Anda di halaman 1dari 15

POGRAM BASED LEARNING

KELOMPOK 1
Dosen Pembimbing: Ibu Venthy Angelika, S.Psi.,MA
Nama anggota kelompok :
Chenny F. Mabel 20180811014007
Cindy P.D Baneftar 20180811014018
Henny Lauterboom 20180811014029
Marcelin Siane M. Bisay 20180811014034
Muhammad R.D.L The 20180811014039
Nurcahyani Apaseray 20180811014012
Onizera Wenda 0130840303
Pricilia Julia Koibur 20180811014044
Sheylla Nanda Todingbua 20180811014049
Steny P.G Korwa 20180811014002
Yensi Gala Sari 20180811014055
Skenario
• Seorang pasien SN datang menemui dr.A di klinik untuk memeriksakan kehamilannya yang berusia 7
bulan untuk ketiga kalinya. Seperti biasanya setelah pemeriksaan, dr.A memberikannya beberapa jenis
vitamin untuk dibawa pulang dan di konsumsi. Kali ini jenis vitaminnya juga berbeda dari yang sebelum-
sebelumnya. Tetapi seminggu kemudian pasien datang kembali menemui dr.A dan mengeluhkan bahwa
setelah mengkonsumsi vitamin tersebut dirinya mengalami peningkatan berat badan yang signifikan
serta kedua kakinya mengalami pembengkakan, mulai dari telapak tangan hingga ke bagian betis dan
pembengkakkan tersebut dinilai tidak wajar oleh pasien. Mendengar keluhan tersebut, dr.A malah
memberikan jawaban yang tidak diharapkan pasien, “aahh itu karenaibu terlalu semangat main bola
(sambil tertawa).. dilanjutkan saja. Tidak ada masalah yang harus dikhawatirkan.” dr.A malah
menyarankan pasien untuk membeli neurobion. Dalam kondisi bingung dan kesal, pasien
mengurungkan niat untuk mengkonfirmasi hal tersebut kepada dokter dan segera mengakhiri
konsultasi. Akan tetapi, pasien juga masih terus mengkonsumsi vitamin yang diberikan.
• Sebulan kemudian, pasien merasa kondisinya semakin memburuk, pasien lebih sering merasa mual,
pusing, dan muntah. Ulu hatinya juga terasa sakit. Merasa tidak puas dengan pelayanan dr.A
sebelumnya, SN memutuskan untuk menemui dr.D untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata hasil diagnosis dr.D menunjukkan bahwa SN mengalami keracunan kehamilan dan harus
segera ditangani. dr.D juga mengkonfirmasi penurunan berat badan bayi yang menurut pasien
sebelumnya 2,3 kg, turun menjadi 1,4 kg. mendengar hal tersebut, pasien langsung dibawa ke RS X
(salah satu RS terdekat) oleh keluarga untuk mendapatkan penanganan segera. Akan tetapi, dr Umum
yang berjaga di IGD hanya memberi obat asam lambung dan perawat juga menyarankan untuk pulang
karena tidak ada ruangan. Pasienpun dibawa pulang kembali. Dua jam kemudian kondisi SN berubah
menjadi darurat dan harus segera dilarikan ke RS X. dokter yang menangani SN saat itu, langsung
menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi dengan kondisi bayi lahir premature. Keluarga SN
sangat marah dan hendak menuntut dr.A yang dinilai menjadi penyebab masalah ini dan juga dr Umum
di IGD yang menyarankan pasien pulang padahal sudah dalam keadaan gawat darurat.
Kata sulit ???
Neurobion Lahir Premature
Pokok Bahasan
Komunikasi
Dokter-Pasien

Kaidah Etik
Profesionalitas Skenario Kedokteran

Peraturan UU
tentang hak-
hak pasien
Basic Moral Principle

Respect for Beneficenc


Autonomy e

Non-
maleficenc Justice
e
Kewaji
Hak
ban
Dokter Dokter

Pasien Pasien
• Pasien rumah sakit adalah konsumen, sehingga secara umum pasien di
lindungi dengan undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen (UU No.8/1999). Menurut pasal 4 UU No.
8/1999, hak hak konsumen adalah :
• 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengonsumsi barang dan/jasa;
• 2. Hak untuk memilih barang dan/jasa serta mendapatkan barang
dan/jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan;
• 3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/jasa;
• 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa
yang digunakan;
• 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
• 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
• 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
• 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
Undang- undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran juga merupakan undang-undang yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien.
Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52 UU No. 29/2004
adalah:
a) mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45
ayat (3);
b) meminta pendapat dokter atau dokter lain;
c) mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis;
d) menolak tindakan medis;
e) mendapatkan isi rekam medis.
Latar Belakang
Komunikasi Dokter-Pasien

• Komunikasi : salah satu kompetensi dokter


• Komunikasi menentukan keberhasilan menyelesaikan masalah
pasien
• Selama ini kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan,
dianggap tidak penting baik dalam pendidikan maupun dalam
praktik kedokteran
• Untuk menggali keterangan, perlu dibangun hubungan saling
percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan
kebutuhan, harapan maupun kepentingan masing-masing
• Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan
memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat
membantu dokter dalam mendiagnosis dan memberi pengobatan
yang tepat.
Manfaat Komunikasi Efektif
Dokter-Pasien
• Meningkatkan kepuasaan pasien dalam menerima
pelayanan medis dari dokter atau institusi
pelayanan medis.
• Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter
yang merupakan dasar hubungan dokter-pasien
yang baik.
• Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan
tindakan medis.
• Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran
pada pasien fase terminal dalam menghadapi
penyakitnya.
Hasil Komunikasi Efektif
• Pasien merasa dokter menjelaskan keadaannya sesuai tujuannya
berobat
• Berdasarkan pengetahuannya tentang kondisi kesehatannya,
pasien pun mengerti anjuran dokter
• Pasien memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari penyakit
yang dideritanya
• Pasien merasa dokter mendengarkan keluhannya dan mau
memahami keterbatasan kemampuannya lalu bersama mencari
alternatif sesuai kondisi dan situasinya, dengan segala
konsekuensinya
• Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga
akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin
bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya
Hasil Komunikasi Tidak Efektif
• Pasien tetap tidak mengerti keaadannya karena dokter tidak
menjelaskan
• Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk
bicara, padahal ia yang merasakan adanya perubahan didalam
tubuhnya yang tidak ia mengerti dan karenanya ia pergi ke
dokter. Ia merasa usahanya sia-sia karena sepulang dari dokter
ia tetap tidak tahu apa-apa, hanya mendapat resep saja.
• Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan semata sebagai
objek,bukan sebagai subjek yang memiliki tubuh yang sakit
• Pasien ragu, apakah ia harus mematuhi anjuran atau tidak
• Pasien memutuskan untuk ke dokter lain.
• Pasien memutuskan untuk pergi ke pengobatan alternative atau
komplementer atau menyembuhkan sendiri (self therapy).
Aspek Etik dan Hukum
• Ketidakmampuan dokter untuk melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien, sedikitnya
melanggar etika profesi kedokteran serta lebih
lanjut dapat melanggar disiplin kedokteran,
ketidakmampuan berkomunikasinya dapat
berdampak pada ketidakmampuan dokter dalam
membuat persetujuan tindakan kedokteran dan
rekam medis.

Anda mungkin juga menyukai