Anda di halaman 1dari 43

OKSIGENASI

Kasyafiya Jayanti S.Keb., M.Kes., Bd


kasyafiyajayanti@staff.gunadarma.ac.id
Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu :


▸ Menjelaskan kebutuhan oksigen
▸ Menjelaskan sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigen
▸ Menjelaskan proses oksigenasi
▸ Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
▸ Menjelaskan gangguan atau masalah kebutuhan oksigen
▸ Menjelaskan tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigen

3
OKSIGENASI
▸ Oksigenasi  memberikan aliran
oksigen (O2) lebih dari 21%
pada tekanan 1 atmosfir sehingga
konsentrasi O2 meningkat dalam
tubuh
▸ Tujuan :
▹ Mempertahankan O2 yang
adekuat dalam jaringan
menurunkan kerja paru
▹ Menurunkan kerja jantung
kadar oksigen dalam darah
yang dibutuhkan oleh tubuh
agar berfungsi optimal  95-
4
100 persen
Indikasi pemberian O2

▸ Indikasi utama  hipoksemia  PaO2 arteri < 60


mmHg atau SaO2 < 90%
▸ Kondisi lain misal  trauma berat, infark miokard
akut, sesak napas, keracunan gas CO, pasca
anestesi

5
Metode Pemberian Oksigen
▸ Oksigen diberikan dengan cara
sesederhana mungkin dan fraksi
inspirasi oksigen (FiO2) serendah
mungkin, namun tetap dapat
mempertahankan nilai PaO2 > 60
mmHg dan SaO2 > 90%
▸ Pilihan metode tergantung besar
FiO2, kenyamanan pasien,
tingkat kelembapan yang
dibutuhkan, dan kebutuhan terapi
nebulisasi

6
Anatomi sistem pernapasan

• Hidung
Saluran • Faring
pernapsan
• Laring
atas
• Epiglotis

• Trakhea
Saluran • Bronkus
pernapasa
• bronkiolus
n bawah

Paru
Fisiologi Sistem Pernapasan

Bernapas 
▸ Inspirasi (O2)
▸ Ekspirasi (CO2)

8
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERNAPASAN
1. Perilaku kesehatan
▹ Nutrisi  obesitas e/c ekspansi
paru, gizi buruk e/c anemia
▹ Exercise, aktivitas fisik
▹ Merokok
▹ Alkohol dan obat-obatan
▹ Kecemasan, emosi,
2. Faktor lingkungan  tempat kerja,
suhu lingkungan, ketinggian tempat dari
permukaan laut
3. Faktor kesehatan

9
PROSES PERNAPASAN
NORMAL

▸ Terdiri dari
1. IRV (inspiration reserve volume)  jumlah udara yang
masuk paru pada pernapasan normal, ± 1500 cc
2. TV (tidal volume)  jumlah udara yang keluar masuk
paru pada pernapasan normal 500 cc
3. ERV (Expiration Reserve Volume)  jumlah udara
yang keluar dari paru setelah ekspirasi 1000 cc
4. RV (Residual Volume)  jumlah udara tertinggi dalam
paru setalh ekspirasi maksimum 1200 cc

10
Want big impact? Use big image.

11
Fisiologi Sistem Pernapasan

masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus


ke paru-paru atau sebaliknya. Faktor yang
01 VENTILASI mempengaruhi ventilasi : tekanan udara atmosfir,
jalan napas yang bersih, pengembangan paru yang
adekuat

pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan kapiler


paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari
02 DIFUSI darah yang bertekanan/ berkonsentrasi lebih besar
ke darah dengan tekanan/ konsentrasi yang lebih
rendah.

Proses pendidtribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh


dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. O2 akan berikatan
dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%)., larut
12
03 TRANSPORTASI dalam plasma (5%) dan sebagian menjadi HCO3 berada
dalam darah (65%)
Faktor yang mempengaruhi transportasi  cardiac output,
kondisi pembuluh darah, latihan dan aktivitas/ olahraga
Gangguan kebutuhan oksigenasi

1. Hipoksia
Tidak tercukupi kebutuhan O2 dalam tubuh
akibat defisiensi O2 atau peningkatan
penggunaan O2 di tingkat sel.
Hipoksia ditandai dengan kebiruan pada
kulit (sianosis)
Disebabkan menurunnya kadar
Haemoglobin (Hb), menurunnnya difusi O2
dari alveoli ke dalam darah, menurunnya
perfusi jaringan, atau juga gangguan
ventilasi yang dapat menurunkan
13
konsentrasi O2
Gangguan kebutuhan oksigenasi
2. Perubahan pola napas
a) Tachypnea RR > 24x/ menit
b) Bradypnea RR < 10x/ menit
c) Hiperventilasi
d) Kusmaul
e) Hipoventilasi
f) Dispnea
g) Orthopnea
h) Ceyne stokes
i) Pernapsan paradoksial
j) Biot
14
k) Stridor
Gangguan kebutuhan
oksigenasi
3. Obstruksi jalan napas
Tanda klinis :
▸ batuk tidak efektif atau tidak ada
▸ Tidak mampu mengeluarkan sekresi di jalan napas
▸ Suara napas menunjukkan sumbatan
▸ Jumlah, irama dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran gas
▸ Kondisi individu mengalami penurunan gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru dan
sistem vascular dapat disebabkan oleh sekresi yang kental dan imobilisasi akibat penyakit
sistem saraf, depresi susunan saraf pusat , depresi susunan saraf pusat, atau penyakit radang
pada paru.
15 ▸ Tanda klinis: dispnea, napas dg bibir pada fase ekspirasi yang panjang, agitasi, lalah/ letargi,
meningkatnya tahanan vascular paru, menurunnya saturasi O2 dsn meningkatnya PCO2,
sianosis
Teknik pemberian O2

I SISTEM ALIRAN RENDAH


1) Kateter nasal (Nasal Chateter)
2) Kanula nasal
3) Sungkup Muka Sederhana (simple face mask)
4) Sungkup muka dengan kantong rebreathing
5) Sungkup muka dengan kantong Non Rebreathing

II SISTEM ALIRAN TINGGI


1) Sungkup muka dengan Ventury

16
Nasal Chateter
Kateter nasal
Alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinu dengan
aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-44%

• Keuntungan  pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak,


makan dan berbicara, murah nyaman, dapat juga dipakai sebagai
kateter penghisap.

• Kerugian  Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih


dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada
kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi
selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/menit dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta
kateter mudah tersumbat.

18
Kanula nasal
Kanula nasal

▸ alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinu


dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi sama
dengan kateter nasal
▸ Keuntungan: Pemberian oksigen stabil dengan volume
tidak dan laju pernapasan teratur, pemasangannya mudah
dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak,
berbicara, lebih mudah ditolerir pasien dan terasa nyaman.
▸ Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen
lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien
bernapas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman
19 kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.
Sungkup muka sederhana
(simple face mask)

▸ pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5-


8 liter/menit dengan konsetrasi oksigen 40%-
60%
▸ Keuntungan: konsentrasi oksigen yang
diberikan lebih tinggi dari kateter dan kanula
nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan
melalui pemilihan sungkup berlubang besar,
dapat digunakan dalam pemberian terapi aersol.
▸ Kerugian: tidak dapat memberikan konsentrasi
kurang dari 40%, dapat menyebabkan
penumpukan karbon dioksida (CO2) jika aliran
20
rendah.
Sungkup muka sederhana
(simple face mask)

21
22
Sungkup muka dengan kantong
rebreathing

▸ Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi


tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12 liter/menit
▸ Keuntungan: konsentrasi oksigen lebih tinggi dari
sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan
selaput lendir.
▸ Kerugian: tidak dapat memberikan oksigen
konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat
menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen
bisa terlipat.

23
Sungkup muka dengan kantong Non
Rebreathing

▸ Masker nonrebreathing memakai katup untuk


memastikan udara yang masuk pada saat inspirasi
adalah udara oksigen
▸ Pemberian oksigen dengan konsentrasi mencapai
99% dengan aliran 8-12 liter/menit di mana udara
inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
▸ Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diperoleh
dapat mencapai 100%, tidak mengeringkan selaput
lendir.
▸ Kerugian: kantong oksigen bisa terlipat

24
Sungkup muka dengan kantong
Non Rebreathing

28
Sistem aliran tinggi 2
Sistem aliran tinggi

▸ Teknik pemberian oksigen di mana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh
tipe pernapasan, sehingga dengan teknik ini dapat menambahkan konsentrasi
oksigen yang lebih cepat dan teratur.

Sungkup muka dengan Ventury.


Aliran udara pada alat ini sekitar 4-14 liter/menit dengan konsentrasi 30-50%.
▸ Keuntungan: konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk
pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan
kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadai penumpukan CO2
▸ Kerugian: Tidak dapat memberikan konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah
dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

30
Masker venturi

▸ O2 mengalir dengan kecepatan tinggi lewat lubang kecil didasar


masker sehingga membentuk tekanan negatif  mendesak keluar
udara atmosfir sehingga O2 dapat diberikan dengan angka pasti

31
Alat penghasil Oksigen

▸ Silinder ukuran 240-622


liter

▸ Konsentrator (mengambil
udara dari ruangan,
memakai listrik
Pemberian O2 (Oksigenasi)

▸ Pemberian O2 ke dalam paru dengan menggunakan alat bantu, yaitu kanula, nasal
san masker
▸ Alat dan bahan :
1. Tabung O2
2. Flowmeter
3. Humidifier
4. Aquadest
5. Nasal kateter, kanula, atau masker
6. Vaselin/ lubrikan atau pelumas (jelly)

34
Pemberian O2 (Oksigenasi)

▸ Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung O2
5. Atur posisi pasien dengan semifowler atau sesuia dengan kondisi pasien
6. Berikan O2 melalui kanula atau masker
7. Apabila menggunakan kateter ukur terlebih dahulu jarak hidung dengan telinga
kemudian berilubrikan dan dimasukkan pada lubang hidung
8. Catat pemberian dan lakukan observasi
9. Cuci tangan

35
Tindakan untuk mengatasi
masalah kebutuhan
oksigenasi
Latihan napas
▸ Tujuan : memperbaiki ventilasi alveoli atau
pertukaran gas, mencegah ateleksis, meningkatkan
efisiensi batuk, dan dapat digunakan untuk
mengurangi stress

▸ Prosedur
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan
3. Atur posisi pasien (duduk/ tidur terlentang)
4. Anjurkan mulai latihan dengan cara menarik
napas dahulu melalui hisung dengan mulut
tertutup
5. Anjurkan menahan napas selama 1-1,5 detik dan
disusul dengaan menghembuskan napass melalui
bibir dengan bentuk mulut mencucu atau seperti
orang yang sedang meniup
37
6. Catat respon yang terjadi
7. Cuci tangan
Tindakan untuk mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi
2. Latihan batuk efektif
▸ Tujuan : melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk
membersihkan laring, trakea, bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan napas
▸ Prosedur kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan duduj di tepi tempat tidur membungkuk ke depan
4. Anjurkan untukmanrik napas secara perlahan dan dalam menggunakan pernapasan diafragma a
5. Setelah itu tahan napas kurang lebih 2 detik
6. Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka
7. Tarik napas dengan ringan
8. Istirahat
9. Catat respon yang terjadi
38
10. Cuci tangan
Evaluasi dan
monitoring

▸ Pemeriksaan fisik dan gejala


klinis  perbaikan/ resolusi
gejala dan tanda hipokssemia
▸ Pemeriksaan penunjang 
analisis gas darah arteri, 15-20
menit setelah terapi dilakukan
menunjukkan peningkatan
tekanan parsial oksigen
39
Efek samping terapi Oksigen

▸ Belum diketahui ambang konsentrasi dan waktu paparan untuk


menimbulkan toksisitas FiO2
▸ Tergantung dari banyak faktor : dosis dan lama pemberian
oksigen, toleransi masing masing pasien

40
Referensi

▸ HIPERCCI. (2018). Modul Pelatihan Keperawatan Intensif


Dasar. iN Media: Jakarta
▸ Ardhiyanti, Yulrina dkk. (2014). Panduan Lengkap
Ketrampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Deepublish
▸ Rajab, Wahyudin. (2018). Ketrampilan Dasar Keterampilan
Kebidanan. Wineka Media
▸ Hidayat Aziz. (2004). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakart: EGC

41
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
▸ kasyafiyajayanti@
staff.gunadarma.ac
.id
42
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai