Anda di halaman 1dari 30

DAN MODALITAS

LANSIA

Anugrah Nurul Hudda


TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur,
berorientasi, terhadap masalah saat ini, dan bersifat terapi individu.
Terapi kognitif akan lebih bermanfaat jika digabung dengan
pendekatan perilaku. Kemudian terapi ini disatukan dan di kenal
dengan terapi perilaku kognitif. Terapi ini memerlukan individu
sebagai agen yang berfikir aktif dan berinteraksi dengan dunianya.
TUJUAN
• Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentang
keakuratan kognisi negative klien.
• Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas
• Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien
mengubah cara berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional
• Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang
maladaptive, pikiran yang mengganggu secara otomatis, serta proses
pikiran tidak logis yang dibesar-besarkan.
• Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan dengan
mengubah cara berfikir maladaptive dan otomatis.
TUJUAN (2)

• Membantu menargetkan proses berfikir serta perilaku yang


menyebabkan dan mempertahankan panic dan kecemasan.
• Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku
gangguan obsessive kompulsif dan selanjutnya mencegah responnya.
• Membantu individu mempelajari respon relaksasi
• Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil
bertahan hidup dan bukan sebagai korban
• Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system
keyakinan yang salah
• Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan
praktik untuk meningkatkan aktifitas sosialnya
• Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan
internal
INDIKASI TERAPI

• Depresi (ringan sampai sedang)


• Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan
• Individu yang mengalami stress emosional
• Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder)
• Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik)
• Gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder)
• Gangguan makan
• Gangguan mood
• Gangguan psikoseksual
• Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya
TEKNIK PELAKSANAAN TERAPI

• Mendukung klien untuk mengidentifikasi kognisi atau area berpikir


dan keyakinan yang menyebabkannnya khawatir
• Mengguanakan teknik pertanyaan Socratic yaitu meminta klien
untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menegaskan pikiran
negative yang merendahkan dirinya. Dengan demikian klien mulai
melihat bahwa asumsi tersebut tidak logis dan tidak rasional
• Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri
sendiri, nilai diri dan dunia. Dengan demikian klien membentuk nilai
dan keyakinan baru dan distress emosional menjadi hilang.
FASE TERAPI KOGNITIF

Fase awal
•Membentuk hubungan terapeutik dengan klien
•Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah serta
pengaruhnya terhadap emosi dan fisik
•Menentukan tujuan terapi
•Mengajarkan klien untuk mengevaluasi pikiran-pikiran yang otomatis
FASE TERAPI KOGNITIF (2)

Fase pertengahan
•Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah
•Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien diminta
mempraktekkan keterampilan berespon terhadap hal-hal yang
menimbulkan depresi dan memodifikasinya.
FASE TERAPI KOGNITIF (3)

Fase akhir
•Menyiapkan klien untuk terminasi dan memprediksi situasi beresiko
tinggi yang relevan untuk terjadinya kekambuhan.
•Mengonsolidasikan pembelajaran melalui tugas-tugas terapi sendiri
STRATEGI PENDEKATAN TERAPI
KOGNITIF
• Menghilangkan pikiran otomatis
• Menguji pikiran otomatis
• Mengidentifikasi asumsi maladaktif
• Menguji validitas asumsi maladaktif
TERAPI MODALITAS

Terapi modalitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu


luang bagi lansia.

TUJUAN
•Mengisi waktu luang bagi lansia
•Meningkatkan kesehatan lansia
•Meningkatkan produktifitas lansia
•Meningkatkan interaksi sosial antar lansia
JENIS TERAPI MODALITAS

• Psikodrama
• Terapi aktifitas kelompok (TAK)
• Terapi music
• Terapi berkebun
• Terapi okupasi
• Life review terapi
• Rekreasi
• Terapi keagamaan
Pengertian Terapi Musik
• Penggunaan musik secara terapeutik untuk
meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku
dan fungsi sosial.
• Penggunaan musik secara terapeutik dalam rangka
memperbaiki, memelihara, meningkatkan status fisik
dan mental.
TERAPI MUSIK

Jenis :
• Bermain musik
• Menyanyi
• Mendengarkan  pasif
keuntungan:
• Energi yang dikeluarkan sedikit
• Tak terbatas ruang dan waktu
• Murah dan mudah
• Tidak membutuhkan keahlian
Tujuan dan manfaat terapi musik pada
lansia

 Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain.


 Mengekspresikan perasaan
 Menyalurkan hobby
 Memberikan rasa nyaman, mengurangi stres,
menurunkan depresi, menurunkan kecemasan,
karena musik memiliki efek sedativa
(menenangkan).
Yang Harus diperhatikan pada Terapi
Musik :

•Waktu pertemuan
•Fasilitas pendukung (tenaga kesehatan)
•Transportasi (berjalan/alat bantu)
•Akomodasi (Ruangan)
•Tempat duduk (kenyamanan)
•Gangguan (dari luar)
Indikasi terapi musik

1. Defisit fungsional pada fisik, psikologis atau


fungsi sosial
2. Pada lansia yang marah, gusar, kesepian.
3. Gangguan emosi dan perilaku (hyperaktif,
perilaku kekerasan, gangguan hubungan
sosial, menarik diri)
4. Stress dan cemas
Peran Perawat dalam terapi Musik
 Pelaksana
 Penyeleksi peserta terapi
 Memilih jenis musik  punya kecenderungan
terapeutik
 Pendamping lansia pada waktu pelaksanaan terapi
 Memfasilitasi dan mengkoordinasi jalannya diskusi
setelah terapi
 Evaluasi
 Mendokumentasikan
LATIHAN ORIENTASI REALITA

LOR  Bentuk modifikasi tingkah laku


Mengingatkan secara berulang-ulang.
Contoh:
• Pengawasan
• Penglihatan . Menyebutkan nama benda, menggambarkan
bentuk-bentuk.
• Perabaan  dengan mata tertutup dapat mengenal benda
dengan meraba.
• Pendengaran  pengenalan suara-suara.
• Waktu  melihat jam, menggambarkan cuaca
• Tempat  teka-teki tempat, jalan-jalan yang dilewati.
• Orang  mengulang nama-nama teman satu kelompok.
• Daya ingat  mengulang cerita-cerita.
• Berfikir  verbal, non verbal, memecahkan teka-teki.
menunjukan kesalahan pada gambar.
• Sikap sosial  kelompok bicara, tentang sesuatu yang hangat
jadi pembicaraan.
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang


diberikan kelompok klien dengan tujuan memberi terapi bagi
anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan meningkatkan respon sosial
TUJUAN TAK

Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :


•Mengembangkan stimulasi persepsi
•Mengembangkan stimulasi sensoris
•Mengembangkan orientasi realitas
•Mengembangkan sosialisasi
PRINSIP-PRINSIP MEMILIH PESERTA
TAK
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah
homogenitas, yang dijabarkan antara lain:
•Gejala sama
•Kategori sama
•Jenis kelamin sama
•kelompok umur hampir sama
•Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi
MANFAAT TAK BAGI LANSIA

Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah:


•Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.
•Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta
merubah perilaku yang destrkutif dan maladaptive.
•Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu
sama lain unutk menemukan cara menyelesaikan masalah.
TAHAPAN TAK
• Fase pre-kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber–sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkikan biaya dan keuangan.
• Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
a. Orientasi.
b. Konflik
c. Kebersamaan
TAHAPAN TAK (2)

• Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
negatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati,
kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
• Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
PERAN PERAWAT DALAM TAK

• Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.


• Sebagai leader dan co leader
a. Leader
Tugasnya:
- Menyusun rencana pembuatan proposal
- Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
- Merencanakan dan mengontrol terapi aktifitas kelompok
- Membuka aktifitas kelompok
- Memimpin diskusi dan terapi aktifitas kelompok
- Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya
untuk memperkenalkan diri
- Membacakan tujuan terapi aktivitas kelompok
- Membacakan tata tertib
PERAN PERAWAT DALAM TAK (2)

b. Co-leader
Tugasnya:
- Membantu leader mengorganisasi anggota
- Apabila terapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader
- Menggerakkan anggota kelompok
- Membacakan aturan main
•Sebagai fasilitator
Tugasnya :
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan
- Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
PERAN PERAWAT DALAM TAK (3)

• Sebagai observer
Tugasnya :
- Mengobservasi jalannya terapi aktifitas kelompok mulai dari
persiapan, proses dan penutup.
- Mencari serta mengarahkan respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi
- Memberi umpan balik pada kelompok
- Melakukan evaluasi pada terapi aktifitas kelompok
- Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok
- Membacakan kontrak waktu
• Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaa

Anda mungkin juga menyukai