Anda di halaman 1dari 21

Teori Kritis dalam Hubungan

Internasional
Disusun oleh :
Faatihah Salsabilia Sya’bana
Linda Dwi Hardianti
Lusiana Kartika Basuki
Meylanda Faradilla Brestian
Rafli Ragil Wijaya Syahputra
Sejarah Perkembangan Teori Kritis
• Asal mula perkembangan studi Hubungan Internasional dapat ditelusuri pada masa pra modern,
Karya sejarawan Yunani Kuno, Thucdides (460 BC - 400 BC), the History of the peloponnesian war, dan karya Sun
Tzu, The art of War (512 BC) merupakan contoh klasik dan kajian studi HI pada zaman Pra Modern
• Pada perkembanganya dibenua eropa (setelah Perjanjan Westphalia 1648) terdapat pemisahan gereja (Agama)
dengan politik (memberikan hak warga negara) (Nation State)
• Perkembangan hubungan Internasional di Britania Raya pada tahun 1900 menjadikannya sebagai sub kajian
ilmu sosial yang lebih tua, kajian ilmu hukum dan ilmu filsafat. Pada tahun 1919 Alfred Zimmen diangkat
menjadi guru besar Universitas Wales di abberyswyth (menjadi salah satu konseptor liga bangsa bangsa) karena
itu kajian Hubungan Internasional dikenal di dunia
• Pada masa menjelang perang dunia ke dua para pemikir Hubungan Internasional di Amerika merasa gundah
dengan kegagalan liga bangsa bangsa dalam menegakkan perdamaian karena dibuat dengan asumsi
idealism/liberalism yang meyakini bahwa hakikat manusia kooperatif (bisa diajak Kerjasama)
• Kegundahan itulah mendasarkan menciptakan prespektif baru (Realisme Klasik) yang mendasarkan pandagan
filosofis Thomas Hobbes dan Niccolo Machiaveli yang menyatakan hakikat manusia pada dasarnya egoistik dan
agresif
Sejarah Perkembangan Teori Kritis
• Pada tahun 1970 an terjadi kegalauan baru di kalangan pemuka Hubungan Internasional di Amerika Serikat
mereka merasa bahwa metode Tradisional yang mengandalkan penelusuran sejarah dirasakan kurang
alamiah dan memiiki daya ekplanasi dan daya prediksi sangat rendah
• Pada tahun 1979 Kenneth N Waltz melalui bukunya Theory of International Politics mencoba membuat ilmu
Hubungan Internasional leih saintifik dengan cara membangun metode sebagai bahan acuan Ilmu Hubungan
Internasional.

Penelitian Riset Hubungan Dalam situasi Tindakan negara Perdamaian


Hubungan Internasional anarkis, negara dapat diprediksi dapat tercipta
Internasional harus merupakan harus dengan melihat apaila terdapat
menemukan dan sarana untuk mengupayakan pada kekuatan kesinambungan
mengukur menguji teori keberlangsungan nasionalnya kekuasaan
hubungan antar hidupnya melalui
variabel sebagai pembangunan
imu ekonomi kekuatan militer
melakukanya
dengan baik
I

Kajian Teori Kritis


Internasional
Teoritisi Kritis HI yang terkenal adalah Robert Cox (1981; 1996) dan Andrew Linklater (1990;
1996). Teoritisi Kritis menolak tiga postulat dasar positivisme, yaitu: realitas eksternal objektif,
perbedaan subyek dan obyek, dan ilmu sosial bebas nilai. Menurut Teoritisi Kritis, tidak ada politik
dunia atau ekonomi global yang berjalan sesuai dengan hukum sosial yang kekal. Segala suatu
yang sosial, termasuk hubungan internasional adalah historis. Dunia sosial merupakan konstruksi
waktu dan tempat dimana sistem internasional merupakan konstruksi khusus dari negara-negara
yang paling kuat. Sejak politik dunia dikonstruksikan dan bukan ditemukan, maka tidak ada
perbedaan mendasar antara subyek (analis) dan obyek (fokus analisis).

II
III
IV
V
I

Semua teori mempunyai perspektif dan itu tergantung


Bagi teoritisi kritis, pengetahuan tidak dapat netral pada posisi ruang dan waktu, khususnya dalam konteks
baik secara moral maupun secara politik atau sosial dan politik. Dunia dilihat dari perspektif yang
ideologi. Pengetahuan bersifat bias karena bisa didefinisikan dalam konteks bangsa atau kelas
dihasilkan dari perspektif sosial dari analis. sosial, peningkatan dan penurunan kekuasaan,
Pengetahuan membuka suatu kecenderungan sadar pengalaman lampau, serta harapan dan pengharapan
atau tidak sadar menuju kepentingan, nilai-nilai, masa depan. Tidak ada teori yang terpisah dari konteks
kelompok-kelompok, golongan-golongan, kelas- ruang dan waktu. Ketika sebuah teori
kelas, bangsa-bangsa tertentu dan seterusnya. Semua merepresentasikan dirinya, penting untuk mengujinya
Teori HI juga bias. Robert Cox (1981) menyatakan sebagai ideologinya dan mengungkapkan perspektif
bahwa teori selalu bagi seseorang dan untuk tujuan terselubungnya (Robert Cox dalam Richard Little &
tertentu (theory is always for someone and some Smith, 2006).
purposes).

II
III
IV
V
I

Kemunculan Teori Kritis dalam Hubungan


Internasional menimbulkan kontroversi.
Muhadi Sugiono dalam bukunya Teori Kritis dalam Sugiono menjelaskan perkembangan awal
Hubungan Internasional (2009: 159) menjelaskan perkembangan Teori Kritis sebagai salah
berkembangnya Teori Kritis telah mengubah secara satu pendekatan reflektifis dalam kategori
signifikan Disiplin HI dan obyek studinya, yaitu politik Robert Keohane. Dijelaskan bagaimana
global. Sementara mahasiswa HI pada tahun-tahun sebelum terdapat perbedaan stand point di antara
tahun 1990-an selalu diajarkan untuk melihat hubungan pemikir-pemikir Teori Kritis dari Robert
internasional sebagai hubungan politik antar negara dan Keohane dan John Mearsheimer yang
dituntut untuk mempelajarinya dengan standar keilmuan berpegang pada sifat refleksionis pada
alam, yaitu hanya memperhatikan fakta dan kepastian, Teori Kritis, Ted Hopf dengan sifat
sementara Teori Kritis tidak sekedar menghadirkan isu-isu konstruktivis pada Teori Kritis, Jurgen
baru dalam hubungan internasional tetapi juga membuka Habermas pada masalah anti rasionalitas,
ruang untuk mempelajari hubungan internasional tanpa hingga Gramsci pada masalah ekonomi
mengabaikan nilai, moral, opini atau aspirasi. politik.

II
III
IV
V
I

Perkembangan teoritis dalam Disiplin Ilmu HI seringkali digambarkan melalui


Perdebatan Besar yang saat ini memasuki tahap ketiga. Tidak dapat dipungkiri,
bahwa Teori Kritis memberikan kontribusi yang signifikan dalam disiplin HI.
Kontribusi ini tidak hanya dilihat dari bertambahnya ‘menu teoritis’ dalam HI tetapi
juga maraknya reaksi negatif yang menentang teori ini melalui berbagai aspek.
Tetapi, reaksi, oposisi dan kritik terhadap teori ini menyebabkan munculnya
Perdebatan Ketiga dan menjadikan disiplin Ilmu HI lebih dinamis. Berkembangnya
Teori Kritis telah mendobrak dominasi tiga wacana besar dalam Studi HI yaitu:
Metodologi Positivis, Realisme, dan Marxisme atau Neo Marxisme. Pada saat yang
bersamaan, Teori Kritis juga membuka ruang bagi pemikiran-pemikiran normatif
dalam Studi HI dan mendorong minat Ilmuwan HI untuk memberikan perhatian
pada teoriteori politik dan sejarah pemikiran internasional.

II
III
IV
V
I
II
Orientasi Teori Kritis Studi
Hubungan Internasional

Teori kritis dalam Hubungan Internasional memiliki


perbedaan karateristik dari teori tradisional yaitu penolakan
terhadap sifat ilmu yang merupakan bebas nilai, mendukung
adanya uji tujuan dan fungsi dari teori tertentu, menempatkan
orientasi dari konteks sosial dalam sebuah situasi yang telah
ditentukan, serta juga memberikan memberikan dukungan
terhadap pembebasan atau emansipasi (Devetak, 2005). Teori
kritis ini mengkritisi tentang asumsi yang ada pada perspektif
tradisional.

III
IV
V
I
II

Contohya perspektif realisme yang mempercayai bahwa manusia


memiliki sisi buruk dibalik sisi baiknya, hal ini biasa disebut dengan
human nature. Dari contoh tersebut, teori kritis beranggapan bahwa
human nature bukanlah sifat manusia yang bersifat kekal atau dapat
dikatakan bahwa sifat manusia dapat berubah-ubah sesuai dengan
situasi dan keadaan tertentu. Studi Hubungan Internasional harus
selalu berorientasi dengan emansipasi politik. Teori kritis dalam
Hubungan Internasional lebih menekankan kepada analisa sosial dari
struktur non-state yang tidak akurat. Seperti contohnya power
structure yang dimiliki oleh suatu negara cenderung disalah gunakan
untuk menguasai atau menghegemon negara lain (Wardhani, 2015).

III
IV
V
I
II

Teori kritis pada dasarnya dapat Teori kritis membawa perubahan besar terhadap
berfungsi sebagai pembebas studi hubungan internasional. Teori ini lahir
pemikiran suatu individu dari pengkritis atau teori yang memiliki tugas untuk
keterbelakangan dan mindset yang mengkritik teori-teori yang telah ada sebelumnya.
salah. Teori kritis ini menuntut setiap Teori ini berusaha untuk membebaskan pikiran
individu untuk selalu bersikap kritis setiap individu untuk selalu mempertanyakan
dan selalu mempertanyakan kembali kebenaran dari suatu hal yang dikatakan mutlak
akan kebenaran suatu isu, fenomena, kebenarannya. Dalam Hubungan Internasional,
bahkan semua hal yang ada didunia teori kritis ini berusaha membebaskan pola pikir
ini perlu dipertanyakan dan itu para penstudi Hubungan Internasional dari
merupakan hal yang wajar dalam teori keterikatan teori tradisional.
kritis.

III
IV
V
I II III

Kontribusi Toeri Kritis Terhadap


Perkembangan Studi Hubungan
Internasional di Indonesia

Adanya perbedaan pandangan tentang posisi Teori Kritis dalam perkembangan


studi HI di Indonesia, baik yang mendukung serta melihat pentingnya kontribusi
teori ini atau meragukan dengan berasumsi bahwa teori ini tidak banyak dan
bahkan tidak memberi sebuah solusi, hanya sekedar menentang kemapanan
teori-teori tradisional atau klasik, dan sebagainya. Teori ini dapat mempengaruhi
studi HI secara umum. Adanya kontribusi teori ini dapat dilihat dalam 3 hal,
yakni perspektif atau teori, epistemologi atau metodologi, serta praktis atau
penerapannya dalam HI.

IV
V
I II III
Kontribusi Toeri Kritis Terhadap Perkembangan
Studi Hubungan Internasional di Indonesia
• Teori kritis adalah teori pertama yang termasuk kedalam kelompok pospositivist yang menentang teori yang mapan.
Terdapat faktor yang membantu untuk menjelaskan perkembangan tersebut.

• Pertama, perang dingin mengubah agenda internasional dalam hal-hal mendasar.

• Kedua, semakin meningkatnya jumlah penstudi HI yang menunjukkan ketidakpuasan melalui pendekatan perang dingin
yang dominan dalam HI yaitu neorealisme Kenneth Waltz. Pada tahun 1980-an, studi HI mengalami perdebatan
epistemologi dan ontologi yang memunculkan perdebatan antara metodologi positivisme dan pos positivisme.

• Metode positivisme berpegang pada asumsi bahwa pengetahuan termasuk HI harus bebas nilai dan obyektif.
Sedangkan, menurut kelompok pos positivisme bahwa pengetahuan tidak bebas nilai dan tidak obyektif. Teori kritis
(post positivist) yang menekankan cara berpikir bahwa pengetahuan akan nilai-nilai sosial dan politik yang ada di
sekelilingnya.

IV
V
I II III

Kontribusi Toeri Kritis Terhadap Perkembangan Studi


Hubungan Internasional di Indonesia

Teori HI dalam tradisi berpikir teori kritis dikondisikan oleh


Terdapat dua hal penting sehubungan dengan hubungan
pengaruh sosial, budaya, dan ideologi. Salah satu tugas teori
teori HI dengan pengaruh politik.
Pertama, pertimbangan masalah epistemologi dengan kritis adalah mengungkap efek dan kondisi terhadap
menjelaskan perbedaan antara konsepsi teori tradisional
pembentukan teori yang dilakukan. Penerapan teori kritis dalam
dan kritis yang dibuat Max Horkheimer muncul dalam HI.
Kedua, elaborasi hubungan antara Teori Kritis dan teori pengembangan studi HI baik secara umum di dunia maupun di
emansipasi.
Indonesia tidak berbeda. Pada dasarnya, keberadaan teori kritis
Dua hal tersebut dapat menjelaskan peran kepentingan
politik dalam proses pembentukan pengetahuan. membongkar dominasi konsep negara dan politik kekuasaan
dalam HI.

IV
V
I II III IV

Kontribusi Toeri Kritis Terhadap Perkembangan Studi


Hubungan Internasional di Indonesia
Menurut teori kritis, HI tidak terbatas pada suatu pengujian negara dan sistem negara, tetapi memfokuskan lebih luas pada kekuatan
dan dominasi di dunia secara umum. Pada prakteknya, teori kritis baik disadari atau tidak telah menyuarakan agenda (isu) yang selama
ini terpendam atau tidak diperhatikan oleh pendekatan-pendekatan tradisional atau klasik dengan metode berpikir yang positivis.
Meskipun ide tentang negara dan sistem negara tidak ditinggalkan, isu-isu atau agenda-agenda yang didiskusikan dalam HI lebih
meluas melebihi masalah tersebut. Isu seperti perempuan, kesehatan, kemiskinan, lingkungan, HAM, demokrasi, dan lain-lain muncul
menyertai perkembangan studi HI. Meskipun perluasan ide dan isu yang muncul dalam studi HI menjadi sumbangan penting dari
kemunculan pendekatan alternatif. Salah satunya adalah teori kritis. Banyak yang tidak menyadari bahwa perkembangan ini adalah
kontribusi pendekatan alternatif. Banyak pula yang beranggapan ini merupakan fenomena yang sudah waktunya untuk dibicarakan
atau sudah menjadi sesuatu yang lumrah untuk dibicarakan atau common sense.

V
I II III IV

Pengaruh terhadap Perkembangan Studi Hubungan Internasional


di Indonesia

Dilihat dari posisi dan kontribusinya dalam perkembangan studi HI di Indonesia, Teori Kritis jelas memiliki
pengaruh yang besar. Memberikan kemungkinan banyaknya agenda-agenda yang dibicarakan dan dilaksanakan
dalam lingkup HI merupakan sebuah bukti pengaruh keberadaan teori ini di Indonesia. Jika dillihat dari
perkembangan yang terjadi memperlihatkan bahwa ada kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan studi HI global dan kebutuhan pasar yang juga berkembang sesuai dengan tuntutan jaman.

V
I II III IV

Adanya pendekatan-pendekatan dalam praktek hubungan diplomatik juga mengalami pergeseran aktor. Jika pada
masa perang, hubungan antar negara dilihat dari sudut pandang negara, maka pasca Perang Dingin, aktor dalam
hubungan antar negara bervariasi sehingga muncul konsep diplomasi multi jalur (multi track diplomacy) yang
menekankan banyak aktor selain negara, seperti tenaga-tenaga ahli seperti ulama, staf pengajar, ahli medis dan
lain-lain. Kemudian muncul intervensi kemanusiaan dan bantuan kemanusiaan dalam praktek-praktek HI yang
menjadi bukti bahwa ada masalah-masalah kemanusiaan yang muncul berbarengan dengan pendekatan negara
dalam penyelesaian konflik dan penanggulangan bencana yang terjadi dalam suatu negara.
.

V
I II III IV

Dari sudut pandang ini bisa dilihat bahwa pendapat yang menyatakan bahwa munculnya isu-isu atau agenda-
agenda baru dalam HI merupakan hal yang biasa dan tidak berhubungan dengan munculnya pendekatan-
pendekatan alternatif termasuk Teori Kritis bisa dipatahkan. Meskipun kebanyakan penstudi HI memahami
dengan baik perkembangan isu-isu baru dan kontemporer dalam HI, masih sedikit atau bahkan tidak menyadari
bahwa pendekatan ini datangnya dari pemikiran-pemikiran kritis yang menyuarakan agenda-agenda yang harus
disuarakan dalam HI, namun hal ini tidak bisa menjadi pembenaran bahwa Teori Kritis tidak memiliki kontribusi
dalam perkembangan studi HI di Indonesia, baik dari sisi teoritis, metodolgi maupun praktis. Sehingga
ketidaktahuan dan ketidakmampuan inilah tidak bisa menjadikan HI sebagai alasan untuk menutupi kontribusi
dan pengaruh kemunculan Teori Kritis dalam perkembangan studi HI di Indonesia maupun didunia.
.

V
I II III IV V

P o s i s i Te o r i K r i t i s S t u d i
Hubungan Internasional di
Indonesia

Teori Kritis membentuk bagian inti pemikiran yang lebih luar (wilayah
pospositivisme) berupaya untuk menantang asumsi metateoritis dari
pemikiran Hubungan Internasional tradisional dan berusaha
mengartikulasikan dan mengoperasionalkan prinsip-prinsip dan
persepsi-persepsi yang berbeda (Jones, 2001).
I II III IV V

P o s i s i Te o r i K r i t i s S t u d i H u b u n g a n
Internasional di Indonesia

Kemunculan Teori Kritis di Indonesia sendiri baru terlihat pada akhir tahun 1990 an sampai awal
tahun 2000-an ketika materi reflektivis yang salah satunya adalah teori kritis dimasukkan dalam
bahasan teori-teori Hubungan Internasional/ teori politik internasional di universitas-universitas di
Indonesia. Namun,masih dominannya pendekatan tradisional yang berpusat pada negara
menyebabkan Teori Kritis dikenal sebatas referensi teori.

Sejak kemunculannya di Indonesia, Teori Kritis tidak memiliki posisi yang menguntungkan jika
dibanding dengan teori-teori tradisional karena kebutuhan negara dan permasalahan yang
dihadapinya lebih berorientasi pada pendekatan negara.
Masih sedikit universitas yang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran kritis dan beralih pada
pendekatan non-state. Padahal di Indonesia pendekatan-pendekatan tradisional ini tidak selalu
bisa menjawab permasalahan yang dihadapi oleh bangsa.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai