KOMPENSASI KERUGIAN

Pasal 6 ayat (2) dan PP 34 Tahun 1994

 KOMPENSASI KERUGIAN
Pasal 6 ayat (2) dan PP 34 Tahun 1994

KERUGIAN DAPAT DIKOMPENSASIKAN

DENGAN PENGHASILAN
MULAI TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
BERTURUT-TURUT
SAMPAI DENGAN 5 (LIMA) TAHUN

PENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHA

PERKEBUNAN TANAMAN KERAS DAN
PERTAMBANGAN,
DI DAERAH TERPENCIL,
KOMPENSASI KERUGIAN PALING LAMA
10 TAHUN
PENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHA
PERKEBUNAN TANAMAN KERAS DAN
PERTAMBANGAN DI LUAR DAERAH TERPENCIL,
KOMPENSASI KERUGIAN DIBERIKAN PALING LAMA 8
TAHUN
2
 PENGHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN
CONTOH
PT. A dalam tahun 1997 menderita kerugian fiskal
sebesar Rp 1.200.000.000,00. Dalam 5 tahun
berikutnya rugi-laba fiskal PT. A sbb :
1998 : laba fiskal Rp 200.000.000,00
1999 : rugi fiskal (Rp 300.000.000,00)
2000 : laba fiskal NIHIL
2001 : laba fiskal Rp 100.000.000,00
2002 : laba fiskal Rp 800.000.000,00

Kompensasi kerugian dilakukan sbb :

Rugi fiskal Thn 1997 (Rp 1.200.000.000,00)
Laba fiskal Thn 1998 Rp 200.000.000,00
Sisa rugi fiskal Thn 1997 (Rp 1.000.000.000,00)
Rugi fiskal Thn 1999 (Rp 300.000.000,00)
Sisa rugi fiskal Thn 1997 (Rp 1.000.000.000,00)
Laba fiskal Thn 2000 N I H I L TIDAK BOLEH DIKOMPENSASIKAN LAGI
Sisa rugi fiskal Thn 1997 (Rp 1.000.000.000,00) DENGAN LABA FISKAL THN 2003
Laba fiskal Thn 2001 Rp 100.000.000,00
Sisa rugi fiskal Thn 1997 (Rp 900.000.000,00)
Laba fiskal Thn 2002 Rp 800.000.000,00
Sisa rugi fiskal Thn 1997 (Rp 100.000.000,00)

HANYA BOLEH DIKOMPENSASIKAN DGN LABA FISKAL 3

THN 2003 & 2004 (KOMPENSASI DIMULAI SJK THN 2000)
 BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)
Pasal 7 ayat (1), (2) dan (3)

Rp 54.000.000,00 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK

TAMBAHAN UNTUK WAJIB

Rp 4.500.000,00
PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SEORANG

Rp 54.000.000,00 ISTERI YG PENGHASILANNYA DIGABUNG DENGAN
PENGHASILAN SUAMI

TAMBAHAN UNTUK SETIAP

ANGGOTA KELUARGA
Rp 4500.000,00 SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN
LURUS SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI
TANGGUNGAN SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG
PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN
PADA AWAL TAHUN PAJAK
ATAU
AWAL BAGIAN TAHUN PAJAK 4
 PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN SEKALIGUS
Pasal 9 ayat (2)

PENGELUARAN UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN

MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MEMPUNYAI MASA
MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUN

DIBEBANKAN MELALUI PENYUSUTAN ATAU

AMORTISASI

5
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

PENGHASILAN KENA PAJAK (WP Badan) = Penghasilan Netto

PENGHASILAN KENA PAJAK (WP ORANG PRIBADI) =

Penghasilan Netto - PTKP

PPh UMUM 6
Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PENGHASILAN KENA PAJAK (WP Orang Pribadi)
= Penghasilan Netto –PTKP
= Penghasilan Bruto – Biaya yang diperkenankan UUPPH

PENGHASILAN KENA PAJAK (WP Badan)

= Penghasilan Netto
= Penghasilan Bruto – Biaya yang diperkenankan UUPPh

PPh UMUM 7
Tarif Wajib Pajak OrangPribadi dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp.50.000.000,00 5%

Di atas Rp.50.000.000 s/d Rp. 250.000.000 15%
Di atas Rp. 250.000.000 s/d Rp. 500.000.000 25%
Di Atas Rp. 500.000.000 30%

PPh UMUM 8
 Cara Menghitung Pajak
 Pajak Penghasilan(Wajib Pajak Badan)
= Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17
= Penghasilan netto x tarif pasal 17
= (Penghasilan Bruto-Pghsln yg diperkenan UU
PPh) x tarif pasal 17

Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan (WP Orang(Pribadi)
WP orang Pribadi)

= Penghasilan Kena Pajak x tarf pasal 17

=( Penghasilan netto – PTKP) x tarif pasal 17
= (Penghasilan bruto – biaya yang
PPh UMUM
diperkenankan UU PPh) – PTKP)xtarif pasal17 9
 Penghasilan kena Pajak
2. Wajib pajak orang Pribadi menggunakan
norma perhitungan :
PKP = Penghasilan netto – PTKP
= (Peredaran Bruuto x% NPPN) –PTKP
PPh terhutang = tarif x PKP

PPh UMUM 10
 PENGHASILAN KENA PAJAK
Dikelompokkan menjadi:
1. WP orang pribadi dan Badan yang memiliki
Peredaran Usaha Tertentu :
PPh terutang : Tarif x PKP
: 1% x Peredaran Bruto

PPh UMUM 11
 PENGHASILAN KENA PAJAK
 Wajib Pajak Orang Pibadi Menggunakan Norma Perhitungan :
 PKP = Penghasilan netto – PTKP
 = (Peredaran Bruto x %NPPN) - PTKP
 PPh Terhutang = Tarif x PKP

PPh UMUM 12
 PENGHASILAN KENA PAJAK
 Wajib Pajak Orang Pibadi Menyelenggarakan Pembukuan :
 PKP = Penghasilan netto – PTKP
 = (Peredaran Bruto x %NPPN) - PTKP
 PPh Terhutang = Tarif x PKP

PPh UMUM 13
PENGHASILAN KENA PAJAK
 Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap
 PKP = Penghasilan Netto
 = Peredaran Bruto –Pengeluaran/biaya yang
diperbolehkan dikurangkan
 PPH terhutang = Tarif x PKP

PPh UMUM 14
PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN
1. Pemotongan Pajak Penghasilan oleh pihak lain berupa gaji,
upah, tunjangan, dan pembayaran lainnya.
2. Pemungutan Pajak Penghasilan oleh pemerintah berkenaan
dengan pembayaran atau penyerahan barang.
3. Pemotongan Pajak penghasilan oleh pihak lain atas
penghasilan berupa deviden. Bunga, royalti,
penghargaan,hadiah, bonus dll.

PPh UMUM 15