Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Muhkam dan Mutasuabihat

Membuktikan Konprehensifitas
al-Qur’an
Al-Qur’an – ilmu Falak
Persamaan dan Perbedaan Pengertian Muhkam dan Mutasyabih Menurut al-Husni sbb

1. Muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui secara jelas dan tegas, baik melalui takwil
(metafora) ataupun tidak. Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang maksudnya hanya dapat diketahui
oleh Allah, seperti saat kedatangan hari kiamat, keluarnya dajjal, dan huruf-huruf muqaththa’ah. Definisi
ini dikemukakan kelompok ahlussunnah.
2. Muhkam adalah ayat yang maknanya jelas dan mudah dipahami, sedangkan ayat-ayat mutasyabih
sebaliknya.
3. Muhkam adalah ayat yang tidak mungkin dapat diartikan dari sisi arti lain, sedangkan ayat mutasyabih
mempunyai kemungkinan muncul arti yang banyak.
4. Muhkam adalah ayat yang maknanya dapat dipahami akal, seperti bilangan raka’at shalat, kekhususan
bulan Ramadhan untuk pelaksanaan puasa wajib, sedangkan ayatayat mutasyabih sebaliknya.
5. Muhkam adalah ayat yang pemahaman maknanya dapat berdiri sendiri, sedangkan ayat-ayat mutasyabih
untuk memahaminya bergantung pada ayat lain.
6. Muhkam adalah ayat yang maksudnya segera dapat diketahui tanpa ditakwil terlebih dahulu, sedangkan
ayat mutasyabih memerlukan penakwilan untuk mengetahui maksudnya.
7. Muhkam adalah ayat yang lafazh-lafazhnya tidak berulang-ulang, sedangkan ayat mutasyabih sebaliknya.
8. Adapun mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Termasuk kedalam kategori ini adalah
mujmal (global), mu’awwal (harus ditakwil), musykil dan ambigius.
Persamaan dan Perbedaan Pengertian Muhkam dan Mutasyabih Menurut al-Husni sbb

9. Muhkam adalah ayat yang menghapus (nasikh), berbicara tentang halal, haram, ketentuan-
ketentuan (hudud), kefarduaan, serta yang harus diimani dan diamalkan. Adapun ayat yang
mutasyabih adalah ayat yang dihapus(mansukh),yang berbicara tentang perumpamaan-
perumpamaan ( amsal ), sumpah ( aqsam), dan yang harus diimani, tetapi tidak harus
diamalkan
10. Muhkam adalah ayat-ayat yang tidak dihapus, sedangkan mutasyabih adalah ayat-ayat yang
dihapus.
11. Muhkamadalah ayat yang harus diimani dan diamalkan, sedangkan ayat-ayat mutasyabih
adalah ayat yang harus diimani tetapi tidak harus diamalkan.
12. Ibnu Abi Hatim mengeluarkan sebuah riwayat dari Muqatil bin Hayyan yang mengatakan
bahwa ayat-ayat mutasyabih adalah seperti alif lam mim dan alif lam mim ra.
• Muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sudah jelas, tidak samar lagi. Termasuk dalam kategori
muhkam adalah nash (kata yang menunjukkan sesuatu yang dimaksud dengan terang dan tegas,
dan memang untuk makna itu ia disebutkan) dan zhahir (makna lahir).
• Mutasyabih adalah ayat-ayat yang maknanya belum jelas. Termasuk kedalam kategori ini adalah
mujmal (global), mu’awwal (harus ditakwil), musykil dan ambigius.
Pembagian Lafaz al-Qur’an Berdasarkan
Maknanya
Lafaz yang Jelas Maknanya Lafaz yang Tidak Jelas Makna
• Dhahir • Khafi
• Nash • Musykil
• Mufassar • Mujmal
• Muhkam • Mutasyabihat
Muhkam dan Mutasyabhat dalam al-Qur’an
• Dalam al-Qur'an, memang disebutkan kata-kata Muhkam dan Mutasyabih.
1. Lafaz Muhkam terdapat dalam Qs Hud : 1
2. Lafaz Mutasyabih terdapat dalam Qs Az-Zumar : 23
3. Lafaz Muhakamat dan Mutasyabihat dalam Surat Ali Imron; 7
Berdasarkan tiga ayat tersebut, Ibn Habib al-Naisaburi menceritakan adanya
tiga pendapat tentang masalah ini.
4. Pertama berpendapat bahwa al-Qur'an seluruhnya Muhkam berdasarkan
ayat pertama.
5. Kedua berpendapat bahwa al-Qur'an seluruhnya Mutasyabih berdasarkan
ayat kedua.
6. Ketiga berpendapat bahwa sebagian ayat al-Qur'an Muhkam dan lainnya
Mutasyabih berdasarkan ayat ketiga. Inilah pendapat yang sahih.
Penyebab dan status ayat Mutasyabih
• Para ulama’ mengatakan bahwa penyebab adanya tasyabuh karena
beberapa hal Yaitu,
1. Kesamaran pada lafaz ayat,  Lafadh atau ayat yang sama sekali
tidak dapat diketahui hakekatnya, seperti Surat al An’am, ayat 59
2. Kesamaran pada makna ayat,  ayat-ayat yang setiap orang bisa
mengetahui maksudnya melalui penelitian dan pengkajian. Seperti
Surat al-Nisa’, ayat 3
3. Kesamaran pada lafaz sekaligus makna ayat itu sendiri.  ayat-ayat
mutasyabihat yang maksudnya dapat diketahui oleh para ulama
tertentu dan bukan semua ulama.
Hikmat Ayat Muhkamat
• Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang kemampuan bahasa
Arabnya lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas
arti maksudnya, sangat besar arti dan faedahnya bagi mereka. 2.
Memudahkan bagi manusia mengetahui arti dan maksudnya. Juga
memudahkan bagi mereka dalam menghayati makna maksudnya agar
mudah mengamalkan pelaksanaan ajaranajarannya. 3. Mendorong
umat untuk giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi
kandungan AlQuran, karena lafal ayat-ayatnya telah mudah diketahui,
gampang dipahami, dan jelas pula untuk diamalkan. 4.
Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari
isi ajarannya, karena lafal ayat-ayat dengan sendirinya sudah dapat
menjelaskan arti maksudnya, tidak harus menuggu penafsiran atau
penjelasan dari lafal ayat atau surah yang lain
Hikmah Ayat Mutasyabihat
1. Sebagai rahmat Allah kepada manusia agar mereka selalu berpikir. Allah merahasiakan banyak hal, agar mereka
mencari dan berupaya mendapatkan serta membuka misteri-misteri itu. Maka dengan adanya ayat-ayat
mutasyabihat manusia tidak bergantung secara terus menerus pada penjelasan Allah, tetapi mereka bisa
bergerak sendiri untuk mencari kebenaran dengan bantuan cahaya ayat-ayat Allah.
2. Sebagai cobaan dari Allah. Maksudnya dengan adanya ayat-ayat mutasyabihat, manusia diuji keimanannya,
apakah mereka tetap percaya dan tunduk kepada ayat-ayat Allah atau berpaling dan cenderung memperalat ayat-
ayat Allah untuk kepentingan pribadi (mengikuti hawa nafsu).
3. Sesuai dengan perkataan Fakhr ar Raziy, ayat-ayat al Quran ditujukan kepada semua manusia. Oleh karena itu ia
diformulasikan dalam bahasa yang universal dan mengandung berbagai kemungkinan untuk ditakwilkan.
Didalamnya mengandung berbagai isyarat dan ketentuanketentuan yang pasti. Dengan demikian ayat-ayat
mutasyabihat adalah konsekuensi yang tidak dapat dielakkan untuk menjaga keutuhan dan universalitas al Quran
itu sendiri.
4. Untuk menjadi bukti kelemahan manusia atas kebesaran Allah dan ketinggian ayat-ayat-Nya. Dengan adanya ayat-
ayat mutasyabihat, manusia dijadikan tunduk terhadap ketentuan-Nya dan menghancurkan kesombongannya
terhadap ketetapan-ketetapan Allah. Selanjutnya ayat-ayat mutasyabihat menunjukkan keterbatasan manusia
yang harus mereka sadari setiap saat.
5. Untuk memberikan kebebasan kepada manusia untuk berbeda dalam penafsiran dalam rangka menjadikan
mereka lebih terbuka dan toleran. Sekiranya semua ayat adalah muhkamat, maka yang terjadi adalah kebekuan
dan statis, madzhab hanya satu, dan manusia tidak lagi berkompetisi dalam mencari kebenaran

Anda mungkin juga menyukai