TUBERKULOSIS PARU
dengan ABSES PARU
Oleh:
Sabila Tazqia Rakhmani
Pembimbing:
dr. Ririek Parwitasri, Sp.P
Nama : Tn. S
Tgl Lahir/Umur : 12-09-1968/ 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor RM : 17-04-00
Alamat : Dsn. Krajan, Kabat
Pekerjaan : buruh tani
Tgl masuk RS : 7/7/2017
Anamnesis
TB Paru
Pneumonia
Bronkiektasis
Efusi pleura
Abses paru
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab tanggal 7 Juli 2017:
WBC : 10.2 x 103
RBC : 3.29 x 103
Hb : 8.9 g/dL
HCT : 27.2 g/dL
GDA : 178
Pemeriksaan dahak PS tanggal 13 Juli 2017 (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rontgen thorax (2 Juni
2017)
gambaran air-fluid level dan kavitas
yang dikelilingi oleh infiltrat di regio
media-inferior pulmo dextra
RESUME
Tn. S datang dengan keluhan sesak yang dirasakan kurang lebih sejak 3 hari dan dirasakan semakin memberat
terutama di malam hari. Tn. S juga mengalami batuk kurang lebih 2 bulan disertai dahak berwarna hitam dan
merah. Bau mulut terasa sangat menyengat. Keluhan lain yaitu sering berkeringat terutama pada malam hari
terkadang disertai menggigil di malam hari. Selain itu Tn.S mengaku nafsu makan berkurang, dan mengalami
penurunan berat badan selama kurang lebih 3 bulan terakhir. Pasien mengatakan pernah pengobatan OAT tidak
tuntas kurang lebih hanya 1 bulan. Pengobatan diputus sendiri oleh pasien. Kemudian kurang lebih 2 minggu
setelah putus obat, kemudian gejala batuk berdahak dan sesak muncul kembali. Pasien periksa dahak di RS Yasmin
dan menurut keterangan keluarga pasien didiagnosis TB. Pasien melakukan pengobatan OAT lagi sampai sekarang
(sedang berjalan 2 bulan pengobatan).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik dan kesadaran compos mentis. Tanda-tanda
vital berada dalam batas normal. Pada palpasi ditemukan penurunan fremitus raba dada kanan bawah
diikuti penurunan suara nafas pada dada kanan bawah saat auskultasi. Ronchi basah halus terdengar di
kedua sisi. Pada foto toraks didapatkan gambaran air-fluid level dan kavitas yang dikelilingi oleh
infiltrat di regio media-inferior pulmo dextra. Pemeriksaan sputum BTA hanya didapatkan sampel Pagi
dan Sewaktu satu kali dengan hasil pemeriksaan negatif/negatif.
DIAGNOSA
1. Planning Penatalaksanaan
Pemberian oksigen dengan Nasal O2 canul,
Infus PZ + drip Aminofilin
Masuk rumah sakit.
Pemeriksaan dahak PS.
Pemeriksaan foto toraks.
OAT dilanjutkan
Rencana pungsi percobaan cairan pleura
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS PARU
DEFINISI
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit
parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras
yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru.
Sekitar 80% dari tuberculosis adalah TB paru. TB paru ini bersifat menahun dan secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.
Klasifikasi TB
a. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit :
1) Tuberkulosis paru
2) Tuberkulosis ekstraparu
b. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
1) Pasien baru TB = belum pernah pengobatan atau OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis)
2) Pasien yang pernah diobati TB = pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis).
Macam:
- Pasien kambuh
- Pasien yang diobati kembali setelah gagal
- Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
- Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak
diketahui.
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui. Adalah pasien TB yang tidak masuk dalam
kelompok 1) atau 2).
c. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
d. Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
Penularan TB dan Patogenesis
Kuman Penyebab TB
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara
lain: M.tuberculosis, M.africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain
Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis)
Penularan TB
Abses paru merupakan nekrosis jaringan paru dan pembentukan kavitas yang mengandung
sisa nekrosis atau cairan, yang disebabkan infeksi mikroba.
Abses yang disebabkan infeksi anaerob akan memunculkan gejala demam, batuk berdahak
yang berbau dan terasa tidak enak, keringat malam, dan penurunan berat badan.
Pemeriksaan darah menunjukkan leukositosis, pemeriksaan dahak untuk BTA dapat
positif apabila disebabkan oleh M.tb.
Foto torak memperluhatkan kavitas. Abses dapat berisi cairan saja maupun cairan yang
bercampur dengan udara sehingga memberikan gambaran air-fluid level. Secara umum
terdapat perselubungan di sekitar kavitas, meskipun begitu pada terapi kavitas akan
menetap lebih lama dibanding perselubungan di sekitarnya.
PEMBAHASAN
Penegakan Diagnosis
-batuk berdahak selama kurang lebih 2 -mengarah pada diagnosis banding -kadar leukosit dalam batas -pungsi: tidak
bulan. efusi pleura unilateral paru dextra normal, didapatkan
-dahak bercampur darah, sesak nafas atau abses paru dextra: -Pemeriksaan dahak PS cairan/pus
sejak kurang lebih 3 hari palpasi: penurunan fremitus raba dada tanggal 13 Juli 2017 (-/-)
-demam hilang timbul yang memberat kanan bawah, -foto thorax: gambaran air-
pada malam hari, penurunan nafsu redup pada paru kanan bawah saat fluid level dan kavitas yang
makan, penurunan berat badan dan perkusi, penurunan suara nafas pada dikelilingi oleh infiltrat di
berkeringat pada malam hari dada kanan bawah saat auskultasi regio media-inferior pulmo
-putus pengobatan OAT 2 minggu (lama -Ronchi basah halus terdengar di dextra
pengobatan 1 bulan) kedua sisi
Pemberian OAT pasien yang putus obat kurang dari 1 bulan (pada pasien ini selama 2
minggu) menurut Permenkes RI tahun 2016 melanjutkan pengobatan dosis yang tesisa
sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak
kembali setelah enyelesaikan dosis pengobatan pada bulan ke 5.
TERIMA KASIH