Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA By.

I
DENGAN DIAGNOSA ASFIKSIA DI RUANG
NICU RSUD KABUPATEN INDRAMAYU

Disusun Oleh:
Kelompok: 3

1. Frida Fairuzziyah R.21.04.15.027


2. Gevpie Adiyuliani R.21.04.15.028
3. Intan Agus Diani R.21.04.15.033
4. Ismania Hana Rofiqo R.21.04.15.034
4. Kholisiyah M. J R.21.04.15.035
4. Mujiono R.21.04.15.041
5. Nasito R.21.04.15.043
 
Pendahuluan
Asfiksia yang terjadi segera setelah bayi lahir apabila tidak
ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada bayi
diantaranya terjadi hipoksia iskemik ensefalopi, edema serebri,
kecacatan cerebral palsy pada otak; hipertensi pulmonal presisten
pada neonatus, perdarahan paru dan edema paru pada jantung
dan paru-paru; enterokolitisnektrotikana pada gestasional; tubular
nekrosis akut, Syndrome of Inapropiate Antidiuretic Hormone
(SIADH) pada ginjal; dan Disseminataed Intravascular Coagulation
(DIC) pada system hematologi (Maryunani, 2016).

Adapun beberapa penyebab terjadinya asfiksia neonatorum yaitu


paritas, usia ibu, preeklampsia, perdarahan antepartum, lama
persalinan, 3 keaadaan air ketuban, dan prematuritas (Maryunani,
2016).
Tinjauan Teori
Pengertian Asfiksia

Asfiksia neonatrum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas spontan dan
teratur, sehingga dapat menurunkan oksigen dan semakin meningkatkan kadar karbondioksida
yang dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.

Sementara itu, asfiksia dalam persalinan disebabkan oleh partus yang lama, ruptura uteri,
tekanan terlalu kuat kepala anak pada plasenta, prolapsus, pemberian obat bius yang terlalu
banyak dan pada saatyang tidak tepat, plasenta previa, solusia plasenta, serta plasenta tua
(serotinus) (Nurarif, 2013).

 
KLASIFIKASI dibagi menjadi dua yaitu :
1. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0–3)

2. Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4–6)


Etiologi Asfiksia

Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir,
diantaranya adalah (Nurarif & Kusuma, 2013):
a. Faktor ibu
1) Preeklampsia dan eklampsia
2) Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

B. Faktor Tali Pusat


1) Lilitan tali pusat
2) Tali pusat pendek
3) Simpul tali pusat
4) Prolapsus tali pusat

c. Faktor Bayi
1) Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).
Komplikasi Asfiksia

Komplikasi ini meliputi beberapa organ:

1
Edema otak dan
Perdarahan otak 2
Anuria atau oliguria 3
Kejang 4
Koma
Manifestasi Klinis
Asfiksia

Asfiksia neonatarum biasanya akibat dari hipoksia janin yang menimbulkan tanda-tanda sebagai
berikut (Nurarif & Kusuma, 2013) :

1. DJJ irreguler dan frekuensi >160 x/menit atau <100 x/menit. Pada keadaan umum normal denyut
janin berkisar antar 120-160 x/menit dan selama his frekuensi ini bisa turun namun akan kembali
normal setelah tidak ada his.

2. Terdapat mekonium pada air ketuban pada letak kepala. Kekurangan O2 merangsang usus sehingga
mekonium keluar sebagai tanda janin asfiksia.

3. Pada pemeriksaan dengan amnioskopi didapatkan pH janin turun sampai <7,2 karena asidosis
menyebabkan turunnya pH.
KASUS
Bayi lahir tanggal 05 November 2021 pukul , bayi lahir di RSUD Inramayu dengan kelahiran section caesaria saat
lahir bayi tidak menangis, usia kehamilan 30 minggu dengan berat lahir 1800 gram. Pada tanggal 09 November 2021
dilakukan pengkajian pasien mengalami hipotermia (suhu 36,4 ℃), RR 48 x/menit, SPO 2 99% dan HR 133x/menit.
Pasien memiliki riwayat kejang, saat ini pasien sering terkejut, pasien tampak lemah, pucat, sianosis pada bibir,
sklera ikterik dan banyak lebam kebiruan pada tangan dan kaki. Bayi masuk NICU jam 06.25 WIB dengan keluhan
Bayi sadar, nangis (+), nafas spontan on CPAP Peep 7 Fio 30%, Sesak (+), Retraksi (+)

Penilaian bayi dengan Apgar Score

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai


         
Frekuensi Jantung  Tidak ada  kurang dari 100  lebih dari 100 1 menit pertama :2
Usaha napas  Tidak ada  Lambat  Menangis kuat  
Tonus otot  Lumpuh  Ekstremitas fleksi sedikit  Gerakan aktif 5 menit pertama : 2
         
Refleks  Tidak bereaksi  Gerakan sedikit  Reaksi melawan 10 menit pertama :…...
Warna  Biru atau pucat  Tubuh kemerahan, tangan  Kemerahan  
dan kaki biru 15 menit pertama :…...
GCS E: 4 M:5 V: 6 TD : - mmHg Suhu:
Kesad  Compos Mentis  37,7 °C
aran Somnolen  Soporo N : 171 x/menit
Koma Suhu Inkubator: 32,0 °C
 Sopor  P : 58 x/menit SpO2: 99%
Apatis  Koma

Status Cairan Status Nutrisi Bayi

Kebutuhan cairan yang digunakan Jenis nutrisi yang digunakan adalah


Konsanta x BB - Cairan : 150x2,4 = 360 susu formula dengan cara pemberian
AS = 3,3/jam melalui OGT, dan terdapat masalah
Dobutamin = 1 CC x 24/jam ketika pemberian makan bayi
360-79-24 : 24 = 10 Tpm dipuasakan karena terdapat perdarahan
IVFD: NSD 10 % = 10 Tpm
pada lambung, residu positif sebanyak
0,5 cc berwarna kecoklatan
Penilaian Ikterus Neonatorum
dengan Kramer
Derajat Ikterik:
Range 4 Kadar bilirubin total 11.30

Pemeriksaan Laboratorium
  Terapi Medikasi
Leukosit 6,100 / ʮL
Eritrosit 3,8 10^6 ʮL
Hemoglobin 13,5 g/dL
NSD10 8 tpm mikro
Hematokrit 40,3 % AS 6% 2gr/kg/hari 80cc
Trombosit 240,000 ʮL Meropenem 3x50mg IV
MCV 104 fL Omeprazole 2x2,5 mg IV
MCH 34,9 pg Vit K 1mg
MCHC 44,5 g/dl
DW-CV 16,3 %
Bilirubin Total 11,30 mg/dl
Bilirubin direct 0,32 mg/dl
Bilirubin indirect 10,98 mg/dl
Analisa Data
Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Keperawatan Tanda
Jam (DS dan DO) Etiologi Tangan
08-11-2021 DS : - Imaturasi paru Pola Napas Tidak Kelompok 3
DO : Efektif
- Pasien tampak sesak nafas Sesak Napas (D.0005)
- RR 58x/menit, SPO2 99%, HR
171x/menit Terdapat retraksi dinding dada
- Terdapat retraksi dinding dada
- Bibir sianosis, kulit pucat, pasien Pola Napas Tidak Efektif
gelisah
- Pola nafas abnormal (apneu periodik)
- Terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 30%

08-11-2021 DS : - Proses inflamasi Perfusi perifer tidak Kelompok 3


DO : efektif
- Pengisian capiler (CRT) 3detik, Pelepasan medikator kimia vasodilatasi (D.0009)
- akral teraba dingin, pembuluh darah
- warna kulit pucat,
- eksremitas bawah terdapat sianosis, Peningkatan permeabilitas pembuluh
- nadi perifer menurunturgor kulit teraba darah
baik.
Peningkatan volume plasma dan sirkulasi

Penurunan perfusi perifer

Perfusi Perifer Tidak Efektif


Analisa Data
Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Keperawatan Tanda
Jam (DS dan DO) Etiologi Tangan
08-11-2021 DS : Bilirubin meningkat Termogulasi tidak Kelompok 3
DO : efektif
- Suhu tubuh pasien 37,7 Hepar tidak mampu melakukan (D.0149)
- Kulit teraba hangat, konjugasi
- takikardi,
- Nadi 171x/menit, Sebagian masuk kembali ke
- pucat, crt >3detik enterohepatic

Peningkatan bilirubin dalam darah

Icterus pada sklera

Indikasi fototerapi

Sinar dengan integritas tinggi

Termoregulasi Tidak Efektif


Analisa Data
Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Keperawatan Tanda
Jam (DS dan DO) Etiologi Tangan
08-11-2021 DS : - Hiperbilirubin Ikterik Kelompok 3
DO : Neonatus
- Kulit seluruh badan dari kepala Jaringan ekstravaskuler (Kult, (D.0024)
hingga kaki berwarna kuning konjungtiva, mukosa)
- Sklera ikterik
- Bilirubin total 11,30 mg/dl Ikterus
- Bilirubin direct 0,32 mg/dl
- Bilirubin indirek 10,98 mg/dl Ikterik Neonatus
 
Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas

1. Pola Nafas Tidak Efektif B.d Hambatan upaya nafas D.d pasien tamoak sesak nafas, frekuensi napas 58x/menit, Saturasi
Oksigen 99%, HR 171x/menit, terdapat retraksi dinding dada, bibir sianosis, kulit pucat, pasien tampak gelisah, pola nafas
abnormal (apnea periodik), terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 30%. (D.0005)

2. Perfusi Perifer Tidak Efektif B.d penurunan aliran arteri dan/atau vena D.d CRT 3 detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat,
ekstremitas bawah terdapat sianosis, nadi perifer menurun, turgor kulit tidak eleastis. (D.0009)

3. Termoregulasi Tidak Efektif B.d stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus D.d suhu tubuh 37,7, takikardia, frekuensi nadi
171x/menit, pucat, CRT >3 detik. (D.0149)

3. Ikterus Neonatus B.d Hiperbilirubin D.d seluruh badan dari kepala hingga kaki berwarna kuning, Sklera ikterik, Bilirubin total
11,30 mg/dl, Bilirubin direct 0,32 mg/Dl, Bilirubin indirek 10,98 mg/dl ( D.0024)
Intervensi Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Dx
Tanda Tangan
Tgl
dan Nama Jelas
Kep. Tujuan Rencana Tindakan Rasional

08/11 Pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Respirasi Kelompok 3


/21 Napas selama 3x24 jam diharapkan masalah pola 1. Berikan oksigen 1. Agar pasien tidak sesak
Tidak nafas tidak efektif teratasi dengan kriteria 2. Monitor pola napas 2. Mengetahui pola napas
Efektif hasil : 3. Kolaborasi pemberian dosis 3. Agar dispnea berkurang
- Dispnea oksigen
- Penggunaan otot bantu nafas
- Frekuensi napas

08/11 Perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi Kelompok 3


/21 Perifer selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Periksa sirkulasi (Nadi, CRT, 1. Mengetahui nadi, CRT,
Tidak perfusi perifer tidak efektif teratasi warna kulit, suhu, sianosis) warna kulit, sianosis,
Efektif dengan kriteria hasil : suhu
- Pucat 2. Hindari pemasangan infus atau 2. Menghindari
- CRT pengambilan darah di area pembengkakan atau
- Frekuensi nadi keterlambatan perifer masalah lain pada pasien
- Turgor kulit
- Sianosis
Intervensi Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Dx Tanda Tangan
Tgl
Kep. dan Nama Jelas
Tujuan Rencana Tindakan Rasional

08/11 Termo Setelah dilakukan tindakan keperawatan Regulasi Temperatur Kelompok 3


/21 regula selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Monitor suhu tubuh 1. Mengetahui suhu tubuh
si termoregulasi tidak efektif teratasi
Tidak dengan kriteria hasil : 2. Monitor dan catat tanda dan 2. Mengetahui pasien
Efektif - Suhu tubuh gejala hipotermi/hipertermi mengalami
- Akral hipotermi/hipertermi

3. Tingkatkan asupan cairan dan 3. Menjaga suhu tubuh tetap


nutrisi yang adekuat stabil

4. Monitor urine output 4. Untuk menurunkan


demam pasien

08/11 Ikterik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pantau Ikterus Kelompok 3


/21 Neona selama 3x24 jam diharapkan masalah 1. Monitor icterus pada kulit bayi 1. Ikterik yang tidak ditangani
tus ikterik neonatus teratasi dengan kriteria dapat meluas keseluruh
hasil : tubuh bayi dan sangat
berbahaya
- Bayi tidak ikterik 2. Monitor efek samping fototeraphy 2. Bayi yang sangat sensitive
- Hasil bilirubin dalam batas normal (hipertermi, rush pada kulit bayi) sangat rentan terhadap
panas dari sinar fototeraph

3. Fototeraphy dapat
3. Kolaborasi fototeraphy 1x24 jam memecah bilirubin sehingga
dapat disekresi dan kadar
bilirubin dalam tubuh
menurun
Implementasi keperawatan

Implementasi
Dx. Kep Tanggal dan Jam Tanggal dan Jam Evaluasi TTD dan Nama
Keperawatan
Pola Napas 08/11/21   08/11/21 S:- Kelompok 3
Tidak Efektif 08.00 1. Memonitor frekuensi napas 14.00 O:
  R : 50x/menit - Pola napas abnormal
08.10 2. Memonitor pola napas (apnea periodik)
  R : pola napas abnormal (apnea - Retraksi dinding dada
  periodik), terdapat retraksi dinding - Saturasi oksigen 98%
  dada - Frekuensi napas
08.20 3. Memonitor saturasi oksigen 50x/menit
  R : Saturasi oksigen 98% A : Pola Napas Tidak Efektif
08.30 4. Memberikan dosis oksigen belum teratasi
R : Terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
30%.
 
Implementasi Tanggal dan
Dx. Kep Tanggal dan Jam Evaluasi TTD dan Nama
Keperawatan Jam
Perfusi 08/11/21   08/11/21 S:- Kelompok 3
Perifer Tidak 08.35   14.10 O:  
Efektif   1. Memeriksa sirkulasi (Nadi, CRT, warna - Nadi 150x/menit  
  kulit, suhu, sianosis) - Kulit pucat  
  R : Nadi : 150x/menit, kulit pucat, - Sianosis  
  sianosis, CRT 3 detik, suhu 36,5 - CRT 3 detik  
  2. Menghindari pemasangan infus atau - Suhu 36,5  
  pengambilan darah di area keterlambatan A : Perfusi Perifer Tidak Efektif belum  
  perifer teratasi  
08.40 R : Terpasang infus P : Lanjutkan intervensi 1  
   
   
   
Termoregula 08/11/21   08/11/21 S:- Kelompok
  3
si Tidak 09.00 1. Memonitor suhu tubuh 14.15 O:  
Efektif   R : Suhu tubuh 36,5  - Suhu 36,5  
09.10 2. Memonitor dan catat tanda dan gejala - Akral teraba dingin  
  hipotermi/hipertermi - Pasien puasa karena residu positif  
   R : Akral teraba dingin 0,5 cc dengan warna kecoklatan  
09.15 3. Meningkatkan asupan cairan dan - Urine output 22  
  nutrisi yang adekuat A: Termoregulasi tidakefektif belum terasi  
  R : Puasa P: lanjutlan intervensi 1,2,3 dan 4
09.20 4. Memonitor urine output
R : 22
Implementasi Tanggal dan
Dx. Kep Tanggal dan Jam Evaluasi TTD dan Nama
Keperawatan Jam
Ikterik 08/11/21 1. Memonitor icterus pada kulit bayi 08/11/21 S: - Kelompok 3
Neonatus 30.   R: Pasien tampak ikterik 14.20 O: Pasien tampak ikterik, Ikterik pada
    pasien berkurang secara bertahap
  2. Monitor efek samping fototeraphy dilakukan 3 kali 24 jam
  (hipertermi, rush pada kulit bayi) dan A: Ikterik Neonatus belum teratasi
09.10 kolaborasi fototeraphy 1x24 jam P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2
R: Ikterik pada pasien berkurang
secara bertahap dilakukan 3 kali 24
jam
Pembahasan
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada By. I dengan diagnosa Asfiksia +
RDS dan Hiperbillirubinemia di ruang NICU RSUD Kabupaten Indramayu, maka dalam bab ini kelompok
kami akan membahas kesenjangan teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi
kasus. Dalam penyusunan asuhan keperawatan kami merencanakan keperawatan yang meliputi
pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut:
 
ANALISIS PENGKAJIAN
Pada hasil pengkajian didapatkan data pasien sesak napas karena kondisi tertentu pada ibu hamil dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang yang mengakibatkan hipoksia bayi di dalam rahim dan dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi
baru lahir.
ANALISIS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan teori yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif
b.d hipersekresi jalan nafas d.d terdapat sputum, batuk tidak efektif, sianosis . Pola nafas tidak
efektif b.d hambatan upaya nafas d.d penggunaan otot bantu pernafasan, dipsnea, pola nafas
abnormal. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi d.d sianosis, pola
nafas abnormal, gelisah. Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan kasus
tersebut yaitu :

1. Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya napas d.d pasien tampak sesak Pasien tampak sesak nafas, RR
58x/menit, SPO2 99%, HR 171x/menit, Terdapat retraksi dinding dada, Bibir sianosis, kulit pucat, pasien gelisah, Pola
nafas abnormal (apneu periodik), Terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 30%.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena d.d Pengisian capiler (CRT) 3detik, akral
teraba dingin, warna kulit pucat, eksremitas bawah terdapat sianosis, nadi perifer menurunturgor kulit teraba baik.

3. Termogulasi tidak efektif b.d stimulasi pusat termogulasi hipotalamus d.d suhu tubuh 37,7 C, takikardia, N 171
x/menit, pucat

4. Ikterus Neonatus B.d Hiperbilirubin D.d seluruh badan dari kepala hingga kaki berwarna kuning, Sklera ikterik,
Bilirubin total 11,30 mg/dl, Bilirubin direct 0,32 mg/Dl, Bilirubin indirek 10,98 mg/dl.
EVALUASI KEPERAWATAN

Pola Napas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya napas d.d pasien tampak sesak nafas, RR 58x/menit, SPO2 99%, HR
171x/menit, Terdapat retraksi dinding dada, Bibir sianosis, kulit pucat, pasien gelisah, Pola nafas abnormal (apneu
periodik), Terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 30%.
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah pasien sudah tidak merasa sesak, penggunaan otot bantu berkurang dengan
frekuensi napas membaik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil objektif: Pola
napas abnormal (apnea periodik), Retraksi dinding dada, Saturasi oksigen 98%, Frekuensi napas50 x/menit.

Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena d.d Pengisian capiler (CRT) 3detik, akral teraba
dingin, warna kulit pucat, eksremitas bawah terdapat sianosis, nadi perifer menurunturgor kulit teraba baik.
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah pasien sudah tidak pucat, CRT membaik, dengan frekuensi nadi membaik
kembali normal. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil objektif: Nadi 150x/menit,
Kulit pucat, Sianosis, CRT 3 detik

Termogulasi tidak efektif b.d stimulasi pusat termogulasi hipotalamus d.d suhu tubuh 37,7 C, takikardia, N 171 x/menit,
pucat.
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah pasien sudah tidak pucat, CRT membaik, dengan frekuensi nadi membaik
kembali normal. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diperoleh hasil objektif: Nadi 150x/menit,
Kulit pucat, Sianosis, CRT 3 detik

Ikterus Neonatus B.d Hiperbilirubin D.d seluruh badan dari kepala hingga kaki berwarna kuning, Sklera ikterik, Bilirubin
total 11,30 mg/dl, Bilirubin direct 0,32 mg/Dl, Bilirubin indirek 10,98 mg/dl
Kriteria hasil untuk diagnosa diatas adalah Tampak ikterik seluuh tubuh, dilakukan fototerapi 1X 24 jam
 
Penutup
Simpulan
Asfiksia neonatorum didefinisikan sebagai kegagalan bayi untuk memulai bernafas segera setelah lahir dan mempertahankan
beberapa saat setelah lahir. Dari hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien penderita Asfiksia sebagai
berikut :

Pola Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan upaya nafas d.d pasien tamoak sesak nafas, frekuensi napas 58x/menit, Saturasi
Oksigen 99%, HR 171x/menit, terdapat retraksi dinding dada, bibir sianosis, kulit pucat, pasien tampak gelisah, pola nafas
abnormal (apnea periodik), terpasang CPAP PEEP 7 FiO2 30%.

Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena d.d CRT 3 detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat,
ekstremitas bawah terdapat sianosis, nadi perifer menurun, turgor kulit tidak eleastis.

Termoregulasi Tidak Efektif b.d stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus d.d suhu tubuh 37,7 C, takikardia, frekuensi nadi
171x/menit, pucat, CRT >3 detik.

Ikterus Neonatus B.d Hiperbilirubin D.d seluruh badan dari kepala hingga kaki berwarna kuning, Sklera ikterik, Bilirubin total
11,30 mg/dl, Bilirubin direct 0,32 mg/Dl, Bilirubin indirek 10,98 mg/dl
 
Saran
Diharapkan untuk mahasiswa keperawatan, perawat dan tim kesehatan lainya harus memperhatikan tentang tanda bahaya pada
bayi baru lahir. Sebagai tenaga kesehatan harus mengedukasi orang tua faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
terjadinya Asfiksia pada bayi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai