Oleh :
PRESEPTOR :
dr. Ade Ariadi, Sp.An
Pendahuluan
• Eklampsia adalah gangguan yang di tandai dengan adanya koma atau kejang yang
dapat terjadi sebelum, saat atau setelah persalinan. Preeklampsia adalah hipertensi
yang terjadi pada kehamilan yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah ≥
140 mmHg dan proteinuria yang muncul pertama setelah kehamilan 20 minggu.
• Eklampsia dibedakan menjadi eklampsia gravidarum (antepartum), eklampsia
intrapartum, dan eklampsia postpartum, berdasarkan saat timbulnya serangan.
• Eklampsia banyak terjadi pada trimester terakhir dan semakin meningkat saat
mendekati persalinan.
• Preeklampsia/eklampsia adalah salah satu dari 3 penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu hamil di seluruh dunia.
• WHO (World Health Organization) menyebutkan eklampsia kematian ibu hamil
sebesar sebesar 12% di negara berkembang. Data Indonesia di WHO menunjukan
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2013 adalah 190 per 100.000
kelahiran hidup.
Ilustrasi Kasus
Identitas
Nama: Ny. A
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Alahan panjang
Seorang pasien perempuan usia 24 tahun datang ke IGD RSUD M.Natsir pada tanggal
09 Februari 2021 pukul 22.00 rujukan dari RSIA Ananda dengan diagnosa penurunan
kesadaran ec eklamsia antepartum gravid preterm 23-24 mgg.
Pasien sebelumnya mengalami kejang 1x selama 5 menit dan tidak sadar
setelah kejang. Kejang seluruh tubuh, sebelum kejang pasien sempat
mengeluhkan nyeri kepala dan pasien tampak pucat. Keluhan mual muntah
dan adanya nyeri perut kanan atas disangkal pasien, batuk dan demam tidak
ada, sesak nafas tidak ada, edema pada kedua tungkai. Riwayat hipertinsi
disangkal. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus didalam keluarga
disangkal.
Hari I/ 09-02-20201, 22:00 WIB DI IGD
S -S :Pasien dengan keluhan penurunan kesadaran dan sebelumnya mengalami kejang 1x selama 5 menit sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit
O O:
Status generalis : -Laboratorium :
Kes: stupor, GCS E2V2M1
TD : 146/87 mmHg Hb 6,5 g/dl
HR :112x/i Leukosit 14.400 /mm3
RR : 24 x/I Trombosit 209.000/mm3
T : 36,5 C Hematokrit: 20,3
- Pemeriksaan fisik : Urinalisa:
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), Pupil anisokor (3mm/4mm) Protein: +2
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop(-)
Paru : Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri, Bising Usus (+), DJJ 112x/i
Genitalia : PPV(-)
Ekstremitas: Akral dingin (+), Pucat (+), CRT <2 detik
rencana lanjutan:
konsul obgyn dan konsul anastesi untuk tindakan operasi cito sectio caesarea
Hasil pemeriksaan pasien saat pasien di pindahkan ke ICU- post histerotomi a/I eklampsi tanggal 10-02-2021 pada pukul 00.53WIB
S -Pasien pendarahan di kedua hidung setelah pemasangan NGT, . Kejang tidak ada, pendarahan mulut (+), pendarahan pervagina (+).
O -Status generalis :
KU : Tampak sakit berat -Laboratorium : jam 01.13 wib
Kes : dibawah pengaruh obat (GCS E2M1Vtube) Hb :5,0 g/dl Elektrolit :
TD : 158/96 mmhg Natrium : 134,3 meq/L
HR : 86x/i Ht : 14,7 %
RR : 22 x/i, Leukosit 25.400 /mm3 Kalium : 5,4 meq/L
T : 36,4 C Trombosit 213.000/mm3 Clorida : 111,2 meq/L
- Pemeriksaan fisik : kimia klinik
Mata : Konjungtiva anemis (+/+),sklera tidak ikterik, pupil anisokor (2mm/3mm)
Jantung : irama reguler, murmur (-), s3 gallop (-) SGOT : 32 u/L
Paru : vesikuler, rhonki (+/+), wheezing (-/-) SGPT : 22 u/L
Abdomen : supel, nyeri tekan(-), nyeri lepas(-)BU (+)
Ekstremitas : Akral dingin (+), CRT<2 detik Albumin : 2,17 g/dl
Ureum : 85 mg/dl
Creatinin : 7,11 mg/dl
A Post histerotomi a/i eklampsi + anemia
P Terapi :
IVFD RL 500 CC + oxytocin 20 iu/8 jam.
Syr. Propofol 50 mg/jam.
Syr. Tramadol 300 mg/24 jam.
E1 ceftriaxon 2x1 gr
Inj. Omeprazol 1x40 mg.
Transfusi PRC .
Inj. Asam traneksamat 3x500 mg.
Methyldopa 3x500 mg.
Ibuprofen 3x400 mg.
NAC 4X200 mg.
Nebu combiven II/ 8 jam.
Follow Up hari rawatan pasien
HARI RAWATAN ICU I (10-02-21)
S Pada pasien terdapat pendarah mulut, udem pada tungkai (+/+), kejang (-), demam (-)
O Status generalis Laboratorium : jam 05.30
Tampak sakit berat Hb : 8,6 g/dl
Kesadaran : Ht :25,6%
GCS E2M1Vtube Leukosit :29.900 mm3
TD : 119/53 mmHg Trombosit :324.000 mm3
HR: 96 x/menit
RR : 12x/menit kimia klinik
SPO2 : 94% Ureum : 87 mg/dl
T : 36,5 C Kreatinin : 8,24 mg/dl
Pemeriksaanfisik
Mata : konjungtiva anemis(+/+), pupil anisokor 2mm/3mm. reflek kornea Elektrolit
(+/+) Na : 135,6 meq/L
Jantung : irama regular, murmur(-), gallop(-) Kalium : 5.8 meq/L
Paru : vesikuler, Rh (+/+), Wh (-/-) Clorida : 109,4 meq/L
Abdomen: supel(+), nyeri tekan(-),nyeri lepas(-), BU(+) Urinalisa
Ekstremitas : akral dingin, CRT<2 detik, Protein urin : +3
A Post histerotomi a.i eklamsi+ Aki on ckd +anemia
P • Terapi : • Fentanil 100 mg.
• IVFD RL 500cc Drip oxcytocin 20 unit 8 jam/kolf • Methyldopa 3x500 mg
• Syr .tramadol 300 mg/ 24 jam • NAC 4x200 mg
• E1 Ceftriaxon 2x1 gr • Nebu combiven II/8 jam
• Inj omeprazol 1x40 mg • Paracetamol 4x500 mg.
• Inj. Ondansentron 3x 4 mg. • Fenitoin 2x100 mg (jika kejang).
• H1 dexametasone 4x10 mg. • Bicnat 3x500 mg.
• Asam traneksamat 3x500 mg • Asam folat 2x1 tab.
• Furosemid 20 mg. Diet : Mc 6x100 cc, Ap
• Transfusi PRC Cek ulang ureum,creatinine, elektrolit, albumin
• Albumin 25% 100 cc.
HARI RAWATAN ICU II (11-02-21)
S Pasien kejang(-), demam (-) , udem pada tungkai (+/+)
O Status generalis Laboratorium :
Tampak sakit berat Hb : 9.9 g/dl
Kesadaran : CMC Ht :28,7%
GCS E4M6Vtube Leukosit :25.000 mm3
TD : 123/69 mmHg Trombosit :113.000 mm3
HR: 101 x/menit kimia klinik
RR : 18 x/menit Albumin : 3.34 g/dl
T : 37,3 C Ureum : 76 mg/dl
SPO2: 91% Kreatinin : 4,40 mg/dl
Pemeriksaan fisik Kalsium: 6.88 mg/dl
Mata : konjungtiva anemis(+/+), pupil isokor (3mm/3mm). Elektrolit
Jantung : regular, murmur(-), gallop(-) Na : 137,4 meq/L
Paru : Rh (+/+), Wh (-/-) Kalium : 5.4 meq/L
Abdomen: supel(+), nyeri tekan(-),nyeri lepas(-), BU(+) Clorida : 106,3 meq/L
Ekstremitas : akral dingin, CRT<2 detik
A Post histerotomi a.i eklamsi+ Aki on ckd +anemia
P Terapi : Inj. Fentanil 1 amp+ 2 amp
IVFD D 10 %/ 24 jam. Inj. Diazepam 1 amp.
Syr tramadol 200 mg /24 jam Methyldopa 3x250 mg
Syr. Lasix 5 mg/jam. NAC 4x200 mg
Inj ondasentron 3x4 mg Paracetamol 4x750 mg
H2 dexametasone 3x10 mg Asam folat 2x1 tab
E1 meropenem 3x1 gr. Nebucombiven II/8 jam
Inj omeprazole 1x 40 mg Fenitoin 2x100 (bila kejang)
Inj asam traneksamat 3x500 mg
Inj metroclorperamide 3x10 mg. Diet : MCRP 6x200 cc, Ap
Rencana lanjutan :
Besok rencana HD , RO thorak, Cek ureum,creatinine/hari.
HARI RAWATAN ICU III (12-02-21)
S Pada pasien terdapat slem kehitaman(+),udem pada tungkai(+),demam(-), kejang (-)
O Status generalis Laboratorium:
Tampak sakit berat Ureum : 49 mg/dl
Kesadaran : CMC Kreatinin : 2.00mg/dl
GCS E4M6Vtube Kalsium : 7.76 mg/dl
TD : 154/88 mmHg
HR: 101 x/menit Elektrolit :
RR : 19x/menit Na : 137,1 meq/L
SPO2 : 85% Kalium : 4.6 meq/L
T : 37 C Clorida : 105,7 meq/L
Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva anemis(+/+), Sklera tidak ikterik, pupil isokor (+/+)
Jantung : irama reguler, murmur(-), gallop(-)
Paru : Rh (+/+), Wh (-/-)
Abdomen: supel(+), nyeri tekan(-),nyeri lepas(-), BU(+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik
A Post histerotomi a.i eklamsi+ Aki on ckd +anemia
P Terapi : NAC 4x200 mg
IVDF D 10 % 500cc/24 jam Methyldopa 3x250 mg
Syr tramadol 200 mg /24 jam Paracetamol 4x500 mg
Syr lasix 5 mg/jam Asam folat 2x1 tab
E2 meropenem 3x1 gr Bicnat 3x500 mg
Inj. Metoclopramid 3x10 mg Nebu combiven II/8 jam
Inj ondasentron 3x4 mg Diet : MCRP 35 gr 6x200 cc, Ap
Inj omeprazole 2x40 mg
Inj asam traneksamat 3x500 mg
Inj. Vit k 3x10 mg .
H3 dexametasone 2x10 mg
HARI RAWATAN ICU IV (13-02-21)
S Pasien sesak nafas,slem (+) kemerahan, urin sedikit, udem pada tungkai (+/+),kejang(-), demam (-)
O Status generalis Pemeriksaan fisik
Tampak sakit berat Mata : konjungtiva anemis(-/-),Sklera tidak ikterik
Kesadaran : somnolen Jantung : regular, murmur(-), gallop(-)
GCS E3M5Vtube Paru : Rh (+/+), Wh (-/-)
TD : 132/84 mmHg Abdomen: supel(+), nyeri tekan(-),nyeri lepas(-), BU(+)
HR: 132 x/menit Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik
RR : 35 x/menit Laboratorium:
SPO2: 69% Ureum : 83 mg/dl
T : 37 C Kreatinin :5.17 mg/dl
A Post histerotomi a.i eklamsi+ Aki on ckd +anemia
P IVDF D 10 % 500cc/24 jam Fenitoin K/P
Syr. Propofol 50 mg/jam. NAC 4x200 mg
Syr omeprazol 200 mg/24 jam Methyldopa 3x500 mg
Syr tramadol 200 mg /24 jam Paracetamol 4x500 mg
Syr lasix 7,5 mg/jam Asam folat 2x1 tab
Syr NTG diencerkan. Bicnat 3x500 mg
E3 inj. meropenem 3x1 gr Nebu combiven II/8 jam
Inj ondasentron 3x4 mg
H4 dexametasone 1x10 mg
Inj metroclorperamide 3x10 mg Diet : MCRP 35 gr 6x200 cc, Ap
Inj asam traneksamat 3x500 mg
Inj. VIT K 3x1 amp
HARI RAWATAN ICU V (14-02-21)
S Pasien sesak nafas,slem (+) kemerahan, urin sedikit, udem pada tungkai (+/+), kejang(-), demam (+)
O Status generalis Pemeriksaanfisik
Tampak sakit berat Mata : konjungtiva anemis(+/+), Sklera tidak ikterik
Kesadaran : somnolen Jantung : regulr, murmur(-), gallop(-)
GCS E3M5Vtube Paru : Rh (+/+), Wh (-/-)
TD : 109/72 mmHg Abdomen: supel(+), nyeri tekan(-),nyeri lepas(-), BU(+)
HR: 145 x/menit Ekstremitas : akral hangat, CRT<2
RR : 36x/menit LABORATORIUM:
SPO2 : 95% Ureum : 124 mg/dl
T : 38,6 C Kreatinin : 9,42 mg/dl
21.11
• Ku: tampak sakit berat
• Kes : E1M1VTube
• TD : 50/20 mmHg
• Nadi : 163x/menit
• SaO2 : 86%
• T : 42 c
21: 16 TD : -
Nafas: -
HR -
Ekg :PEA
↓
Dilakukan RJP injeksi epinefrin 2 ampul
↓
unrespon
↓
Pasien apneu
Nadi : tidak terukur
TD : tidak terukur
↓
Pasien mengalami pupil midriasis, EKG asistol
↓
Pasien dinyatakan meninggal dihadapan petugas dan keluarga
Ro Thorax 11 februari 2021
Ro thorax :
Jantung kesan tidak membesar
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
Trakea ditengah. Kedua hilus suram.
Corakan bronkovaskular kedua paru meningkat
Tampak infiltrate dikedua lapangan paru terutama sentral
dan paru kiri.
Hemidiaghfragma licin. Sinus kostofrenikus kiri suram,
kanan lancip.
Jaringan lunak dinding dada terlihat baik
• Pada hari rawatan ke IV,V, dan VI , pasien sesak nafas, slem(+) kemerahan, udem
pada kedua tungkai. Kesadaran pasien mengalami perburukan menjadi somnolen
dengan GCS E3M5Vtube, TTV pasien mengalami perburukan yaitu TD : 132/84
mmHg,HR: 132 x/menit,RR : 35 x/menit ,SPO2: 69%,T : 38 C. pemeriksaan
laboratorium ditemukan Ureum : 83 mg/dl, Kreatinin :5.17 mg/dl. Pasien diberikan
terapi tambahan syr Propofol 50 mg/jam, ,syr. NTG diencerkan,inj. Tranexid 3x500
mg, syr. Norephinephrine 4 mg.
• Pada hari rawatan ke VI tanggal 15-02-2021 pada jam 21.11 wib
Pasien mengalami perburukan kesadaran dengan GCS E1M1Vtube, TD
: 50/20 mmHg,Nadi : 163x/menit, SPO2 : 86%,T : 42 c.
• Pada jam 21.16 wib
TD : -, Nafas: -, HR :-, Ekg :PEA , pasien Diberikan RJP dan injeksi
epinefrin 2 ampul .
• Pada jam 21.31 wib
Pasien apneu,Nadi : tidak bisa terukur, TD : tidak terukur.
Pasien dinyatakan meninggal pada jam 21.31. Pasien mengalami pupil
midriasis, dan EKG asistol.
Kesimpulan
• Eklampsia adalah gangguan yang di tandai dengan adanya koma atau
kejang. Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada kehamilan
yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140
mmHg dan proteinuria >+2 yang muncul pertama setelah kehamilan
20 minggu.
• Pada umumnya serangan kejang didahului dengan memburuknya
preeklampsia dan terjadinya tanda-tanda impending yaitu nyeri
kepala di daerah frontal yang berat dan menetap, gangguan
penglihatan (pandangan kabut), mual muntah, nyeri di daerah
epigastrium, perubahan mental sementara dan hiperrefleksia
Penatalaksanaan eklampsia pada prinsipnya adalah untuk mencegah
dan juga menghentikan kejang secepatnya, mempertahankan fungsi
organ vital, koreksi terhadap terjadinya hipoksia dan asidosis,
mengendalikan tekanan darah dalam batas aman pengakhiran, dan
mencegah serta mengatasi penyulit untuk mencapai stabilisasi keadaan
ibu seoptimal mungkin.
• Dalam penatalaksanaan terlebih dahulu harus diperhatikan jalan
nafasnya. Kemudian dilakukan penatalaksanakan umum dengan
pemberian oksigen dan cairan intravena. Lalu diberikan MgSO4
loading dose sebanyak 4gr, penggunaan MgSO4 bersifat perifer dan
depresan sehingga kejang dapat dihentikan. Pemberiannya diberikan
4 gr atau 10 mL dari 40% MgSO4 yang dilarutkan dalam10 mL
akuades, setelah itu dilanjutkan 6 gr MgSO4 atau 15 mL MgSO4 cair
40%, Pemberiannya dapat diulang hingga 24 jam pasca persalinan
atau kejang berakhir. Kemudian diberikan obat antihipertensi seperti
Nifedipin 10 mg peroral.
terimakasih