Anda di halaman 1dari 12

TETANUS

Disusun Oleh :
SASKIA NAOMI S S (181000226)
CHAIRUNNAS AR RONI (181000266)
NURUL RIZKY
(181000268)
INTAN MEIJURI D
(181000281)
PENGERTIAN TETANUS
Tetanus adalah kondisi kaku dan
tegang di seluruh tubuh akibat
infeksi kuman. Kaku dan tegang
seluruh tubuh ini terasa
menyakitkan dan dapat
menyebabkan kematian.

Gejala tetanus akan muncul


dalam 4-21 hari setelah
terinfeksi.
DISTRIBUSI KEJADIAN PENYAKIT
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, laporan kasus tetanus pada tahun 1994 di Indonesia berjumlah 3.843
kasus, dengan kasus terbanyak ditemukan di provinsi Jawa Timur yakni 1.229 kasus. Penelitian yang
dilakukan di RS Hasan Sadikin, Bandung antara tahun 1991-1995 menemukan 85 kasus tetanus. Sekitar
69,4% kasus disebabkan karena luka pada kaki. Angka mortalitas mencapai 25,6% dan dari semua pasien
tersebut tidak ada yang pernah mendapatkan imunisasi dasar. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun
2013 masih ada 49.000 bayi baru lahir yang meninggal akibat tetanus neonatorum.Jumlah kematian tersebut
menurun pada tahun 2015, yakni diperkirakan sekitar 56.743 kematian akibat tetanus. Di antaranya 19.937
adalah kematian pada neonatus dan 36.806 adalah kematian yang terjadi pada anak-anak dan dewasa. Dari
19.937 kematian akibat tetanus neonatorum tersebut sebagian besar masih terjadi di Asia Selatan (45%).
Penelitian dari data-data kasus tetanus pada beberapa rumah sakit di Afrika menunjukkan median case
fatality rate tetanus mencapai 44%. Beberapa penyebab utama tetanus yang ditemukan adalah luka pada kaki
dan sirkumsisi pada pria.
RESERVOIR TETANUS
Reservoir utama kuman ini (clastridium
tetani) adalah tanah yang mengandung
kotoran ternak sehingga resiko penyakit
ini di daerah peternakan sangat tinggi.
Spora kuman Clastridium Tetani yang
tahan kering dapat bertebaran dimana-
mana.
SIFAT-SIFAT AGENT
Disebabkan oleh kuman Clastridium Tetani sifat-sifat :
 Anaerob obligat, tdk dapat mentolerir adanya oksigen
 menghasilkan eksotoksin, yg disebut tetanolysin
 bergerak menggunakan flagela berputar
 Spora lebih besar dari selnya, terminal
 dpt ditemukan di tanah dan kotoran herbivor
CARA PENULARAN
Cara umum penularan tetanus antara lain:
 Luka yang terkontaminasi dengan air liur
atau kotoran
 Luka yang disebabkan oleh benda menusuk
kulit seperti paku, serpihan kaca, jarum
 Luka bakar
 Luka yang dipencet
 Cedera dengan jaringan yang mati
CARA PENULARAN TETANUS YANG JARANG, ANTARA LAIN:

 Prosedur operasi
 Luka dangkal (misalnya goresan)
 Gigitan serangga
 Penggunaan obat infus
 Suntikan ke otot
 Infeksi gigi
KERENTANAN
Sebelum memberikan profilaksis tetanus, perlu diketahui kategori luka yang rentan
terkena tetanus. Secara umum, luka selain luka minor yang bersih, dianggap sebagai
luka yang rentan terkena tetanus. Definisi luka bersih adalah luka yang bersifat non-
penetrating, dengan kerusakan jaringan minimal.
Contoh luka yang rentan terkena tetanus adalah sebagai berikut:
•Luka tusuk yang memiliki kecenderungan sudah terkontaminasi oleh lingkungan
yang mengandung spora tetanus, misalnya luka yang didapat pada saat berkebun
•Luka yang mengandung benda asing
•Luka terbuka maupun luka bakar yang disertai dengan sepsisDll
KEKEBALAN
Dengan mencegah terjadinya luka, merawat luka sebaik mungkin, dan
pemberian anti tetanus serum (ATS) dalam beberapa jam setelah terjadinya
luka, Hal ini akan memberikan kekebalan pasif, sehingga mencegah terjadinya
tetanus dan memperpanjang masa inkubasi. Pada umumnya diberikan dalam
dosis 1500 Unit melalui suntikan di otot pantat setelah dilakukan tes alergi
tidaknya di kulit. Masa inkubasi tetanus berkisar antara 3-21 hari sejak
inokulasi spora pada luka. Interval median dari kejadian luka dan timbulnya
gejala tetanus adalah 7 hari. Pada beberapa kasus gejala dapat timbul paling
cepat <2 hari dari kejadian luka.
CARA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN
 Imunisasi aktif
 Imunisasi pasif
 Perawatan tali pusat yang baik
 Pemberian toksoid tetanus pada ibu hamil 3 kali
berturut-turut pada trimester ke 3
 Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat
yang steril
 Perawatan luka (terutama pada luka tusuk, kotor
atau luka yang tercemar dengan spora etanus)
PENGAWASAN
Pengawasan tetanus yang harus diperhatikan adalah reaksi
anafilaktik berat seperti sesak napas, reaksi kulit berat yang
diawali dengan munculnya bintil-bintil pada kulit atau lesi pada
mukosa, hingga syok anafilaktik.Pasien harus diobservasi selama
minimal 20 menit setelah diberikan injeksi tetanus imunoglobulin
(TIG) secara intramuskular.  Selalu sediakan epinefrin dan
peralatan emergensi lainnya saat akan melakukan pemberian TIG
kepada pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai