Anda di halaman 1dari 11

Arsitektur

Brutalisme dan
Monumentalisme
FIDELIN DJILOY

F 2 2 11 9 0 5 1

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
Pada awal abad XX, terjadi perubahan revolusioner, cepat, mendasar dan total dalam arsitektur dari klasik, neo klasik
dan ekletik menjadi modern. Gejala ini terjadi selain karena kejenuhan terhadap bentuk, teori dan kaidah-kaidah tentang seni
dan arsitektur yang sudah berkembang ratusan bahkan ribuan tahun sebelumnya, juga karena terjadi perubahan dalam pola pikir,
Sejarah Arsitektur Brutalisme pola hidup dan budaya masyarakat.
Perubahan juga terjadi pada segi dinamika penduduk, jumlahnya berlipat ganda, yang semuanya menuntut penyediaan
fasilitas modern, praktis, ekonomis, cepat dibangun, fungsional tanpa mengabaikan keselarasan keseimbangan dan keindahan.
Kriteria murah, cepat dibangun makin dituntut pada masa sesudah perang dunia, karena banyaknya penduduk yang kehilangan
tempat tinggal.
Pada masa itu timbul aliran seni, budaya dan arsitektur fungsionalisme, ‘Cubism’, ‘Rasionalism’ dan juga sering disebut
‘Purism’ karena mempertahankan kemurnian, mentabukan dekorasi yang tidak fungsional. Setelah seni dan arsitektur ‘Art
Nouveau, Art-Deco’, kemudian berkembang aliran murni abstrak total dipelopori kelompok De Stijl. Konsep keindahan
semacam itu tidak hanya diterapkan dalam bentuk rumah-rumah dan bangunan tidak bertingkat lainnya, tetapi juga diterapkan
dalam arsitektur bangunan pencakar langit, suatu bentuk yang belum pernah ada pada masa sebelumnya. Selanjutnya arsitektur
modern berkembang secara cepat sekali dalam bentuk dan aliran yang sangat kompleks, tidak dapat dikelompokkan dalam
periode waktu dan tempat seperti pada masa klasik dan tradisional. Perkembangan aliran arsitektur kemudian tidak dapat
dianalisis, dikelompokkan menurut aliran dari masing-masing arsitek terkemuka, karena karya-karyanya juga mengalami
perkembangan dan perubahan bentuk dan konsep. Kadang-kadang dalam mengelompokkan bentuk aliran baru satu pengamat
perkembangan arsitektur beredea pendapat dengan lainnya, karena kompleksnya bentuk-bentuk arsitektur baru yang muncul.
Pengamat satu berpegang pada kriteria waktu dan tempat, lainnya berpegang pada sistem struktur, bentuk, ada pula yang
melihat pada teknologi dan bahan yang menonjol digunakan, Dalam bab ini, pembahasan tidak lagi pada dimensi waktu dan
kajian mengenai masing-masing arsitek, tetapi berdasarkan kesatuan dari berbagai kriteria : waktu, tempat, bentuk, sistem
struktur, material yang menonjol, dekorasi, ciri-ciri khas dalam suatu bangunan dan lain-lain aspek yang ada dalam arsitektur.

Arsitektur Brutalisme dan Neo Brutalisme


Dilihat dari segi bentuk khususnya yang aneh, menyimpang dari kaidah-kaidah ataupun bentuk-bentuk biasa sudah ada
masa sebelumnya, banyak arsitektur modern awal dapat dikategorikan sebagai arsitektur brutal. Karya Le Corbusier seperti
misalnya Kapel Notre Dame Ronchamp Perancis, gedung-gedung dalam kompleks pemerintahan baru Chandigarh India,
Apartemen di Marseilles dan lain-lain dibangun pada tahun limapuluhan banyak yang dapat dikategorikan dalam bentuk
arsitektur brutalisme.
Karya-karya Paul Rudolph seperti Yale School of Art and Architecture, karya I M Pei antara lain Museum Everson,
karya Tange dan Mayekawa yang semuanya berbentuk sculptural abstrak total juga merupakan ungkapan konsep brutalisme.
Semua karya-karya yang dapat dikategorikan dalam aliran brutalisme tersebut, selain bentuknya aneh dibanding dengan
bentuk-bentuk yang sudah ada pada masa sebelumnya, juga dalam sistem konstruksi beton exposed dengan berpermukaan
bidang kasar dihasilkan oleh perancah kasar atau sengaja dikasarkan setelah perancahnya dibuka. Meskipun kata brutal ada
hubungannya dengan beton brut yang artinya beton kasar, namun kriteria pengelompokkan aliran ini adalah pada bentuknya
secara keseluruhan dan bukan dari sistem konstruksi tersebut.
SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
Setelah Perang Dunia II, arsitektur modern berkembang dalam bentuk-bentuk baru, otentik asli yang tidak ada
sebelumnya.
Sejarah Arsitektur
Kaidah-kaidah dan teori modernisme awal abad XX, ditinggalkan. Konsep “Bentuk mengikuti fungsi” atau “form follow
Monumentalisme function” dari aliran fungsionalisme tidak lagi menjadi kriteria utama.
Bentuk tidak ditentukan hanya oleh fungsi, tetapi semua aspek arsitektural tata letak, lingkungan, teknologi, bahan dan
elemen-elemen lainnya yang tidak selalu fungsional. Konsep-konsep lama diterapkan secara terpadu dengan konsep dan pola
pikir sejalan dengan perkembangan teknologi, bahan dan dalam dimensi berbeda.
Penerapan dari pemikiran baru ini menghasilkan bentuk-bentuk baru yang ciri monumentalnya sangat menonjol.
Rancangan-rancangan Le Corbusier, Oscar Niemeyer Saarinen, Luis I Khan, Philips Jhonson dirancang dan dibangun setelah
tahun 50an, dikemukakan terdahulu banyak yang dapat dikategorikan sebagai arsitektur aliran monumentalisme dengan
bentuknya yang otentik, megah, sculptural.
Semua arsitektur monumental sudah ada dimasa perkembangan sebelum-sebelumnya dalam konstruksi beton exposed,
seolah-olah seperti suatu bentuk seni yang dicetak. Kesederhanaan dan keheningan Mies vsn der Rohe dan Kenzo Tange juga
dapat menghasilkan bentuk-bentuk monumental.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
1. Gedung Leicester University Engineering (1959-1963) di Inggris.
Contoh Bangunan Arsitektur
Brutalisme

• Arsitek :
James Stirling dari Inggris, bekerjasama dengan James Gowan yang juga lulusan Liverpool University.

• Sejarah Bangunan :

Bangunan ini didirikan oleh seorang tokoh arsitektur modern yang hasil karyanya banyak dapt
dikategorikan dalam brutalisme, belum dikemukakan adalah James Striling dari Inggris. Stirling lahir di Glasgow pada
tahun 1926, belajar arsitektur di liverpool University. Karya Stirling-Gowan Departement of Leicester University di
(1959-1963) Inggris, berupa suatu kompleks dengan unit-unit yang masing-masing berbenutk tidak seperti bangunan
pada umumnya.

• Fungsi Bangunan :

Bangunan pendidikan atau sebagai universitas untuk anak yang telah mencapai masa perguruan tinggi.
Dimana bangunan tinggi itu sendiri adalah suatu bangunan yang di dalamnya memiliki fungsi dan mewadahi seluruh
kegiatan pembentukan, pengembangan, serta pembelajaran pribadi manusia.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
.
1. Gedung Leicester University Engineering (1959-1963) di Inggris.
Contoh Bangunan Arsitektur
Brutalisme

• Fungsi Ruang (Denah) :

Pada studi kasus University of Leicester bentuk yang geometris dapat terlihat pada denah bangunan.
Desain denah bangunan ini dituntut untuk membuat area workshop menjadi lebih fleksibel dengan dinding-dinding
partisi. Sehingga munculnya bentuk geometris persegi sebagai elemen utama pada bentuknya. Bentuk persegi ini
memungkinkan perubahan partisi karena tujuan ruang workshop ini dapat diubah dari masa ke masa. Selain itu setiap
lantai memiliki area service untuk mendukung kegiatan di workshop. Area service seperti lift, tangga, lavatory dan
kantor.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Gambar. Denah University of Leicester (Sumber: Penulis, 2020)


.
1. Gedung Leicester University Engineering (1959-1963) di Inggris.
Contoh Bangunan Arsitektur • Sturktur dan Ornamen :
Brutalisme

Gambar . Fasad University of Leicester (Sumber: Pribadi, 2020)

1. Bangunan Yang Anti Ornamen

Pada bangunan University of Leicester di fasad bangunan dapat terlihat material bangunan secara
langsung yaitu batu bata acrighton dan kaca. Material pada bangunan ini dibiarkan tanpa finishing untuk memberikan
kesan asli pada material bangunan. Selain material yang dibiarkan apa adanya bangunan ini juga tidak memiliki ornamen
di fasad bangunannya. Meskipun bangunan University of Leicester tidak memberikan ornamen pada bangunan namun
dapat berkolabarasi dari penggunaan dengan material lainnya seperti kaca dan baja.

2. Mengekpose Struktur Bangunan

Pada bangunan University of Leicester menggunakan struktur modular grid pada model struktur bangunan. Bangunan ini
tidak mengskpose kolom struktur bangunannya. Sehingga pada bangunan ini menurut prinsip brutalisme yaitu
mengkpose struktur bangunan tidak menerapkannya. Meskipun bangunan ini tidak mengekspose struktur bangunan,
namun bangunan ini terlihat utilitasnya yaitu berupa hydrolic water tank.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
2. Boston City Hall.
Contoh Bangunan Arsitektur • Arsitek :
Monumentalisme Rencana umumnya (1961) dibuat oleh I M Pei. Adapun perancangan ‘Boston City Hall’ dilaksanakan
bersama tiga orang arsitek, terpilih dalam sayembara internasional (1962) :
1. Gerhard Michael Kallmann
2. Noel Michael McKinnell
3. Edward Frank Knowles

• Sejarah Bangunan :

Balai Kota Boston adalah pusat pemerintahan kota Boston, Massachusetts. Ini termasuk kantor walikota
Boston dan Dewan Kota Boston. Aula saat ini dibangun pada tahun 1968 untuk menjalankan fungsi Balai Kota Lama.Ini
adalah contoh kontroversial dan menonjol dari arsitektur Brutalis, bagian dari gerakan modernis. Ini dirancang oleh
firma arsitektur Kallmann McKinnell & Knowles dan Campbell, Aldrich & Nulty, dengan Konsultan LeMessurier
sebagai insinyur.Bersama dengan alun-alun di sekitarnya, Balai Kota merupakan bagian dari kompleks Pusat
Pemerintahan. Proyek ini merupakan upaya desain ulang perkotaan besar pada 1960-an, ketika Boston menghancurkan
area perumahan dan bisnis di bawah standar.

Bangunan ini telah menjadi sasaran kecaman publik yang luas, dan kadang-kadang disebut sebagai salah
satu bangunan paling jelek di dunia. Seruan agar struktur tersebut dibongkar telah dilakukan secara teratur bahkan
sebelum konstruksi selesai. Arsitek dan kritikus menganggapnya sebagai pekerjaan yang sangat baik, dengan satu jajak
pendapat menemukan bahwa arsitek profesional menggambarkan Balai Kota Boston sebagai salah satu dari sepuluh
SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II pencapaian arsitektur Amerika yang paling membanggakan.
2. Boston City Hall.
Contoh Bangunan Arsitektur • Sejarah Bangunan :
Monumentalisme

Desain Tampak atas Balai Kota Boston dirancang oleh Gerhard Kallmann, seorang profesor Universitas
Columbia, dan Michael McKinnell, seorang mahasiswa pascasarjana Columbia, (yang ikut mendirikan Kallmann
McKinnell & Knowles). Pada tahun 1962 mereka memenangkan kompetisi desain dua tahap internasional untuk
bangunan tersebut. Desain mereka, dipilih dari 256 entri oleh juri arsitek dan pengusaha terkemuka, berangkat dari
desain yang lebih konvensional dari sebagian besar entri lainnya (ditandai dengan bentuk geometris murni yang dilapisi
dengan dinding tirai yang ramping) untuk memperkenalkan struktur artikulasi yang mengekspresikan fungsi internal
bangunan dalam bentuk beton kantilever yang kokoh. Saat melayang di atas alun-alun bata yang luas, Balai Kota
dirancang untuk menciptakan tempat yang terbuka dan dapat diakses oleh pemerintah kota, dengan aktivitas publik yang
paling banyak digunakan semua terletak di tingkat bawah yang terhubung langsung ke alun-alun. Ruang sipil utama,
termasuk ruang Dewan, perpustakaan, dan kantor Walikota, berada satu tingkat di atas, dan kantor administrasi
ditempatkan di atasnya, di belakang tanda kurung berulang di lantai atas.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
2. Boston City Hall.
Contoh Bangunan Arsitektur
Monumentalisme • Fungsi Bangunan :

Sebagai bangunan pemerintahan di lingkungan kompleks pusat pemerintahan.

• Fungsi Ruang (Denah) :

Balai Kota Boston berupa unit tunggal berdenah segi empat panjang, dengan bagian tengahnya terbuka
tanpa atap dikelilingi oleh bagian lainnya yang bertingkat, membentuk sebuah mezzanine luasa dan tinggi. Sebagian dari
lantai dua terbuka tembus dari muka, samping hingga belakang.

Adanya mezzanine dan lantai-lantai teras terbuka tersebut, merupakan penerapan konsep kubisme di
mana waktu menembus-menyatukan runag-ruang dalam, runag-ruang antar lantai berbeda tingkat dan ruang dalam
dengan ruang luar. Lantai dua terbuka tersebut berfungsii sebagai hall atau ruang pembagi dari dan untuk menuju ke
Cubism dalam hal ini bentuk dan dimensinya berbeda dengan Cubism awal abad XX, lebih besar dan lebih kompleks.

Hall utama ini dapat dicapai langsung dari segala arah halaman, melalui tangga atau ramp bagi
handycaped, setiap saat, siang malam dua puluh empat jam karena tidak berpintu dan pagar.

Dipadukan dengan bentuknya yang monumental penerapan konsep kubisme yang terbuka, transparan
tadi, merupakan penyelesaian dua hal satu dengan lain bertentangan dituntut oleh sebuah balai kota.

Sebagian lantai dari ‘Boston City Hall’ berada di bawah tanah, untuk parkir dan sebagian lantai atas ada
yang lima, ada yang enam, lantai. Mulai dari lantai tiga, empat, lima dan enam, semakin ke atas lantainya menjorok
keluar pada sisi-sisinya sehingga penjorokan lantai di atas menjadi tritisan dari ruang di bawahnya.

Pada sisi-sisi luar dari lantai tiga dan empat terdapat variasi permainan elemen juga dari beton bertulang
exposed berderet, besar kecil, maju, ke dalam tebal tipis dan bentuk-bentuk geometris seperti huruf N, J, U dan M.

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
2. Boston City Hall.
Contoh Bangunan Arsitektur • Sturktur dan Ornamen :
Monumentalisme
Kolom-kolom pada sisi luar sekeliling gedung, tipis tetapi lebar hingga seperti bidang, di tengah dua-dua
berpasangan, di ujung-ujung atau sudut-sudutnya dua kolom dibuat tegak lurus satu dengan lainnya sehingga
penampangnya membentuk huruf L sama kaki. Kolom- kolom tinggi tipis seperti bidang tadi menyangga mulai lantai
tiga hingga enam, pada sekeliling jendela luar lantai enam, lima dan sebagian lantai empat terdapat kisi-kisi dari beton
exposed.

Oleh efek bayangan kisi-kisi dan elemen konstruksi pada wajah-wajah menampilkan bentuk dinamis
tersebut, memberikan bentuk sculptural yang sangat menawan. Struktur utama gedung B C H, menggunakan beton
bertulang exposed, demikian pula atap dan lantai dalam hal ini dalam grid system, dengan jaringan balok-balok
membentuk kotak-kotak menyatu dengan lantainya.

Sistem ini termasuk sistem struktur advance space structure memungkinkan mendapatkan bentangan
lebar, selain pula grid jaringan balok langsung menjadi plafond menyatu dengan lampu-lampu dapat menjadi elemen
dekorasi geometris pada ruang dalam. Di bagian bawah yaitu lantau dua dan tiga terdapata dinding-dinding masif bentuk
dan warnanya terakota, kontras dengan keterbukaan dan warna cerah dari elemen lainnya dari beton bertulang exposed.

Kesan monumental gedung ini ditampilkan oleh selain bentuk, juga tata letak dan lokasinya yang terbuka
luas. Boston City Hall menjadi suatu bentuk monumental dalam sejarah perkembangan arsitektur modern, ungkapan dari
kejenuhan pada teori dan konsep arsitektur ‘Fungsionalisme’, ‘Purisme’ dan ‘Rasionalism’ yang memuja dan
mendewakan fungsi dan mentabukan elemen-elemen dekorasi. Bentuknya yang unik, otentik membuat sukar untuk
menggolongkan bentuk aliran baru ini, ada yang menyebut sebagai brutalisme, ada yang menyebut sebagai ‘Post-
Modernism’, Neo-expresionisme’ dll.

Namun jelas bahwa gedung ini sangat monumental, apalagi dengan adanya efek bayangan oleh cahaya
SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II matahari.
Referensi

Sumalyo, Yulianto. 2005. Arsitektur Modern. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.
https://123dok.com/document/zkxjp11y-arsitektur-brutalisme-
dan-neo-brutalisme-ciri-arsitektur-brutalisme.html
(Diakses hari Kamis, 26 Agustus 2021, Pukul 16.50 WITA)
https://en.wikipedia.org/wiki/Boston_City_Hall (Diakses hari
Jumat, 27 Agustus 2021, Pukul 08.00 WITA)

SP PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

2021

Anda mungkin juga menyukai