8:
Ruang perawatan kelas I :
Peserta Pekerja Penerima Ruang perawatan kelas I :
Upah dan Pegawai Peserta Pekerja Penerima
Pemerintah Non Negawai Upah dan Pegawai
Negeri dengan gaji atau Pemerintah Non Pegawai
upah sampai dengan 2 Negeri dengan gaji atau
(dua) kali penghasilan upah di atas Rp
tidak kena pajak dengan 4.000.000,- (Empat Juta
status kawin dengan 1 Rupiah) sampai dengan
(satu) anak , beserta Rp 8.000.000,- (Delapan
anggota keluarganya Juta Rupiah)
 KEPESERTAAN
 IURAN
Pentahapan Kepesertaan
PerPres Nomor: 111 Tahun 2013 pasal 6 (3):
Jaminan Kesehatan
Kewajiban melakukan pendaftaran kepesertaan bagi
BUMN, usaha besar, usaha menengah dan usaha

2019
mikro paling lambat 1 Januari 2015

Universal
2016 Coverage

Paling lambat 1 Januari 2016

2015 Usaha mikro


Paling lambat 1 Januari 2015
1. BUMN
2. Usaha besar
3. Usaha menengah Peningkatan
2014 4. Usaha kecil
Mulai 1 Januari 2014
cakupan peserta
dari kalangan
1. PBI tenaga kerja
2. TNI/POLRI
3. Eks Askes
4. Eks Jamsostek
5. Lain-lain
ANGGOTA KELUARGA TAMBAHAN INTI

IURAN @1% (gaji pokok+tunj keluarga bagi peg


pemerintah)/(gaji pokok+tunj tetap lainnya
bagi peg swasta lainnya) UNTUK ANAK KE-4,
DST, ORANG TUA (KANDUNG&MERTUA)
DIBAYAR OLEH PEKERJA

PERAWATAN RAWAT INAP


KELAS I DAN
KELAS II
18/11/2014
DASAR PERHITUNGAN IURAN DAN
PENENTUAN KELAS RAWAT INAP

II. NON PBI


1. Pegawai Pemerintah non PNS;
MINIMAL UPAH/GAJI
2. Pegawai swasta,BUMD,BUMN dan; ADALAH STANDAR BIAYA
MASUKAN (SBM)
3. Pekerja lainnya yang menerima upah
SESUAI PMK NO. 72/PMK-
02/2013

GAJI+ TUNJANGAN
TETAP LAINNYA

PENGHASILAN
 S.D 4.000.000.: KELAS II
MAKSIMAL ADALAH 2 X
 DIATAS 4 JT-8 JT : KELAS I
PTKP
PT Askes (Persero) bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) membuat nota kesepahaman (Memorandum
of Understanding) atas Pengelolaan Dana, Pemanfaatan Produk dan Pelayanan Jasa Perbankan
untuk era BPJS tahun 2014.

18/11/2014
HAK –KEWAJIBAN-
SANKSI
HAK - KEWAJIBAN - SANKSI
HAK :
Memperoleh manfaat
Mendapatkan identitas
dan informasi tentang
BPJS Kesehatan sebagai
hak dan kewajiban serta
bukti sah untuk
prosedur pelayanan
memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan
kesehatan
ketentuan yang berlaku

Mendapatkan Pelayanan
Menyampaikan
Kesehatan BPJS
keluhan/pengaduan,
Kesehatan di fasilitas
kritik dan saran secara
kesehatan yang
lisan atau tertulis ke
kerjasama dengan BPJS
kantor BPJS Kesehatan
Kesehatan
memungut Iuran yang
mendaftarkan dirinya dan menjadi beban Peserta dari
Pekerjanya sebagai Peserta Pekerjanya dan
menyetorkannya
(Pasal 15 Ayat (1))
Pasal 19 Ayat (1) )

URGENSI FUNGSI PENGAWASAN DAN


PEMERIKSAAN
Kewajiban
Pemberi Kerja
(sesuai UU BPJS)

memberikan data dirinya membayar dan menyetor


dan Pekerjanya berikut Iuran yang menjadi tanggung
anggota keluarganya jawabnya paling lambat tgl
secara lengkap dan benar 10 bulan berjalan
(Pasal 15 Ayat (2)) (Pasal 19 Ayat (2))
SANKSI
Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara

Sanksi Administratif:
1. Tidak Patuh untuk mendaftarkan
a. teguran tertulis;
dirinya dan Pekerjanya serta anggota
b. Denda 0,1% ; dan/atau
keluarganya ke BPJS Kesehatan
c. tidak mendapat pelayanan
publik tertentu.
2. Tidak Patuh untuk memberikan data
(PP 86 Tahun 2013)
yang lengkap dan benar serta
menyampaikan perubahan datanya ke
BPJS Kesehatan
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Negara
1) Denda 2 %
3. Tidak Patuh dalam pembayaran iuran 2) Penghentian Pelayanan Kesehatan
a. Tidak memungut dan menyetor (perpres 111 tahun 2013)
kewajiban pekerjanya ke BPJS Pemberi Kerja
Kesehatan 3) Sanksi Pidana:
b. Tidak menyetor kewajiban iuran a. Penjara; atau
yang menjadi tanggung jawab b. denda satu milyar Rupiah
pemberi kerja (PP 55 UU BPJS )
SANKS
I
• Setiap Orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran

Sanksi Administratif:
Tidak mendaftarkan dirinya tidak mendapat pelayanan
dan anggota keluarganya ke publik tertentu.
BPJS Kesehatan (PP 86 Tahun 2013)

Sanksi Administratif:
Tidak Patuh untuk memberikan a. teguran tertulis;
data yang lengkap dan benar
b. tidak mendapat pelayanan
serta menyampaikan perubahan
datanya ke BPJS Kesehatan publik tertentu.
(PP 86 Tahun 2013)

Tidak Patuh untuk membayar a. Denda 2%


iuran yang menjadi kewajibannya b. Penghentian pelayanan
ke BPJS Kesehatan kesehatan
(Perpres 111 tahun 2013)
SANKSI ADMINISTRASTIF UNTUK
KETIDAKPATUHAN PENDAFTARAN DAN
PERUBAHAN DATA KEPESERTAAN

Tidak Mendapatkan
Pelayanan Publik
Teguran Tertulis 2
• Diberikan untuk • Diberikan untuk
jangka waktu 10 jangka waktu • BPJS Kesehatan
hari • Diberikan untuk paling lama 30 mengusulkan Sanksi
jangka waktu 10 hari Tidak Mendapat
hari sejak Pelayanan Publik
sejak penyampaian
berakhirnya kepada Pemerintah
teguran tertulis 1 teguran tertulis 2 yang menangani
Pelayanan Publik
Teguran Tertulis 1 Denda tertentu

MONITORING

• Pengenaan Sanksi Teguran Tertulis Dan Denda Dilakukan Oleh Bpjs


• Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik Tertentu Dilakukan Oleh Unit
Pelayanan Publik Pada Instansi Pemerintah , Pemda Provinsi, Dan Pemda Kab/
Kota Atas Permintaan BPJS
Sanksi Tidak mendapat Pelayanan
Publik tertentu

Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara

1. izin yang diperlukan dalam mengikuti


tender proyek;
2. izin memperkerjakan tenaga kerja asing;
3. izin perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh; atau
4. izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pasal 9 ayat (1) PP 86 tahun 2013


Sanksi Tidak mendapat
Pelayanan Publik tertentu
Setiap Orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima
Bantuan Iuran

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);


2. Surat Izin Mengemudi (SIM);
3. sertifikat tanah;
4. paspor; atau
5. Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK)
Pasal 9 ayat (2) PP 86 tahun 2013
Pencabutan Sanksi Tidak mendapat
pelayanan publik tertentu
• Sanksi Denda telah dibayar lunas
• Telah mendaftarkan seluruh pekerja dan
anggota keluarganya

 Bukti Lunas pembayaran denda


 Bukti pendaftaran kepesertaan
 Bukti pemberian data yang lengkap
dan benar
PELAYANAN
KESEHATAN
PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF
Tahun 2015
Implementasi Prolanis (Program Rujuk Balik)

Penyuluhan Kesehatan - KIE

Olahraga Sehat bersama BPJS Kesehatan

Imunisasi

Skrining Kesehatan Primer & Sekunder

Promosi Kesehatan melalui Media


Duta Promotif Preventif

Promotif Preventif Spesifik daerah

1 – 500 400
HAL PENTING TETAP JADI PERHATIAN
Upaya pemenuhan kebutuhan Faskes (Primer dan Rujukan)
• Analisa kebutuhan Faskes di setiap wilayah (ideal per kecamatan)
• Seleksi Faskes sesuai kriteria
• Evaluasi pelayanan faskes secara berkala

FKTP Prov. Sulteng sd Maret 2016

Jenis Faskes Jumlah

DOKTER PRAKTIK PERORANGAN 37


KLINIK PRATAMA 8
KLINIK POLRI 12
KLINIK TNI 8
PUSKESMAS 189
RS D PRATAMA -
DOKTER GIGI 11
TOTAL 265

021 – 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id


ALUR PELAYANAN KESEHATAN

KARTU
BPJS KESEHATAN PUSKESMAS/DOKEL
/KLINIK (DR UMUM&DRG)

KARTU BPJS KESEHATAN


EM

SURAT RUJUKAN
ER
GE
BP

K A ES E
JS

NC
RT HA

BPJS KESEHATAN CENTER


K

U TA

SURAT ELIGIBILITAS PELAYANAN


RJTL
N

RITL
Rumah Sakit
(DR SPESIALIS)
18/11/2014
TARIF ALAT BANTU KESEHATAN
NO JENIS PELAYANAN TARIF (RP)

1 KACAMATA (diberikan 2 (dua) tahun sekali kelas III : 150.000


atas indikasi medis : lensa silindris min 0,25D Kelas II : 200.000
dan lensa spheris min 0,5D Kelas I : 300.000
2 ALAT BANTU DENGAR MAKSIMAL : 1.000.000

3 PROTHESA ALAT GERAK MAKSIMAL : 2.500.000

4 PROTHESA GIGI MAKSIMAL : 1.000.000

5 KORSET TULANG BELAKANG MAKSIMAL : 350.000

6 COLLAR NECK MAKSIMAL : 150.000

7 KRUK MAKSIMAL : 350.000


Perpres No 111 Tahun 2013, Pasal 25
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja;
d. Pelayanan Kesehatan yang dijamin oleh program kecelakaan lalu lintas yang
besifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan
lalu lintas.
e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
i. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;

www.bpjs-kesehatan.go.id
Lanjutan...
j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau
akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment);
l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen);
m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
n. perbekalan kesehatan rumah tangga;
o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah;
p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat
dicegah (preventable adverse events); dan
q. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.
www.bpjs-kesehatan.go.id
Dasar Hukum
UU No 40 Tahun 2004

URGENSI FUNGSI PENGAWASAN DAN


Perpres No. 12 TahunPEMERIKSAAN
2013

Perpres No. 111 Tahun 2013

Permenkes No. 71 Tahun 2013


UU NOMOR 40 TAHUN 2004
TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL

Pasal 23 ayat 4
Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit,
maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan
kelas standar.
Penjelasan Pasal 23 ayat 4
Peserta yang menginginkan kelas yang lebih tinggi dari pada
haknya (kelas standar), dapat meningkatkan haknya dengan
mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar
sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dengan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan.
Perpres No 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 24
Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih
tinggi dari pada haknya, dapat meningkatkan haknya
dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau
membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin
oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan.
Permenkes No 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional

Pasal 21
(1) Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih
tinggi dari pada haknya, dapat meningkatkan haknya dengan
mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar
sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas
perawatan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bagi peserta PBI Jaminan Kesehatan tidak
diperkenankan memilih kelas yang lebih tinggi dari haknya.
Perpres No 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
BAB VI
KOORDINASI MANFAAT
Pasal 27
(1) Peserta Jaminan Kesehatan dapat mengikuti program
asuransi kesehatan tambahan.
(2) BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi
kesehatan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat melakukan koordinasi dalam memberikan
Manfaat untuk Peserta Jaminan Kesehatan yang memiliki
hak atas perlindungan program asuransi kesehatan
tambahan.
Perpres No 111 Tahun 2013
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 27 B
Dalam hal Fasilitas Kesehatan tidak bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan, maka mekanisme penjaminannya
disepakati bersama antara BPJS Kesehatan dengan
penyelenggara program asuransi kesehatan tambahan
atau badan penjamin lainnya.
Perpres No 111 Tahun 2013
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2013 tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 28
Ketentuan mengenai tata cara koordinasi Manfaat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 27A
diatur dalam perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan
dengan penyelenggara program asuransi kesehatan
tambahan atau badan penjamin lainnya.
tambah kurang peserta COB
pendaftaran peserta COB, perubahan data dan mutasi
Sistem Informasi
melakukan koordinasi sistem informasi seperti Koordinasi
dan pihak lain yang terkait Sosialisasi
Melakukan sosialisasi bersama kepada peserta Koordinasi
• koordinasi dalam memberikan data klaim dalam rangka
Penagihan Klaim
menjamin bahwa total pembayaran tidak melampaui dari
total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan
Koordinasi
• asuransi kesehatan tambahan mendaftarkan peserta yang
Kepesertaan
diikutkan COB oleh BU ke BPJS Kesehatan
• Kordinasi mutasi tambah kurang peserta COB
Koordinasi
Manfaat
• Pertanggungan bersama atas manfaat
pelayanan kesehatan pada seseorang
Koordinasi
MEKANISME KERJASAMA
F. PROSEDUR
PELAYANAN KESEHATAN
PROSEDUR PELAYANAN

Di Fasilitas Kesehatan BPJS


Pelayanan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah pelayanan
yang sesuai prosedur dan ketentuan JKN diantaranya :
1. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
BPJS Kesehatan hanya berasal dari Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama BPJS Kesehatan.
2. Peserta yang pada saat pelayanan rawat jalan di FKRTL tidak
mengikuti prosedur dan ketentuan maka biaya pelayanan
kesehatannya tidak dapat dijamin dan apabila peserta
selanjutnya mendapatkan pelayanan rawat inap maka biaya
pelayanan kesehatannya tidak dapat dijamin BPJS Kesehatan.
3. Hal-hal lain sesuai ketentuan yang berlaku
PROSEDUR PELAYANAN

Di Non Faskes BPJSK Tertentu


RITL  dengan sistem rujukan berjenjang
1. Peserta menunjukkan identitas Peserta Asuransi kesehatan tambahan
atau badan penjamin lainnya.
2. Peserta mengurus administrasi sesuai ketentuan Asuransi kesehatan
tambahan atau badan penjamin lainnya.
3. Peserta melampirkan rujukan dari FKTP BPJS Kesehatan
Pelayanan Gawat Darurat
4. Dalam kondisi gawat darurat, peserta dapat langsung mendapatkan
pelayanan di setiap Faskes, baik yang bekerjasama maupun tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
5. Pelayanan gawat darurat di Faskes rujukan tingkat lanjutan tidak
memerlukan rujukan dari Faskes tingkat pertama.
6. Peserta menunjukkan identitas BPJS Kesehatan dan Kartu Peserta
asuransi kesehatan tambahan atau badan penjamin lainnya kepada
Faskes.
Layanan Informasi & Keluhan
• Kantor BPJS-Kesehatan Cab. Palu
• Hotline Service : 081341369094
• No Telp Kantor Cabang : 0451-482394; fax : 0451-482670
• Halo BPJS-Kesehatan 1500-400 (Senin - Jumat pukul 08.00 –
17.00 WIB)
• Website BPJS-Kesehatan: http://www.bpjs-kesehatan.go.id
TERIMA KASIH
18/11/2014
27

Anda mungkin juga menyukai