Anda di halaman 1dari 22

FARINGITIS

Oleh: Abraham Albert Nugraha


Kepaniteraan Ilmu Penyakti THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
Anatomi & Fisiologi

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler
yang bentuknya seperti corong, yang besar di
bagian atas dan sempit di bagian bawah serta
terletak pada bagian anterior kolum vertebra

Panjang dinding posterior faring pada orang
dewasa kurang lebih 14 cm

Batas-batas faring:

Ke atas  faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana

Ke depan  faring berhubungan dengan rongga
mulut melalui ismus orofaring

Di bawah  faring berhubungan melalui aditus
laring, serta berhubungan dengan esophagus

Bagian-bagian faring:
Nasofaring

Orofaring

Hipofaring

Mengenal Faringitis
Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran
mukosa faring yang disebabkan oleh virus atau
bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri
tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis, demam,
pembesaran kelenjar getah bening leher dan malaise

Faringitis akut dan tonsillitis akut sering ditemukan
bersama-sama dan dapat menyerang semua umur

Penyakit ini ditularkan melalui kontak dari sekret
hidung dan ludah (droplet infections)
Etiologi
Virus Bakteri
Streptokokus beta hemolitikus grup A
Terbanyak pada usia ≤

Streptococcus non group A
3 tahun Staphylococcus aureus
Haemophilus influenzae
Influenzae A dan B

Bacteroides fragilis
Parainfluenzae
– Diphtheriae
Kuman atipikal (klamidia dan mikoplasma)
Adenovirus

Rhinovirus

Jamur (yaitu Candida)


Iritasi makanan yang


merangsang
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi umum


Eksogen Endogen
Musim
– Anemia kurang
Cuaca

zat besi
Avitaminosis A
Temperatur

Alergi
Polusi

Imunodefisiensi
Debu

Konsumsi alkohol
Pemakaian AC


Faktor predisposisi lokal
Bahan iritan

Pernafasan melalui mulut


Refluks esofagus

Paparan rokok

Epidemologi

Frekuensi munculnya faringitis lebih sering
pada populasi anak-anak

Kira-kira 15 - 30% pada anak-anak usia sekolah
dan 10% pada orang dewasa

Biasanya terjadi pada musim dingin

Jarang terjadi pada anak-anak kurang dari 3
tahun
Patogenesis
Infeksi
Virulensi
skunder

Daya tahan
tubuh

Sembuh
sendiri dlm Faringitis
waktu 3 – 5
hari
Gambaran klinis

Faringitis yang disebabkan bakteri :
Demam atau menggigil

Nyeri menelan

Faring posterior merah dan bengkak


Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring


Mungkin batuk

Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior


Tidak mau makan/ menelan


Onset mendadak dari nyeri tenggorokan


Anoreksia


Faringitis yang disebabkan virus :
Onset radang tenggorokannya lambat & progresif

Demam

Nyeri menelan

Faring posterior merah dan bengkak


Malaise ringan

Batuk

Kongesti nasal

Suara serak

Pemeriksaan Penunjang
Baku emas:
Pemeriksaan kultur

apusan tenggorok
Rapid antigen detection

test  mendeteksi antigen


Streptokokus grup A
Tes antibodi terhadap

streptococcus (ASTO)
Tatalaksana
Tatalaksana umum & simptomatis
Istirahat cukup

Pemberian nutrisi dan cairan yang cukup


Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak


yang lebih besar untuk mengurangi nyeri tenggorok



Pemberian antipiretik
Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg

Ibuprofen 200 mg 1 – 2 tablet 4 x sehari
Anak-anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari dengan dosis 10
– 15 mg/ kgBB/ x beri

Terapi anti viral

Faringitis yang disebabkan oleh virus dapat sembuh
sendiri tanpa pengobatan

Dengan terapi simptomatis
Terapi antibiotik jika diduga ada infeksi
Golongan penisilin

Penisilin V oral 15 - 30 mg/ kgBB/ hari dibagi 2 –


3 dosis selama 10 hari


Amoksisilin 50mg/ kgBB/ hari dibagi 2 selama 6

hari
Eritromisin 40 mg/ kgBB/ hari

Azitromisin dosis tunggal 10 mg/ kgBB/ hari


selama 3 hari

Tidak dianjurkan antibiotik golongan sefalosporin
generasi I dan II karena resiko resistensi lebih
besar

Faringitis yang disebabkan Candida

Diberikan Nystasin 100.00 – 400.000 sebanyak 2
kali/ hari

Faringitis yang disebabkan Gonorea
Diberikan Sefalosporin generasi ke-3,

Ceftriakson 250 mg secara injeksi intramuskular


Komplikasi
Komplikasi umum pada faringitis termasuk:

Sinusitis

Otitis media

Epiglotitis

Mastoiditis, dan

Pneumonia.
Faringitis yang disebabkan infeksi streptokokus
jika tidak diobati dapat menyebabkan:
Demam reumatik akut

Peritonsillar abses

Peritonsillar cellulitis

Abses retrofaringeal
Toxic shock syndrome dan

Obstruksi saluran pernasafan akibat dari


pembengkakan laring
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai