Acara
Peradilan
Ta t a u s a h a
negara
;: oleh
;: Sekti Anggraini, S.H.,
M.H
Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
Hukum formil menegakkan hukum materiil;
Beberapa istilah lain: Hukum Acara Peradilan Administrasi
Negara, Hukum Acara Pengadilan di Lingkungan
Administrasi, dsb;
Adalah: seperangkat peraturan-peraturan yang memuat cara
bagaimana orang harus bertindak terhadap dan dimuka
pengadilan, serta cara pengadilan bertindak satu sama lain
untuk menegakkan Hukum Administrasi Negara materiil;
HAN materiil HAN Umum (algemene deel) dan HAN
Khusus (bijzonder deel);
Karakteristik Acara
No Pembeda HAPTUN Acara Perdata
BESCHIKKING PTUN
SIFAT KHUSUS HUKUM ACARA
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
1) Hakim Aktif (Dominus Litis);
2) Terdapat tenggang waktu dalam mengajukan gugatan ( 90
hari) sejak diterima atau diumumkan KTUN;
3) Ada Proses “Dismissal” oleh Ketua Pengadilan TUN;
4) Ada Pemeriksaan Persiapan;
5) Gugatan tidak menunda pelaksanaan keputusan TUN; (Terkait Asas
“Persumtion Justae Causa”)
6) Asas Pembuktian Bebas dan terbatas ( Vrij Bewijs);
7) Tidak ada Gugatan Rekonvensi;
8) Tidak ada Putusan Verstek;
9) PT. TUN dapat menjadi pengadilan tingkat pertama;
10) Putusan PTUN bersifat “ERGA OMNES”
Asas-asas Hukum Acara
Peratun
a) Asas praduga sah menurut hukum
b) Asas pembuktian bebas
c) Asas keaktifan hakim
d) Asas erga omnes (hrs segera dilaksanakan krn untk
kepentingan publik)
e) Asas peradilan cepat, murah, sederhana
f) Asas kesatuan beracara
g) Asas musyawarah
h) Asas kekuasaan kehakiman yg merdeka
i) Asas keterbukaan
j) Asas putusan adil
ASAS PRADUGA RECHTMATIGE
(Vermodens van recht- matige/ Presumptio Justea
Causa ).
KOMPETENSI PTUN
Relatif
KOMPETENSI absolut PTUN
Kompetensi absolut pengadilan adalah kewenangan badan pengadilan dalam
memeriksa dan mengadili jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat
diperiksa dan diadili oleh badan pengadilan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai contoh, kompetensi absolut antara Pengadilan Negeri dengan Pengadilan
Agama dalam sengketa waris;
Sesuai dengan ketentuan Pasal 50 UU Peratun, kompetensi absolut Pengadilan
Tata Usaha Negara adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa TUN
di tingkat pertama.
Sedangkan kompetensi absolut Pengadilan Tinggi TUN adalah:
1) memeriksa dan memutus sengketa TUN ditingkat banding;
2) Memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antar Pengadilan TUN di wilayah hukumnya;
3) Memeriksa serta memutus sengketa TUN (dlm Tk. I) sebagaimana dimaksud
Pasal 48 UU Peratun.
Kompetensi Relatif
Kompetensi relatif pengadilan adalah kewenangan
mengadili antar pengadilan yang setingkat dalam satu
lingkungan peradilan. Kompetensi relatif ini
menunjukkan pada Pengadilan TUN manakah yang
berwenang untuk memeriksa, memutus dan
menyelesaikan suatu sengketa TUN.
keberatan
Upaya Administratif
Sengketa
Banding
TUN
Upaya Peradilan
UPAYA ADMINISTRATIF
- Upaya administratif :
a. KEBERATAN
(Administratief bezwaar), kepada Badan/Pejabat TUN yang
menerbitkan KTUN ----- Digugat ke PTUN;
b. BANDING ADMINISTRATIF
(Administratief beroep), kepada atasan/instansi lain yang lebih tinggI
yang mengeluarkan KTUN ----- gugatan ke PT.TUN;
KTUN
penetapan tertulis;
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara;
berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan per-UU-an;
bersifat konkret, individual dan final;
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang.
KTUN yang dapat digugat di PTUN adalah
DISAMPAIKAN VIA
KURIR KEPADA
TERGUGAT APABILA TIDAK
DILAKSANAKAN /
PENETAPAN DIPATUHI OLEH
PENUNDAAN TERGUGAT, MAKA
OLEH KETUA / DIEKSEKUSI =
MAJELIS EKSEKUSI PUTUSAN
HAKIM BHT
(EX PASAL 116 UU
NOMOR 5/1986 JO SEMA
EXTRACT / AMAR
PENETAPAN VIA FAX / NOMOR 2/1991)
TELEGRAM, PENETAPAN
LENGKAP DIKIRIM VIA
POS TERCATAT /
JURUSITA
(UU NOMOR 9/2004)
Kuasa:
Pasal 57
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
• Pemeriksaan tertutup untuk umum
• Penggugat berhak mendapat nasehat guna melengkapi
gugatan
• Hakim dapat meminta penjelasan dan data-data yang
diperlukan kpd Tergugat
• Dalam jangka waktu 30 hari Penggugat harus melengkapi
gugatan apabila tidak dilengkapi gugatan dinyatakan tidak
dapat diterima (NO)terhadap putusan tsb tidak ada upaya
hukum tapi bisa diajukan gugatan baru
PEMERIKSAAN DENGAN ACARA BIASA
PEMERIKSAAN di PERSIDANGAN
• pemeriksaan terbuka untuk umum
• Pembacaan gugatan
• Jawab jinawab
• Pemeriksaan bukti surat
• Pemeriksaan bukti saksi
• Kesimpulan
• Putusan
MASUKNYA PIHAK KETIGA
(INTERVENSI)
N.O
VERZET
PEMERIKSAAN
DALAM SIDANG
- Pasal 68
GUGATAN - Pasal 98
PERLAWANAN
d.t.w. 14 hari
PUTUSAN
(Pasal 108)
BAGAN PROSES PEMERIKSAAN GUGATAN DI PTUN
GUGATAN
TAHAP I
PANITERA - Penelitian Administrasi
TAHAP II
a. Proses Dismissal
b. Menolak/mengabulkan permohonan Penundaan
KETUA PelaksanaanKeputusan Tata Usaha Negara (Skorsing)
c. Menolak/mengabulkan permohonan pemeriksaan Cuma-
Cuma
d. Menolak/mengabulkan pemeriksaan acara cepat.
MAJELIS e. Menetapkan perkara diperiksa dengan acara biasa.
TAHAP III
- Pemeriksaan Persiapan
TAHAP IV
- Sidang Terbuka untuk Umum
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA DENGAN ACARA CEPAT
( Pasal 98 dan Pasal 99 UU No. 9 Tahun 2004 jo UU No. 5 Tahun 1986 )
Permohonan diterima
Permohonan ditolak
sekaligus dalam penetapan tersebut
Penunjukkan Hakim Tunggal ditetapkan Pemeriksaan dilaksanakan
d.t.w. 7 hari dengan Acara Biasa
KESIMPULAN
PUTUSAN
TAHAP PEMERIKSAAN PERKARA DENGAN ACARA BIASA
JAWABAN
Tergugat
KESIMPULAN
PUTUSAN
Pembuktian
• Alat bukti, yaitu: surat atau tulisan; keterangan ahli; keterangan saksi;
pengakuan para pihak; pengetahuan hakim (Pasal 100)
• Keadaan yang telah diketahui umum tidak perlu dibuktikan;
• Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian
beserta penilaian pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian
diperlukan sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinan
Hakim (Pasal 107).
Untuk mendapat gambaran yg jelas mengenai
permasalahanya, ketua pengadilan atau majelis
hakim dpt jg memanggil para phk yg bersengketa,
sanksi- sanksi, saksi ahli, ahli penerjemah, atau juru
bahasa.
Para phk dpt juga membawa saksi atau saksi ahli.
Orang yang tidak boleh didengar
sebagai saksi (Pasal 88)