Identitas Pasien
- Nama : Ny. AJ
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Tanggal lahir/Usia : 54 tahun
- Alamat : Kp Babakan Tanjung
- Agama : Islam
- Suku : Sunda
- Medical Record : 429018
- Tanggal Masuk RS : 29 Juni 2021 pk 08.48 AM WIB
- Tanggal pemeriksaan : 29 Juni 2021
- Anamnesis : Autoanamnesa
Anamnesis
Pasien datang mengeluh sesak sejak 1 minggu SMRS. Keluhan sesak disertai adanya batuk dan
mengi. Keluhan tidak disertai adanya demam dan pilek sebelumnya. Keluhan sesak dirasa semakin
memberat terutama saat beraktivitas, sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke RS. Pasien
mengakui riwayat asma sebelumnya. Keluhan sesak sering terjadi, terutama ketika pasien lelah atau
kedinginan.
Sesak dan terbangun dimalam hari diakui pasien terjadi sebanyak 3 kali dalam seminggu. Saat sesak
pasien mengakui tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Pasien sudah menerima nebu combiven
sebanyak 2 kali sebelum ke RS.
Keluhan disertai batuk kadang berdahak. Dahak bewarna putih agak kental, keluar sedikit-sedikit
kadang malah tidak keluar. Bercak darah, nyeri dada serta mual muntah disangkal pasien. Pasien
mengakui sering meler dan bersin-bersin ketika udara dingin atau terkena debu. Riwayat hipertensi
dan DM disangkal oleh pasien. Orang tua menderita keluhan yang sama disangkal, namun kakek
pasien diakui memiliki riwayat serupa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat asma : Diakui
Riwayat alergi obat : Disangkal
Riwayat mondok : Disangkal
Riwayat alergi : Diakui
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : Diakui
Riwayat Diabetes Melitus : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat alergi obat : Disangkal
Riwayat alergi : Diakui
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
c) Kepala
Kesadaran : Compos Mentis 1. Kulit : Tidak ada kelainanl
Kesan sakit : Tampak sakit sedang 2. Mata : conjuctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor
3. Telinga : Sekret -/-, serumen +/+, nyeri tekan tragus -/-
Tinggi badan : 155cm 4. Hidung : normal, nafas cuping hidung -/-
5. Mulut : Tidak sianosis, tonsil T1/T1
Berat badan : 54 kg
BMI : 22,5
d) Thorax
b) Tanda-tanda Vital - Pulmo
Tekanan darah : 140/90 Inspeksi : Pergerakan hemithorax kiri = kanan, retraksi intercostal (-)
Palpasi : Chest expantion kiri = kanan, Taktil Fremitus kiri = kanan
Nadi : 98x/mnt, reguler, equal, isi cukup Perkusi : Paru kanan dan kiri hipersonor
Pernafasan : 26x/mnt Auskultasi : VR hemithorax kanan = kiri. Ronkhi +/+, Wheezing +/+
- Cor
Suhu : 36,8°C Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, tidak kuat angkat.
SpO2 : 85% room air
Perkusi : batas kanan sulit dinilai, batas kiri sulit dinilai, batas atas sulit
dinilai
Auskultasi : S1, S2 reguler, S3, S4, (-), murmur(-)
Pemeriksaan Fisik
e) Abdomen
Inspeksi : Datar, lembut
Palpasi : Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba
Perkusi : Ruang traube kosong, Pekak Samping (-)
Auskultasi : BU normal
f) Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-), capillary refill<2", Oedema (-)
Refleks Patologis -/-
Refleks Fisiologis +/+
Kekuatan otot :
Lengan : 5/5
Kaki : 5/5
Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin : 14,0 Hitung Jenis Leukosit
Hematokritt : 45
Leukosit : 5.500 Basofil :0
Trombosit : 243.000 Eosinofil : 12
Eritrosit : 5,0 Neutrofil Batang :0
Neutrofil segmen : 61
Kimia Klinik
Limfosit : 21
GDS : 114 Monosit :2
Limfosit absolut : 1220
N/L Ratio : 2,90
Rontgen Thorax
- Corakan brochovascular kesan
bertambah
- Kedua hilus kesan normal
- Cor: ukuran kesan tidak membesar,
aorta normal
- Kedua sinus dan diafragma kesan baik
- Tulang-tulan intak
- Kesan : Gambaran bronchitis
Diagnosis
Diagnosis Banding
a) Asma Bronkial eksaserbasi akut
b) Bronchitis akut
c) PPOK
Diagnosis Kerja
Asma Bronkial eksaserbasi akut + Bronkitis Akut
Tatalaksana
- O2 7 Lpm
- Nebu combivent + flexotid /8jam
- Infus RL 1000cc /24 jam
- Ceftriaxone 1 x 2gr dalam D5% 100cc
- Vectrin
- Omeprazole 40mg IV
Prognosis
Quo ad Fuctionam : dubia Ad bonam
Quo ad Vitam : Ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia Ad bonam
Preseptor: Hendarsyah Suryadinata, Dr., SpPD-
KP
Faktor lingkungan:
🢝Mempengaruhi berkembangnya asma pada
individu dengan predisposisi asma
🢝Mencetuskan eksaserbasi dan atau
menyebabkan gejala-gejala asma menetap
FENOTIPE ASMA
Berdasarkan karakteristik klinis dan/atau • Adult-onset (late onset) asthma :
patofisiologis • Terutama pada perempuan dewasa
Allergic asthma : • Non allergic
🢝sering muncul saat anak-anak • Biasanya butuh dosis ICS lebih besar, relatif
🢝berhubungan dengan riwayat penyakit dahulu refrakter thd kortikosteroid
dan/atau riwayat keluarga : eksim, rinitis alergi, • Harus exclude asma okupasional ( akibat
alergi makanan, alergi obat eksposur di pekerjaan)
🢝pemeriksaan sputum : inflamasi eosinofilik
• Asthma with persistent airflow limitation
🢝respon baik terhadap ICS
• Terjadi pada beberapa pasien yang menderita
Non allergic asthma asma dalam jangka waktu lama
🢝Sputum : neutrophilic, eosinophilic, atau • Persisten atau reversibel inkomplit
paucigranulocytic • Akibat airway wall remodeling
🢝Less short term response to ICS
• Asthma with obesity
• Pada pasien obese dengan asma gejalanya
respiratori biasanya menonjol
• Inflamasi saluran napas eosinofilik minimal
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI BERDASAR
DERAJAT KENDALI
Pathogenesis
PATOFISIOLOGI
Asthma 🡪 airway obstruction >> 🡪
🢝Usaha pasien untuk ekspirasi meningkat 🡪 sesak napas dan chest tightness
🢝Saluran pernapasan sempit 🡪 turbulent airflow 🡪 terdengar wheezing pada auskultasi saat pasien
ekspirasi
🢝Hypoxemia 🡪
🢝peningkatan HR untuk meningkatkan perfusi ke jaringan 🡪 takikardia
🢝Kompensasi RR 🡪 takipneu
Proses inflamasi kronik pada asma akan
menimbulkan kerusakan jaringan dan
diikuti oleh proses penyembuhan 🡪
regenerasi/perbaikan jaringan yang rusak
dengan jenis sel parenkim yang sama 🡪
skar 🡪 perubahan struktur 🡪 airway
remodelling
DIAGNOSIS
Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : pasien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hidung, napas cepat, retraksi
sela iga, retraksi epigastrum, retraksi suprasternal), sianosis
Palpasi : biasanya tidak ada kelainan yang nyata (pada serangan yang berat dapat
terjadi pulpus paradoksus) 🡪 (penurunan tekanan darah sistolik yang berlebihan
selama inspirasi hingga >10 mmHg)
Perkusi : biasanya tidak ada kelainan yang nyata
Auskultasi : ekspirasi memanjang, wheezing, suara lendir
PEMERIKSAAN PENUNJANG
🢝Tes Faal Paru digunakan untuk menilai
obstruksi jalan napas, reversibiliti kelainan faal
paru, variabilitas faal paru. Parameter dan
metode tes faal paru yang dapat digunakan:
🢝Spirometri
🢝Arus puncak ekspirasi (APE)
🢝Uji Provokasi Bronkus
🢝Pengukuran Status Alergi
Spirometer
1. Pasien dengan gejala batuk yang tidak produktif (Cough variant asthma) Asma ini
dapat didiagnosis dengan adanya eusinophilic bronchitis tapi spirometrinya normal
2. Occupational asthma. Tanyakan pada pasien apakah gejala akan muncul saat sedang
bekerja dan membaik setelah selesai bekerja.
3. Wanita hamil Dalam mendiagnosis tidak boleh melakukan bronchial provocation test
atau melakukan step down controller treatment
4. Geriatri. Biasanya undiagnosed. Harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
cermat. Lakukan juga EKG, Chest X-ray, echocardiography, dan BNP
5. Perokok dan mantan perokok 🡪 Karena overlap dengan COPD.
6. Pasien obesitas 🡪 Sesak karena obesitas bisa dibedakan dengan asma --> variable airflow
limitation.
32
DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis kronik
Emfisema paru
🢝Sesak
🢝Pada emfisema paru 🡪 pada pemfis ditemukan dada kembung, peranjakan napas terbatas, hipersonor,
pekak hati menurun dan suara sangat melemah
Emboli paru
KOMPLIKASI
Pneumothoraks
Pneumomediastinum
Atelektasis
Gagal napas
Bronkhitis
TATALAKSANA
ASMA
PRINSIP UMUM
Tujuan jangka Panjang:
🢝Mengurangi risiko
🢝Mengontrol gejala
Target pengobatan:
🢝Mengurangi gangguan terhadap pasien dan mortalitas
🢝Menurunkan risiko terhadap eksaserbasi, kegagalan jalan napas, dan efek samping obat
Hubungan dokter-pasien:
🢝Partnership
🢝Komunikasi yang baik
🢝health literacy pasien
Symptoms
Exacerbations
Side-effects
Patient satisfaction
Lung function
Asthma medications
Non-pharmacological strategies
Treat modifiable risk factors and
comorbidities
Derajat asma Gejala Gejala malam Fungsi Faal Paru
Intermiten - Gejala <1x/minggu ≤2x/bulan VEP atau APE >80%
- Gejala selain eksaserbasi tidak prediksi
ada Variabilitas VEP atau APE
- Eksaserbasi ringan <20%
Persisten ringan - Gejala 1x/bulan hingga >2x/bulan VEP atau APE ≥80%
1x/minggu prediksi
- Eksaserbasi mengganggu Variabilitas VEP atau APE
aktivitas 20-30%
Persisten sedang - Gejala setiap hari >1x/minggu VEP atau APE 60-80%
- Eksaserbasi mengganggu prediksi
aktivitas Variabilitas VEP atau APE
- Butuh reliever setiap hari >30%
Persisten berat - Gejala setiap hari Sering VEP atau APE ≤60%
- Eksaserbasi sering dan prediksi
mengganggu aktivitas Variabilitas VEP atau APE
- Aktivitas fisik terbatas >30%
LOW, MEDIUM, AND HIGH DISE
INHALED CORTICOSTEROIDS
Adults and adolescents (≥12 years old)
Inhaled corticosteroid Total daily dose (mcg)
Low Medium High
Beclometasone dipropionate (CFC) 200–500 >500–1000 >1000
Beclometasone dipropionate (HFA) 100–200 >200–400 >400
Budesonide (DPI) 200–400 >400–800 >800
Ciclesonide (HFA) 80–160 >160–320 >320
Fluticasone furoate (DPI) 100 n.a. 200
Fluticasone propionate (DPI or HFA) 100–250 >250–500 >500
Mometasone furoate 110–220 >220–440 >440
Triamcinolone acetonide 400–1000 >1000–2000 >2000