Anda di halaman 1dari 15

Sindrom okroner akut (SKA)

Pendahuluan

Laporan WHO memperkirakan 17,5


Sindrom Koroner Akut (SKA) atau
juta populasi meninggal akibat
yang lazim disebut Penyakit Jantung
penyakit kardiovaskuler pada tahun
Koroner (PJK) merupakan suatu
2005, di mana angka tersebut
masalah kardiovaskuler yang utama
mewakili 30% dari seluruh
karena menyebabkan angka
kematian. Sekitar 80% dari
perawatan rumah sakit dan angka
kematian tersebut terjadi pada
kematian yang tinggi (Irmalita et al.,
negara-negara berpendapatan
2014).
rendah dan menengah
Pengertian
Sindrome koroner akut merupakan
Sindrom koroner akut (SKA) adalah
kegawatdaruratan jantung dengan
terminologi yang digunakan pada keadaan
manifestasi klinis berupa nyeri dada atau
gangguan aliran darah koroner parsial
rasa tidak nyaman didada disertai gejala-
hingga total ke miokard akut. Berbeda
gejala lain akibat iskemia miokard.
dengan angina pektoris stabil, gangguan
presentasi sindrom koroner akut dibagi 3,
aliran darah ke miokard pada SKA bukan
yakni :
disebabkan oleh penyempitan yang statis
a. Unstable angina
namun terutama akibat pembentukan
b. Non-ST elevation myocardial infarction
trombus di dalam arteri koroner yang
(STEMI)
sifatnya dinamis (Rilantono, 2012)
c. ST elevation myocardial infarction (STEMI)
Etiologi
Sindrome koroner akut dapat dipengaruhi Beberapa faktor resiko terpenting penyakit jantung
koroner antara lain sebagai berikut :
beberapa keadaan yaitu aktivitas/latihan fisik
1. Kadar kolestrol total dan LDL tinggi
yang berlebihan, stres emosi, terkejut, udara
2. Kadar kolestrol HDL rendah
dingin, waktu dari suatu siklus harian (pagi
3. Hipertensi
hari), dan hari dari suatu mingguan (senin).
4. Merokok
Berbagai keadaan tersebut berkaitan dengan
5. Diabetes mellitus
peningkatan aktivitas sistem simpatis sehingga
6. Obesitas
tekanan darah meningkat, frekuensi debar
7. Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
jantung meningkat, kontraktilitas jantung
8. Kurang olahraga
meningkat serta aliran pembuluh darah koroner
9. Stres
juga meningkat
Patofisiologi
Sebagian besar SKA merupakan manifestasi akut
plak aterosklerosis pembuluh darah koroner yang
ruptur (koyak atau pecah). Komposisi plak ateroma
yang dominan dan penipisan fibrous cop yang
menutup plak merupakan bentuk plak yang mudah
ruptur. kejadian ruptur plak aterosklerosis disebut
fase disrupsi plak. kejadian ini diikuti proses
agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
Faktor jaringan dikeluarkan dan bersama faktor vila
membentuk tissue factor via complex mengaktivasi
faktor X menjadi faktor Xa dan menyebabkan
produksi trombin yang banyak. Selanjutnya
terbentuk trombus yang kaya trombosit (white
thrombus), fase ini disebut fase trombosis akut.
Trombus akan menyumbat lumen pembuluh darah
koroner, dapat secara total atau parsial, atau menjadi
mikroemboli yang menyumbat pembuluh koroner
yang lebih distal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan elektrokardiografi
(EKG)

Pemeriksaan Biomarka Jantung

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan foto polos dada


ASKEP TEORITIS
3. Riwayat penyakit sekarang
A. Pengkajian
Pada klien sindrom coroner akut mengeluh nyeri pada bagian
1. Identitas dada sebelah kiri yang dirasakan lebih dari 30menit,nyeri
dapat menyebar sampai lengan kiri,rahang dan bahu yang
nama, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor
disertai rasa mual,muntah,badan lemah dan pusing, merasakan
registrasi, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan nyeri dada lebih dari 30menit merupakan serangan pertama
penyakit jantung hingga klien tiba di unit gawat darurat juga
yang berhubungan dengan stress atau sebab dari
menentukan pilihan tindakan yang dapat dilakukan.
lingkungan yang tidak menyenangkan. 4. Riwayat penyakit dahulu
Pada klien sindrom coroner akut perlu dikaji mungkin pernah
2. Keluhan Utama
mempunyai riwayat diabetes mellitus,karena diabetes mellitus
Klien sindrom coroner akut mengeluh nyeri pada terjadi hilangnya sel endotel vaskuler
5. Riwayat penyakit keluarga
dada substernal, keluhan utama dilakukan dengan
Riwayat penyakit jantung keluarga,diabetes
mengajukan serangkaian pertanyan mengenai nyeri mellitus,peningkatan kolestrol darah, kegemukan, hipertensi,
yang beresiko diturunkan secara genetic berdasarkan
dada pada klien secraa PQRST
kebiasaan keluarganya.pola yang mempengaruhi kesehatan
antara lain (Gede,2011).
ASKEP TEORITIS

6. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan


8. Pemeriksaan Fisik
• Tidak olahraga teratur ₋ B1 (Breathing) - Muskuluskoletal
₋ B2 (Blood) - Sistem Penglihatan
• Terlalu banyak minum alcohol ₋ B3 (Brain) - Sistem Endokrin
• Makan berlebihan ₋ Sistem Perkemihan
₋ Nutrisi
• Merokok
9. Pemeriksaan penunjang
₋ Pemeriksaan laboratorium
7. Riwayat Psikososial
1. Troponin
Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis 2. Creatine Kinase
yang sering muncul pada klien dan keluarga. 3. EKG (Electrocardiogram)
4. Coronary Angiography
ASKEP TEORITIS
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan terhadap sumbatan
arteri
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan: iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan/ penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
5. Resiko jatuh berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik, penurunan
kekuatan ekstremitas
ASKEP TEORITIS
Intervensi Keperawatan
1. perawatan jantung
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam, pasien mampu :
• Menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh Efektivitas pompa jantung tidak ada
gangguan
• Menunjukkan status sirkulasi tidak ada gangguan
Intervensi :
• Kajidan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernapasan dan status mental.
• Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
• Monitor status kardiovaskuler
• Monitor balance cairan (intake dan output)
ASKEP TEORITIS
Manajemen nyeri .2
: Tujuan
: dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan nyeri klien teratasi dengan kriteria hasil Setelah
Mampu mengontrol nyeri (1605)
Intervensi :
• Lakukan pengkajian Nyeri yang komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan factor pencetus
• Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang ketat
• Kurangi factor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan, kelelahan, keadaan monoton dan
kurang pengetahuan)
• Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi
dari ketidaknyamanan akibat prosedur
• Ajarkan prinsip- prinsip manajemen nyeri
ASKEP TEORITIS
3. Manajemen sensasi perifer
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, diharapkan tidak terjadi gangguan
perfusi jaringan pada pasien
Intervensi :
• Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas / dingin / tajam/ tumpul
• lnstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
• Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
• Monitor kemampuan BAB
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Monitor adanya tromboplebitis
• Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
ASKEP TEORITIS
4. Intoleransi aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 jam, klien menunjukkan toleransi aktivitas
Intervensi :
• Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas
• Instruksikan kepada pasien dan keluarga mengenai modifikasi faktor risiko
• Instruksikan pasien mengenai perawatan diri pada saat mengalami nyeri dada
• Instruksikan pasien dan keluarga untuk membatasi mengangkat/mendorong barang (benda berat)
• Instruksikan pasien dan keluargai mengenai pertimbangan khusus terkait dengan aktivitas sehari-hari
(misalnya, pembatasan aktivitas dan meluangkan waktu istirahat), jika memang tepat
ASKEP TEORITIS
5. Resiko jatuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 1x8 jam, diharapkan klien mampu mengkoordinasi
pergerakan yang Dibuktikan dengan Klien mampu menyeimbangkan gerakan dan mampu menggerakkan tubuh
sesuai keinginan
Intervensi :
• Identifikasi perilaku dan factor yang mempengaruhi resiko jatuh
• Dukung pasien untuk menggunakan tongkat atau walker dengan tepat
Manajemen Lingkungan : Keselamatan (6486)
• Identifikasi kebutuhan keamanan klien berdasarkan fungsi fisik
• Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya
• Monitor lingkungan terhadap terjadinya perubahan status keselamatan
ASKEP TEORITIS
Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan
  Evaluasi adalah penilaian keberhasilan rencana keperawatan
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan klien. Pada klien dengan NSTEMI
sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dapat dinilai hasil perawatan dengan melihat catatan
dibuat. Dalam melaksanakan rencana tersebut harus perkembangan, hasil pemeriksaan klien, melihat langsung
diperlukan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain, keadaan dan kluhan klien, yang timbul sebagai masalah berat.
keluarga dan klien sendiri. Hal-hal yang perlu Evaluasi harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai.
diperhatikan : Evaluasi dapat dilihat 4 kemungkinan menentukan tindakan-
1. Kebutuhan dasar klien tindakan perawatan selanjutnya antara lain :
2. Dasar dari tindakan 1. Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau
3. Kemampuan perseorangan, keahlian atau belum
keterampilan dalam perawatan 2. Apakah masalah yang ada telah terpecahkan/teratasi atau
belum
3. Apakah masalah Sebagian terpecahkan/tidak dapat
dipecahkan
4. Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang

Anda mungkin juga menyukai