Anda di halaman 1dari 42

CHRONIC KIDNEY DISEASE DENGAN DM TIPE 2 +

OEDEM PARU AKUT

Disusun Oleh:

Elza Ramadhani Afnis 1610070100116


Ririn Utami Harahap 1610070100130

Preseptor:
dr. Ade Ariadi, Sp. An
Pendahuluan
 CKD adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.

 CKD merupakan penyebab kematian tertinggi ke 12 di dunia.


Menurut WHO diperkirakan 850.000 penduduk meninggal
karena CKD.

 Gejala yang muncul pada pasien CKD adalah gangguan


keseimbangan cairan (seperti edema perifer,ascites), gangguan
elektrolit dan asam basa (seperti napas kussmaul), gangguan
gastrointestinal dan hematologi (seperti anemia)
 Terapi CKD terdiri dari terapi farmakologis dan non
farmakologis. Terapi non farmakologis CKD misalnya
terapi pengaturan asupan nutrisi, asupan lemak, asupan
protein, asupan karbohidrat dan air. Terapi farmakologis
misalnya terapi dengan menggunakan obat. Tujuan tatalaksana
CKD adalah mengobati gejala CKD, memperbaiki kualitas
hidup, mencegah progresivitas penyakit, dan mengurangi
mortalitas.
Ilustrasi Kasus
Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tembok - Solok

Seorang pasien perempuan usia 45 tahun datang ke IGD tanggal


19 januari 2021 pukul 10.10 WIB. Pasien datang dengan keluhan
sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan semakin memberat sejak 1
jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan sesak tidak
berkurang dengan istirahat dan semakin memberat saat berjalan.
Pasien juga mengeluhkan kedua kaki oedem sejak 1 bulan yang
lalu, riwayat kontak covid-19 tidak ada. Demam tidak ada, batuk
tidak ada, pilek tidak ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK
pasien normal. Kesadaran pasien saat masuk CMC dengan GCS 15.
Riwayat DM ada sejak 12 tahun yang lalu, riwayat hipertensi
ada sejak 2 tahun yang lalu, riwayat penyakit jantung ada sejak 1
tahun yang lalu. Riwayat TB tidak ada, riwayat PPOK tidak ada,
riwayat asma tidak ada. Riwayat DM pada keluarga ada yaitu
kakak pasien, riwayat hipertensi pada keluarga tidak ada, riwayat
penyakit jantung pada keluarga tidak ada.

Pasien direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium,


EKG, dan Ro Thorax
Hari I/ 19-02-20201, 10.10 WIB DI IGD

S Pasien mengeluhkan sesak nafas dan oedem pada kedua kaki

O -Status generalis :
Kes: CMC, GCS E4V5M6
TD : 147/ 88mmhg
HR : 93 x/i
RR : 36 x/i
T : 36 C

- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, Nyeri tekan tidak ada,
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

-Laboratorium

Hb 6.0 g/dl Kreatinin 4.36 mg/dL


eritrosit 2.06 106/mm3 Kalsium 7.30 mg/dL
Leukosit 8.4 103/mm3 Na 138.8 mEq/L
trombosit 270 103/mm3 K 5.4 mEq/L
GDS 179 mg/dL Cl 1.4 mEq/L
Ureum 194 mg/dL
EKG saat di IGD

Irama sinus rhytm, HR 88x/i,


PR interval tidak memanjang,
QT interval tidak memanjang, T
inverted tidak ada, P pulmonal
tidak ada, Q patologis tidak ada,
ST elevasi tidak ada, ST depresi
ada, RVH/LVH tidak ada,
RAH/LAH tidak ada, RBBB (-)
LBBB (-)
Thorax
• Jantung kesan membesar
• Aorta tidak melebar dan
mediastinum sup melebar
• Trakea ditengah
• Kedua hilus suram
• Hemidiafragma dan sinus
kostofrenikus lancip
• Jaringan lunak dinding
dada terlihat baik
Pemeriksaan Laboratorium 19 Februari 2021, 11.28 WIB
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hematologi
Hematologi Lengkap
6.0 g/dl 12.0-16.0
M( 2
Hb oH-
n) 8
o9

Eritrosit s
i%
2.06 106/mm3 4.0-5.0
t

Hematokrit A( 1 (L) 18.6% 36-48


LL5
C) 0
MCV 50
( 8-
90.3 fL 84-96
a84

MCH
b0
s/ 0 29.1 pg/cell 28-34
ou0

MCHC
lL
u 32.3 g/dl 32-36
t
e

RDW-CV l
14.6% 11.5-14.5
o

Leukosit
m
f 8.4 103/mm3 5.0-10.0
o
s
Trombosit i
t
270 103/mm3 140-400
c
Basofil o
u
0% 0-1
n
Eosinofil t
)
2% 1-3
Neutrofil (H) 82% 50-70
N( <
Limfosit LL3
R) ,
(L) 7% 20-40
Monosit 11
13 (H) 9 % 2-8
ALC (absolute lomfosit count) (L) 588 /uL 1500-4000
.
7
1

NLR (L) 11.71 <3,13


Pemeriksaan Hasil Rujukan
Kimia Klinik
Gula darah 179 mg/dL <200

Ureum (H) 194 mg/dL 20-50

Kreatinin (H) 4.36 mg/dL 0.5-1.5

Kalsium (L) 7.30 mg/dL 8.8-0.4

Elektrolit Serum
Na 138.8 mEq/L 135-145

K 5.4 mEq/L 3.5-5.5

Cl (H) 111.4 mEq/L 98-108


P Terapi :
IVPD Nacl 0,9 % 12 jam / Kolf
Drip lasix 5m g/ jam
As. Folat 2x1 tablet
Bicnat 3x500 mg
Atotvastatin 1x40 mg
Glikuidon 2x30 mg

Rencana Lanjutan:
Pasien dipindahkan ke Bangsal Interne
Follow Up hari rawatan pasien
Hasil pemeriksaan saat pasien di pindahkan ke bangsal INTERNE pada tanggal 19-02-2021 pukul
16.00 WIB
S Pasien mengatakan sesak nafas dan oedem di ektremitas bawah
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 140/80 mmHg
HR : 81 x/i
RR : 24 x/I
T : 36,7 C
Hb : 6,0 g/dL

- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

A Anemia sedang+CKD+DM Tipe 2

Terapi :
• IVFD Nacl 0,9% 12 jam / Kolf
• •Drip lasix 5 mg/jam 0,5 cc (syringe pump) •Atorvastatin 1x40 mg
• As. Folat 2x1 tablet •Glikuidon 2x30 mg
• Bicnat 3x500 mg •Tranfusi 4 kantong (PRC) 1 unit/hari
Hasil pemeriksaan saat pasien dibangsal INTERNE pada tanggal tanggal 20-02-2021 pukul 22.00
WIB
S Pasien mengatakan sesak nafas, oedem tungkai dan perut membuncit
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 170/100 mmHg
HR : 94 x/i
RR : 30 x/I
T : 36,6 C
Hb : 6,0 g/dL

- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

A Anemia sedang+CKD+DM Tipe 2

P Terapi : Pasien dipindahkan HCU interne


•IVFD Nacl 0,9% 12 jam / Kolf
•Drip NTG murni
•Drip lasix 7 cc/jam
•Pre lasix 5 amp
Tranfusi 4 kantong (PRC) 1 unit/hari
Hasil pemeriksaan pasien saat pasien di pindahkan ke HCU INTERNE pada pukul 23.30 WIB

S Pasien di pindahkan ke HCU dalam keadaan kesadaran CMC, sesak meningkat, badan keringat
dingin.
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 151/86 mmHg
HR : 109 x/i
RR : 28 x/I
T : 36,6 C
Hb : 6,0 g/dL

- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

A Anemia sedang + CKD + DM Tipe 2

P Terapi : Pindah ICU


•IVFD Nacl 0,9% 12 jam / Kolf
•Drip NTG murni
•Drip lasix 7 cc/jam
•Tranfusi 4 kantong (PRC) 1 unit/hari
Rawatan hari I di ICU tanggal 21-02-2021 pukul 01.00 WIB

S Pasien mengeluhkan sesak nafas dan badan letih


O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 137/72 mmHg
HR: 95x/i
RR : 17x/i
SPO2 : 99%
T : 36.8 C
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

A Oedem paru akut + CKD

P Terapi : 
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Glikuidon 2x30 mg
Syr lasix 7 mg/jam
Syr NTG murni
Asam folat 2x1 mg
Bicnat 3x1 tablet
Simvastatin 1x40 mg
Rawatan hari ke 2 di ICU tanggal 22-02-2021
S Pasien mengatakan nafas masih sesak, kembali sesak jika banyak bergerak, namun letih berkurang
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 142/67 mmHg
HR: 101x/menit
RR : 19x/menit
SPO2 : 96%
T : 36,9 C

- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-) Pemeriksaan laboratorium :
Paru : Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+) Ureum : 193 mg/dL
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada Kreatinin : 5.77 mg/dL
nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+) Hb : 7.2 g/dL
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik

A Oedem paru akut+ CKD 


P
Terapi : Asam folat 2x1 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Bicnat 3x1 tablet
Syr lasix 10 mg/jam Atorvastatin 1x20 mg
Syr NTG murni Glikuidon 2x30 mg
Inj cefotaxim 2x1 gr Aptor 1x100 mg
Inj ranitidin 2x50 mg Candesartan 2x8 mg
Syr dopamin 3 mcg Amlodipin 1x10 mg
Kombiven 1/8jam
Rawatan hari ke 3 di ICU tanggal 23-02-2021
S • Pasien mengatakan nafas masih sesak
• badan terasa menggigil
• nyeri tiba-tiba pada kaki
O Status generalis Pemeriksaan fisik
Kesadaran : CMC Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
GCS E4V5M6 Jantung : Irama reguler, mur (-/-), gallop (-/-)
TD : 131/70 mmHg Paru : Irama vesikuler, Rh (+/+), Wh (-/-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), BU (+)
HR : 101x/i Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem
RR : 13x/i tungkai (+/+)
SPO2 : 95% Pemeriksaan Laboratorium :
T : 36.9 C Kalsium : (L) 6.39
Natrium : 144.7
Kalium : 5.2
Clorida : (H) 113.8

A Oedem paru akut + CKD + DM TIPE II


P Terapi : Atorvastatin 1x20 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Glikuidon 2x30 mg
Syr lasix murni 1,5 mg/jam Candesartan 2x8 mg
Syr NTG murni Amlodipin 1x10 mg
E3 inj cefotaxime 2x1 gr Combiven 1/8jam
Inj ranitidin 2x50 mg Paracetamol 3x500 mg
Syr dopamin 3 mcg Hct 1x2 mg
Asam folat 2x5 mg
Bicnat 3x1 tablet


Rawatan hari ke 4 di ICU tanggal 24-02-2021
S • Pasien mengatakan sesak nafas
• badan terasa letih kembali

O Status generalis Pemeriksaan fisik


Kesadaran : CMC Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
GCS E4V5M6 Jantung : Irama reguler, mur (-/-), gallop (-/-)
TD : 142/72 mmHg Paru : Irama vesikuler, Rh (+/+), Wh (-/-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), BU (+)
HR : 93x/i Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem
RR : 16x/i tungkai (+/+)
SPO2 : 96% Pemeriksaan laboratorium :
T : 36.3 C Hb : (L) 8.9 g/dL
Eritrosit : (L) 3.05 106/mm3
Hematokrit : (L) 25.0%
Ureum : (H) 209 mg/dL
Kreatinin : (HH) 5.10 mg/dL

A Oedem paru akut+ CKD + DM TIPE II


P Terapi : Glikuidon 2x30 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Candesartan 2x1 mg
Syr lasix murni 1,5 mg/jam Amlodipin 1x10 mg
E4 inj cefotaxime 2x1 gr Combiven 1/8jam
Inj ranitidin 2x50 mg Paracetamol 3x500 mg
Syr dopamin 3 mcg Hct 1x25 mg
Asam folat 2x5 mg Ca laktat 3x2 mg
Bicnat 3x500 mg Aptor 1x100 mg
Atorvastatin 1x20 mg

Rawatan hari ke 5 di ICU tanggal 25-02-2021
S • Pasien mengatakan nafas masih terasa sesak dan bertambah saat bergerak
• badan masih terasa letih

O Status generalis Pemeriksaan fisik


Kesadaran : CMC Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
GCS E4V5M6 Jantung : Irama reguler, mur (-/-), gallop (-/-)
TD : 146/80 mmHg Paru : Irama vesikuler, Rh (+/+), Wh (-/-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), BU (+)
HR : 96x/i Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem tungkai
RR : 12x/i (+/+)
SPO2 : 98% Pemeriksaan laboratorium :
T : 36.3 C Hb : (L) 10.3 g/dL
Eritrosot : (L) 3.51 106/mm3
Hematokrit : (L) 28.3%
Ureum : (H) 213 m/dL
Kalsium : (L) 8.26 mg/dL
Kreatinin : (H) 4.39 mg/dL

A Oedem paru akut + CKD + DM TIPE II


P Terapi : Atorvastatin 1x20 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Glikuidon 2x30 mg
Syr lasix murni 1,5 mg/jam Candesartan 2x1 mg
E5 inj cefotaxime 2x1 gr Amlodipin 1x10 mg
Inj ranitidin 2x50 mg Combiven 1/8jam
Syr dopamin 3 mcg Paracetamol 3x500 mg
Asam folat 2x5 mg Ca laktat 3x1000 mg
Bicnat 3x500 mg Aptor 1x100 mg

Rawatan hari ke 6 di ICU tanggal 26-02-2021
S Pasien mengatakan nafas sesak jika beraktivitas

O Status generalis Pemeriksaan fisik


Kesadaran : CMC Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
GCS E4V5M6 Jantung : Irama reguler, mur (-/-), gallop (-/-)
TD : 161/85 mmHg Paru : Irama vesikuler, Rh (+/+), Wh (+/+)
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), BU (+)
HR : 97x/i Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem
RR : 19x/i tungkai (+/+)
SPO2 : 97% Pemeriksaan laboratorium :
T : 36.1 C Hb : (L) 11.8 g/dL
Eritrosit : 4.03 106/mm3
Hematokrit : (L) 32.6%
Ureum : (H) 206 mg/dL
Kreatinin : (H) 4.61 mg/dL
Kalsium : 8.92 mg/dL

A Oedem paru akut + CKD + DM TIPE II


P Terapi : Glikuidon 2x30 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Candesartan 2x16 mg
Syr lasix murni 1,5 mg/jam Amlodipin 1x10 mg
E6 inj cefotaxime 2x1 gr Combiven 2x1
Inj ranitidin 2x50 mg HCT 1x25 mg
Syr dopamin 3 mcg Paracetamol 500 mg (k/p)
Asam folat 2x5 mg Ca laktat 3x1000 mg
Bicnat 3x500 mg Nitrocaf 1x5 mg
Atorvastatin 1x20 mg Bisoprolol 1x1.25
Rawatan hari ke 7 di ICU tanggal 27-02-2021
S Pasien mengatakan sesak berkurang

O Status generalis Pemeriksaan fisik


Kesadaran : CMC Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
GCS E4V5M6 Jantung : Irama reguler, mur (-/-), gallop (-/-)
TD : 148/75 mmHg Paru : Irama vesikuler, Rh (+/+), Wh (-/-)
Abdomen : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), BU (+)
HR : 89x/i Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, oedem
RR : 17x/i tungkai (+/+)
SPO2 : 98% Pemeriksaan laboratorium :
T : 35.9 C Hb : (L) 11.8 g/dL
Eritrosit : 4.03 106/mm3
Hematokrit : (L) 32.6%
Ureum : (H) 206 mg/dL
Kreatinin : (H) 4.61 mg/dL
Kalsium : 8.92 mg/dL

A Oedem paru akut + CKD + DM TIPE II


P Terapi : Bicnat 3x500 mg
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Atorvastatin 1x20 mg
Syr lasix murni 1,5 mg/jam Glikuidon 2x30 mg
E6 inj cefotaxime 2x1 gr Candesartan 2x1 mg
Inj ranitidin 2x50 mg Amlodipin 1x10 mg
Syr dopamin 3 mcg Nitrocaf 1x5 mg
Asam folat 2x5 mg Bisoprolol 1x 1.25

EKG pada tanggal 27-02-2021

Irama sinus rhytm, HR


86x/i, PR interval tidak
memanjang, QT interval
tidak memanjang, T
inverted tidak ada, P
pulmonal tidak ada, Q
patologis tidak ada, ST
elevasi tidak ada, ST
depresi ada, RVH/LVH
tidak ada, RAH/LAH
tidak ada, RBBB (-)
LBBB (-)
Tinjauan Pustaka
Etiologi dan klasifikasi CKD
CKD disebabkan oleh bermacam macam hal:
1. Glomerulonefritis, akibat infeksi (endokarditis
bacterial, hepatitis C, hepatitis B, HIV)
2. Diabetes mellitus
3. Hipertensi
4. Uropati obstruktif (batu saluran kemih, tumor, dan
lain-lain)
5. Lupus eritematosus sistemik, penyakit ginjal polikistik
6. Penggunaan obat-obatan (obat anti-inflamasi non
steroid, antibiotic, siklosporin, takrolimus)
 Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan
LF
G
(m

atas dua hal yaitu, atas dasar derajat (stage)


Pe l/
De
nje me
raj
las nit
at
an /1,
73
m2
)

penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi


Ke
rus
ak
an
gin
jal
de
ng
an
LF ≥
1
G 90
no
rm
al
ata
u
me
nin
gk
at

Derajat Penjelasan Ke
rus
LFG
(ml/menit/1,73m2)
ak
an
gin
jal
de
ng
60
an
2 –
LF
89
G
me
nu
ru
n
rin

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal


ga
n

≥ 90
atau meningkat Ke
rus
ak
an

2 Kerusakan ginjal dengan LFG


gin
jal
de
ng
30
an
3 -

60 – 89
LF
59
G
me
nu
ru

menurun ringan
n
se
da
ng

3 Kerusakan ginjal dengan LFG


Ke
rus

30-59
menurun sedang
ak
an
gin
jal
de
ng 15
4 an -
LF 29
G
me

4 Kerusakan ginjal dengan LFG


nu
ru
n
ber
at

15-29
menurun berat 5
Ga
gal
gin
jal
<
15
ata
u
dia

5
lys
is

Gagal ginjal < 15 atau dialysis


Manifestasi Klinis CKD
a) Gangguan keseimbangan cairan : edema, asites
b) Gangguan elektrolit dan asam basa: hiperkalemia,
asidosis metabolik (nafas kussmaul)
c) Gangguan gastrointestinal: mual, muntah
d) Gangguan neuromuskular: letargi
e) Gangguan hematologi: anemia (dapat mikrositik
hipokrom maupun normositik normokrom)
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
1) Peningkatan tekanan darah
2) Oedema
3) Mual, muntah
4) Letargi
Pemeriksaan penunjang :
5) Laboratorium : hematologi lengkap, peningkatan serum
ureum dan kreatinin, analisa gas darah, elektrolit serum
6) Radiologis : USG
7) Biopsi ginjal
Tatalaksana
Non farmakologis :
 Diet: rendah protein
 Pengaturan asupan lemak : 30 – 40% dari kalori total
 Pengaturan asupan karbohidrat : 50 – 60% dari kalori total
 kebutuhan cairan:
- Bila ureum serum >150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat
agar jumlah diuresis mencapai 2L/hari
- tujuan: mencegah dehidrasi
- Air : jumlah urin dalam 24 jam + 500 ml
 Natrium : 3 gr/hari
 Kalium : 40 -70 mEq/hari
 Kalsium : 5 gr/hari (terapi simtomatik untuk asidosis metabolik)
Farmakologis
• Kontrol tekanan darah :
– ARB : candesartan, dosis: 8 mg
– CCB: amlodipin, dosis: 10 mg
– Beta Blocker: bisoprolol, dosis:1,25 mg
• Diuretik: Furosemid: tab 20, 40, 80 mg, dosis: < 600 mg per
hari
• Koreksi anemia dengan target Hb 10 – 12 g/dl: transfusi darah
• Kontrol dislipidemia dengan targer LDL < 100 mg/dl, dianjurkan
golongan statin
• Terapi ginjal pengganti
– Dialisis: Hemodialisis
– Transplantasi ginjal
Komplikasi

1.  Hipertensi
2. Anemia
3. Penyakit kardiovaskuler
Pembahasan
Seorang pasien perempuan usia 45 tahun datang ke IGD
tanggal 19 februari 2021 pukul 10.10 WIB. Pasien datang dengan
keluhan  sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan
semakin memberat sejak 1 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengatakan sesak tidak berkurang dengan istirahat
dan semakin memberat saat berjalan. Pasien juga mengeluhkan
 kedua kaki oedem sejak 1 bulan yang lalu, riwayat kontak covid-
19 tidak ada.Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak
ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK pasien normal
Kesadaran pasien saat masuk CMC dengan GCS 15. Riwayat
DM ada sejak 12 tahun yang lalu, riwayathipertensi ada sejak 2
tahun yang lalu, riwayat penyakit jantung ada sejak 1 tahun yang
lalu. Riwayat TB tidak ada, riwayat PPOK tidak ada, riwayat
asma tidak ada. Riwayat DM pada keluarga ada yaitu kakak
pasien, riwayat hipertensi pada keluarga tidak ada, riwayat
penyakit jantung pada keluarga tidak ada
 Gejala klinis yang ditemui pada pasien yaitu pasien
mengalami sesak nafas yang bersifat progresif dengan pola
napas cepat dan dalam, serta oedem. Pasien memiliki riwayat
DM 12 tahun yang lalu, riwayat hipertensi 2 tahun yang lalu
dan riwayat penyakit jantung 1 tahun yang lalu
 Pasien dengan keluhan sesak nafas, memiliki riwayat DM,
hipertensi dan jantung dilakukan pemeriksaan EKG. Hasil
EKG pada pasien ini menunjukkan adanya ST Depresi di lead
II, III, AVF.  Dengan hasil rontgen thoraks, jantung kesan
membesar, aorta tidak  melebar, trakea ditengah, mediastinum
superior melebar,  kedua hilus suram, tidak tampak infiltrat,
hemidiafragma dan sinus kostofrenikus lancip dan jaringan
lunak dinding dada terlihat baik. Pasien juga melakukan
pemeriksaan ureum dan kreatinin serum. Hasil yang
didapatkan adanya peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum yaitu 194 mg/dL dan  4.36 mg/dL
 Ureum dan kreatinin serum sangat spesifik dan sensitif untuk
mendeteksi penurunan fungsi nefron yang progresif, sehingga
peningkatan kadar biomarker ini digunakan sebagai diagnostik
dan prognostik CKD.
 Diagnosis CKD ditegakkan jika terdapat keluhan sesak napas
dengan pola napas cepat dan dalam, oedem,  disertai
peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum.
Penatalaksanaan yang diberikan:
1. IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf
mengganti cairan tubuh yang hilang dan menjaga keseimbangan air dalam
tubuh
2.  Syr  lasix murni 1,5 mg/jam
untuk membuang cairan yang berlebihan di dalam tubuh melalui urin serta
mengurangi pembengkakan (oedem)
3.  Syr dopamin 3 mcg
meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah ke ginjal
4. Asam folat 2x5 mg
membantu pembentukan sel darah merah
5. Bisoprolol 1x1,25
memperlambat denyut jantung dan tekanan otot jantung saat berkontraksi
sehingga beban jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh berkurang
6. Atorvastatin 1x20 mg
mencegah kolesterol menempel dan menyumbat di pembuluh darah sehingga
menurukan LDL dan meningkatkan HDL
7. Glikuidon 2x30 mg
menurunkan gula darah yang berlebih dalam tubuh
8. Candesartan 2x16 mg
menghambat reseptor angiontensin II sehingga PD akan vasodilatasi maka
aliran darah menjadi lancar dan TD menurun
9.  Amlodipin 1x10 mg
melemaskan dinding PD sehingga memperlancar aliran darah menuju jantung
dan mengurangi TD
10. Combivent 2x1
membuka saluran udara ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau
mengendurkan otot-otot pada saluran napas
11.  HCT 1x25 mg
membantu ginjal untuk membuang kelebihan cairan melalui urin sehinggan
oedem berkurang
12.  Ca laktat 3x1000 mg
mengatasi kadar kalsium yang rendah dalam darah
Terapi definitif untuk CKD yaitu transplantansi ginjal

Pasien dipindahkan ke bangsal jantung pada tanggal 27-02-2021
pukul 15.30 WIB
KESIMPULAN
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan progresif
fungsi ginjal yang bersifat ireversibel, dimana terjadi kerusakan
ginjal persisten dengan karakteristik adanya kerusakan struktural,
fungsional (seperti mikroalbuminuria/proteinuria,
hematuria) dan/atau menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG)
menjadi <60 ml/menit/1,72 m2 selama sedikitnya 3
bulan. CKD adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif
dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Berdasarkan LFG,
CKD dibagi  menjadi stage 1-stage 5.
Diagnosa CKD dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinun serum yang ditemukan adanya
peningkatan. Tatalaksana yang diberikan pada pasien adalah terapi
pengakit dasar, memperlambat perburukan fungsi ginjal dan terapi
pengganti ginjal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai