2/17/22
5 FAKTA TENTANG KANKER PARU
I. Merupakan penyakit di dunia yang belum
bisa disembuhkan ( WHO )
tumor mediastinum
tuberculoma.
TATALAKSANA
NSCLC
Staging TNM yang didasarkan ukuran tumor (T),
o NSCL kelenjar getah bening yang terlibat (N),dan ada
C tidaknya metastasis bermanfaat dalam penentuan tata
o SCLC
laksana NSCLC ini. Staging dimulai dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisis yang teliti serta
perhatian khusus kepada keadaan sistemik,
kardiopulmonal, neurologi, dan skeletal. Hitung jenis
sel darah tepi dan pemeriksaan kimia darah
diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya
metastasis ke sumsum tulang, hati, dan tengkorak.
SCLC
dibagi menjadi dua, yaitu: (1) limited-stage disease yang
diobati dengan tujuan kuratif (kombinasi kemoterapi dan
radiasi) dengan angka keberhasilan terapi sebesar 20%; (2)
extensive-stage disease yang diobati dengan kemoterapi
dengan angka respon terapi inisial sebesar 60-70% dan angka
respon terapi komplit sebesar 20-30%. Angka median-survival
time untuk limited-stage disease adalah 18 bulan dan untuk
extensive-stage disease adalah 9 bulan.
PROGNOSIS
1. NSCLC
SCLC
• Prognosis kanker paru terutama bergantung pada stadium penyakit.
• Angka ketahanan hidup rata-rata
• Sekitar 75% pasien KSS meninggal akibat komplikasi torakal, 25%
(median survival time) meningkat
akibat komplikasi ekstratorakal, dan 2% meninggal karena gangguan
dari <3 bulan menjadi 1 tahun. sistem saraf pusat.
• Pada kelompok limited disease, • Hampir 40% pasien adenokarsinoma dan karsinoma sel besar
angka ketahanan hidup rata-rata meninggal akibat komplikasi torakal, 55% akibat komplikasi
naik menjadi 1-2 tahun dan 20% ekstratorakal, 15% bermetastasis ke otak, 8-9% meninggal karena
kelainan sistem saraf pusat.
pasien dapat tetap hidup dalam 2
• Kemungkinan hidup rata-rata penderita tumor metastasis bervariasi
tahun.
dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal ini sangat tergantung pada: □
• Sekitar 30% pasien meninggal
Status performa pasien -(skala Karnofsky) □ Luasnya penyakit □
karena komplikasi lokal dari Adanya penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir
tumor.
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Ester Br. Simatupang
No. RM : 01.12.00.36
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 60 tahun
Alamat : Dysyn V Simpang Empat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Protestan
Suku : Batak
Status pernikahan : Sudah Menikah
A. Anamnesis : Heteroanamsesis
Keluhan Utama : Sesak Nafas (+)
Deskripsi :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas. Pasien mengaku sesak napas yang dirasakan sudah
sejak ± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, sesak semakin kuat sejak sekitar 4 hari yang lalu atau
tepatnya tanggal 9 Desember 2020. Keluhan sesak napas kadang diikuti dengan dada terasa nyeri.
Pasien juga mengeluhkan adanya batuk sudah sejak ± 1 tahun, batuk berdahak (+), berwarna putih
dan kadang ada bercak berwarna merah. Saat ini pasien mengeluhkan batuknya semakin memberat.
Pasien juga mengeluhkan bahwa tubuhnya terasa lemah, nafsu makan menurun, dan badan dirasakan
semakin kurus.Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat melihat dan hanya dapat melihat bercas
cahaya. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak bertahun-tahun yang lalu. Mual (-), muntah (-),
pusing (-), demam (+) hilang timbul, penurunan nafsumakan (+), penurunan berat badan (+), keringat
malam hari (-), kebiasaan merokok (+) sejak muda sekitar 1 bungkus perhari, namun sudah berhenti
sejak 2 tahun yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (+) tidak terkontrol. Diabetes melitus , asma, penyakit jantung dan
riwayat konsumsi OAT juga disangkal.Riwayat pribadi :
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada pihak keluarga yang mengalami hal yang sama seperti yang dialami
oleh pasien.
Saat ini pasien sudah tidak bekerja melainkan hanya seorang ibu rumah tangga.
Dulu sekatu muda, pasien bekerja sebagai seorang petani.
A. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENS
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Sakit : Tampak Lemah
Kesadaran : CM, E4M6V5
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 94x/i, reg, t/v cukup
Pernapasan : 32 x/i
Temperatur : 36,0°C (axilla)
KULIT : Warna Kulit Sawo Matang , Sianosis (-), Turgor Kulit Normal
KEPALA : Bentuk Normocephal, Simetris, Nyeri Tekan (-)
MATA : Pupil Bulat, Isokor, 3/3 mm, Refleks Cahaya (+/+),
Konjungtiva Anemis (-), Sklera Ikterik (-)
TELINGA : Sekret (-)
HIDUNG : Sekret (-), Deviasi Septum (-)
MULUT : Bibir Sianosis (-), Lidah Kotor (-), Selaput Putih (-)
LEHER : pembesaran limfanodi daerah supraklavikula (-/-), kaku kuduk
(-/-), deviasi trakea (-/-), bedungan JVP (-)
THORAX : bentuk dada normal, sela iga tidak melebar
PARU
- Inspeksi : statis : simetris
dinamis : simetris saat bernafas (ka=ki), tidak ada
yang tertinggal
- Palpasi : fremitus taktil simetris
- Perkusi : sonor dikedua lapang paru
- Auskultasi : suara napas dasar vesikuler , ronki (+/+), wheezing (-/-)
JANTUNG
- Inspeksi : ictus cordis terlihat di SIC VI
- Palpasi : ictus cordis teraba di SIC VI
- Perkusi :
Batas atas : SIC III garis midklavikula sinistra
Batas kanan : SIC V garis para sternalis dekstra
Batas kiri : SIC VI garis midklavikula sinistra
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular tunggal, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
- Inspeksi :bentuk simetris, venektasi (-)
- Palpasi :nyeri tekan (-)
- Perkusi :timpani pada ke empat kuadran, asites (-)
- Auskultasi :bisingususnormal
Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-/-), sianosis (-), Capillary Refill Time
< 2 detik.
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rhontgen Thorax
EKG : Sinus Rhytme
Laboritorium
Eritrosit : 4,22
Kesan : Cor tak membesar. Operasi inhomogen pada SGOT : 13,9 U/L (0-38)
parakardial kanan suspek massa.
SGPT : 17,3 U/L (0-41)
RESUME
Pasien perempuan 60 tahun datang dengan keluhan utama sesak napas. Sesak napas dirasakan
sejak sekitar 3 bulan yang lalu, sesak semakin hebat sejak sekitar 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak napas kadang diikuti dengan nyeri dada. pasien juga mengeluhkan adanya batuk sejak 1 tahun
yang lalu, berdahak, berwarna putih dan kadang terdapat bercak darah warna merah. Pasien juga
mengeluhkan bahwa tubuhnya terasa lemah, nafsu makan menurun, dan badan dirasakan semakin
kurus.
Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat melihat dan hanya dapat melihat bercas cahaya.
Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak bertahun-tahun yang lalu. Mual (-), muntah (-). pusing (-).
demam (+) hilang timbul, penurunan nafsu makan (+). penurunan berat badan (+), keringat nmalam
hari (-), kebiasaan merokok (+) sejak muda sekitar 1 bungkus perhari, namun sudah berhenti sejak 2
tahun yang lalu.
Riwayat Hipertensi (+) tidak terkontrol. Diabetes melitus , asma, penyakit jantung dan riwayat
konsumsi OAT juga disangkal serta tidak ada pihak keluarga yang mengalami hal yang sama seperti
yang dialami oleh pasien.
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan adanya ronkhi +/+ dan lainnya dalam batas normal. Hasil
laboratorium dalam batas normal. Hasil foto thorak PA ditemukan adanya opasitas inhomogen pada
parakardial kanan suspek massa paru.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Non Medikamentosa :
Gliseril glikolat
- Ulsafat 1cth/8jam IV
PEMBAHASAN
Seorang perempuan 60 tahun datang dengan keluhan sesak napas. Sesak napas dirasakan sejak sekitar 3
bulan yang lalu, sesak semakin hebat sejak sekitar 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas kadang diikuti
dengan nyeri dada. pasien juga mengeluhkan adanya batuk sejak 1 tahun yang lalu, berdahak, berwarna putih dan
kadang terdapat bercak darah warna merah. Pasien juga mengeluhkan bahwa tubuhnya terasa lemah, nafsu makan
menurun, dan badan dirasakan semakin kurus. Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat melihat dan hanya dapat
melihat bercas cahaya. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak bertahun-tahun yang lalu.
Keluhan mual, muntah dan pusing disangkal, adanya demam yang hilang timbul, adanya penurunan nafsu
makan dan penurunan berat badan, sedangkan adanya keringat malam hari juga disangkal. Pasien mengaku
memiliki ebiasaan merokok sejak muda sekitar 1 bungkus perhari, namun sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien tampak sakit ringan dan terlihat lemah. pada pemeriksaan paru didapatkan hasil bahwa pada keadaan
statis maupun dinamis kedua dada masih terlihat simetris. Pada auskultasi didapatkan suara dasar vesikuler
disertai dengan suara napas tambahan rhonki pada lapang paru kanan dan kiri.
Pada follow up yang dilakukan selama pasien di rawat di rumah sakit didapatkan pada anamnesis keluhan
batuk dan sesak serta kelemahan tubuh pada pasien yang menetap dan cenderung memberat. Pasien merasa
semakin lemah dan sulit berkati fitas meskipun untuk kebutuhan sendiri seperti makan. minum ataupun ke toilet.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan namun BAB dan BAK masih seperti biasa.
Dari foto toraks didapatkan gambaran adanya perselubungan inhomogen pada pada
parakardial kanan suspek massa. Pada pasien ini belum adanya dilakukan pemeriksaan
histopatologi sehingga belum diketahui apakah termasuk kedalam keganasan atau tidak.
Pada pasien ini, usia merupakan faktor risiko terjadinya keganasan pada paru.
Kemungkinan seseorang untuk mendapatkan kanker paru pada pria dimulai di usia 40 tahun
dan akan meningkat pada usia 75 tahun. Pada wanita insiden lebih kecil tetapi mengikuti pola
yang sama, mulai terkena di usia 40 dan mencapai puncak di usia 70 tahun dengan rata-rata
penderita 155 orang / 100.000 penduduk. Lebih kurang 75% kanker paru sudah bermanifestasi
pada decade kelima sampai keenam dari umur penderita.
Faktor risiko terbesar untuk terjadinya kanker paru sampai saat ini adalah tembakau.,
dimana lebih dari 80% kanker paru ditemukan pada perokok dan insidennya 10 kali lebih
besar dibandingkan bukan perokok. Pada pasien ini memiliki riwayat merokok yaitu sejak usia
muda sekitar bungkus perhari. Namun pasien mengaku sudah berhenti merokok sejak dua
tahun yang lalu.
Gejala sesak napas yang dialami pasien disebabkan tumor yang berada
intrapulmoner menekan saluran napas serta dapat menyebabkan atelektasis dan
penurunan faal paru. Sesak napas terjadi karena refleks neurogenik paru dan
dinding dada karena penurunan keteregangan (compliance) paru, penurunan volume
paru ipsilateral, pendorongan mediastinum ke arah kontralateral dan penekanan
diafragma ipsilateral. Sesak napas juga terjadi karena berkurangnya kemampuan
meregang otot inspirasi akibat terjadi restriksi toraks oleh cairan jika terdapat
adanya efusi pleura. Nyeri dada mengisyaratkan adanya keterlibatan pleura
parietalis, dan dirasakan saat inspirasi. Batuk terjadi karena adanya berbagai
rangsangan pada reseptor batuk intratoraks antara lain terdapat di bronkus. Batuk
merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh penderita kanker paru (70%
- 90% kasus).
Gejala tidak spesifik seperti penurunan berat badan dan
penurunan nafsu makan merupakan gejala paraneoplastik sering
ditemukan pada penderita dengan karsinoma paru. Untuk menilai stadium
dari suatu keganasan diperlukan penilaian TNM sebagai berikut.
T1 Tumor dengan garis tengah terbesar T3 Tumor sebarang ukuran,
Tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh dengan perluasan langsung
jaringan paru atau pleura viseral
pada dinding dada (termasuk
dan secara bronkoskopik invasi tidak
tumor sulkus superior),
lebih proksimal dari bronkus lobus
(belum sampai ke bronkus utama). diafragma, pleura
Tumor supervisial sebarang ukuran mediastinum atau tumor
dengan komponen invasif terbatas dalam bronkus utama yang
pada dinding bronkus yang meluas jaraknya kurang dari 2 cm
ke proksimal bronkus utama.
sebelah distal atau tumor
yang berhubungan dengan
T2 Setiap tumor dengan ukuran atau
perluasan sebagai berikut :
atelektasis atau pneumonitis
obstruktif seluruh paru.
Garis tengah terbes ar lebih dari
T4 Tumor sebarang ukuran yang
dari 3 cm
Mengenai bronkus utama sejauh 2 mengenai mediastinum atau
cm atau lebih distal dari karina, jantung, pembuluh besar,
dapat mengenai pleura visceral trakea, esofagus, korpus
Berhubungan dengan atelektasis vertebra, karina, tumor yang
atau pneumonitis obstruktif yang
disertai dengan efusi pleura
meluas ke daerah hilus, terapi
ganas atau tumor satelit nodul
belum mengenai seluruh paru.
ipsilateral pada lobus yang sama
Kelenjar getah bening
N M Metastasis (anak
regional (KGB)