Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KKD 8

KELOMPOK GANJIL

Pedoman WHO tentang Penulisan Resep yang Baik sebagai Bagian


Penggunaan Obat yang Rasional.

Abraham Simatupang
NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
 MARGERETHA ADOLIN OBAIPY DOUW  ASKAR BONE
 FERA FERISKA INSERI DIMARA  DHELVIA ANJALY ENTAMA
 ALEKSANDER RUMASEB  DESNAL RANTETAMPANG
 ANGGELICA CLAUDIA SAFKAUR  FAUSTINA FELIX SITA MONICA WIGU TUKAN
 ESTHER CAROLYN NEROTUMILENA  GITA PAEMBONAN
 MERRY CHRISTINNA KOBOGOYAUW  INGGRIT CLAUDYA RUMPANG
 NOVA DESI ADOLFINA TOGODLY  JULIO MICHEL MIRINO
 RONALDO YUSTUS WARNARES  MARGARETHA KRISTINA LOHO
 RUTH NOVIA YULIANA LOISA MSIREN  MARTHA LENNY KARMI JACKLIN ZOANI
 SAMUEL AGUS STEFANO RUMERE  MUHAMMAD RIZAL DINYO LAUSIAN THE
 MUHAMMAD I MADE ANNAFI ARIANTO  NURMALISA GITA SAVITRI
 PRISCILIA JEANETE KORWA  SHEYLLA NANDA TODINGBUA
 ELVY ELVIONITA  TANIA FLORIDA MARPAUNG
 CHENNY FEBRIANA MABEL  YENSI GALA SARI
 NI NENGAH MAITRI  INGGRID GITA BONAY
 PASKALIA CAROLIN RAKAMPUTRI SAA  RISANTIH AMNESDIANA HELUKA
2
 ISMAEL WANDIKBO  RONI RONALD YOGI
3
Pemantauan /
PENDAHULUAN kajian ulang terapi
yg sudah diberikan

Kesalahan
pemilihan
jenis obat,
Dapat di
dosis, cara Kesalahan Kesalahan Diagnosis
ubah
pemakaian, Peresepan Terapi yang tepat
dengan
penulisan
yang sulit
dibaca

Tindakan / terapi
yang tepat

4
TERAPI RASIONAL

Faktor yang mempengaruhi pola penggunaan obat;

1. Pengaturan obat (regulasi, law enforcement).


2. Pendidikan (formal dan informal)
3. Pengaruh industry obat (iklan, insentif, dll).
4. Informasi/ prescribing information.
5. Sistem pelayanan kesehatan (asuransi, jaminan
kesehatan).
6. Sosiokultural (hubungan dokter-pasien yang
cenderung patrilinia, tidak kritis dll ).
MENETAPKAN MASALAH PASIEN

● Keluhan yang disampaikan pasien harus digali lebih dalam saat anamnesis.

● Anamnesis yang baik membantu dalam penegakan diagnosis yang tepat setelah didapatkan data

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.

● Bila masalah jelas maka diagnosis (kerja) menjadi lebih mudah, karena bila diagnosis sudah ditegakkan, maka

tujuan terapi lebih mudah ditetapkan.

● Data anamnesis dan pemeriksaan yang lengkap akan membantu membangun hipotesis berdasarkan

patofisiologi penyakit. Dengan mengenal patofisiologi dapat diusahakan untuk mengembalikan ke keadaan

fisiologis melalui pilihan terapi yang sesuai.


MENETAPKAN TUJUAN TERAPI

Bila diagnosis (kerja) dapat ditegakkan maka tujuan terapi pun dapat dibuat dengan tegas, karena dari sinilah ditentukan
apa yang diharapkan bila terapi diberikan pada pasien. Contoh di bawah ini memberikan gambaran tentang tujuan terapi.

Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3


Anak usia 4 tahun dan agak kurang gizi Mahasiswi 19 th mengeluh nyeri Tuan P umur 40 tahun, mengeluh sering
menderita diare encer tanpa muntah tenggorok. Selain tenggorok yang agak pusing dan berkunang-kunang. Tekanan
selama tiga hari. Ia tidak kencing selama merah, tidak ditemukan kelainan lain. darah: 140/95 mmHg, Nadi: 80 x/menit.
24 jam. Pada pemeriksaan tidak Setelah sedikit ragu, ia memberitahukan Paru, jantung, hati dan 29 ginjal dalam
ditemukan demam (suhu 36,8 o C), nadi sudah terlambat haid selama 3 bulan. batas normal, dan Body Mass Index
teraba cepat dan turgor rendah. Pemeriksaan fisik menunjukkan ia hamil (BMI): 27
tiga bulan.
Tujuan terapi: rehidrasi untuk mencegah Diagnosis kerja: hipertensi (esensial)
semakin parahnya dehidrasi Tujuan terapi: Konseling kehamilan. grade 1.

Catatan: (mungkin) vitamin untuk Tujuan terapi: Mencegah end-organ


kehamilan, antibiotik dan obat-obat lain failure dengan menurunkan tekanan
tidak dianjurkan bila tidak perlu (trimester darah mendekati optimal
kehamilan!).
Meneliti Kecocokan Terapi-Pribadi (personal therapy)

Dari keadaan pasien dipilih (rangkaian) terapi-P yang paling cocok agar tujuan terapi tercapai dengan
mempertimbangkan efektifitas, keamanan, kecocokan dan biaya.

Dasar pemilihan terapi-P

Terapi Obat Terapi non-obat


 faktor kemanjuran (efficacy), Perubahan gaya hidup (life style) termasuk perubahan
 pola makan (mengurangi asupan karbohidrat, lemak
keamanan (safety)
atau protein), perubahan pola minum (mengurangi
 kecocokan (suitability) konsumsi alkohol), berhenti merokok, meningkatkan
 biaya (cost) kegiatan olahraga, dst).

Upaya terapi terhadap berbagai kondisi penyakit dapat dilihat dari sumber
yang menyajikan hasil penelitian metaanalisis atau systematic-reviews
(evidence-based medicine/EBM).
LANGKAH PEMILIHAN OBAT-PRIBADI (PERSONAL DRUG)

9
TUJUAN PENGOBATAN
● Dalam menentukan tujuan pengobatan patofisiologi penyakit perlu diketahui dan menjadi dasar untuk
pengobatan non-farmakologik maupun farmakologik.
● Sebagai contoh dari kasus di atas:

Tujuan: mengatasi serangan


Diagnosis kerja: Etiologi: secepatnya dengan meningkatkan
Angina pectoris Aterosklerosis parsial pembuluh darah
koroner pasokan Oksigen dan menurunkan
kebutuhan oksigen miokard yaitu dgn
menurunkan beban hulu (preload),
kontraktilitas, frekuensi denyut jantung,
atau beban hilir.

Senyawa farmakologis yang dapat


memenuhi tujuan tersebut; (1) Nitrat
organik, (2) Penghambat reseptor
beta, 3). Penyekat kanal kalsium
SELANJUTNYA DIBANDINGKAN KETIGA KELOMPOK OBAT TERSEBUT DALAM HAL
KEMANJURAN, KEAMANAN, KECOCOKAN DAN BIAYA.
DARI PERBANDINGAN DI ATAS DISEPAKATI BAHWA KELOMPOK OBAT YANG TERPILIH
ADALAH GOLONGAN NITRAT ORGANIK, DAN SELANJUTNYA KITA PERBANDINGKAN
MASING-MASING OBAT DI GOLONGAN INI (DAPAT DILIHAT DARI DOEN, ISO, MIMS ATAU
FORMULARIUM YANG TERSEDIA
● Rangkuman Pemilihan
Obat-P (kasus pasien
dengan angina
pektoris)
MULAI PENGOBATAN

● Memulai pengobatan dilakukan dengan menuliskan resep yang merupakan suatu “instruksi”

kepada apoteker untuk menyediakan/menyiapkan obat yang dibutuhkan tadi.

● Dalam mata rantai pengobatan rasional, pasien berhak mendapatkan informasi dari apoteker dan

perawat (atau petugas kesehatan yang bertanggung-jawab untuk hal itu) tentang obat, dosis, cara

penggunaan, efek samping, dll.


PENJELASAN TENTANG OBAT, CARA PAKAI, PERINGATAN

Efek obat

• Efek utama obat yang menjadi dasar pilihan kita untuk mengatasi permasalahan/ diagnosis perlu
dijelaskan kepada pasien, misalnya gejala demam dan pusing akan berkurang atau hilang.

Efek samping:

• Efek samping perlu dijelaskan. Namun, perlu bijaksana, agar pasien tidak justru menjadi takut
karenanya, yang penting pasien tahu dan bisa mengantisipasi bila efek samping itu muncul,
misalnya hipoglikemia akibat obat anti diabetes, mengantuk akibat anti-histamin, dll

Instruksi:

• Efek samping perlu dijelaskan. Namun, perlu bijaksana, agar pasien tidak justru menjadi takut
karenanya, yang penting pasien tahu dan bisa mengantisipasi bila efek samping itu muncul,
misalnya hipoglikemia akibat obat anti diabetes, mengantuk akibat anti-histamin, dll
16
Instruksi

• Pasien harus jelas tentang saat minum obat, cara minum obat, misalnya obat diminum
3 kali (pagi, siang dan malam, sesudah/sebelum makan, dengan cukup air, dst.), cara
menyimpannya, apa yang harus dilakukan bila ada masalah dst. Antibiotika misalnya
harus diminum sampai habis sesuai dengan jumlah yang diresepkan, sedangkan
beberapa obat digunakan hanya bila diperlukan saja. Ada obat yang diminum secara
bertahap dengan dosis berangsur-angsur naik dan setelah itu berangsur-angsur turun
(kortikosteroid).

Peringatan

• terkait dengan efek samping, misalnya tidak boleh mengemudi dan menjalankan mesin
karena efek kantuk obat.

peringatan

• jadwal kunjungan berikutnya ke dokter (untuk evaluasi dan monitor terapi). 17


Pantau (hentikan) pengobatan

Manjurkah
pengobatan Anda?

TIDAK DAN PASIEN


YA
BELUM SEMBUH

Tapi belum selesai;


Pasien sembuh Adakah efek samping
Teliti ulang semua langkah:
serius?
 Diagnosis tepat?
 Tujuan pengobatan
Ya:
Tidak: benar?
Pertimbangkan
pengobatan  Obat-P cocok untuk
kembali dosis
dapat pasien ini?
atau pilihan
dilanjutkan  Obat diresepkan dengan
obat
benar? Instruksi kepada
pasien benar? Apakah
efek dipantau dengan
benar
SUMBER REFERENSI UNTUK OBAT DAN PENGOBATAN

● Ketika kita menyusun dan mengembangkan terapi-P dan obat-P, dibutuhkan banyak informasi mengenai

penyakit, obat dan pengobatannya. Informasi harus didapatkan dari sumber terpercaya seperti sumber yang

berasal dari kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine/EBM). Contoh sumber referensi: Buku,

monograft, website, dan jurnal kedokteran.


Thankyou
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution

20

Anda mungkin juga menyukai