Anda di halaman 1dari 8

Sumber Historis, Sosiologis, Politik Demokrasi

Menggali Demokrasi yang Bersumber dari Pancasila

Meutia Rahmi Haranti


06081282025032
Terdapat tiga sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi dalam kalbu Bangsa Indonesia.

Sumber Nilai yang Berasal dari


Demokrasi Desa

Sumber Nilai yang Berasal


dari Islam

Sumber Nilai yang Berasal


dari Barat
Sumber Nilai yang Berasal dari
Demokrasi Desa
Membahas mengenai penerapan demokrasi dalam tradisi desa, kita dapat menggunakan
dua pisau analisis sebagai berikut:

Pertama, paham yang mengedepankan pada kekuasaan tertinggi di tangan rakyat


(kedaulatan rakyat) sesungguhnya merupakan paham yang bersumber dari sila keempat
Dasar Negara Indonesia. Seperti sejarah yang telah kita ketahui bahwasanya nilai-

DEMOKRASI
nilai yang terkandung dalam Dasar Negara Indonesia, yaitu Pancasila merupakan jati diri
yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia jauh sebelum kemerdekaan
diraih.
Kedua, pemikiran budaya asli demokrasi nusantara tetap dapat dipertahankan walaupun
daerah-daerah tersebut berada di bawah kekuasaan raja. Hal tersebut dapat terjadi karena
tanah yang merupakan faktor produksi utama yang penting tetap dikuasai oleh rakyat
bukan raja. Jika terdapat keinginan untuk pemilikan/pemanfaatan bersama terhadap
tanah desa tersebut tentunya harus berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat desa.
Adat kebiasaan yang berkembang pada masyarakat tersebut secara tidak langsung

DEMOKRASI
memunculkan suatu kebiasaan berupa musyawarah untuk mufakat atas setiap persoalan
yang ada di lingkungan masyarakat.
Masih terdapat dua unsur lagi yang bersumber dari tradisi demokrasi desa asli nusantara
masyarakat Indonesia, yaitu hak dalam menyampaikan keberatan  bersama terhadap
berbagai peraturan penguasa yang dirasakan tidak adil, dan hak rakyat untuk
meninggalkan daerah kekuasaan penguasa jika sang rakyat tidak lagi berkenan untuk
tinggal di daerah tersebut.

Selanjutnya Hatta menjelaskan bahwa kelima unsur demokrasi asli, yaitu: rapat,
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari

DEMOKRASI
daerah kekuasaan penguasa, dianggap sebagai sesuatu yang baik  dalam pelaksanaan
demokrasi lingkup nasional dan dijadikan sebagai dasar yang utama dalam pelaksanaan
demokrasi sosial dan dasar pelaksanaan pemerintahan Indonesia merdeka di masa
selanjutnya. (Hatta, 1992).
Sumber Nilai yang Berasal dari Islam

Salah satu sumber nilai ketuhanan yang terbesar adalah nilai-nilai Islam
karena tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan kemerdekaan Bangsa Get a modern
Indonesia banyak dipengaruhi oleh tokoh Agama Islam. Maksud utama dari PowerPoint
keyakinan Islam ini adalah pengakuan akan adanya Tuhan. Tidak Presentation that
diperkenankan orang lain untuk merendahkan harkat dan martabat manusia
is beautifully
yang lainnya bahkan seorang yang dianggap sebagai utusan Tuhan
sekalipun tidak diperkenankan untuk merendahkan martabat orang lain. designed.
Dengan prinsip persamaan manusia di hadapan Tuhan itu,  tiap-tiap manusia
dimuliakan kehidupan, kehormatan, hak-hak, dan kebebasannya yang
dengan kebebasan pribadinya itu manusia menjadi makhluk moral yang
harus bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya.
Pendapat yang disampaikan oleh  Soekarno  (1965),  bahwa
Get a modern
masuknya ajaran Islam membawa perubahan yang lebih baik
PowerPoint
dengan berubahnya sistem feodalisme pada masyarakat menjadi Presentation that
kehidupan yang lebih demokratis. Dalam pembahasannya, Hatta is beautifully
juga berpendapat bahwa dengan masuknya ajaran Islam designed.
memberikan stimulus baru bagi para pemimpin pergerakan bangsa
untuk mewujudkan cita-cita demokrasi sosial.
Sumber Nilai yang Berasal dari
Barat
Kehadiran kolonialisme Eropa, khususnya Belanda, di Indonesia, membawa dua sisi dari koin peradaban Barat:
sisi represi imperialisme-kapitalisme dan sisi humanisme-demokratis. Penindasan politik dan penghisapan
ekonomi oleh imperialisme dan kapitalisme, yang tidak jarang bekerjasama dengan kekuatan- kekuatan feodal
bumi putera, menumbuhkan sikap anti-penindasan, anti-penjajahan, dan   anti-feodalisme   di   kalangan   para  
perintis   kemerdekaan   bangsa.   Dalam melakukan perlawanan terhadap represi politik-ekonomi kolonial itu,
mereka juga mendapatkan  stimulus  dari  gagasan-gagasan  humanisme-demokratis Eropa (Latif, 2011).

Penyebaran nilai-nilai humanisme-demokratis itu menemukan ruang aktualisasinya dalam kemunculan ruang

DEMOKRASI
publik modern di Indonesia sejak akhir abad ke-19. Ruang publik ini berkembang di sekitar institusi-institusi
pendidikan modern, kapitalisme  percetakan,   klub-klub  sosial   bergaya  Eropa,   kemunculan   bebagai gerakan
sosial (seperti Boedi Oetomo, Syarekat Islam dan lan-lain) yang berujung pada pendrian partai-partai politik
(sejak 1920-an), dan kehadiran Dewan Rakyat (Volksraad) sejak 1918.

Anda mungkin juga menyukai