Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KELAYAKAN

FINANSIAL
Financial Feasibility Analysis
ANALISIS POTENSI WILAYAH
Kelompok 2 Kelas B1 :
Wahyu Catur Saputro
Fajri Defri Sya’ban
Revandy Eliazer Immanuel
FINANSIAL
Terbagi atas 3 kata :
1. Analisis : kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen
sehingga dapat menegenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi
masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin, 2001:53)
2. Kelayakan : perihal layak (patut, pantas); kepantasan, kepatutan; perihal yang dapat
(pantas/patut) dikerjakan (KBBI)
3. Finansial : aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dan menggunakan
modal secara efektif, efisien, dan produktif. Tujuan dari finance adalah untuk mendapatkan
keuntungan. (Prawironegoro, 2007)
Menurut Ahli :
4. Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan
keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan
finansial adalah untuk menghindari ketelanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan (Husnan dan Suswarsono, 1997)
5. Aspek finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus alokasinya
serta mencari sumber dana yang berkaitan secara efisien sehingga memberikan keuntungan
maksimal (Suratman, 2002)
Ukuran Prosedur Standar
Penilaian Kelayakan
Project analysis slide 2
PAYBACK PERIOD (PP)
BENEFIT COST RATIO (BCR)

ANALISIS
KELAYAKA
N
FINANSIAL
NET PRESENT VALUE (NPV)

INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)


BENEFIT COST RATIO (BCR)
Metode BCR secara ringkas membandingkan besarnya
perbandingan keuntungan terhadap biaya yang dikeluarkan selama
umur rencana. Indikator dari nilai BCR dapat dijelaskan sebagai
berikut :
BCR>1 menunjukkan bahwa proyek akan menguntungkan
BCR<1 menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak layak atau merugi
BCR=1 menunjukkan rasio nilai proyek terhadap keuntungan sama
besar.
Perhitungan biaya dan keuntungan dilakukan dengan
memberikan faktor diskon sesuai dengan tingkat bunga yang
berlaku, dan jangka waktu rencana pembangunan. (Khuzaifah,
Saleh, dan Anggraini, 2017)
BCR = Present Value dari Manfaat / Present Value dari
Pengorbanan atau Biaya

Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk
nilai tertentu di masa yang akan datang. Nilai present value ini dapat kita
hitung menggunakan persamaan :

PV = Fn / ( 1 + r ) n

PV = Present Value ( nilai pada tahun ke-0 )


Fn = Future Value ( nilai pada akhir tahun ke-n )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )
Contoh 1 :
Sebuah klinik sedang mempertimbangkan untuk membeli beberapa
peralatan medis baru dengan harga Rp.25.000.000. Dengan adanya
peralatan medis tersebut diperkirakan klinik tersebut dapat melakukan
penghematan sebesar Rp.500.000 per tahun selama 5 tahun. Pada akhir
tahun ke 5 peralatan tersebut memiliki nilai jual sebesar Rp. 40.000.000.
Dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 9% per tahun apakah
pembelian peralatan medis akan menguntungkan bagi klinik tersebut
ataukah tidak?
Perhitungan :
BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Biaya)
= (500.000 (P/A , 9% , 5) + 40.000.000 (P/F , 9% , 5) / 25.000.000
= (500.000 (3,88966) + 40.000.000 (0,64993) / 25.000.000
BCR = 1,17 = FEASIBLE (BCR>1)
*catatan : P/A = Present Value per tahun ; P/F = Present Value pada akhir
tahun ke-n
Contoh 2 :
Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka
miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000
selama tiga tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000
untuk menyewa peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah
gedung tersebut layak untuk direnovasi?

Penyelesaian :
Present Value = ( $100.000 / (1 + 0,02) 1 ) + ( $100.000 / (1 + 0,02) 2 ) + (
$100.000 / (1 + 0,02) 3 ) = $288,388

BCR = $288.388 / $50.000 = 5,77 = FEASIBLE (BCR>1)


Meningkatkan nilai
tanah, meningkatkan Pembangunan
pendapatan daerah menelan biaya
(pendapatan lain Rp 10,9 triliun
yang tersubtitusi)

1. Pengurangan kemacetan
Banjir karena sistem 2. Pengurangan penggunaan
drainase yang terganggu
BBM (harga terjangkau
oleh pembangunan
kemacetan di jalan-jalan dan ramah lingkungan)
utama, terjadi kerugian 3. Waktu tempuh yang lebih
kendaraan yang terkena singkat
benda yang jatuh dari 4. Menurunkan angka
atas pembangunan LRT
kecelakaan jalan raya
NET PRESENT VALUE (NPV)

Penalaran metoda ini sederhana. Jumlah cash in flows dikonversikan ke


nilai saat ini (present Value) dengan tingkat suku bunga yang dikenakan.
Bila jumlah cash in flows dengan nilai saat ini sama dengan biaya investasi
atau dengan kata lain NPV=0, maka pendapatan hanya cukup untuk
membayar biaya investasi. Proyek disebut layak atau dapat diterima bila
NPV lebih dari 0. (Khuzaifah, Saleh, dan Anggraini, 2017)
Metode ini (NPV) dikenal sebagai metode Present Worth dan digunakan
untuk menentukan apakah suatu rencana mempunyai keuntungan dalam
periode analisa, yaitu dengan menentukan base year market value dari proyek.
Net Present Value dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present value)
antara Benefit (manfaat) dibandingkan dengan Cost (biaya). Bentuk persamaan
secara matematis adalah sebagai berikut :
NPV = PVB – PVC
NPV = Net Present Value ; PVB = Present Value of Benefit ; PVC = Present Value
of the Cost
Menurut Riyanto (1995) dalam metode NPV dari sisi investor pertama-tama
menghitung nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan atas dasar discount
rate tertentu, kemudian jumlah nilai sekarang dari jumlah investasi (initial outlay).
Selisih nilai sekarang dari keseluruhan arus kas dengan nilai sekarang dari
pengeluaran untuk investasi (initial outlay) dinamakan
nilai bersih sekarang (Net Present Value).
Net Present Value (NPV), adalah selisih antara benefit
(penerimaan) dengan cost (pengeluaran) yang telah diperkiraan
manfaat dari proyek yang direncanakan. Perhitungan NPV
mengandalkan teknik arus kas yang didiskontokan. Menurut Kasmir
(2003:157), Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur
investasi.
Menurut Ibrahim (2003:142), Net Present Value merupakan net
benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity
cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.
Kriteria NPV ini mengatakan bahwa proyek yang akan dipilih apabila
NPV > 0, dihitung menggunakan rumus: NPV>0, usaha layak
diteruskan kegiatannya NPV<0, usaha tidak layak diteruskan. NPV =
0, manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya
produksi.
Contoh :
Sebuah bisnis percetakan dan membutuhkan sebuah kamera digital untuk mendukung
bisnis. Harga dari kamera tersebut adalah sebesar Rp.10 juta. Apakah membeli kamera
tersebut mendatangkan keuntungan ataukah tidak? Jika kita memperkirakan alih-alih
membeli kamera, dan jika Rp10 juta diinvestasikan (SOCC sebagai Discount Factor), kita
akan mendapatkan bunga sekitar 5% per tahun, maka kita akan menggunakan tingkat
bunga yang sama untuk menghitung NPV. Sehingga dengan n adalah tiga tahun maka
perhitungan NPV dapat kita hitung menggunakan rumus berikut :
P / (1 + i)t
Dimana P adalah perkiraan jumlah arus kas yang didapatkan setelah pembelian kamera.
Tahun ke-1 = 5 juta / (1+0,05) 1 = 4.761.905
Tahun ke-2 = 4 juta / (1+0,05) 2 = 3.628.118
Tahun ke-3 = 3 juta / (1+0,05) 3 = 2.591.513
*t dipangkatkan

NPV = Rp (4.761.905 + 3.628.118 + 2.591.513) – Rp.10.000.000


= Rp. 10.981.536 – Rp.10.000.000
= Rp.981.536 = FEASIBLE (NPV>0)
PAYBACK PERIOD
• Payback period adalah waktu atau jumlah
Project
tahun analysis
yang dibutuhkan untukslide 3
mendapatkan kembali investasi awal yang
dibuat untuk sebuah proyek, atau lebih
dikenal dengan sebutan periode
pengembalian modal.
• Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) metode
Payback Period (PP) merupakan teknik
penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi.
• Dian Wijayanto mengemukakan bahwa
payback period atau pengembalian modal
berarti suatu periode yang dibutuhkan
guna menutup kembali pengeluaran
sebuah investasi suatu proyek atau usaha.
PAYBACK PERIOD
Secara garis besar, ada sejumlah kegunaan mengetahui payback period
lainnya yaitu :
1.) Memperkirakan waktu yang tepat untuk
mendapat keuntungan

2.) Memilih perusahaan atau proyek yang tepat,


dalam arti lain tidak merugikan investor

3.) Menimbang risiko yang akan dihadapi selama


berinvestasi pada suatu proyek
PAYBACK PERIOD

Payback period = Nilai Investasi dibahagi Kas Masuk Bersih


Berbeda dengan cara perhitungan payback period saat arus kas yang dimiliki
perusahaan berbeda, maka rumusnya adalah :

PP = n + (a-b)/(c-b) x 1 th
keterangan:
PP = payback period
n = tahun terakhir dimana cashflow masih belum bisa menutupi initial
investment
a = jumlah initial investment
b = jumlah kumulatif ke-n
c= jumlah kumulatif ke-n+1
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Internal rate of return adalah informasi akuntansi yang dipakai oleh para
investor untuk melihat seberapa baik kinerja sebuah perusahaan, apakah
cocok berinvestasi, apakah bagus untuk menambah atau justru mengurangi
portofolio investasi. IRR atau internal rate of return adalah pengukuran
yang digunakan untuk memperkirakan nilai investasi yang potensial.
Internal rate of return juga diartikan sebagai tingkat pengembalian tahunan
yang diharapkan dari suatu investasi. Contohnya investasi sebesar
Rp500.000 memiliki IRR 22%, artinya tingkat pertumbuhan tahunannya
sebesar 22%.
Singkatnya internal rate of return adalah tingkat pertumbuhan dari
efisiensi investasi. Semakin tinggi IRR maka semakin tinggi tingkat
investasi yang dapat ditanamkan.
Saat membandingkan berbagai pilihan, investasi dengan nilai IRR
tertinggi akan dianggap sebagai yang terbaik. 
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Fungsi Internal Rate of Return


Selain menghitung aset dan nilai investasi, IRR juga berfungsi untuk
membandingkan tingkat pengembalian sebelum menentukan jenis
investasi yang diperkirakan paling baik membawa keuntungan. Selain
itu IRR menjadi acuan individu saat menyimpan uang kartal di bank,
memilih manfaat asuransi hingga mengevaluasi disposable income.
Bagi sebuah badan usaha, internal rate of return berfungsi sebagai alat
evaluasi kebijakan pembelian kembali saham perusahaan. Hasil
perhitungan IRR harus menunjukkan hasil yang lebih besar daripada
arus kas sehingga saham perusahaan dapat dibeli kembali.
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Rumus Internal Rate of Return

IRR = DCFlow + ( Total DCFlow / Total DCFlow – Total DCFhigh x (DCFhigh – DCFlow))
DCFn = (1/ (1+DCF)n)) x NCFn
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)

Anda mungkin juga menyukai