Disusun Oleh:
Preseptor:
dr. Ade Ariadi, Sp. An
Pendahuluan
CKD adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
O -Status generalis :
Kes: CMC, GCS E4V5M6
TD : 147/ 88mmhg
HR : 93 x/i
RR : 36 x/i
T : 36 C
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, Nyeri tekan tidak ada,
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik
-Laboratorium
Eritrosit s
i%
2.06 106/mm3 4.0-5.0
t
MCH
b0
s/ 0 29.1 pg/cell 28-34
ou0
MCHC
lL
u 32.3 g/dl 32-36
t
e
RDW-CV l
14.6% 11.5-14.5
o
Leukosit
m
f 8.4 103/mm3 5.0-10.0
o
s
Trombosit i
t
270 103/mm3 140-400
c
Basofil o
u
0% 0-1
n
Eosinofil t
)
2% 1-3
Neutrofil (H) 82% 50-70
N( <
Limfosit LL3
R) ,
(L) 7% 20-40
Monosit 11
13 (H) 9 % 2-8
ALC (absolute lomfosit count) (L) 588 /uL 1500-4000
.
7
1
Elektrolit Serum
Na 138.8 mEq/L 135-145
Rencana Lanjutan:
Pasien dipindahkan ke Bangsal Interne
Follow Up hari rawatan pasien
Hasil pemeriksaan saat pasien di pindahkan ke bangsal INTERNE pada tanggal 19-02-2021 pukul
16.00 WIB
S Pasien mengatakan sesak nafas dan oedem di ektremitas bawah
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 140/80 mmHg
HR : 81 x/i
RR : 24 x/I
T : 36,7 C
Hb : 6,0 g/dL
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik
Terapi :
• IVFD Nacl 0,9% 12 jam / Kolf
• •Drip lasix 5 mg/jam 0,5 cc (syringe pump) •Atorvastatin 1x40 mg
• As. Folat 2x1 tablet •Glikuidon 2x30 mg
• Bicnat 3x500 mg •Tranfusi 4 kantong (PRC) 1 unit/hari
Hasil pemeriksaan saat pasien dibangsal INTERNE pada tanggal tanggal 20-02-2021 pukul 22.00
WIB
S Pasien mengatakan sesak nafas, oedem tungkai dan perut membuncit
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 170/100 mmHg
HR : 94 x/i
RR : 30 x/I
T : 36,6 C
Hb : 6,0 g/dL
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik
S Pasien di pindahkan ke HCU dalam keadaan kesadaran CMC, sesak meningkat, badan keringat
dingin.
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 151/86 mmHg
HR : 109 x/i
RR : 28 x/I
T : 36,6 C
Hb : 6,0 g/dL
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada
Nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik
P Terapi :
IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf Glikuidon 2x30 mg
Syr lasix 7 mg/jam
Syr NTG murni
Asam folat 2x1 mg
Bicnat 3x1 tablet
Simvastatin 1x40 mg
Rawatan hari ke 2 di ICU tanggal 22-02-2021
S Pasien mengatakan nafas masih sesak, kembali sesak jika banyak bergerak, namun letih berkurang
O -Status generalis :
Kes : CMC, GCS E4V5M6
TD : 142/67 mmHg
HR: 101x/menit
RR : 19x/menit
SPO2 : 96%
T : 36,9 C
- Pemeriksaan fisik :
Mata : Konjungtia anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Jantung : Irama reguler, murmur (-), gallop (-) Pemeriksaan laboratorium :
Paru : Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+) Ureum : 193 mg/dL
Abdomen : Supel, nyeri tekan tidak ada Kreatinin : 5.77 mg/dL
nyeri lepas tidak ada, Bising Usus (+) Hb : 7.2 g/dL
Ekstremitas : Akral hangat, oedem kedua tungkai, CRT <2 detik
Rawatan hari ke 4 di ICU tanggal 24-02-2021
S • Pasien mengatakan sesak nafas
• badan terasa letih kembali
Derajat Penjelasan Ke
rus
LFG
(ml/menit/1,73m2)
ak
an
gin
jal
de
ng
60
an
2 –
LF
89
G
me
nu
ru
n
rin
≥ 90
atau meningkat Ke
rus
ak
an
60 – 89
LF
59
G
me
nu
ru
menurun ringan
n
se
da
ng
30-59
menurun sedang
ak
an
gin
jal
de
ng 15
4 an -
LF 29
G
me
15-29
menurun berat 5
Ga
gal
gin
jal
<
15
ata
u
dia
5
lys
is
1. Hipertensi
2. Anemia
3. Penyakit kardiovaskuler
Pembahasan
Seorang pasien perempuan usia 45 tahun datang ke IGD
tanggal 19 februari 2021 pukul 10.10 WIB. Pasien datang dengan
keluhan sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan
semakin memberat sejak 1 jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengatakan sesak tidak berkurang dengan istirahat
dan semakin memberat saat berjalan. Pasien juga mengeluhkan
kedua kaki oedem sejak 1 bulan yang lalu, riwayat kontak covid-
19 tidak ada.Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak
ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK pasien normal
Kesadaran pasien saat masuk CMC dengan GCS 15. Riwayat
DM ada sejak 12 tahun yang lalu, riwayathipertensi ada sejak 2
tahun yang lalu, riwayat penyakit jantung ada sejak 1 tahun yang
lalu. Riwayat TB tidak ada, riwayat PPOK tidak ada, riwayat
asma tidak ada. Riwayat DM pada keluarga ada yaitu kakak
pasien, riwayat hipertensi pada keluarga tidak ada, riwayat
penyakit jantung pada keluarga tidak ada
Gejala klinis yang ditemui pada pasien yaitu pasien
mengalami sesak nafas yang bersifat progresif dengan pola
napas cepat dan dalam, serta oedem. Pasien memiliki riwayat
DM 12 tahun yang lalu, riwayat hipertensi 2 tahun yang lalu
dan riwayat penyakit jantung 1 tahun yang lalu
Pasien dengan keluhan sesak nafas, memiliki riwayat DM,
hipertensi dan jantung dilakukan pemeriksaan EKG. Hasil
EKG pada pasien ini menunjukkan adanya ST Depresi di lead
II, III, AVF. Dengan hasil rontgen thoraks, jantung kesan
membesar, aorta tidak melebar, trakea ditengah, mediastinum
superior melebar, kedua hilus suram, tidak tampak infiltrat,
hemidiafragma dan sinus kostofrenikus lancip dan jaringan
lunak dinding dada terlihat baik. Pasien juga melakukan
pemeriksaan ureum dan kreatinin serum. Hasil yang
didapatkan adanya peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum yaitu 194 mg/dL dan 4.36 mg/dL
Ureum dan kreatinin serum sangat spesifik dan sensitif untuk
mendeteksi penurunan fungsi nefron yang progresif, sehingga
peningkatan kadar biomarker ini digunakan sebagai diagnostik
dan prognostik CKD.
Diagnosis CKD ditegakkan jika terdapat keluhan sesak napas
dengan pola napas cepat dan dalam, oedem, disertai
peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum.
Penatalaksanaan yang diberikan:
1. IVFD Nacl 0,9% 500cc 12 jam/kolf
mengganti cairan tubuh yang hilang dan menjaga keseimbangan air dalam
tubuh
2. Syr lasix murni 1,5 mg/jam
untuk membuang cairan yang berlebihan di dalam tubuh melalui urin serta
mengurangi pembengkakan (oedem)
3. Syr dopamin 3 mcg
meningkatkan kekuatan pompa jantung dan aliran darah ke ginjal
4. Asam folat 2x5 mg
membantu pembentukan sel darah merah
5. Bisoprolol 1x1,25
memperlambat denyut jantung dan tekanan otot jantung saat berkontraksi
sehingga beban jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh berkurang
6. Atorvastatin 1x20 mg
mencegah kolesterol menempel dan menyumbat di pembuluh darah sehingga
menurukan LDL dan meningkatkan HDL
7. Glikuidon 2x30 mg
menurunkan gula darah yang berlebih dalam tubuh
8. Candesartan 2x16 mg
menghambat reseptor angiontensin II sehingga PD akan vasodilatasi maka
aliran darah menjadi lancar dan TD menurun
9. Amlodipin 1x10 mg
melemaskan dinding PD sehingga memperlancar aliran darah menuju jantung
dan mengurangi TD
10. Combivent 2x1
membuka saluran udara ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau
mengendurkan otot-otot pada saluran napas
11. HCT 1x25 mg
membantu ginjal untuk membuang kelebihan cairan melalui urin sehinggan
oedem berkurang
12. Ca laktat 3x1000 mg
mengatasi kadar kalsium yang rendah dalam darah
Terapi definitif untuk CKD yaitu transplantansi ginjal
Pasien dipindahkan ke bangsal jantung pada tanggal 27-02-2021
pukul 15.30 WIB
KESIMPULAN
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan progresif
fungsi ginjal yang bersifat ireversibel, dimana terjadi kerusakan
ginjal persisten dengan karakteristik adanya kerusakan struktural,
fungsional (seperti mikroalbuminuria/proteinuria,
hematuria) dan/atau menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG)
menjadi <60 ml/menit/1,72 m2 selama sedikitnya 3
bulan. CKD adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif
dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Berdasarkan LFG,
CKD dibagi menjadi stage 1-stage 5.
Diagnosa CKD dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
kadar ureum dan kreatinun serum yang ditemukan adanya
peningkatan. Tatalaksana yang diberikan pada pasien adalah terapi
pengakit dasar, memperlambat perburukan fungsi ginjal dan terapi
pengganti ginjal.
Terimakasih