Anda di halaman 1dari 23

Welcome

Pedoman Umum Ejaan Bahasa In-


doensia (PUEBI)

06081282025015 06081282025022 06081282025009 06081282025035


Cici M.Arman Robi’ah Al Yoni
Ratnanenci Putra K. Adawiyah Muslimin

Kelompok 2
Sejarah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pada tahu 1959, dirumuskan Ejaan Melayu-
Indonesia (Melindo). Namun, ejaan itu
tidak sempat diresmikan oleh pemerintah
Ejaan di Indonesia diawali karena keadaan politik di Indonesia yang
dengan Ejaan Van sedang kacau.
Ophuijsen
1972
1901 1959
EYD beberapa kali men-
galami
penyempurnaan.

1947
berlakulah Ejaan yang Dis-
Ejaan Van Ophuijsen digan- empurnakan (EYD)
tikan dengan berdasarkan Keputusan Presi-
Ejaan Soewandi den No. 57.Tahun 1972.
Atau Republik
Sejarah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Menteri Menteri kemdikbud Anies Baswedan mene-
kemdikbud Republik Indonesia men- tapkan Peraturan Menteri
geluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 054a/U/1987 RI No. 50 Tahun 2015 tentang Pedo-
tentang man Umum Ejaan Bahasa
Pedoman Umum Ejaan Bahasa In- Indonesia.
donesia yang Disempurnakan 30-11-2015

1987 2015

2009
EYD resmi
Menteri Pendidikan digantikan dengan
Nasional juga mengeluarkan PUEBI
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2009
tentang “Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang
Disempurnakan
PEUBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonseia)

PUEBI" merupakan singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Menurut Ariyanti (2019:12), “PUEBI (Pedoman Umum
Indonesia. PUEBI merupakan sistem tata bahasa Indonesia, yang Ejaan Bahasa Indonesia) adalah penggambaran bunyi
dituangkan dalam Permen (peraturan menteri) Mendikbud (Menteri bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah
Pendidikan dan Kebudayaan) Nomor 50 tahun 2015 tentang Pedoman yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Sistem Penggunaan naskah PUEBI keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bisa dengan buku yang sudah diterbitkan baik oleh Kemendikbud bahasa tulis yang harus memperhatikan pemakaian
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) atau terbitan umum huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata”.
yang dijual di toko-toko buku. Dapat juga menggunakan PUEBI se- menurut Murtiani dkk (2018:9), “EBI (Ejaan Bahasa
cara online. Perubahan ini dilakukan sebagai dampak meluasnya Indonesia) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia
ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu penge- yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tahuan, dan seni. tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca”.

Dapat disimpulkan bahwa PUEBI (Pedoman Umum


Ejaan Bahasa Indonesia) adalah sistem yang mengatur
tentang ejaan yang menggantikan ejaan terdahulu yaitu
Apa Itu PUEBI? EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dengan
memperhatikan penggunaan huruf, penulisan kata, serta
pemakaian tanda baca.
PEMBAGIAN PUEBI
(Kurniasari, 2015:11-24). (Kurniasari, 2015:43).

Pembagian PUEBI (Pedoman Umum PUEBI membagi penggunaan tanda


Ejaan Bahasa Indonesia) terdiri dari baca yaitu terdiri dari tanda baca titik
pemakaian huruf, penulisan kata, dan (.), koma (,), titik koma(;), titik dua
pemakaian tanda baca. Pemakaian (:), tanda hubung (-), tanda pisah (--),
huruf diklasifikasikan menjadi tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda
delapan yaitu: Huruf abjad, huruf ellipsis (…), tanda petik(“…”), tanda
vokal, huruf konsonan, huruf diftong, petik tunggal (‘…’), tanda kurung
gabungan huruf konsonan, huruf ((…)), tanda kurung siku ([…]),
kapital, huruf miring, dan huruf tebal tanda garis miring (/), dan tanda
penyingkat atau apostrof (‘)
Ciri-Ciri PUEBI
Ciri khusus PUEBI pada Permendikbud Nomor 50 tahun 2015

Pada huruf vokal, untuk pengucapan Pada huruf konsonan terdapat catatan
(pelafalan) kata yang benar digunakan penggunaan huruf q dan x yang lebih rinci,
diakritik yang lebih rinci, yaitu (1) diakritik yaitu:
(é) dilafalkan [e] misalnya Anak-anak (1) huruf q dan x khusus digunakan untuk
bermain di teras (téras); (2) diakritik (è) nama diri dan keperluan ilmu;
dilafalkan [Ɛ] misalnya Kami menonton (2) huruf x pada posisi awal kata diucapkan
Pada huruf tebal terdapat pengurangan atu-
film seri (sèri); (3) diakritik (ê) dilafalkan [s].
ran sehingga hanya dua aturan, yaitu
[Ə] misalnya Pertandingan itu berakhir seri
menegaskan bagian tulisan yang sudah
(sêri).
ditulis miring dan menegaskan bagian
karangan seperti judul buku, bab, atau
subbab.
Pada huruf diftong terdapat tambahan yaitu Pada huruf kapital aturan penggunaan lebih
diftong ei misalnya pada akata eigendom, diringkas (pada PUEYD terdapat 16 aturan
geiser, dan survei. sedangkan pada PUEBI terdapat 13 aturan)
dengan disertai catatan
Perbedaan EYD dan PUEBI
Menurut Mulyadi (2017:7), perbedaan antara EYD dan PUEBI yaitu:

1. Huruf Abjad
EYD PUEBI

Huruf abjad ditulis dalam tiga kolom, yaitu Huruf abjad ini menjadi 4 kolom, yakni
huruf kapital, huruf kecil, dan nama. huruf kapital, huruf noncapital, nama,
dan pengucapan.
2. Huruf Vokal
EYD PUEBI

Hanya memberi contoh penambahan aksen (‘) Memperkuat penjelasan informasi pelafalan
pada kata yang ejaannya menimbulkan diakritik é (taling tertutup),
keraguan. è (taling terbuka), ê (pepet)
3. Huruf Konsonan
EYD PUEBI

Memberi contoh huruf konsonan k di akhir Menghapus contoh huruf konsonan k dan x di
(bapak) untuk melambangkan bunyi akhir. Menambah keterangan tambah-an
hamzah. mengenai huruf x di awal kata diucapkan [s].
Memberi contoh huruf konsonan x di akhir Empat konsonan (c, q, x, dan y) tidak
(sinar-X). digunakan di posisi akhir kata dasar.

4. Huruf Diftong

EYD PUEBI

Mencantumkan tiga huruf diftong, yaitu ai, Menambahkan huruf diftong menjadi empat,
au, dan oi. yaitu ai, au, oi, dan ei.
5. Huruf Kapital
EYD PUEBI

Mencantumkan kaidah penulisan huruf Menyederhanakan kaidah penulisan huruf


kapital sebanyak 16. kapital menjadi 13 dengan
pengelompokan yang lebih jelas.

6. Huruf Miring

EYD PUEBI

Memakai frasa bukan bahasa Indonesia. Menggunakan frasa bahasa daerah dan bahasa
asing. Memberi catatan bahwa nama diri
dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak
ditulis dalam huruf miring.
7. Huruf Tebal
EYD PUEBI

Mencantumkan tiga kaidah penulisan Hanya mencantumkan dua kaidah


huruf tebal. penulisan huruf tebal. Menambahkan
klausul bahwa
huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
8. Kata Sandang Si dan Sang
EYD PUEBI

Menuliskan bahwa huruf kapital Tidak berlaku penulisan huruf kapital untuk
digunakan untu awal kata si dan sang, awal si dan sang, jika sebagai unsur nama
jika diperlakukan sebagai unsur nama diri. Penulisan awal kapital kata si dan sang,
diri. khusus diperuntukan kepada kata sang yang
merupakan unsur nama Tuhan
(Sang Pencipta, Sang Hyang Widhi Wasa).
9. Tanda Titik Koma (;)

EYD PUEBI

Mencantumkan bahwa tanda titik koma (;) Menuliskan secara jelas bahwa tanda titik koma
digunakan untuk mengakhiri pernyataan (;) dipakai pada akhir perincian berupa klausa.
perincian dalam kalimat yang berupa frasa Sebelum rincian terakhir pada titik koma
atau kelompok kata. Sebelum perincian dibubuhi kata dan.
terakhir, tidak perlu menggunakan kata
dan.
10. Tanda Kurung ( (...) )
EYD PUEBI
Lebih condong kepada penulisan Mencatat kaidah bahwa tanda kurung ( (...) )
kepanjangannya terlebih dahulu, baru dipakai untuk mengapit keterangan atau
diikuti dengan singkatan dalam tanda penjelasan . Dengan demikian, kaidah tersebut
kurung. membenarkan penulisan kepanjangan diikuti
singkatan dalam tanda kurung atau singkatan
yang diikuti kepanjangnnya.
Penggunaan kaidah PUEBI di kalangan masyarakat Indonesia

Masyarakat Indonesia seringkali mengabaikan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan,
ketika pemerintah sudah mengesahkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
yang mengatur  penggunaan bahasa Indonesia secara tertulis, masyarakat
Indonesia masih seringkali mengabaikannya.
Beberapa kata dan kategori (termasuk ejaan) yang biasanya salah tulis jika merujuk kepada KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yaitu :

1. Apapun (partikel pun)

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Adapun


partikel pun ditulis bersambung dan serangkai dengan kata sebelumnya
hanya pada kata penghubung (konjungsi) seperti walau, meski,
bagaimana, dan ada.
2. Di sebagai preposisi dan Di sebagai prefiks penanda kata pasif
Misal ada kata dimana dan di tulis. Untuk penulisan yang benar adalah di mana dan ditulis.

a. Mana secara leksikal ada dalam kelas kata pronomina/kata ganti


bermakna kata ganti untuk menyatakan tempat, sedangkan tulis adalah
verba/kata kerja yang bermakna menulis. 

b. Di pada leksem mana punya kedudukan sebagai preposisi/kata depan,


sedangkan pada leksem tulis, di memiliki kedudukan sebagai prefiks
dari kata tulis yang berfungsi sebagai penanda kata kerja pasif.
3. Hapal atau Hafal?
Kesalahan ini lebih kepada penggunaan bentuk baku atau tidak baku, dan ini bisa membingungkan
kita yang tidak biasa membedakan bentuk baku dan nonbaku. Hafal adalah bentuk baku dan hapal
adalah bentuk nonbaku dari kata hafal.

4. Kreativitas atau Kreatifitas?


Kesalahan ini terjadi karena adanya kesalahan tafsir bahwa bentuk
kreativitas merupakan turunan dari bentuk kreatif. Kreativitas bukan
merupakan turunan dari kata kreatif karena bentuk -tas atau -itas tidak
termasuk dalam afiks, atau setidaknya belum untuk sekarang ini. Jadi kata
yang benar adalah kreativitas. Hati-hati juga dengan kesalahan sejenis.
Quiz
1. Kapan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) berlaku berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.Tahun 1972 ?
a. 18 September 1972 d. 16 Agustus 1972
b. 16 September 1972 e. 17 Agustus 1972
c. 10 September 1972

2. “PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagai -
nya) dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama
dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata”. Pernyataan
tersebut merupakan pernyataan menurut?
a. Murtiani dkk d. Drs. Mustakim, M.Hum.
b. Ariyanti e. Anies Baswedan
c. Mulyadi

3. Berdasarkan ketetapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor berapakah PEUBI dirilis
sebagai pengganti EYD?
a. No. 49 Tahun 2015 d. No. 49 Tahun 2016
b. No. 50 Tahun 2015 e. No. 51 Tahun 2016
c. No. 50 Tahun 2016
Quiz

4. EYD mencantumkan kaidah penulisan huruf capital sebanyak 16 kaidah, sedangkan PUEBI menyederhanakan
menjadi ...
a. 10 d. 13
b. 11 e. 14
c. 12

5. Pada ciri khusus PUEBI pada Permendikbud Nomor 50 tahun 2015 tentang penggunaan huruf q dan x. untuk kata
Xenon, x diucapakan sebagai ...
a. C d. q
b. X e. p
c. s
Pertanyaan
Penanya : Kristiana Kharina Fitriani (06081182025011)

Pada bagian perbedaan EYD dan PUEBI nomor 5 tentang huruf kapital, pada EYD terdapat 16 kaidah
penulisan huruf kapital, sedangkan pada PUEBI di sederhanakan menjadi 13 kaidah dan pengelompokannya
diperjelas. Dari 16 kaidah dari EYD, apakah ada kaidah yang dihilangkan atau digabung sehingga menjadi 13
kaidah? Dan dikatakan bahwa PUEBI pengelompokkannya lebih jelas ,apakah EYD itu tidak jelas atau
bagaimana?

Jawab : (Yoni Muslimin)


Pada perbedaan EYD dan PUEBI tentang huruf kapital terdapat 6 perbedaan yaitu :
1. Penambahan penjelasan unsur nama orang, yaitu yang termasuk julukan ditulis huruf kapital.
2. Penambahan penjelasan unsur nama orang yang bermakna "anak dari" seperti bin dan binti tidak ditulis dengan
huruf kapital.
3. Penambahan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama diri dan nama jenis.
4. Penambahan contoh gelar lokal, seperti K.H. Kiai haji, Hj. Hajah dll.
5. Penambahan penjelasan penulisan kata atau ungkapan lain yang digunakan sebagai penyapaan ditulis
dengan huruf kapital, misalnya, "Hai, kutu buku, sedang menulis apa?" H ini ditulis huruf kapital
6. Penghilangan klausul " huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan,
catatan, dan misalnya yang di dahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan
dengan pernyataan lengkap itu.
Maksud dari diperjelas disini bukan berarti EYD belum jelas, lahirnya PUEBI bertujuan untuk menyempurna-
kan aturan yang ada pada EYD dengan memberikan penambahan atau penghilangan seperti contoh aturan
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pertanyaan
Penanya : Dhea Riski Aprilianty (06081282025031)

Pada slide ke 8 terdapat huruf diftong, apa yang dimaksud dengan huruf diftong tersebut dan bagaimana
penggunaannya atau contohnya?

Jawab : (Robi'ah Al Adawiyah)


Huruf diftong merupakan huruf yang terbentuk dari hasil penggabungan dua huruf vokal yang menghasilkan satu bunyi
huruf vokal yang baru. Pada PUEBI huruf-huruf diftong terdiri atas empat buah huruf, yaitu ai, au, ei, dan oi. Keempat
huruf ini bisa diletakkan di awal, tengah, ataupun akhir sebuah kata. Selain itu, huruf ini tidak bisa dipisahkan saat
hendak dipenggal.
Contoh :
1. ai, pada bagian tengah kata yaitu "Balairung" dan bagian akhir kata "pandai“.
2. au, pada awal kata "autodidak", bagian tengah kata " Taufik " dan bagian akhir kata " harimau“.
3. ei, pada awal kata "eigendom " pada tengah kata "geiser" pada akhir kata “survei”.
4. oi, pada bagian tengah kata “boikot” dan pada akhir “kata konvoi”.
Pertanyaan
Penanya : Nora Nurhalita (06081182025002)

Bagaimana cara membedakan penulisan tempat tanggal lahir berdasarkan EYD dan PUEBI?

Jawab : (Yoni Muslimin)


Tidak ada perbedaan penulisan tempat tanggal lahir antara EYD dan PUEBI. Keduanya menggunakan kaidah
penggunan tanda koma (,) yang memuat cara penulisan tempat tanggal lahir, yaitu “Tanda koma dipakai di antara
(a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri
yang ditulis berurutan. Misalnya Surabaya, 10 September 1976”.

Penanya : Chindy Octa Vijjani (06081282025036)

Seberapa penting menerapkan PUEBI sesuai kaidah ,karena rakyat Indonesia sudah terbiasa dengan
menggunakan bahasa daerah bahkan banyak yangg tidak bisa bahasa indonesia?

Jawab : (Cici Ratnanenci)


Sangat penting ,karena berbahasa Indonesia yang baik dan benar termasuk didalamnya ejaan yang sesuai
kaidah ini merupakan bentuk apresiasi dan rasa bangga terhadap bahasa negara kita ,karena kalau tidak hal
itu akan berdampak menurunkan semangat kebanggaan terhadap penggunaan bahasa Indonesia, dan posisi
bahasa Indonesia tidak sesuai dengan kedudukan dan fungsinya lagi.
Pertanyaan
Penanya : Fadhillah Oktariani (06081282025045)

Mengapa PUEBI ditetapkan sebagai pengganti EYD, apa saja faktor faktor atau penyebab yang melatar -
belakangi hal tersebut?

Jawab : (Robi'ah Al Adawiyah)


Penetapan PUEBI sebagai pengganti EYD ini telah dirilis oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Perubahan ini telah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perubahan ejaan bahasa Indonesia ini. Pertama, dampak kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah menyebabkan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai ranah
pemakaian, baik secara tulis maupun tulisan, menjadi semakin luas. Hal ini membuat diperlukannya perubahan pada
ejaan bahasa Indonesia.
Kedua, perlunya menyempurnakan PUEBI untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, kemudian juga menjadi alasan dilakukannya perubahan.
Perubahan nama EYD menjadi PUEBI ini, menurut Kepala Bidang Pemasyarakatan Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Indonesia Drs Mustakim, M.Hum, dilakukan karena banyaknya kritikan yang muncul
di masyarakat dengan pemakaian nama EYD.
Pertanyaan
Penanya : Riky Fernando (06081182025007)

Ada pernyataan bahwa, bahasa Indonesia yang baik pasti bener atau bahasa Indonesia yang bener pasti baik,
apakah dua pernyataan tersebut memiliki perbedaan? Dan haruskah Bahasa Indonesia yang baik dan bener
sesuai dengan PEUBI yang digunakan sekarang? Adakah kriteria khusus dalam memakai nya?

Jawab : (M.Arman Putra Karwana)


Bahasa indonesia yang benar pasti baik tetapi bahasa indonesia yang baik belum tentu benar karena kebanyakan orang
indonesia berbahasa indonesia yang baik tetapi belum tentu benar. Haruskah bahasa indonesia yang baik dan benar
harus sesuai PUEBI? Ya, karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat aturan khusus untuk penulisan,
pengejaan, dan menulis bahasa indonesia yang baik dan benar.

Penanya : Nadia Putri Salsabila (06081282025043)

Bagaimana membedakan kata di yang ditulis disambung dengan kata setelahnya dan di yang dipisah dengan
kata setelahnya?

Jawab : (M.Arman Putra Karwana)


Penggunaan kata di yang disambung dengan kata setelahnya terjadi apabila kata di diikuti oleh kata kerja
Seperti: dimakan, diajar, dibuang. Lalu untuk penggunaan kata di yang dipisah dengan kata setelahnya terjadi
apabila kata di digunakan untuk menunjukkan tempat, nama, waktu, dan lokasi. Seperti: di kelas, di jalan, di
adik kelas.
Pertanyaan
Penanya : Arianti (06081282025034)

Seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat indonesia sering mengabaikan penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Lalu bagaimana cara yang bisa kita dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
penggunaan bahasa dalam bicara dan menulis, agar sesuai dengan PUEBI?

Jawab : (Yoni Muslimin)


Untuk meminimalisir kesalahan tersebut, perlu dilakukan upaya seperti pembinaan bahasa Indonesia bagi masyarakat,
khususnya media massa, mensosialisasikan tujuan dari penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah, adapun di
lingkungan sekolah, guru wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI dan peserta
didik diperkenankan untuk membaca dan mempunyai buku PEUBI dan menerapkan apa yang telah dia pelajari dan
pahami di kehidupan sehari-hari, karena banyak masyarakat yang masih mencampurkan bahasa daerahnya dengan
bahasa Indonesia.
Pertanyaan
Penanya : Anjelia Septyani (06081282025029)

Apakah yang menjadi acuan saat ingin menyempur-nakan EYD menjadi PUEBI (seperti menambah,
mengurangi, atau mempertahankan aturan lama)?

Jawab : (Cici Ratnanenci)


Proses penyempurnaan dari EYD menjadi PUEBI ini dipengaruhi dengan adanya perkembangan iptek yang dijadikan
acuan dalam menyempurnakan aturan bahasa Indonesia dengan menjadikan bahasa Indonesia bisa mengimbangi
perkembangan dan bisa digunakan secara luas baik lisan maupun tulisan dengan cara menyerap bahasa asing dan
melakukan pembaharuan-pembaharuan dengan mempertimbangkan struktur kebahasaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebelumnya yang sudah ada untuk mencapai tujuan memperkaya bahasa dan tetap bisa menguatkan fondasi
kaidah bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai