Anda di halaman 1dari 51

PRESENTASI KASUS

INTERPROFESSIONAL EDUCATION
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK
Oleh kelompok B :
Profesi Dokter, Profesi Dokter Gigi dan Profesi Ners
ANGGOTA KELOMPOK
PRODI PROFESI DOKTER
Alfian prabowo (20204010128)
Azmi naufal (20204010034)
Brillian Cesar Sukmajati (20204010001)
Dinda Tsania Bahardiani (20204010095)
Ema Novita Rini (20204010052)
Satria Argadhika (20204010023)
PRODI PROFESI DOKTER GIGI
Archica Novieda (20204020080)
Putriani (20204020021)
PRODI PROFESI NERS
Almira Rahmatika (20214030030)
Azzahra Dwi S (20214030071)
Defiana (20214030076)
Laili Indah Wulandari (20214030034)
Sayuti (20214030004)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. A
• Usia : 58 tahun
• Pekerjaan : Bengkel
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Alamat : Ngawen RT 01 RW 010 Sidokarto Godean
• Tanggal Periksa : 15 Februari 2022
• No. RM : 3471xx
Keluhan Utama :
Tangan dan kaki kanan terasa gringgingan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki-laki Tn. A usia 58 tahun datang ke IGD pukul 05.30 WIB dengan keluhan tangan kanan terasa
gringgingan. Awalnya pada hari Minggu siang pukul 13.00 WIB saat pasien bekerja, pasien merasakan tangan
kanan gringgingan dan terasa berat untuk digerakkan. Keluhan tangan gringgingan tersebut tidak membaik
dengan istirahat. Setelah dirasakan semakin gringgingan dan memberat, pasien berinisiatif membeli obat di
apotek terdekat dan mendapatkan 3 macam obat (bungkus warna orange, bungkus warna biru, dan pil warna
kuning). Kemudian setelah diminum obatnya, keluhan tidak kunjung membaik. Malam harinya setelah isya,
pasien merasakan kaki kanannya juga terasa gringgingan dan berat. Kemudian pasien mencoba untuk tidur,
namun terasa sulit untuk memulai tidur sehingga pasien tidur tidak nyenyak. Keluhan seperti pusing, mual, dan
muntah disangkal. Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat kejang atau demam disangkal. Riwayat penurunan
penglihatan, gangguan penciuman, gangguan pendengaran, gangguan menelan juga disangkal. BAB dan BAK
dalam batas normal. Aktivitas sehari-hari pasien dibantu sebagian. Pasien mengaku bahwa baru pertama kali
mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga:
- Hipertensi (+)
- Stroke (-)
- Jantung (+), jantung lemah
- Hipertensi (-)
- Stroke (-)
- DM (-)
- DM (-)
- Jantung (-)
- Alergi (-)
- Alergi (-)
- Asma (-)
- Asma (-)
- Trauma (-)
- Trauma (-)
Riwayat Pengobatan

• Pasien membeli obat di apotek mendapat 3 macam obat dengan bungkus


berwarna orange, bungkus berwarna biru, dan pil berwarna kuning.

Riwayat Personal Sosial

• Pasien sudah berhenti merokok sejak 12 tahun yang lalu, pasien juga tidak
mengonsumsi alkohol. Pasien suka minum teh 1 gelas sehari dan jarang konsumsi
sayur dan buah. Pasien jarang berolahraga. Kesehariannya pasien bekerja di
bengkel dari pagi hingga sore hari.
Riwayat Kesehatan Oral :
• Pasien belum pernah datang ke dokter gigi. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari
saat mandi pagi dan mandi sore.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Cukup, tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
• Tekanan darah : 197/112 mmHg
• Suhu : 36.6oC
• Nadi : 93 x/menit
• Pernafasan : 20 x/menit

Pemeriksaan Kepala-Leher
Bentuk : Normocephal, tanda-tanda trauma (-)
Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/- Edem palpebra -/- Mata
cowong -/-, pupil bulat, isokor
Hidung : Deviasi septum nasal (-), nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Terlihat mencong ke sebelah kanan (Parese N VII +)
Lidah mencong ke sebelah kanan (Parese N XII +)
Telinga : Simetris. hiperemis pina auricula (-). Sekret (-). nyeri tekan (-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid maupun limfonodi (-)
Pemeriksaan fisik
Cor
• Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Kanan atas: SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri atas: SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : S1/S2 reguler, Bising jantung (-)/Murmur (-)
Pulmo
• Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, tidak ada pernapasan yang tertinggal, retraksi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
• Auskultasi : Suara napas vesikuler+/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), tidak tampak adanya benjolan, pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Meteorismus (-) Timpani (+) Shifting dullness (-) Nyeri ketok ginjal (-)
Palpasi: Supel, nyeri tekan (-) defans muskular (-), hepar dan lien tidak teraba
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
Pemeriksaan CT-Scan
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah gangguan
fungsi otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala
klinis fokal maupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
dan dapat menyebabkan kematian akibat gangguan peredaran darah
atau lesi vascular.
• Serangan iskemik transien (transient ischemic attack, TIA) adalah
hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal secara cepat yang
berlangsung kurang dari 24 jam, dan diduga diakibatkan oleh
mekanisme vaskular emboli, thrombosis, atau hemodinamik.
Etiologi
• Etiologi serangan iskemik transien (Transient Ischemic Attack,
TIA) tersering
• Akibat tromboemboli dari atheroma pembuluh darah leher.
• Penyebab lain adalah lipohialinosis pembuluh darah kecil
intrakranial dan emboli kardiogenik.
• Etiologi yang lebih jarang adalah vaskulitis atau kelainan
hematologis.
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya TIA secara garis besar dibagi menjadi 2
1. Tidak dapat dimodifikasi
• Usia
• Jenis Kelamin
• Ras
• Herediter

2. Dapat dimodifikasi
• Hipertensi
• Penyakit Jantung
• Diabetes Melitus
• Hiperkolestrolemia
• Obesitas
• Merokok
Gejala Klinis
• Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak; gejala sepeti sinkop,
bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan diagnosis. TIA umumnya berlangsung
selama beberapa menit saja, jarang berjam-jam. Daerah arteri yang terkena akan menentukan
gejala yang terjadi;
• Karotis (paling sering)
• Hemiparesis
• Hilangnya sensasi hemisensorik
• Disfasia
• Kebutaan monocular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh iskemia retina
• Vertebrobasillar
• Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif
• Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut)
• Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia – setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi secara bersamaan.
Diagnosis
• TIA dikenali berdasarkan riwayat penyakit. Pemeriksaan penunjang
ditujukan untuk mendeteksi penyebabkan sehingga dapat mencegah
rekurensi yang lebih serius seperti stroke dengan melakukan pemeriksaan
darah rutin, LED, glukosa darah dan kolesterol, serologi sifilis dan EKG.
Dari hasil pemeriksaan dasar dan kondisi pasien, mungkin diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut seperti rontgen toraks dan ekokardiogram jika
diduga terdapat emboli kardiogenik, CT scan kranial mendeteksi penyakit
serebrovaskular yang telah ada sebelumnya, dan menyingkarkan
kemungkinan lesi structural seperti tumor yang menunjukkan gejala
seperti TI, USG karotis atau angiografi untuk mendeteksi stenosis karotis
pada pasien TIA dengan lokasi lesi karotis (Gambar 11.5), kultur darah
jika terdapat dugaan endokarditis infektif.
Diagnosis Banding
• Migren disertai aura
• Epilepsi parsial
• Tumor intracranial, malformasi vaskuler, atau hematoma subdural
kronik.
• Skelarosis multiple
• Gangguan vestibuler
• Lesi saraf perifer atau radiks saraf (misalnya palsi nervus
kranialis)
• Hipoglikemia
• Hiperventilasi dan proses psikogenik lainnya
PENATALAKSANAAN
• Obat antiplatelet (aspirin 75 mg per hari)
• Kontraindikasi pada pasien ulkus peptikum aktif.
• Clopidogrel merupakan obat antiplatelet pilihan untuk pasien yang
tidak dapat mentoleransi aspirin.
• Antikoagulan (warfarin)
• Jika diketahui sumber emboli dari jantung (kardiogenik), meliputi
fibrilasi atrium nonreumatik.
• Endarterektomi karotis
• Setelah terjadi TIA atau stroke minor, mungkin diperlukan
intervensi bedah untuk membersihkan ateroma pada arteri karotis
berat yang simtomatik (stenosis lebih dari 70%).
Penatalaksanaan yang tepat, cepat dan cermat memegang besar peranan dalam
menentukan hasil ahir pengobatan. Betapa pentingnya menangani stroke sedini
mungkin disebabkan karena jendela dari terapi stroke hanya 3-6 jam.
Pertolongan pertama yang harus diberikan saat serangan stroke terjadi adalah
• Stabilisasi Pasien dengan tindakan A B C ( airway , breathing, circulation)
• Pertimbangan Intubasi bila kesadaran stupor, koma atau gagal nafas
• Jalur infus intravena dengan larutan saline normal 0,9% dengan kecepatan 20 ml/
jam
• Berikan oksigen 2-4 liter per menit melalui kanul hidung.
• Buat rekaman EKG dan lakukan foto rontgen thorax
• Ambil sampel pemeriksaan darah
• Tegakkan diagnosis berdsarkan anamesis dan pemeriksaan fisik
• Lakukan pemeriksaan CT Scan dan MRI
PENCEGAHAN
• Pentingnya identifikasi TIA untuk pencegahan stroke, dengan cara
memodifikasi faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, alkohol,
merokok, obesiti, sindrom metabolik, aktivitas fisik, kolesterol, diet dan
obat-obatan.
• Mengobati penyakit jantung yang telah ada (aritmia, penyakit katup
jantung, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung). Memperbaiki
kontrol diabetes, mengurangi asupan alkohol berlebihan sangat
dianjurkan, walaupun efek dari masing-masing kegiatan tersebut dalam
menurunkan risiko stroke masih belum jelas. Konsumsi alkohol ringan
sampai sedang menurunkan risiko penyakit jantung koroner, dan
mungkin memilik efek protektif ringan pada risiko stroke.
PROGNOSIS
• Risiko stroke dalam lima tahun pertama setelah TIA adalah 7% per tahun,
sedangkan risiko terbesar adalah pada tahun pertama. Bersamaan dengan
peningkatan risiko infark miokard setelah TIA, maka risiko gabungan stroke,
infark miokard atau penyakit vaskular berat lainnya adalah 9% per tahun. Hingga
15% pasien dengan stroke pertama kali memiliki riwayat TIA.
• Risiko stroke atau infark miokard setelah kejadian TIA kira-kira 5% dalam waktu 1
bulan, 12% dalam tahun pertama, dan 25% dalam 5 tahun.
• Risiko awal stroke setelah mengalami TIA adalah sekitar 4% pada 2 hari, 8%
pada 30 hari, dan 9% pada 90 hari. Ketika pasien dengan TIA diikuti secara
prospektif, namun, angka kejadian stroke setinggi 11% pada 7 hari. Probabilitas
stroke pada 5 tahun setelah TIA dilaporkan 24-29%. Selain itu, pasien dengan
TIA atau stroke memiliki risiko penyakit arteri koroner.
Selasa, 15-02-2022
09:35
S O Assesment Plan
Pasien mengatakan KU : Cukup Transient Ischemic Attack - Simarc 2 mg 10 tab 1x1
gringgingen di anggota gerak TD: 197/112mmHg Hemihipestesia Dextra - Atorvastatin 40 mg 10
kanan sejak kemarin siang S: 36,60C Hipertensi tab 1x1
N: 93x/mnt - Farbion Inj 5000 3
RR: 20x/mnt Ampul 1x1
Selasa, 15-02-2022
10:12

S O Assesment Plan
Kesemutan anggota gerak KU : Sedang, Transient Ischemic Attack - Simarc 2 mg 10 tab 1x1
kanan Tidak di lakukan Hemihipestesia Dextra - Atorvastatin 40 mg 10
pemeriksaan vital sign Hipertensi tab 1x1
- Farbion Inj 5000 3
Ampul 1x1
PEMERIKSAAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Seorang laki-laki usia 58 tahun mengeluhkan rongga mulutnya terasa
kasar dan kotor.

• Riwayat Penyakit
Keluhan tersebut dirasakan beberapa tahun yang lalu, dan dirasakan
pada seluruh giginya atas dan bawah. Pasien tidak pernah mengeluhkan
rasa sakit pada giginya.
• Riwayat Kesehatan Oral
Pasien belum pernah ke dokter gigi sebelumnya. Pasien memiliki
kebiasaan menyikat gigi 2x sehari pada saat mandi. Dengan teknik
menyikat gigi atas memutar pada seluruh bagian gigi. Pasien tidak
pernah menyikat lidah dan jarang menggunakan obat kumur.

• Riwayat Kesehatan Utama


Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik hipertensi dan tidak sedang
mengonsumsi obat rutin. Akan tetapi terkadang pasien mengonsumsi
obat jika sedang pusing. Keluarga tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki keluhan yang serupa. Keluarga pasien juga tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik.

• Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial


Pasien sudah berhenti merokok sejak 12 tahun yang lalu, pasien juga
tidak mengonsumsi alkohol. Pasien suka minum teh 1 gelas sehari dan
jarang konsumsi sayur dan buah. Pasien jarang berolahraga.
Kesehariannya pasien bekerja di bengkel dari pagi hingga sore hari.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :


Tidak ditemukan kelainan/gangguan
PEMERIKSAAN INTRAORAL

JARINGAN LUNAK ODONTOGRAM

Tidak melakukan pemeriksaan Tidak melakukan pemeriksaan


ASSESSMENT
dx : tidak dapat ditegakkan

TREATMENT PLANNING
1. KIE
2. Scaling
3. Follow up
KARANG GIGI / DENTAL CALCULUS

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Kalkulus/karang gigi merupakan endapan keras
hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat
mengelilingi mahkota & akar gigi, yang terjadi
karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium
karbonat dan magnesium fosfat.

• Karang gigi ini menjadi tempat melekatnya kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya
dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai
dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat
menggosok gigi.
• Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi (periodontitis) bila tidak
segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan
penyangga gigi sudah rusak.
KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN

BERDASARKAN LETAKNYA
KALKULUS SUPRAGINGIVA KALKULUS SUBGINGIVA
• Terletak diatas margin gingiva • Terletak dibawah margin gingiva
• Dapat dilihat langsung didalam • Dapat terjadi dalam bentuk:
mulut pasien granular, lempengan, cincin
• Bermana cream/kuning • Berwarna hijau gelap atau
kecoklatan jika terkena stain kehitaman
• Biasa terjadi pada permukaan • Biasa terjadi pada gigi insisivus
bukal molar maksila dan lingual mandibula, diikuti molar maksila
insisivus mandibula dan insisivus maksila
ETIOLOGI
• Karang gigi diakibatkan oleh kotoran dan plak yang terbentuk akibat
aktivitas bakteri yang mengubah sisa gula diatas permukaan enamel.
• Mengunyah satu sisi
• Hiposalivasi
• Waktu dan cara sikat gigi yang salah
• Frekuensi berkunjung ke dokter gigi
PATOGENESIS
Acquired
Fnamel Pellicle

Viridans
Kalkulus Streptokokus
& Actinomyces

Ion Kalsium +
Kalsifikasi Komponen
Organik

Plak Biofilm
TREATMENT PLANNING
• KIE
Komunikasi, informasi, dan edukasikan ke pasien tentang kebersihan rongga
mulut yang berkaitan dengan jaringan periodontal yang disebabkan oleh
kalkulus serta instruksi cara membersihkan gigi dengan teknik yang tepat.
• Scaling
Tindakan instrumentasi dari permukaan mahkota dan akar gigi untuk
menghilangan plak, kalkulus, dan stain, yang dijadwalkan setiap 6 bulan
sekali.
• Kontrol & Evaluasi
Dievaluasi oral hygiene pasien
ANALISA DARI NERS
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
• Observasi: pemantauan TTV (TD, N, RR, Suhu), cairan intake dan output,
tanda gejala, dan GCS pasien
• Terapeutik : Mengajarkan ROM (Range of Motion) aktif pada pasien dan
keluarga (kelemahan otot), Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien
• Edukasi : Edukasi terkait proses penyakit (pengertian, patofisologi, tanda
gejala, faktor risiko, komplikasi, pengobatan, modifikasi gaya hidup,
hingga penanganan saat gejala berulang)
• Kolaborasi : kolaborasi pemberian obat dengan dokter dan apoteker,
kolaborasi dengan ahli gizi terkait diet hipertensi dan kolaborasi dengan
fisioterapi
Analisa Data
No. Analisa Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
1. DO : Hipertensi dengan Resiko Perfusi Serebral
TD: 197/112mmHg kondisi klinis terkait Tidak Efektif
TIA
DS :
- Klien mengeluhkan gringgingan dan tidak
membaik

2. DO: Neuromuskuler dengan Gangguan Mobilitas


kondisi klinis terkait Fisik
4 5 TIA
4 5
DS :
- Aktivitas sehari-hari dibantu sebagian
- Klien mengatakan mengalami kekakuan saat
menggerakan ekstremitas bagian kanan
- Klien mengatakan tidak kuat untuk
menggenggam tangan
Analisa Data

No. Analisa Data Etiologi Diagnosa Keperawatan


3. DS : Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
- Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit informasi tentang Manajemen
yang dialaminya Hipertensi dan
- Klien mengatakan tidak mengetahui manfaat Pencegahan Stroke
obat yang dibelinya diapotek
- Klien mengatakan tidak melakukan
pengecekan kesehatan sebelumnya
- Klien mengatakan masih mengonsumsi
makanan gorengan, jeroan, dan bersantan
- Klien mengatakan tidak pernah melakukan
aktivitas fisik
Prioritas Masalah Keperawatan

1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif d.d Hipertensi dengan


kondisi klinis terkait TIA
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Neuromuskuler dengan kondisi
klinis terkait TIA
3. Defisit Pengetahuan tentang Manajemen Hipertensi dan
Pencegahan Stroke b.d Kurang terpapar informasi
No. SDKI SLKI SIKI EBN

1. Risiko Perfusi serebral Manajemen Peningkatan Ainun, K., Kristina., Srimis L. (2021).
Perfusi Setelah dilakukan Tekanan Intrakranial Terapi Foot Massage Untuk
Serebral tindakan keperawatan Observasi Menurunkan dan Menstabilkan
Tidak Efektif Tekanan Darah Pada Penderita
selama 2x24 jam - Identifikasi penyebab Hipertensi. 3 (2), 328-336
d.d
Hipertensi diharapkan perfusi peningkatan TIK Hasil:
dengan serebral meningkat - Monitor tanda-gejala Setelah dilakukan terapi foot massage,
kondisi klinis dengan criteria hasil : peningkatan TIK (TD,N,RR,S) para peserta menyatakan lebih rileks
terkait - Pasien tidak Terapeutik dan otot kaki semakin ringan untuk
Stroke mengeluh sakit kepala - Berikan posisi semifowler melangkah. Efek terapi pijat ini dapat
mengalirkan sirkulasi darah ke
- Tekanan darah - Pertahankan suhu tubuh
persendian, mengalirkan oksigen,
sistolik dalam rentang normal mengendurkan ketegangan otot
(130-140)mmHg Kolaborasi sehingga memperlancar aliran darah ke
- Tekanan darah - Kolaborasi pemberian obat jantung dan menstabilkan tekanan
diastolic dalam bersama dokter dan apoteker darah.
rentang normal (60-
90)
- Nilai GCS : 15
No. SDKI SLKI SIKI EBN

2. Gangguan Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi Santriwati & Wijaya. (2020).


Mobilitas Setelah dilakukan Observasi Literature Review: Efektifitas Range
Fisik b.d intervensi - Identifikasi adanya nyeri Of Motion (Rom) Aktif Terhadap
Neuromuskul keperawatan selama atau keluhan fisik lainnya
1x24 jam, diharapkan - Identifikasi toleransi fisik Peningkatan Kekuatan Otot Pada
er dengan
kondisi klinis mobilitas fisik pada melakukan pergerakan Penderita Stroke
terkait stroke pasien dapat - Monitor kondisi umum Hasil:
meningkat dengan selama melakukan Berdasarkan dari 10 jurnal didapatkan
kriteria hasil: mobilisasi bahwa ada pengaruh setelah di lakukan
 Kekuatan otot Terapeutik pemberian terapi Rangge Of Motion
ekstremitas kanan - Fasilitasi aktivitas
(ROM) dalam penyembuhan penyakit
atas dan bawah mobilisasi dengan alat bantu
pasien meningkat (mis. side rail) stroke yang mengalami kelemahan otot
dari skor 4 - Libatkan keluarga untuk latihan ROM efektif dalam
menjadi 5 membantu pasien meningkatkan kekuatan otot. Dengan
meningkatkan pergerakan pemberikan latihan yaitu 2x sehari
Edukasi setiap pagi dan sore dengan waktu 15-
- Jelaskan tujuan dan 35 menit
prosedur mobilisasi
No SDKI SLKI SIKI EBN

3. Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Proses Penyakit Amila, et al. (2018). Pencegahan Stroke
Pengetahuan Setelah dilakukan Observasi Berulang Melalui Pemberdayaan
tentang intervensi keperawatan - identifikasi kesiapan dan Keluarga dan Modifikasi Gaya Hidup
Manajemen selama 1x24 jam,
diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi Hasil kegiatan menunjukkan mayoritas
Hipertensi dan
Pencegahan pengetahuan terhadap Terapeutik responden memiliki jumlah serangan
Stroke b.d proses penyakit pada - Sediakan materi dan media stroke 1 kali (60%), mayoritas keluarga
Kurang pasien dapat meningkat pendidikan kesehatan (media memiliki pengetahuan cukup (60%)
Terpapar dengan kriteria hasil: tanda gejala stroke, pengendalian tentang pencegahan stroke berulang,
Informasi • Pasien mampu hipertensi) mayoritas responden memiliki resiko
menjelaskan
-Berikan kesempatan untuk rendah (50%). Peningkatan pengetahuan
pengetahuan terkait
penyakit melakukan apersepsi pasien dan keluarga dalam deteksi tanda
• Pasien mau Edukasi pencegahan faktor risiko stroke
melakukan program - Jelaskan penyebab dan faktor ditargetkan terjadi perubahan perilaku dan
kesehatan yang risiko penyakit meningkatkan pola hidup sehat untuk
sudah ditentukan - Jelaskan patofisiologi, tanda mencegah stroke berulang.
gejala dan komplikasi
penyakit
- Anjurkan melakukan cek
kesehatan rutin
Patient Safety Keperawatan
• Mengidentifikasi identitas pasien minimal 3 komponen (Nama,
Alamat, Tanggal Lahir)
• Memperhatikan prinsip 6 benar sebelum memberikan obat kepada
pasien (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu
pemberian, benar cara pemberian, benar kadaluarsa obat)
• Melakukan komunikasi efektif dan terapeutik pada pasien
• Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
• Mencegah adverse event dengan mengurangi resiko jatuh pada
pasien
KAJIAN KEISLAMAN
• Penyembuh dan penyakit datangnya dari Allah
 QS Yunus 57: wahai manusia sungguh telah datang kepadamu pelajaran al quran dari
Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang yg
beriman.
 HR. Abu Daud: cukuplah Allah Menjadi penolongku dan sebaik baik pelindung
 HR. Bukhari: Allah tidak akan memberikan penyakit, kecuali ada penyembuhnya

• Sebagai manusia harus menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya


 At-Taubah 108: menganjurkan untuk pasien mensucikan diri, mendekatkan diri,
memperhatikan jasmani dan rohani.
 Al Maidah 88: “makanlah makanan yg halal, baik yg telah kami berikan rezekinya
kepadamu, dan bertakwalah”
 QS. Al Baqarah 195: dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan
 HR. Ibnu Majah: tidak boleh menimbulkan bahaya, dan tidak boleh pula membahayakan
orang lain
KAJIAN KEISLAMAN
• Ketika sakit, bisa melakukan ibadah semampunya
HR Bukhari : Dari Imran bin Hushain berkata,”Aku menderita wasir, maka aku
bertanya kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda,”Shalatlah sambil berdiri, kalau
tidak bisa, maka shalatlah sambil duduk. Kalau tidak bisa, shalatlah di atas
lambungmu
QS An-Nisa : 43 “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci): sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.”
KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai