Anda di halaman 1dari 17

SCORPIONIDA

KELAS ARACHNIDA

Disusun Oleh :
Nabila Yuretan (20190662090)
Zeinnisa Aulia Firdausy (20190662094)

Kelas Reguler Pagi


Prodi D3 Tekhnologi Laboratorium Medik
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
P E N GGOLON GA N & K LA S I F I K A S I

Kindom :Animalia
Phylum :Arthpoda
Subphylum : Achelicerata
Class : Arachnida
Ordo : Scorpionida

Salah satu subkelas yang terpenting dari kelas arachnida adalah ordo scorpionida (kalajengking). Scorpionida merupakan
serangga malam yang hidup di daerah tropis, pada bagian posterior terdapat alat sebagai pertahanan diri bila diserang,
dan mengandung toksin bersifat hemolitik serta neurotoksik. Toksin ini jarang membunuh tetapi pada anak dibawah
umur dapat mematikan karena terjadinya paralisis pernapasan. Scorpionida tergolong serangga yang aktif di malam hari
(noktunal) dan siang hari (diural). Merupakan hewan predator pemakan serangga, laba-laba, kelabang, dan kalajengking
lain yang lebih kecil. Kalajengking yang lebih besar kadang-kadang makan vertebrata seperti kadal, ular dan tikus.
Mangsa terdeteksi oleh kalajengking melaluisensor vibrasi organ pektin.
D I S T R I B U S I GE OGR A F I S

Kalajengking adalah hewan penyengat berbahaya yang sudah ada sejak 400juta tahun lalu dan

diperkirakan terdapat 6 5 0 spesies kalajengking

Scorpionida menyukai tempat yang gelap serta lembab, dan lebih aktif pada malam hari
Penyebaran utamanya didaerah tropis dan subtropis. Ditemukan juga di daerah timur laut Cina

yang dingin.

A d a beberapa spesies yang berbahaya yaitu genus Buthus yang terdapat di Eropa Selatan, dan

Afrika bagian utara. Di Mesir hewan ini menyebabkan kematian akibat disengat mencapai 60%.

Di A si a termasuk Indonesia jenis kalajengking yang banyak ditemukan adalah jenis

Heterometrus spinifer.
M ORF OLOGI
Dilengkapi dengan berbagai
tipe rambut sensor
M OR F OL OG I

Beberapa kalajengking yang


hidup di gua dan sekitar
pemukiman tidak mempunyai
Berukuran dengan panjang
mata
berkisar 1-2 cm bahkan
sampai 10-12 cm.

Memiliki alat pernapasan


Mempunyai mulut besar (khelisera), 4 pasang
berupa 4 pasang paru-paru
kaki dan sepasang pedipalpus seperti capit
buku yang terletak sebelah
yang besar dan kuat untuk menangkap
vetral, dan tidak mempunyai
mangsanya dan sebagai alat pertahanan
antenna
T u b u h n y a t e r d ir i d a r i 2 b a g ia n y a it u s e f a lo t o r a k s (y a n g
M ORF OLOGI
t i d a k b e r s e g m a n ) d a n a b d o m e n ( y ang ber s e g m e n ) .

Sefalotoraks ditutup oleh selembar lempeng Abdomen terdiri atas 12 ruas yang jelas :

kitin tebal yang disebut karapas atau *pre-abdomen 7 segmen

pelindung kepala yang biasanya mempunyai *post-abdomen 5 segmen


membentuk metasoma (ekor). Bagian ujung post abdomen
sepasang mata median dan 2-5 pasang mata
terdapat alat penyengat yang disebut telson (sting), yang
lateral di bagian ujung depan.
bentuknya bulat mengandung kelenjar racum (venom).

Memiliki alat penyengat berbentuk lancip tempat mengalirkan venom. Pada bagian ventral, mempunyai sepasang
organ sensoris yang bentuknya seperti sisirunik (pektin). Pektin biasanya lebih besar dan mempunyai gigi lebih
banyak pada yang jantan, dan digunakan sebagai sensor terhadap permukaan tekstur dan vibrasi. Pektin juga
bekerja sebagai kemoreseptor (sensor kimia) untuk mendeteksi feromon (komunikasi kimia).
S I KLU S H I DU P
Kalajengking berkembang biak secara ovovivipar dan anak-anaknya selama beberapa waktu berada

dipunggung yang betina.


Kalajengking melakukan perkawinan yang kompleks, jantan menggunakan pedipalpinya untuk

mencengkeram pedipalpi betina.

Jantan membimbing betina melakukan tarian percumbuan. Setiap jenis kalajengking berbeda, ada

yang memperlihatkan alat penyengatnya yang panjang pada jantan.

Kemudian sperma dari jantan dimasukkan ke dalam struktur yang disebut spermatofor yang

diletakkan oleh jantan di atas permukaan yang kelak akan diambil oleh betina.

Kalajengking jantan menyapukan pektin ke atas permukaan tanah untuk membantu menentukan

lokasi yang sesuai untuk meletakkan spermatofor. Selanjutnya kalajengking betina akan menarik

sperma ini ke dalam lubang kelaminnya, yang letaknya dekat ventral abdomen.
R a ta - ra t a , s e e ko r b e t i n a b i s a Kalajengking menunjukkan perilaku
m e l a h i rk a n 2 5 - 3 5 ekor a n a k . sosial,seperti membentuk agregasi
A n a k- a n a k yang b a ru lahir
selama musim dingin, menggali koloni
h i d up dengan cara tetap
dan mencari makan bersama.
berada di p ung g ung induknya.

M ereka yang b aru lah ir akan Rata-rata kalajengking kemungkinan


menetap d i p ung g ung betina, hidup 3-5 tahun, tetapi beberapa
sampai mereka molting untuk spesies bisa hidup sampai dengan
pertama kali. 25 tahun

Sekali mereka turun, mereka


B al i k lagi ke p un g g u ng induk
suda h mampu bebas, dan
s elam a 4 -5 hari s eb elum
secara periodik molting untuk
m e ni ng g a l k a n induk mencapai d e wa sa .
Contohnya kalajengking spesies Buthus Tamulus, aktif pada malam hari, berdiam dibawah batu, potongan kayu,
ditempat yang gelap dan lembab. Binatang ini kadang-kadang masuk ke dalam tempat tinggal manusia terutama
selama musim hujan dinegeri tropic. Mereka menangkap mangsanya, biasanya laba-laba,serangga diplopoda dan
rodent, di dalam kukunya dan dengan dorongan ke belakang dan ke bawah dari abdomen yang menyerupai ekor
memasukkan sengat dengan racunnya yang dapat membuat lumpuh.
Semua kalajengking mempunyai venom dan dapat menyengat, tetapi secara alamiah kalajengking cenderung
bersembunyi atau melarikan diri. Kalajengking dapat mengendalikan aliran venom, oleh karena itu pada beberapa
kasus sengatan tidak mengeluarkan racun atau hanya menimbulkan keracunan ringan. Racun kalajengking adalah
campuran kompleks dari protein, neurotoksin, nukleotida, asam amino, kardiotoksin, nefrotoksin, toksin hemolitik,
fosfodiesterase, fosfolipase A, hyaluroinidase, asetilkolinesterase, glikosaminoglikan, histamin, serotonin, dan zat-
zat lain. Neurotoksin dalam racun kalajengking sangat mematikan bahkan lebih mematikan dibandingkan
neurotoksin dari bisa ular. Neurotoksin adalah komponen venom atau racun yang bekerja pada sistem saraf
perifer.

Sengatan kalajengking menyebabkan rasa sakit yang luar biasa yang menjalar ke dermatom (area kulit dengan saraf
spinalis) yang dapat menimbulkan efek sistemik yang mengancam jiwa. Racun masuk dan mengendap di kulit dalam
jaringan subkutan. 70% racun dari konsentrasi maksimum menyebar dalam waktu 15 menit kedalam darah. Racun
terserap hampir sempurna dalam tubuh dalam waktu 7-8 jam. Racun kalajengking yang masuk ke dalam tubuh
memerlukan waktu 4 -13 jam untuk tereliminasi dari darah.
PA TOGE N ITA S

Racun/venom kalajengking berdampak pada sistem Racun Buthus Tamulus adalah suatu
syaraf korban. Beresiko menyebabkan reaksi toksalbumin yang menimbulkan :
hipersensitivitas. paralisis,gangguan saraf, kejang otot,
kerusakan paru-paru
Secara sistematik :
-Ada suatu perasaan panas menjalar Pada bagian posterior kalajengking terdapat
-Gejala paraesthesi umum alat yang berfungsi sebagai pertahanan diri
-Bergetarnya otot dan gatal mulai dengan cepat dan mengandung toksik bersifat hemolitik
serta neurotoksik. Toksin ini dapat mematikan
Pada penderita yang berat, terdapat kontraksi otot anak dibawah umur prasekolah karena terjadi
dan kejang otot menyerupai keracunan strychin dan paralisis pernapasan dengan gejala : Mual,
gejalashock. Kasus fatal terdapat pada penderita muntah, hipersaliva, hiperdrosis, paralisa otot
yang keadaannya memperlihatkan pernafasan yang lidah maupun tenggorokan, kejang di perut,
cepat dan sembab paru-paru. sianosis, dan konvulsie
DIA G N OS IS

1. Penatalaksanaan awal sebelum di rumah sakit


dengan dilakukan primary assessment seperti
airway (jalan napas), breathing (bantuan napas) ,
dan circulation (bantuan sirkulasi).

3. Dalam mendiagnosis gigitan serangga,


2. Bawa pasien segera ke rumah sakit
dokter akan menanyakan tentang keluhan
untuk mendapatkan penanganan lebih dan riwayat kontak dengan serangga,
lanjut. Karena gejalanya yang
kemudian melakukan pemeriksaan fisik
bervariasi, observasi harus terus pada tempat yang terkena gigitan.
dilakukan untuk dapat menangani Pemeriksaan penunjang lainnya jarang
gejala dengan lebih cepat. dibutuhkan.
Pengendalian daerah permukiman atau pengendalian
fisik :
Membuang sampah, papan, tumpukan kayu, batu
bara dan berbagai benda yang ada di sekitar
gedung
Pelihara rumput atau pohon di sekitar perumahan
dengan memotong/memangkas secara rutin
Menutup celah dan retakan atap,dinding, pipa dan PEN CEGAHAN
bagian lain
Pemberian insektida pada bagian rumah yang
dicurigai terdapat kalajengking
Pengendalian secara kimia untuk mengurangi
populasi :
Penyemprotan bahan kimia Dieldrin 0,5% atau
DDT 10%, Chlordane 20% dan piretrum 0,2% di
dalam minyak encer dan telah di hancurkan
PEN G OBA TA N Obat yang menghilangkan sakit :
-Suntikan novokain,prokain 2%,
Menggunakan obat Tourniquet dan lidokain/epinefrin disekitar luka
mengeluarkan racun dengan -Memanfaatkan tumbuhan
menghisap luka yang disengat disekitar misalnya getah batang
kalajengking pisang dengan cara digosokkan
dibekas sengatan

Pengobatan sistemik
Sakit dapat di hilangkan dengan
untuk mengatasi shock
pemakaian :
dan sembab paru-paru
-Kompres es setempat Obat kortison untuk
-Semprotan etilklorida penderita yang berat
-Ammonia Antivenin
KESIMPULAN
Salah satu subkelas yang terpenting dari kelas arachnida adalah ordo scorpionida (kalajengking).
Scorpionida merupakan serangga malam yang hidup di daerah tropis, pada bagian posterior terdapat
alat sebagai pertahanan diri bila diserang, dan mengandung toksin bersifat hemolitik serta neurotoksik.
Scorpionida menyukai tempat yang gelap serta lembab, dan lebih aktif pada malam hari. Penyebaran
utamanya didaerah tropis dan subtropis. Ditemukan juga di daerah timur laut Cina yang dingin.
Kalajengking berkembang biak secara ovovivipar dan anak-anaknya selama beberapa waktu berada
dipunggung yang betina. Sengatan kalajengking menyebabkan rasa sakit yang luar biasa yang menjalar
ke dermatom (area kulit dengan saraf spinalis) yang dapat menimbulkan efek sistemik yang
mengancam jiwa. Kalajengking sulit dikendalikan hanya dengan menggunakan insektisida. Strategi
pengendalian pertama yaitu menjaga dan membersihkan rumah supaya kalajengking tidak masuk ke
dalam rumah
REFERENSI
• Goddard, J. 1996. Physician’s Guide to Arthropods of Medical Importance. 2nd ed. Boca Raton, FL: CRC Press,
Inc.
• http://animalworld.com/encyclo/reptiles/scorpions/AsianForestScorpion.php#Description
• Malaysian Forest ScorpionGiant Forest Scorpion, Giant Blue Scorpion, Asian Forest Scorpion
• Mallis, A. 1983. Handbook of Pest Control. 6th ed. Cleveland, OH: Franzak and Foster Co.
• Mullen, GR & SA Stockwell. 2002. Scorpion (Scorpiones). Dalam Gary Mullen & Lance Durden. Medical and
Veterinary Entomology. Academic Press. New York, Tokyo.
• Smith, R. L. 1982. Venomous Animals of Arizona. Tucson: Univ. Arizona, College of Agriculture, Bulletin 8245
• http://dokterpost.com/terapi-disengat-kalajengking/
• https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3520095/tips-pertolongan-pertama-saat-disengat-kalajengking
TH A N K YOU

Anda mungkin juga menyukai