Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN

REMAJA DISABILITAS
INTELEKTUAL
Tin Suharmini, Msi
A. PERKEMBANGAN FISIK DAN
HORMONAL
REMAJA DISABILITAS
INTELEKTUAL
• Masa remaja adalah masa yang dialami semua orang, tidak ada
perbedaan prinsip antara anak normal dan disabilitas intelektual.
Perbedaannya hanya terletak pada fungsi intelektualnya.
• Perkembangan fisik dan hormonal remaja ada pada tahap pubertas.
Pubertas suatu tahap peerkembangan seseorang menjadi dewasa
secara seksual. Pubertas merupakan suatu periode dimana
kematangan fisik berlangsung pesat dan melibatkan perubahan
hormonal dalam tubuh.
• Pubertas ini ada pada tahap remaja awal, yang berlangsung pada usia
9 sampai 16 tahun.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU PUBERTAS
1. Bawaan : Kemunculan pubertas telah diprogramkan di dalam gen
setiap manusia.
2. Hormon : Terjadinya perubahan=perubahan Hormon.
a. laki=laki : Munculnya kumis, perempuan: Melebarnya pinggul.
b. laki-laki : kelenjar androgen ( hormone seks laki-laki ), perempuan
munculnya kelenjar estrogen (hormone seks pada wanita).
Pada testoteron, androgen yang berperan penting bagi perkembangan
pubertas laki-laki, sehingga muncul perubahan fisik, perkembangan genital
ekternal, bertambahnya tinggi badan dan perubahan suara. Munculnya Hasrat
dan aktivitas seksual pada laki2.
• Sedangkan pada wanita estrogen berperan penting dalam
perkembangan pubertas wanita. Ketika kadar estrogen meningkat
terjadilah perkembangan payudara, perkembangan Rahim dan
perubahan kerangka. Hasrat dan aktivitas seksual pada wanita kurang
terlihat.
3. Sistem endokrinon. Peran system endokrinon di masa pubertas
melibatkan interaksi dengan hipotalamus, kelenjar pituitari dan kelenjar
seks (gonad). Hipotalamus adalah sebuah struktur yang terletak di otak
untuk memonitor regulasi hormone di dalam tubuh. Pituitari kelenjar
yang menghasilkan hormon2 yang dapat merangsang kelenjar lain.
• Kelenjar tiroid dan adrenalin berinteraksi dengan pituitary yang
pertumbuhan. Kelenjar adrenalin terlibat dalam perilaku remaja.
• Kelenjar seks (Gonad) terdiri dari testis pada laki-laki dan indung telur
pada wanita. Kelenjar ini sangat berperan dalam penampilan
karaktereristik seks sekunder sepereti perkembangan kumis dan
payudara bagi wanita.
• Pada sekitar usia 10 sampai 11 tahun pada perempuan terejadi
menarche pertama, periode menstruasi pertama. Pada laki-laki terjadi
spermache, ejakulasi dari air mani yang pertama.
4. Perubahan berat tubuh, lemak dan leptin.
5. Pertumbuhan Tubuh yang pesat.
Pada perempuan permulaan tinggi badan pesat sekitar usia 9 tahun pada laki-laki
11 tahun. Puncak perubahan pubertas 11,5 tahun sedang pada laki-laki 13,5 tahun.
6. Kematangan Seksual.
Para peneliti menemukan karakteristik pubertas laki-laki berkembang mengikuti
urutan tertentu : Membesarnya ukuran penis dan testikel, tumbuhnya rambut
kemaluan yang halus, perubahan suara yang tidak terlalu kelihatan, ejakulasi
pertama (spermache) hal ini terjadi melalui masturbasi dan mimpi basah,
tumbuhnya rambutnya di wajah dan rambut di ketiak, perubahan suara yang lebih
kelihatan.
• Sedangkan urutan perubahan fisik pada perempuan, dimulai
membesarnya payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, tumbuhnya
rambut di ketiak, bertambah tinggi, pinggul berkembang menjadi
lebar, menstruasi pertama.
7. Munculnya pubertas lebih awal atau lebih lambat akan menjadi
permasalahan yang perlu ditangani.
PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS DAN
SEKSUAL
• Perkembangan psikologis tidak lepas dari perkembangan kognitif,
perkembangan emosi, perkembangan social dan moral pada remaja
disabilitas intelektual.
• Peekembangan kognitif pada disabilitas intelektual berkaitan pada
kecerdasan, penalaran, memori, motorik, bahasa dan kemapuan
persepsi dan analisis. Tentunya remaja disabilitas intelektual ini
mempunyai kemampuan kognitif yang relative rendah. Biasanya
ditunjukkan dengan IQ 75 ke bawah dan mempunyai kemampuan
adaptif yang kurang. MA anak golongan mampu didik sekitar 12 tahun,
kira-kira 4,5,6 SD. Anak golongan mampu latih MA sekitar 7 tahun (kira-
kira kelas 1 SD)
PERKEMBANGAN SOSIAL, EMOSI,
KEPRIBADIAN
• Perkembangan sosial dikatakan baik apabila anak sudah dapat
berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat yang sudah
diakui kebenarannya. Anak sudah memiliki nilai (keyakinan) sesuatu
itu benar atau salah dan norma sebagai pedoman dalam berperilaku.
• Anak disabilitas intelektual sering mengalami kegagalan yang
menyebabkan anak frustrasi dan banyak tergantung pada orang
dewasa. Kecerdasan kurang, frustrasi menyebabkan emosi anak tidak
matang, mudah dipengaruhi, emosi kanak-kanak, sensitive dan
kadang=kadang meledak-ledak.
• Anak – anak ini juga membutuhkan rasa aman, dicintai dan mencintai,
dihargai, dan membutuhkan aktualisasi diri.
• Masalah yang terjadi selama masa remaja ini adalah masalah
penyesuaian sosial. Anak-anak ini sering mengalami kesukaran dalam
penyesuaian social. Remaja disabilitas intelektual ini sering oleh
sekelompok anak-anak normal akibatnya menjadi frustrasi, marah,
memberontak dan menentang.
• Ada beberapa anak tunagrahita yang sering melakukan Gerakan
stereotype.
• Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anak disabilitas
intelektual sering mengalami gangguan emosi dan masalah-masalah
perkembangan emosi. Perilaku emosi yang dinampakkan seperti
agresif, marah (kadang2 meledak-ledak), withdrawl, takut, cemas,
lancing, impulsive dan merusak. Motivasi untuk mengerjakan tugas
sekolah rendah, ketahanan pemperhatikan lebih pendek, mempunyai
harapan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru namun
sering gagal, sehingga ada dorongan untuk minta bantuan. Pikiran
tentang kegagalan ini menjadikan Self-fulfilling prophecy yang akan
mengarahkan pada kegagalan berikutnya. Sehingga anak kurang
mengalami perkembangan.
• Perkembangan emosi pada remaja menggambarkan emosi yang tidak
menentu, tidak stabil dan meledak-ledak. Kepekaan emosi meningkat
yang sering diujudkan dalam bentuk lekas marah, suka menyendiri,
gelisah, cemas dan sentiment, menggigit kuku dan garuk-garuk
kepala.
• Terjadinya peningkatan kepekaan emosi pada remaja disebabkan
beberapa hal. Misalnya, perubahan sistem endokrinon, nutrisi, cacad
tubuh, hubungan keluarga yang tidak harmonis, kurangnya model,
tuntutan yang terlalu tinggi, frustrasi, penyesuaian terhadap jenis
kelamin, masalah di sekolah.
• Seiring dengan kematangan kelenjar kelamin, remaja mulai timbul
perhatian terhadap lawan jenis. Tahapan-tahapan perkembangan emosi
cinta remaja, mulai dari tahap Crush, cinta yang bersifat pemujaan pada
orang tua atau jenis kelamin yang sama. Selanjutnya tahap Hero
Worshipping, bersifat pemujaan tetapi pada orang yang lebih tua , jenis
kelamin yang berbeda dan umumnya jarak jauh. Tahap berikutnya Boy
Crazy & Girl Crazy. Rasa cinta ditujukan pada teman sebaya tidak hanya
pada satu orang tetapi pada semua remaja dan lawan jenisnya.
Berikutnya Puppy love (cinta monyet) Cinta remaja ditujukan pada satu
orang dan sifatnya berpindah-pindah. Terakhir Romantic love, remaja
menemukan cinta yang tepat sifatnya lebih stabil.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
PSIKOSEKSUAL MENURUT FREUD.
1. Tahap oral (0 – 18 bulan ). Sumber kenikmatan bayi sekitar mulut.
Bagaimana bayi mengunyah, menghisap dan menggigit.
2. Tahap anal ( 2 – 3 tahun). Kenikmatan terbesar adalah pada anus.
3. Tahap phallik ( 3-6 tahun) Kenikmatan berfokus pada alat kelamin.
Pada tahap ini mempunyai arti khusus bagi perekembangan
kepribadian.
4. Tahap latent (6 sampai pubertas)
Mengembangkan ketrampilan social dan intelektual.
• 5. Tahap pubertas ( 11/12 tahun sampai 21 tahun)
Energi seksual mulai muncul lagi di tahap ini dan lebih hebat
dibandingkan dengan tahap phallik. Dorongan-dorongan sexual
dimasa ini bisa disublimasikan pada kegiatan-kegiatan yang positif.
6. Tahap Genital ( 21 tahun ke atas).
Individu mampu mengembangkan hubungan cinta dewasa yang
berfungsi secara mandiri sebagai orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai