Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS DERIVAT

BABI
DERIVAT BABI MERUJUK PADA MATERI ATAU SENYAWA
APAPUN YANG DIHASILKAN BABI
1. Lemak babi
1. pada produk makanan
◦ Sering digunakan dalam produk makanan sebagai emulsifier,
lemak babi memiliki konsistensi lembut dan semipadat pada
suhu 27 C dan meleleh pada suhu 42 C. Lemak babi yang diolah
lebih lanjut mengandung refined lard, lard stearin dan
hydrogenated lard
2. Pada produk Farmasetika

Dalam farmasetika lemak


babi digunakan sebagai
pelarut bahan-bahan
nonpolar (testeosteron
dan estradiol) dan
kemampuannya sbg
media penghantar obat,
biasanya pada obat-
obatan steroid.
3.Pada produk kosmetik (gliserida lemak
babi)
 penstabil emulsi (emulsifier)
Agen pengkodisian kulit (emolien)
Sebagai surfaktan
Bahan untuk meningkatkan viskositas sedian
kandungan asam lemak jenuh terbanyak dalam
lemak babi adalah asam palmitate
Kandungan asam lemak tak jenuh dalam lemak
babi adalah asam oleat
Lemak babi yang digunakan berbasis minyak
biasanya ditemukan dalam lipstick, lotion, dll
2. Gelatin Babi
Merupakan protein turunan kulit dan tulang kolagen yang diperoleh dari hasil
hidrolisis kulit atau rangka hewan ( hidrolisis parsial kolagen kulit, jaringan ikat dan
tulang)
Merupakan protein berbobot tinggi yang larut dalam air panas
Gelatin yang beredar umumnya terbuat dari hidrolisis tulang sapi, kulit sapi dan kulit
babi
Komposisi asam amino suatu gelatin dipengaruhi oleh hewan penghasil gelatin
Terdapat beberapa tipe gelatin, gelatin A merupakan hasil hidrolisis asam kulit,
gelatin tipe B merupakan hasil hidrolisis dengan basa ossein (protein tulang)
Analisis derivat babi
 pendekatan pertama : menentukan rasio antara beberapa kandungan kimia
dan mengasumsikan bahwa pwerbandingan tersebut adalah tetap (penambahan
apapun akan menyebabkan anomaly dalam komposisi kimianya
Pendekatan kedua : mencari penanda (marker) teretentu dalam produk, baik
berupa kandungan kimia atau komponen morfologi yang mampu membuktikan
adanya derivate babi
Melakukan analisis fisika-kimia (Cordell, 2002)
konsep halal harus bersifat 3 nol, kadar nol (zero limit), bahaya nol (zero
defect), resiko nol ( zero risk)
Dibutuhkan metode analisis yang memiliki kepekaan dan sensitifitas yang
tinggi
Metode untuk analisis derivat babi :

1. Peka (sensitive), metode harus digunakan untuk menetapkan kadar


derivate dengan konsentrasi yang kecil, berupa seberapa besar respon
yang tampak oleh metode analisis tsb ketika terkjadi perubahan analit
2. Teliti (precise), metode menghasilkan hasil analisa yang sama atau hampir
sama dalam satu seri pengukuran (penetapan) sampel yang homogen
3. Selektif, metode tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh adanya senyawa
lain
Metode untuk analisis derivat babi :

4. Tahan (rugged), metode analisis yang digunakan tidak


terpengaruh oleh adanya perubahan komposisi reagen atau
variasi lingkungan
5. Praktis, metode tersebut mudah untuk dikerjakan serta tidak
memakan waktu yang lama, tidak memerlukan banyak tahap
analisis, karena semakin banyak tahap analisis maka semakin
besar kesalahan
6. Murah.
1. Spektroskopi FTIR
metode analisis yang dipakai untuk karakterisasi bahan polimer dan analisis
gugus fungsi. Dengan cara menentukan dan merekam hasil spektra residu
dengan serapan energi oleh molekul organik dalam sinar infra merah.
 Dengan infra merah didefinisikan sebagai daerah yang memiliki panjang
gelombang dari 1-500 cm-1.
Setiap gugus dalam molekul umumnya mempunyai karakteristik sendiri
sehingga spektroskopi FTIR dapat digunakan untuk mendeteksi gugus yang
spesifik pada polimer.
Intensitas pita serapan merupakan ukuran konsentrasi gugus yang khas
yang dimiliki oleh polimer.
1. Spektroskopi FTIR
Metode ini didasarkan pada interaksi antara radiasi infra merah
dengan materi (interaksi atom atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik).
Interaksi ini berupa absorbansi pada frekuensi atau panjang
gelombang tertentu yang berhubungan dengan energi transisi antara
berbagai keadaan energi vibrasi, rotasi dan molekul.
Radiasi infra merah yang penting dalam penentuan struktur atau
analisis gugus fungsi terletak pada 650cm - 1 - 4000cm - 1.
Keuntungan penggunaan FTIR untuk analisis derivate babi adalah

1. tehnik analisa yang tidak merusak, yang bermakna bahwa sampel


yang dianalisis dengan FTIR dapat dianalisa dengan metode lain
2. Menganalisis turunan babi sebagai satu kesatuan materi
3. Memberikan informasi tentang jenis-jenis gugus fungsional secara
terperinci yang terdaoat dalam turunan babi
4. Memberikan sensivitas tinggi, waktu analisis cepat, akurasi dan
reproduksibilitas frekuensi sangat baik, dilenglapi perangkat lunak
kemometrika (analisa kualitatif dan kuantitatif
5. Bersifat seperti sidik jari, pembeda komponen halal dengan
komponen tidak halal
Kelemahan penggunaan FTIR untuk analisis derivate babi adalah
1. JIka matrik sampel yang diduga mengandung lemak babi atau
derivate babi lainnya berbeda maka suatu model harus dibangun
kembali untuk menghasilkan model kalibrasi dan validasi yang
akurat dan precise, yang mana derivate babi yang sama dalam
matrik sampel yang berbeda dianalisis secara terpisah.
2. Penggunaan FTIR untk tujuan analisis kualitatif dan kuantitatif
harus digabungkan dengan tehnik kemometrika yang sesuai
sehingga diperlukan pemilihan jenis kemometrika tertentu
2. Differential scaning calorimeter (DSC)
Teknil analisa termal, mengkaji sifat-sifat termal berbagai macam
bahan
Mengukur perubahan energy yang terjadi ketika sampel dipanskan,
didinginkan atau ditahan secara isoterma lbersama-sama dengan
suhu terjadinya perubahan
Keuntungan DCS adalah mudah digunakan, menggunajan sedikit
atau tanpa persiapan sampel, mudah dilakukan penggantian
sehingga pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan lebih mudah
Ukuran sampel DSC untuk analisis
derivate babi berkisar 1 mg
3. Kromatografi Gas
Proses pemisahan dengan melibatkan fase gerak berupa gas, tehnik
pemisahan yang solute-solutnya mudah menguap (dan stabil terhadap
panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan
kecepatan yang bergabtung pada rasio distribusinya.
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu
senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara
solute dan fase diam.
 penggunaan suhu yg meningkat (50-350C) bertujuan untuk menjamin
bahwa solute akan menguap dan cepat terelusi
Jenis Kromatografi gas
1. Kromatografi gas-cair (KGC), fase diam yang digunakan adalah cairan
yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga solute akan terlarut
dalam fase diam, mekanisme sorpsi nya adalah partisi
2. Kromatografi gas-padat (KGP), fase diam yang digunakan adalah
padatan (kadang-kadang polimerik), mekanisme sorpsi nya adalah
sorpsi permukaan
3. Kromatografi kolom kapiler (kolom-kolom dengan tabung terbuka),
fase diam berupa padatan atau cairan yang dilapiskan pada dinding
tabung kolom sebelah dalam, biasanya dirujuk sebagai terlapiskan
pada dinding (wall coated), berupa lapisan porus (parous layer) dan
kolom tabung terbuka yang permukaannya dilapisi (surface coated)
4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT)
 Mampu memisahkan kandungan kimia dalam campuran
Digunakan untuk karakterisasi produk-produk makanan ataupun untuk
deteksi pemalsuan
 Dapat digunakan untuk analisis Senyawa-senyawa yang tidak mudah
teruapkan (sulit dilakukan analisis dengan kromatografi gas )
Analisis senyawa yang sangat polar, mempunyai berat molekul yang tinggi,
bersifat ionic dan komponen-komponen yang tidak stabil dalam keadaaan
panas
Derivatisasi analit pada KCKT tidak sesering dibutuhkan dibandingkan pada
kromatografi gas
1) Wadah fase gerak
2) Pompa untuk mengalirkan
fase gerak
3) Alat untuk memasukkan
sampel
4) Kolom
5) Dektetor
6) Wadah penamping fase gerak
7) Tabung penghubung
8) Komputer atau integrator
untuk mengolah data
sinyalsehingga diperoleh
kromatogram
Dari score plot
disamping, lembaran
cangkang kaplsul dari
gelatin sapi (titik 4 & 5)
terletak pada kuadran
yang berbeda dengan
gelatin babi (1 &2). Hal
ini menunjukkan bahwa
profil asam amino
gelatin sapi dan babi
dapat secara jelas
dibedakan pada KCKT
5. Analisis derivate babi dengan pembau
elektronik
Melibatkan berbagai senspr gas kimiawi elektronik dengan
spesifikasi tertentu
Dapat mengenali bau yang komplek
Digunakan untuk senyawa yang mudah menguap dalam bahan
,emyerupai pembau hidung manusia
Mengginakan aroma sidik jari yang bersifat karateristik
Sistem instrumentasi menyerupai kromatografi gas dengan
dektektor yang berbeda
Sampel dipanaskan
sehingga terbentuk uap
yang oleh gas pembawa
akan diarahkan ke kolom
kapiler
Terjadi pemisahan dalam
kolom kapiler
Senyawa yang mudah
menguap akan dideteksi
oleh dektetor
Dihasilkan kromatogram
yang dapat diubah menjadi
vaporprint
6. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Tehnik dlm biologi molekuler berdasarkan replikasi DNA dan
dilakukan in vitro dan akan mengamplifikasi fragmen DNA target
menjadi 106 – 109
Terjadi replikasi DNA secara eksponensial
Reaksi berantai, : produk hasil reaksi digunakan untuk
mengaplifikasi reaksi yang sama
Hasil reaksi meningkat dengan cepat
Cara kerja PCR mengadopsi dari cara kerja DNA polimerase
PCR hanya mengamplyfikasi satu daerah
PCR membutuhkan :

• DNA polymerase yg
termostabil
• thermocycler
• DNA target dan primers

PCR melibatkan komplek reaksi


yg melibatkan interaksi ionik,
kinetik yg konstan dan aktifitas
enzim.
Sintesis Exponential
Dibutuhkan 1 DNA templates,

ditambahkan dNTPS,

Ditambahkan primers,

multiple cycles.

Movie
Tahapan Polymerase Chain Reaction
1. Campurkan DNA dan reagen (DNA polymerase & primers) panaskan sampai
95ºC

Panas akan memutuskan ikatan H; DNA terdenaturasi


(Denaturasi)
Polymerase
Tahapan Polymerase
Chain Reaction
Chain Reaction

2. Campuran didinginkan (50-60ºC), supaya primers melekat pada


DNA; berdasarkan pada sekuen primer (anneling)
Polymerase
Tahapan Polymerase
Chain Reaction
Chain Reaction

3. Temperature dinaikkan (72-75ºC), bertujuan agar DNA


polymerase melekat dan mulai proses replikasi (sintesis).
Polymerase
Tahapan Polymerase
Chain Reaction
Chain Reaction

4. Cycle diulangi 25-30 kali

Hasilnya berupa DNA untai ganda dengan sekuen primer


pada ujung akhirnya.
Pada akhir prosedur produk
PCR dianalisis dengan
eletroforesis gel agarora1,5%
atau poliakrilamida
Dengan menggunakan marker
DNA yang telah diketahui
ukurannya maka dapat
dihitung amplikon dan apakah
ukuran tersebut sesuai dengan
perhitungan
Jenis PCR
1. Nested PCR  Digunakan untuk menaikkan spesifisitas
amplifikasi DNA
 Digunakan 2 pasang primer untuk 2 kali
amplifikasi
 Amplifikasi pertama, sepasang primer digunakan
untuk menghasilkan amplikon yang relative
panjang
 Produk tersebut digunakan sebagai cetakan
ampilifikasi kedua dg menggunakan primer
internal yang berikatan pada fragmen DNA
target dan menghasilkan amplicon yang lebih
pendek
Kelebihan dan kekurangan Nested PCR :

 Metode ini sangat peka dan selektif


 Amplifikasi ulang dengan primer internal menaikkan jumlah
produk PCR yg pada amplifikasi pertama belum dapat terlihat
 Amplifikasi kedua, menegaskan spesifisitas produk PCR dg
jumlah cukup untuk dideteksi pada gel agarose
 Pemindahan tabung ke2 dapat menyebabkan kontaminasi
2. Real-time PCR (RT-PCR atau q-PCR)
Metode deteksi amplicon pada q-PCR :

1) SYBR Green I, berikatan dengan DNA untai dan meneybabkan flouresensi.


Intensitas flouresensi bergantung pada jumlah DNA untai ganda hasil amplifikasi
2) Hidrolisis pelacak. Menggunakan aktivitas eksonukleasi 5’ – 3’ dari polymerase
DNA, pelacak memebawa molekul reporter fluoresensi dan molekul pemadam
yang jika molikul itu dalam keadaan utuh maka tidak akan berfluresensi. Saat
pelacak menempel pada hasil PCR, maka aktivita eksonuklease 5’ – 3’ akan
menghidrolisis pelacak sehingga reporter akan berfluoresensi
3) Hibridisasi pelacak, terdapat 2 pelacak, yn membawa molekul donor fluoresensi
dan molekul reseptor fluoresensi, apabila kedua pelacak menempel pada hasil
PCR maka akan terjadi fluoresensi
Aplikasi PCR untuk analisis derivate
babi
Mendeteksi target spesifik dari sekuen DNA babi, RT-PCR
menggunakan primer gen mitokondria D-Loop 108
6. Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay (ELISA)
Merupakan uji biokimia yang menggunakan antibody dan
perubahan warna untuk identifikasi substrat (antigen) dalam sampel
Antigen dalam sampel ditempelkan pad permukaan plastikdan
kemudian ditambahkan antibody spesifik sehingga mengikat antigen
Pada antibody diikatkan suatu enzim
Ditambahkan senyawa yang merupakan subtrat enzim
Terjadi perubahan warna pada senyawa tersebut yang merupakan
sinyal terukur
Jenis ELISA :
1. ELISA langsung (direct elisa)
Antibodi primer akan berikatan dengan antigen.
Enzim bekerja sebagai agen yang memperbanyak sinyal
Semakin tinggi konsentrasi antibody primer semakin kuat intensitas
perubahan warna nya
Kelemahanya adalah adanya analit dalam serum yg harus berkompetisi
dengan protein serum yang berikatan dengan permukaan sumur
ELISA yang hanya
menggunakan
antibody primer
berlabel
2. ELISA tidak langsung (indirect elisa)

Eliza yang antigennya


diikat oleh antibody
primer yang
kemudian dideteksi
dengan antibody
sekunder berlabel
2. Sandwich ELISA

Eliza yang antigennya


terletak diantara
antibody
3. Competitive ELISA
 Mekanisme reaksinya adalah proses persaingan ikatan oleh antigen asli
(antigen sampel) dan antigen yang ditambahkan.
 Antibodi tidak berlabel diinkubasi dalam sampel yang mengandung
antigen.
 Komplek ikatan antibody/antigen ditambahkan dalam sumuran yang
telah dilapisi antigen
 Semakin banyak antigen, maka semakin banyak terbentuk komplek
antigen-antibody, sehingga semakin sedikit antibody yang dapat
berikatan dengan antigen pada sumuran
 Antibodi terkonjugasi enzim yang spesifik ditambahkan untuk
mengenali antibody primer
 Substrat kromogen ditambahkan dan enzim akan menghasilkan
senyawa berwana/berflouresensi
Semakin banyak
antigen dalam sampel ,
semakin sedikit antigen
berlabel tertingga
dalam sumuran dan
semakin rendah sinyal
Keuntungan competitive eliza

1) Sangat spesifik karena digunakan 2 antibody, satu untuk


menangkap antigen dan satunya untuk deteksi
2) Cocok untuk sampel yang komplek karean antigen tidak perlu
dimurnikan sebelum pengukjuran
3) Fleksibel dan peka karena baik metode langsumg atau tidak
langsung dapat digunakan
Penggunaan eliza untuk analisis derivate babi

Anda mungkin juga menyukai