Anda di halaman 1dari 30

Rupture

Perineum

Desi Pramita Sari.,


SST., M. Kes
Anatomi Perineum
• Daerah perineum terletak diantara vagina dan
rectum
• Sebagian besar dibentuk oleh musculus
bulbokavernosa dan musculus
transversus perinea, Musculus
puborektalis dan spinchter ani externa
memberikan serabut otot tambahan pada
daerah perineum.
Definisi
• Rupture perineum adalah robekan yang
terjadi pada saat bayi lahir baik secara
spontan maupun dengan menggunakan alat
atau tindakan.

• Robekan perineum umumnya terjadi pada garis


tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin
lahir terlalu
cepat. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
primipara dan
tidak jarang pada persalinan berikutnya
Predisposisi
Faktor Ibu
 Primigravida
 Pintu panggul yang sempit
 Umur ibu > 35 tahun atau < 20 tahun Faktor Janin

• Kepala dan Janin besar


• Makrosomia
• Faktor Penolong
Persalinan
Klasifikasi :
• Tingkat I : Laserasi epitel vagina atau laserasi pada
kulit perineum saja.

• Tingkat II : melibatkan kerusakan pada otot-otot


perineum, tetapi tidak melibatkan kerusakan
spinchter ani

• Tingkat III : kerusakan pada otot spinchter Ani

• Tingkat IV : Robekan stadium III disertai epitel anus


Tanda
• Kulit perineum mulai meregang dan tegang.
• Ketika darah mengalir dari liang vagina, ini
sering megindikasikan terjadinya robekan
mukosa vagina.
• Kulit perineum nampak pucat dan
mengkilap.
• Bila kulit perineum pada garis tengah mulai
robek
• Ruptur perineum dapat terjadi secara
spontan maupun dengan episiotomi
• Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada
perineum yang menyebabkan terpotongnya
selaput lendir vagina, cincin selaput dara
vagina, jaringan pada septum rektivaginal,
otot-otot dan perineum dan kulit sebelah
depan perineum.
Indikasi Episiotomi
• Indikasi janin
• Sewaktu melahirkan janin prematur.
Bertujuan untuk mencegah terjadinya
trauma yang berlebihan pada kepala
janin.
• Sewaktu melahirkan janin letak sungsang,
melahirkan janin dengan cunam, ekstraksi
vakum, dan janin besar.
• Indikasi ibu
• Apabila terjadi peregangan perineum yang
berlebihan sehingga ditakutkan akan terjadi
robekan perineum, dimana sangat rentan
pada primipara, persalinan sungsang,
persalinan dengan cunam, ekstraksi vakum,
dan anak besar.
Jenis Episiotomi

• Episiotomi
Medialis
• Episiotomi
mediolateralis
• Episiotomi
Lateralis
Prinsip dalam menangani ruptur perineum :
• Memeriksa perdarahan tersebut berasal dari
retensio plasenta atau plasenta lahir tidak
lengkap.
• Bila plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi uterus baik, dapat dipastikan
bahwa perdarahan tersebut berasal dari
perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya
dilakukan penjahitan.
Prinsip jahitan pada robekan
perineum
• Reparasi mula-mula dari titik pangkal
robekan sebelah dalam/proksimal ke arah
luar/distal. Jahitan dilakukan lapis demi lapis,
dari lapis dalam kemudian lapis luar.
• Robekan perineum tingkat I : tidak perlu
dijahit jika tidak ada perdarahan namun jika
terjadi perdarahan segera dijahit dengan
menggunakan benang catgut
Robekan tingkat II
• Jika ditemukan robekan tidak rata atau bergerigi harus
diratakan terlebih dahulu sebelum dilakukan
penjahitan.
• Pertama otot dijahit dengan catgut kemudian selaput
lendir. Vagina dijahit dengan catgut secara terputus-
putus.
• Penjahitan mukosa vagina dimulai dari puncak
robekan. Kulit perineum dijahit dengan benang
catgut secara jelujur.
Robekan tingkat III
• Robekan perineum tingkat III : penjahitan
yang pertama pada dinding depan rektum
yang robek,
• Kemudian fasia perirektal dan fasia septum
rektovaginal dijahit dengan catgut kromik
sehingga bertemu kembali.
Robekan Tingkat IV
• Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah
karena robekan diklem dengan klem pean
lurus,
• kemudian dijahit antara 2-3 jahitan catgut
kromik sehingga bertemu kembali.
• Selanjutnya robekan dijahit lapis demi
lapis seperti menjahit robekan perineum
tingkat I.
Komplikasi
• Perdarahan
• Perdarahan pada ruptur perineum dapat
menjadi hebat khususnya pada ruptur
perineum derajat II dan III
• Infeksi
• Karena dekat dengan anus, laserasi
perineum dapat dengan mudah
terkontaminasi feses
• Disparenia
• Jaringan parut yang
terbentuk sesudah
laserasi perineum
dapat menyebabkan
nyeri selama
berhubungan seksual.
Perawatan Luka Perineum
 Mengatasi nyeri dan pencegahan
infeksi sehingga penyembuhan
berjalan dengan sempurna

 Perawatan harus bisa dilakukan


mandiri oleh pasien di rumah
Penyembuhan Luka

 Fase Substrat
(Inflamasi Atau Eksudatif) 4 Hari
 Penyembuhan Proliferatif
(Kolagen, Fibroblastik) 42 – 60
Hari
 Penyembuhan Remodelling
(Maturasi) > 9 Bulan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
penyembuhan luka

 Suplai aliran darah


 Infeksi
 Penyakit yang diderita
 Obat-obatan
 Teknik dan benang jahitan
 Kebersihan
Perawatan Perineum

 Cuci tangan ibu sebelum & setelah


 Harus dimulai sesegera
BAK/BAB.
mungkin setelah  Gunakan larutan antiseptik dg air
lahir hangat utk membersihkan
 Luka harus dijaga tetap perineum setelah buang air.
bersih dan kering,  Alirkan air dr depan ke belakang
terutama setelah BAK dan dan keringkan perineum dg handuk
bersih.
BAB
 Ganti pembalut setiap setelah
 Pemakaian tampon tidak
buang air dan gunakan milik
dianjurkan sendiri utk mencegah kontaminasi
 Pakaian dalam diganti silang.

setiap hari atau jika basah.
Lanjutan…
 Bantu latihan daerah vagina (Kegel exercises), yg
dpt mendukung daerah perineum dan memperkuat
tonus otot dasar panggul yg terluka.
 Evaluasi efektivitas analgesia tiap 15’ hingga nyeri
berkurang/hilang, jika dlm 30’ tdk hilang :
nonpharmacologic (pengalihan perhatian, panas,
dan shower dingin / hangat).
 Nyeri dan pembengkakan periurethral
menyebabkan ibu tdk BAK shg perlu kateterisasi.
 jika ibu mengeluh nyeri perineal hebat langkah
penting pertama adalah periksa ulang daerah
perineum
Lanjutan…
 Konsumsi makanan berprotein tinggi agar luka
cepat sembuh, misalnya telur, ikan, ayam, daging,
tahu dan tempe.  Selain itu konsumsi makanan
berserat untuk melunakkan feses agar terhindar
dari konstipasi yang menyulitkan BAB.
 Hindari Kompres, rendam atau menguapi luka
dengan apa pun karena akan membuat pembuluh
darah melebar dan penyembuhan luka lebih lama.
 Lakukan senam nifas.

Anda mungkin juga menyukai