Anda di halaman 1dari 20

Biaya dalam Proyek


Oleh : Driyanto Wahyu Wicaksono, SE.,M.ST
Berbagai Biaya dalam Proyek


Di samping biaya-biaya yang disebut sebelumnya masih ada biaya-biaya lainnya yang
termasuk di dalam terbiaya ekonomik. Di antaranya ada yang termasuk di dalam biaya
finansial, ada juga yang tidak termasuk.

Untuk itu misalnya, jika sebidang tanah milik negara digunakan dalam suatu proyek,
maka untuk peng­gunaan tanah itu biasanya tidak ada biaya finansial, tetapi harus
diperhitungkan suatu "opportunity cost" sebagai biaya ekonomik. Karena dengan
digunakan­nya tanah dalam proyek, perekonomian/masyarakat kehilangan kesempatan
untuk menggunakan tanah tersebut untuk proyek lain. Artinya ada manfaat yang hilang
(benefit foregone) atau ada "opportunity cost-nya".
Berbagai Biaya dalam Proyek


Di dalam suatu proyek sudah pasti membutuhkan antara lain
1. tanah,
2. tenaga kerja,
3. peralatan dan bahan-bahan untuk konstruksi,
4. bunga pinjaman selama konstruksi,
5. biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) atau biaya operating and maintenance
(O&M);
6. biaya pengganti (replacement cost).
Berbagai Biaya dalam Proyek
1. Tanah

Yang dihitung sebagai biaya tanah yakni produksi yang dikorbankan (production foregone) karena tanah
digunakan dalam proyek. Artinya kalau tanah yang digunakan dalam proyek itu sebelumnya sudah
menghasilkan, maka yang dihitung sebagai biaya tanah adalah nilai sekarang neto (the net present
value/NPV) bagi produksi yang dikorbankan itu berdasarkan harga pasar yang merupakan the opportunity
cost bagi tanah.

Adapun the opportunity cost dapat berupa :


1. Nilai Neto Produksi yang Hilang (The Net Value of Production Foregone)
2. Nilai Sewa Tanah (The Rental Value of The Land)
3. Estimasi Langsung tentang Kemampuan Tanah untuk Berproduksi (The Productive Capability of The
Land)
Berbagai Biaya dalam Proyek
1. Nilai Neto Produksi yang Hilang (The Net Value of Production Foregone)


a. Nilai Neto Produksi yang Hilang dipakai jika tanah yang digunakan dalam proyek itu adalah tanah yang
sebelumnya sudah menghasilkan.

b. Di beberapa negara tanah jarang dijual, tetapi ada pasaran yang luas untuk penyewaan tanah. Sewa
tanah ini dianggap sebagai ukuran yang baik bagi nilai neto produksi tanah. Dengan demikian juga bagi the
opportunity cost jika penggunaan tanah berubah. N'ilai sewa tanah ini dapat di-capitalized dengan cara
membagi sewa (financial) dengan the economics rate of return atau the opportunity cost of capital (OCC).
Jika OCC-nya 15% dan sewa tanah yang berlaku Rp 52,500 per hektar per tahun, maka nilai kapital satu
hektar tanah sebesar Rp 52,500 dibagi 0,15 sama dengan Rp 350.000,.
Berbagai Biaya dalam Proyek


c. Adakalanya baik harga pembelian (the purchase price) maupun nilai sewa bukan merupakan suatu
perkiraan/estimasi yang baik. Dalam hal ini harus dibuat suatu estimasi langsung mengenai kemampuan
tanah untuk ber-operasi (the productive capability of the land).
Estimasi langsung semacam itu tidak sukar jika umpamanya ada tanah kosong akan digunakan untuk
proyek pemukiman (a settlement project). Tanpa adanya proyek tersebut tanah itu sama sekali tidak akan
menghasilkan sesuatu yang mempunyai nilai ekonomik, sehingga nilai neto produksi yang hilang (net value
of production foregone) sama dengan Nol. Dengan demikian dalam perhitungan ekonomik tidak dimasukkan
atau diperhitungkan nilai bagi tanah.
Berbagai Biaya dalam Proyek
2. Tenaga Kerja

Dalam menentukan biaya tenaga kerja harus dibedakan antara yang terdidik/terlatih (skilled labour) dan
tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour). Karena tenaga kerja yang tidak terlatih dinilai dengan tingkat upah
bayangan (shadow wage rate).

Penilaian Tenaga Kerja yang tidak terlatih jika terdapat persaingan bebas sempurna (perfect competition),
maka harga/upah buruh ditentukan oleh nilai produk marginaklproduktivitas marginal tenaga kerja.

nilai produk marginak/produktivitas marginal tenaga kerja adalah nilai produk tambahan yang dihasilkan
dengan bertambahnya satu orang tenaga kerja.

ka Tenaga Kerja merupakan faktor produksi langk


Berbagai Biaya dalam Proyek
2. Tenaga Kerja

Dalam menentukan biaya tenaga kerja harus dibedakan antara yang terdidik/terlatih (skilled labour) dan
tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour). Karena tenaga kerja yang tidak terlatih dinilai dengan tingkat upah
bayangan (shadow wage rate).

Penilaian Tenaga Kerja yang tidak terlatih jika terdapat persaingan bebas sempurna (perfect competition),
maka harga/upah buruh ditentukan oleh nilai produk marginal produktivitas marginal tenaga kerja.

nilai produk marginak/produktivitas marginal tenaga kerja adalah nilai produk tambahan yang dihasilkan
dengan bertambahnya satu orang tenaga kerja.
Dalam Neraca Ekonomi
Nilai Produk Marginal = Opportunity Cost

ka Tenaga Kerja merupakan faktor produksi langk


Berbagai Biaya dalam Proyek
Misalnya jika upah buruh di daerah pedesaan pada musim sibuk sebesar Rp 1.000; per had, biasanya

bekerja pada masa itu selama 90 hari dengan upah bayangan tahunannya menjadi 90 x Rp 1.000 sama
dengan Rp 90.000,-, upah bayangan menggambarkan nilai ekonomik penghasilan tahunan buruh tanpa
proyek. Perlu diingat bahwa upah yang betul-betul diterima buruh yang dimasukkan dalam biaya finansial
adalah jauh lebih besar daripada jumlah tersebut.

Tingkat upah bayangan tidak berlaku secara nasional.

Meskipun Tingkat Upah Bayangan Mungkin Tidak Setinggi pada Peak Season NAMUN tingkatnya juga tidak
serendah di daerah OFF Season
Berbagai Biaya dalam Proyek


3. Biaya Peralatan dan Bahan-Bahan untuk Kontruksi

Dalam hal ini perlu dilihat apakah ada yang merupakan barang yang diper­dagangkan (traded
goods). Jika bahan-bahan tersebut merupakan barang yang diperdagangkan (traded goods),
maka yang harus diperhitungkan sebagai biaya yakni harga perbatasan (borderprices) bahan-
bahan tersebut. Artinya harga c.i.f (cost insurance and freight) untuk bahan-bahan yang diimpor
atau harga f.o.b. (free on board) untuk bahan-bahan yang diekspor. Dalam perhitungan harus
diingat apakah biaya ini harus dibebankan pada waktu dikeluarkan sebagai investasi atau pada
waktu pembayaran kembali angsuran pinj aman beserta bunganya. Yang penting ialah jangan
sampai terjadi perhitungan ganda (double counting) dalam biaya proyek
Berbagai Biaya dalam Proyek


Nilai salvage (salvage value). Di dalam menghitung biaya investasi perlu diperhatikan apakah
pada akhir umur proyek akan ada nilai salvage yakni suatu nilai sisa (residual) berupa
barang modal yang tak habis digunakan. Nilai salvage ini dapat menambah manfaat pada
tahun terakhir umur proyek beroperasi. Walaupun jumlah nilai salvage­nya tidak besar tetapi
dapat mempengaruhi hasil penilaian proyek yakni :
1. jika periode analisis waktunya pendek
2. jika nilai capital item itu sangat besar dibandingkan dengan arus manfaat.
Contoh Nilai Salvage

Berbagai Biaya dalam Proyek


4. Bunga Selama Masa Kontruksi

Sama halnya dengan bunga pada umumnya, maka untuk biaya investasi
dibebankan pada waktu diadakan investasi: Bunga selama masa konstruksi tidak
dihitung sebagai biaya ekonomik (bunga modal itu termasuk dalam discount rate
yang digunakan untuk mendiskonto semua biaya dan manfaat sehingga menjadi
nilai sekarang/the present value. Tetapi kalau biaya investasi diperhitungkan
pada waktu pelunasan pinjaman dan bunga cicilan, maka pembayaran bunga
selama konstruksi perlu diperhitungkan dalam biaya ekonomik.
Berbagai Biaya dalam Proyek


5. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O & P)

Sesudah masa konstruksi ada biaya tahunan untuk kebutuhan rutin selama umur
ekonomik proyek yakni biaya operasi dan pemeliharaan (operating and
maintenance cost).

6. Biaya Pengganti (Replacement Cost)

Banyak proyek membutuhkan investasi dengan panjang umur yang berbeda-


beda. Misalnya investasi pertama (initial investment) yang besar tahan untuk 40
tahun, tetapi ada bagian-bagian yang perlu diganti (replaced) tiap sepuluh tahun
sekali.
Berbagai Biaya dalam Proyek
Misalnya investasi semula memerlukan waktu dua tahun sebesar Rp. 400 juta

dan Rp. 600 juta berturut-turut dan sesudah itu tiap 10 tahun sekali harus
diadakan penggantian (replacement) sebesar Rp. 150 juta. Biaya operasi dan
pemeliharaan adalah sebesar Rp. 100 juta setahun dan pada tahun terakhir
umur ekonomik proyek itu mendatangkan hasil/pendapatan total (total revenue).
Sebesar Rp. 350 juta per tahun, dan umur ekonomik proyek mulai berproduksi
adalah 40 tahun.
Berbagai Biaya dalam Proyek


7. Biaya Tidak Terduga (Contingencies)

Karena semua biaya dihitung/diperkirakan jauh sebelum waktu dikeluarkan,


biasanya selalu ada kemungkinan terdapat kesalahan dalam perhitungan. Untuk
itu butuh diadakannya tambahan suatu jumlah pada biaya konstruksi. Biaya-
biaya dapat lebih besar daripada yang diperkirakan semula. Misalnya karena
pekerjaan temyata lebih sulit, atau membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada yang diduga semula.
Berbagai Biaya dalam Proyek


Biaya yang Tidak Dapat Dinayatakan dengan Jelas
(Intangible Cost)

Selain biaya-biaya tersebut di atas juga sering dijumpai biaya yang tidak dapat
dinyatakan dengan jelas (intangible) misalnya pencemaran udara, pencemaran
air, pencemaran suara/bising, kerusakan pemandangan karena adanya jaringan
listrik dan sebagainya. Biaya ini memang riil, tetapi sulit dihitung di dalam ukuran
uang.
Metode Rasio Manfaat/Biaya (B/C)


 Metode B/C didefinisikan sebagai perbandingan
(rasio) nilai ekivalen dari manfaat terhadap nilai
ekivalen dari biaya-biaya. Metode nilai ekivalen
yang biasa digunakan adalah PW dan AW. Nama
lain rasio B/C adalah rasio investasi-penghematan.
Berdasarkan definisinya, rasio B/C dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
Konvensional (PW)

dimana PW(•) = Nilai sekarang (PW) dari (•)


B = Manfaat dari proyek yang diusulkan


I = Investasi awal dari proyek yang diusulkan
S = Nilai sisa dari investasi
O&M = Biaya operasi dan perawatan dari proyek yang diusulkan
Termodifikasi (PW):

Konvensional (AW):

dimana AW(•) = Nilai ekivalen tahunan (AW) dari (•)


B = Manfaat dari proyek yang diusulkan
CR = Jumlah perolehan modal (nilai ekivalen tahunan dari investasi awal dikurangi nilai sisa)
O&M = Biaya operasi dan perawatan dari proyek yang diusulkan
Termodifikasi (AW)

Penentuan keputusan atas evaluasi: Proyek dinilai menguntungkan (tidak merugi) jika nilai
B/C > 1
PRAKTIKUM

 Apa Perbedaan dasar antara proyek-proyek swasta dan proyek publik.
 Suatu daerah sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang lintasan bandara
Kotapraja agar pesawat jet komersial dapat menggunakan fasilitas tersebut. Tanah
yang dibutuhkan untuk perpanjangan tersebut saat ini berupa lahan pertanian, yang
dapat dibeli dengan harga Rp350,000. Biaya konstruksi perpanjangan lintasan
diperkirakan Rp600,000, dan biaya perawatan tahunan tambahan untuk lintasan
Rp22,500. Jika lintasan diperpanjang, terminal kecil akan dibangun dengan biaya
Rp250,000. Biaya operasi dan perawatan tahunan untuk terminal sebesar Rp75,000.
Selanjutnya, perkiraan peningkatan penerbangan membutuhkan tambahan dua
pengendali lalulintas udara, dengan biaya tahunan RP100,000. Manfaat (keuntungan)
tahunan dari perpanjangan lintasan diperkirakan sebagai berikut:
Rp325,000 Penerimaan dari perusahaan penerbangan penyewa fasilitas Rp65,000
Pajak bandara yang dikenakan pada penumpang
Rp50,000 Manfaat bagi penduduk kota
Rp50,000 Pemasukan tambahan untuk pemerintah daerah dari pariwisata
Gunakan metode rasio B/C dengan periode analisis 20 tahun dan tingkat bunga 10%
untuk menentukan apakah lintasan bandara kotapraja hiarus diperpanjang.

Anda mungkin juga menyukai