MERI SUSANTI
• pengobatan komplementer-alternatif adalah semua jenis
pengobatan atau terapi yang digunakan sebagai tambahan
untuk pengobatan konvensional yang direkomendasikan oleh
OBAT penyelenggara pelayanan kesehatan,
ALTERNATIF • Complementary and Alternatif Medicine (CAM) didefinisikan
DAN oleh National Center of Complementary and Alternatif
KOMPLEMENTE Medicine sebagai berbagai macam pengobatan, baik praktik
R maupun produk pengobatan yang bukan merupakan bagian
pengobatan konvensional (Dietlind L. Wahner-Roedler, 2006).
• Pengobatan komplementer tradisional – alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan belum
diterima dalam kedokteran konvensional (Handoko,
2008).
• Pengobatan alternatif adalah pengobatan non
konvensional yang dipilih pasien dalam mengatasi
permasalahan kesehatannya
JENIS PELAYANAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER – ALTERNATIF
BERDASARKAN PERMENKES RI, NOMOR : 1109/MENKES/PER/2007 ADALAH
(HANDOKO, 2008) :
• Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa, dan yoga.
• Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda.
• Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut.
• Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
• Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient.
• Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EECP.
Perbedaan Pengobatan Alternatif / Komplementer
Dengan Pengobatan Konvensional
• Kemampuan penyembuhan yang alami • Pendekatan yang holistik
• Orientasi pada pasien ketimbang orientasi pada • Kemampuan tubuh untuk mengatasi penyakit
dokter • Bahan – bahan yang alami untuk pengobatan
• Untuk mencapai hasil, pengobatan alternatif • Setiap pasien adalah individu yang unik
mengambil waktu yang lebih lama
• Dasar kondisi sehat adalah lancarnya aliran
• Penggunaan bahan – bahan yang alami dan utuh
energi
• Standar kesehatan yang lebih tinggi
• Pasien sebaiknya aktif dalam upaya
• Digunakan terutama untuk penyembuhan penyembuhan sendiri
penyakit kronis
• Lebih memegang prinsip first do no harm
• Fokus pada pencegahan dan penyebab penyakit
• Perhatian yang lebih penuh pada pasien
TRAND PENGGUNAAN OBAT ALTERNATIF DAN
KOMPLEMENTER
• Hasil Riskesdas dari tahun 2010 hingga 2018, masyarakat yang menggunakan upaya kesehatan tradisional makin
meningkat menjadi sebesar 44,3%. Hal ini menunjukkan minat masyarakat dalam penggunaan obat tradisional dan upaya
kesehatan tradisional meningkat.
• Hasil survey yang dilakukan oleh American Association of Retired Persons (AARP) dan the National Center for
Complementary and Alternative Medicine (NCCAM) kurang lebih 53% orang dengan usia 50 tahun menggunakan terapi
alternative dalam pengobatan penyakitnya dan lama terapi yang dijalani kurang lebih selama 12 tahun (Mariano C, 2015).
• Departemen Kesehatan sejak tahun 2011 menetapkan obat herbal atau jamu masuk pelayanan kesehatan primer. Meski
obat herbal di Indonesia telah dikenal sejak dulu, tetapi sebagian besar belum memiliki latar belakang ilmiah yang shahih.
Hal ini menjadi kendala ketika masuk dalam dunia formal. Pasalnya, dalam dunia kedokteran modern saat ini berpegang
kuat pada Evidence Based Medicine (EBM) pada setiap mengambil keputusan medis (Arsana & Djoerban, 2011).
BERDASARKAN KEPMENKES NOMOR 1076/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PENYELENGARAAN
PENGOBATAN TRADISIONAL, DIURAIKAN :
• Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan
pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Kepmenkes,
2003).
JENIS TERAPI KOMPLEMENTER
COMPLEMENTARY & ALTERNATIVE MEDICINE
• Herbalisme medis
• Hemeopati
• Pengobatan antroposofis
• Terapi pengobatan bunga
• Akupuntur
• Hipnoterapi
• Ayuverda
TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER
1. Akupuntur
Berasal dari Cina, praktek akupunktur telah dimulai dari zaman batu dengan menggunakan batu tajam atau Bian
Shi.
Jarum batu Akupunktur yang diperkirakan sudah ada sejak 3000 SM ditemukan oleh ahli arkeolog di pedalaman
Mongolia.
Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel.
Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin.
>> Kondisi – kondisi yang sering dirawat dengan akupuntur, antara lain rehabilitasi stroke, kesehatan wanita dan
penurunan berat badan, cedera olahraga, sakit pinggang, radang sendi, tekanan darah tinggi, dan kanker (Hadibroto
dkk, 2006).
2. Ayurveda
• AYURVEDA atau AYURVEDIC adalah suatu pengobatan kuno yang berasal dari India yang meliputi seluruh
aspek gaya hidup.
• Kata Ayurveda berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti ayur – hidup , dan veda - pengetahuan , atau secara
harafiah berarti pengetahuan tentang kehidupan.
• Pengobatan Ayurveda pertama kali dipelopori Dhanvantari sekitar 1.500 Sebelum Masehi. (Hadibroto dkk, 2006).
• Menurut Ayurveda, setiap orang memiliki energi kehidupan (Doshas), yang terdiri dari Vata atau udara, Pitta atau
panas, dan Kapha atau air.
• Penyakit terjadi jika ke-3 elemenini tidak seimbang.
• .Ayurveda bekerja secara menyeluruh, tidak hanya menghilangkan gejala yangtimbul, tetapi juga bekerja
mencegah penyakit dan menghilangkan akar penyakit. Ayurveda menggunakan seluruh sumber kekayaan alam
untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan manusia
HIPNOTERAPI
Terapi dengan menggunakan obat bahan alam yang telah melalui uji preklinik pada hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
>> Berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh
• Salah satu prinsip dasar herbalisme adalah bahwa kandungan herba yang berbeda bekerja
bersama dalam beberapa cara (yang tidak dapat di jelaskan) sehingga menghasilkan efek-
efek bermanfaat.
• Herbalis medis mengobati berbagai macam kondisi akut (misalnya infeksi), dan yang
lebih lazim, kondisi kronis.
HOMEOPATI
• Hemeopati ditemukan sekitar 200 tahun lalu oleh Samuel Hahnemann, seorang docter dan apoteker jerman.
• Berdasarkan hasil penemuan nya pada percobaan-percobaan, Hahnemann menekan kan tiga prinsip dasar
homeopati,yang membentuk dasar homeopati klasik (Heinrich et al., 2009) :
a. Suatu zat yang di gunakan dalam dosis tinggi, menyebabkan suatu gejala atau gejala-gejala pada orang
sehat dapat di gunakan untuk mengobati gejala-gejala tersebut pada orang sakit.
Misalnya, coffea, obat yang di buat dari biji kopi ( salah satu kandungannya, kafein, adalah stimulan system
saraf pusat) dapat digunakan untuk mengobati insomnia. Inilah yang di sebut konsep `like cures like` (dalam
bahasa latin, similia similibus curentur).
b. Dosis minimal zat tersebut harus di gunakan untuk mencegah toksisitas.
PENGOBATAN ANTROPOSOFIS
• Aromaterapis menyakini bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan dan pencegahan
penyakit, tetapi juga efeknya terhadap mood, emosi dan rasa sehat.
• Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik; dalam hal ini, aromaterapis memilih suatu minyak atsiri, atau
kombinasi minyak atsiri, disesuaikan dengan gejala, kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien.
Pengobatan dapat berubah pada kunjungan pasien berikutnya.
• Minyak atsiri dijelaskan tidak hanya dengan rujukan terhadap reputasi sifat-sifat farmakologisnya (misalnya
antibakteri, antiradang), tetapi juga melalui hal-hal yang tidak dikenali pada obat-obat kovensional (misalnya
keseimbangan, member energi).
• Aromaterapis menyakini bahwa kandungan minyak atsiri, atau kombinasi minyak, bekerja secara sinergistis untuk
meningkatkan efikasi atau mengurangi terjadinya efek-efek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu
TERAPI PENGOBATAN BUNGA
• Hadibroto, I & Syamsir, A.(2006). Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.
• Teten, W. (2011). Terapi Modalitas, Terapi Komplementer dan Konseling Keluarga.
UNSOED: Jurusan Keperawatan.
• Marc S. Micozzi. (2004). Complementary and Alternative Medicine (CAM).
• PERMENKES NOMOR. 1109/MENKES/PER/IX/2007 TENTANG Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer – Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan