REGISTRASI OBAT
JADI
KELOMPOK 3
A. Emilia Kahar
PO714251211003
Eka Ruliyati Putri
PO714251211007
Naila Bintan Kamaliah
PO714251211015
Arinil Hidayah
Nur Ainun Nasyrah PO714251211031
PO714251211019
Cici Nurazisah Mukhsin
Rahmaniar PO714251211035
PO714251211023
Kharisma
Siti Diwani Latifah PO714251211031
PO714251211027
Nur Fadilla Jafar
2 PO714251211043
DEFINISI
REGISTRASI
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat, pada Bab 1 Bagian
Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, bahwa “Registrasi Obat yang selanjutnya disebut Registrasi
adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi Obat untuk mendapatkan persetujuan.”
Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk
memperoleh izin edar, kecuali : obat penggunaan khusus atau permintaan dokter: obat
donasi :obat untuk uji klinik : obat sampel untuk registrasi.
IZIN EDAR
Bentuk persetujuan registrasiobat untuk dapat
diedarkan di wilayah Indonesia.
3
Persyaratan Registrasi Obat
Syarat Obat yang akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki Izin Edar. Untuk memperoleh Izin Edar sebagaimana dimaksud harus
dilakukan Registrasi. Registrasi diajukan oleh Pendaftar kepada Kepala Badan. Hal tersebut di atur dalam pasal 2 ayat 1, 2 dan 3.
Syarat Pengajuan Registrasi Obat, yaitu :
Nama Obat yang diregistrasi dapat menggunakan nama generik; atau nama dagang. (pasal 6 ayat 1). Registrasi dilakukan oleh Pendaftar
dengan menyerahkan dokumen registrasi dan Obat yang diregistrasi berupa Obat Produksi Dalam Negeri atau Obat Impor (pasal 7 ayat 1 dan
2).
4
Kategori Registrasi Obat
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat, pada pasal 5 ayat (1),
bahwa “Registrasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu registrasi baru dan registrasi variasi dan
registrasi ulang”.
Registrasi Baru
1
Registrasi baru dibagi menjadi 5 kategori, yaitu meliputi:
Kategori 1 : Registrasi obat baru dengan zat aktif baru atau derivat baru atau kombinasi baru atau produk biologi dengan zat aktif
baru atau kombinasi baru atau dalam bentuk sediaan baru.
Kategori 2 : Registrasi obat baru dengan komposisi lama dalam bentuk sediaan baru atau kekuatan baru atau produk biologi sejenis.
Kategori 3 : Registrasi obat atau produk biologi termasuk Produk Biologi Sejenis (PBS)/Similar Biotherapeutic Product (SBP)
dengan komposisi lama dengan :
(a) Indikasi baru
(b) Posologi baru
Kategori 4 : Registrasi obat copy
(a) Obat copy dengan nama dagang
(b) Obat copy dengan nama generik.
Kategori 5 : Registrasi alat kesehatan yang mengandung obat.
5
Kategori Registrasi Obat
Registrasi Variasi
2
Perubahan terhadap obat yang telah mendapat nomor izin edar harus dilaporkan kepada Kepala Badan POM melalui mekanisme Registrasi
Variasi
1. Kategori 6 : Registrasi obat copy yang sudah mendapat izin edar dengan perubahan yang sudah pernah disetujui di Indonesia :
a. Perubahan atau penambahan bentuk sediaan dengan posologi atau cara pemberian yang berbeda.
b. Perubahan atau penambahan bentuk sediaan.
c. Perubahan atau penambahan kekuatan sediaan.
d. Perubahan komposisi.
e. Perubahan obat copy dengan nama dagang menjadi obat copy dengan nama generik atau sebaliknya.
2. Kategori 7 : Registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan perubahan klaim penandaan yang mempengaruhi keamanan.
3. Kategori 8 : Registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan:
Perubahan zat tambahan.
Perubahan spesifikasi dan/atau metoda analisa.
Perubahan stabilitas.
Perubahan teknologi produksi dan/atau tempat produksi.
4. Kategori 9 : Registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan perubahan atau penambahan jenis kemasan.
5. Kategori 10 : Registrasi obat yang sudah mendapat izin edar dengan : Perubahan klaim penandaan yang tidak mempengaruhi efikasi,
keamanan dan mutu, Perubahan desain kemasan, Perubahan nama pabrik atau nama pemberi lisensi, Perubahan importir,Perubahan/penambahan
besar kemasan, Perubahan nama dagang tanpa perubahan formula dan jenis kemasan.
6
Kategori Registrasi Obat
Registrasi Ulang
3
Registrasi ulang adalah registrasi perpanjangan masa berlaku izin edar. Pengajuan registrasi ulang dilakukan paling cepat 120 (seratus dua puluh)
hari sebelum masa berakhir masa berlaku izin edarnya (dimana masa berlaku izin edar adalah selama 5 [lima] tahun selama memenuhi ketentuan
yang berlaku). Persetujuan registrasi ulang berlaku sejak berakhir masa izin edar, terkecuali untuk registrasi ulang dengan perubahan termasuk
tetapi tidak terbatas pada :
a. Informasi terbaru terkait keamanan obat.
b. Aspek kerasionalan obat; dan/atau
c. Perubahan lokasi tempat produksi.
7
Tata Laksana Registrasi dan Cara
Memperoleh Izin Edar
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM nomor 27 tahun 2017 tentang tata cara memperoleh izin edar :
a. Registrasi diajukan kepada Kepala Badan yang terdiri dari tahap praregistrasi (pasal 35 dan pasal 36) dan tahap registrasi.
b. Kriteria dan tata laksana registrasi ditetapkan oleh Kepala Badan (Pasal 25 ayat 1 s/d 7)
c. Dokumen registrasi merupakan dokumen rahasia yang dipergunakan terbatas hanya untuk keperluan evaluasi oleh yang berwenang. (Pasal 27 s/d
pasal31))
d. Terhadap registrasi dikenakan biaya, Ketentuan tentang biaya sebagaimana dimaksud ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan; (Pasal
26 ayat 1 s/d 4)
e. Terhadap dokumen registrasi yang telah memenuhi ketentuan dilakukan evaluasi sesuai kriteria izin edar
11
Digit ke-3 menunjukkan lokasi obat tersebut di produksi atau tujuan diproduksinya obat tersebut, seperti :
L = berarti obat tersebut diproduksi di dalam negeri atau diproduksi dengan lisensi.
I = berarti obat diproduksi di luar negeri atau obat impor.
X = berarti obat yang dibuat dengan tujuan khusus atau program khusus,misalnya obat-obat untuk program keluarga
berencana.
Contoh - contoh arti kode nomor pendaftaran obat, sebagai berikut :
1. DBL = Golongan obat bebas dengan nama dagang (Paten) dan produksi dalam negeri atau lisensi.
2. DTL = Golongan obat bebas terbatas dengan nama dagang (Paten) dan merupakan produksi dalam negeri atau lisensi.
3. GKL = Golongan obat keras dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi.
4. DKL = Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) produksi dalam negeri atau lisensi.
5. DKI = Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) produksi luar negeri atau impor.
6. GPL = Golongan obat psikotropika dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi.
7. DPL = Golongan obat psikotropika dengan nama dagang (paten) produksi dalam negeri atau lisensi.
8. DPI = Golongan obat psikotropika dengan nama dagang (paten) produksi luar negeri atau impor.
9. GNL = Golongan obat narkotika dengan nama generik produksi dalam negeri atau lisensi.
10. DNL = Golongan obat narkotika dengan nama dagang (paten) produksi dalam negeri atau lisensi.
11. DNI = Golongan obat narkotika dengan nama dagang (paten) produksi luar negeri atau impor.
12. DKX = Golongan obat keras dengan nama dagang (paten) untuk program khusus.
12
THANK YOU