Pengertian
HIV/AIDS
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu spektrum
penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi primer,
dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.
Hidayati,dkk. 2019. Manajemen HIV/AIDS. Surabaya: Universitas Airlangga
Alamsyah A, Dkk. 2020. Mengkaji HIV/AIDS dari teori hingga praktik. Jawa barat : Adanya Abimata
03. Etiologi
AIDS disebabkan oleh Human
Immunodefience Virus (HIV). Virus secara selektif
menargetkan dan menghancurkan sel T yang penting
untuk fungsi normal sistem kekebalan, sehingga
menurunkan dan akhirnya menghilangkan imunitas
seluler.
Anak-anak dapat tertular HIV dalam bentuk
penularan vertikal melalui ibunya atau horizontal.
Ball, J., Bindler, R., Cowen, K.,& Shaw, M.(2017). Principles of Pediatric Nursing Seventh Edition
Caring for Children . New Jersey: Julie Levin Alexander.
04. Cara Penularan
Horizontal Penularan melalui kontak seksual intim (sejumlah kecil anak telah
terinfeksi melalui pelecehan seksual , Remaja biasanya
mengambil risiko dan bereksperimen; partisipasi perilaku berisiko
tinggi, termasuk penggunaan narkoba IV dan praktik seksual yang
tidak aman, meningkatkan risiko mereka terinfeksi HIV) atau
pajanan parenteral terhadap darah atau cairan tubuh.
Mukobacterium Kriptokokus
Herpez Zoaster +
Virus HIV + kuman Candidiasis TB
Herpes Simplexc
salmonela, Menginfeksi lapisan
cloatridium, candida urat saraf tulang
Dermatitis PCP MK:
Ulkus punngung dan otak
Serebroika (Pneumonia Intoleransi
Genital
Pneumocyatis) Aktivitas
Infeksi pada Meningitis
Menginvasi Ruam,
mulut Kriptokokus
mukosa saluran difus,bersisik,folikulitas,
demam Dispnea
cerna kulit kering, mengelupas
exema Sakit
anoreksia Suara MK :Nyeri Akut
Batuk non Kepala
Peningkatan Mengi
efektif
peristaltik usus MK :Nyeri Akut MK: Gangguan MK:
Masukan demam
Integritas Kulit Hipertermia
Nutrien
Diare inadekuat
Lemah MK:
MK:
MK: dan Lesu Intoleransi
Bersihan
MK: Hipertermia Aktivitas
MK: Perubahan Jalan Nafas
- Kekurangan Nutrisi Kurang
Volume Cairan dari kebutuhan Mual dan MK:
- Gangguan tubuh MK: Pola muntah Kekurangan
Keseimbangan Nafas Tidak Volume
Elektrolit Efektif Cairan
- Defisit Nutrisi
07. Manifestasi Klinis
Secara umum, Manifestasi Klinis HIV/AIDS yang muncul pada anak-anak:
1. Limfadenopati (pembengkakan pada satu atau lebih kelenjar getah bening yang terasa ketika diraba).
2. Hepatosplenomegali (Kondisi ini membuat limpa dan hati tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik)
3. Oral Candidiasi (Infeksi saat jamur Candida albicans terakumulasi di dalam mulut.)
4. Diare Kronis atau berulang (diare kronis atau diare yang berlangsung terus menerus disebabkan oleh hal-hal
seperti infeksi virus, bakteri, dan gangguan pada usus.)
5. Kegagalan Perkembangan (bisa dilihat dari berat badan bayi tidak bertambah maupun tumbuh sebagaimana
yang diperkirakan oleh dokter)
6. Keterlambatan pertumbuhan
7. Parotitis ((kelenjar ludah yang terletak di dekat telinga) membengkak)
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care Of Infant and Children (10th ed.). Canada: Elsevier Mosby.
08. Diagnosis Infeksi HIV pada Anak
. Prinsip diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak
1. Uji Virologi
Uji virologis digunakan untuk menegakkan diagnosis klinik (biasanya setelah
umur 6 minggu), dan harus memiliki sensitivitas minimal 98% dan spesifisitas
98%
Uji virologis direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur < 18 bulan
Uji virologis yang dianjurkan:
• HIV DNA kualitatif menggunakan darah plasma EDTA atau Dried Blood Spot
(DBS),
• bila tidak tersedia HIV DNA dapat digunakan HIV RNA kuantitatif (viral load, VL)
• mengunakan plasma EDTA.
Bayi yang diketahui terpajan HIV sejak lahir dianjurkan untuk diperiksa dengan
uji virologis pada umur 4 – 6 minggu
Jika virologis pertama hasilnya positif maka terapi ARV harus segera dimulai
Hasil pemeriksaan virologis harus segera diberikan pada tempat pelayanan,
maksimal 4 minggu sejak sampel darah diambil.
08. Diagnosis Infeksi HIV pada Anak
2. Uji Serologis
Uji serologis yang digunakan harus memenuhi sensitivitas minimal 99% dan
spesifisitas minimal 98% . (Umur 18 bulan – digunakan sebagai uji diagnostik
konfirmasi )
Anak umur < 18 bulan terpajan HIV yang tampak sehat dan belum dilakukan uji
virologis, dianjurkan untuk dilakukan uji serologis pada umur 9 bulan.
Anak umur < 18 bulan dengan gejala dan tanda diduga disebabkan oleh infeksi
HIV harus menjalani uji serologis
Pada anak umur< 18 bulan yang sakit dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV
tetapi uji virologis tidak dapat dilakukan
Pada anak umur < 18 bulan yang masih mendapat ASI
Anak yang berumur > 18 bulan menjalani tes HIV sebagaimana yang dilakukan
pada orang dewasa.
Agar pelaksana di lapangan tidak ragu, berikut ini skenario klinis dalam memilih
perangkat diagnosis yang tepat.
Kemenkes RI (2014). Perdoman Penerapan Terapi HIV
Pada Anak. Jakarta :Kemenkes RI
3. Pemeriksaan Elisa Sensitivitas
Pemeriksaan HIV ini mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2 yang dilakukan dengan ELISA (enzyme-
linked immunisorbent assay) atau dikenal juga dengan EIA (enzyme immunoassay).Untuk melakukan tes
ELISA, sampel darah akan diambil dari permukaan kulit Anda kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus.
Antigen adalah zat asing, seperti virus, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara
memproduksi antibodi
Kemenkes. (2015). Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu Ke Anak Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
09. Penatalaksanaan
A. Farmakologi
1) Terapi antiretroviral (ARV)
2) Pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi terbaik bagi pasien terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian ARV adalah untuk
menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan meningkatkan status imun pasien HIV dan
mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik.
3) Golongan Obat ARV
• Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) yang termasuk golongan ini adalah
Tenofir (TDF).
Kementrian Kesehatan RI, (2016). Laporan Perkembangan HIV AIDS triwulan 1 Tahun 2016. Jakarta.
Kyle, T.,& Carman, S. 2013. Essentials of Pediatric Nursing. China:Wolters Kluwot
Selain penatalaksanaan tersebut, manajemen keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Upaya Pencegahan
• HIV dideteksi sedini mungkin saat masa kehamilan atau bahkan sebelum
• Wanita yang terinfeksi HIV, rutin mengonsumsi obat selama masa kehamilan dan persalinan
• Persalinan dilakukan dengan operasi Caesar
• Bayi yang lahir dari ibu positif HIV, menerima obat antiretroviral (ARV) pada 4-6 minggu pertama
kehidupannya
• Usaha perbaikan kondisi ekonomi juga akan mempermudah akses keluarga dengan HIV untuk
mengakses fasilitas kesehatan, informasi, dan mendapatkan nutrisi yang baik untuk anak-anak
Untuk infant, berikan formula peningkatan kalori sesuai toleransi. Untuk anak, berikan makanan dan
camilan berkalori tinggi, berprotein tinggi. Suplemen dapat ditambahkan ke milkshake untuk
meningkatkan asupan protein. Pastikan anak dapat memilih makanan yang disukainya dari menu rumah
sakit Dokumentasikan pertumbuhan melalui pengukuran berat dan tinggi badan mingguan
5. Mempromosikan Kenyamanan
Anak-anak dengan infeksi HIV mengalami rasa sakit akibat infeksi, efek samping enseplulopati dari obat-
obatan, dan berbagai prosedur dan perawatan yang diperlukan, seperti venipunctare, biopsi, atau pungsi
limbar. Lihat Bab 14 untuk informasi rinci tentang penilaian dan manajemen nyeri
6. Memberikan Pendidikan terkait HIV/AIDS dan dukungan baik kepada pasien dan keluarga.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas Klien: Nama/nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin,
agama, pendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2) Identitas penanggungjawab
3) Data Subjektif
Demam dan diare berkepanjangan
Data nutrisi, intake makan, adanya penurunan berat badan
Ketidaknyamanan (kaji PQRST)
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
5) Riwayat Kesehatan Dahulu
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
7) Riwayat Tumbuh Kembang
8) Riwayat Imunisasi9) Riwayat Persalinan
10)Riwayat Nutrisi
11)Riwayat Psikososial
12)Pola istirahat & Aktivitas
13Keadaan umum,TTV,Pola Eliminasi (Diare, Bentuk fese, Frekuensi BAB/BAK, Perubahan warna
BAB, dll)
Pemeriksaan Head to toe
Kulit : Pucat dan turgo kulit jelek dipenuhi dengan bercak-bercak dan gatal
Kepala dan leher : Normal tidak ada kerontokan rambut, benjolan, dan tidak ada Peradangan
Kuku : Jari tabuh
Mata / penglihatan :Sklera pucat dan nampak kelopak mata cekung
Hidung :Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip, dan fxungsi penciuman normal
Telinga :Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan
Mulut dan gigi : Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjadi Peradangan dan perdarahan
pada gigi ,gangguan menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering dan bibir pecah-pecah
Dada : Dada terlihat normal, Tidak ada kelainan gerakan dada,tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrium,
Tidak nampak adanya pembesaran hati,.
Abdomen :Nampak normal, simetris kiri kanan,Turgor , massa, nyeri tekan pada bagian kanan bawah
Pernafasan: batuk, sesak nafas, hipoksia , bunyi nafas tambahan
Sist pencernaan: bb menurunm, anoreksia
Sist kardio vascular: : conjungtiva Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis : berisi reguler , tekanan
vena jugularis : tidak meninggi, Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran Suara jantung : Tidak ada bunyi
abnormal,Capillary refilling time > 2 detik
• Pemeriksaan Sistem Integumen (Turgor kulit, Lesi, Ruam)
• Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal (Lemah, Mampu tidak
melakukal ADL)
• Pemeriksaan Sistem Kardiovaskuler (Takikardia, Hipotensi)
• Pemeriksaan Gastrointestinal (Intake dan Output makan dan minum,
mual, muntah, perut kram, dll)
• Neurologis (Gangguan refleks pupil, Kaku kuduk, Kejang, dll)
14) Interaksi Sosial
15) Status Mental
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekambuhan
penyakit, diare, kehilangan nafsu makan, kandidiasis oral
4. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imunodefesiensi
5. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret
6. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
7. Intoleranri Aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Kasus:
1. Identitas klien
Nama :A
• Usia : 3 bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Tanggal lahir : 2 Desember 2021
• Alamat : Ulee kareng
Ball, J., Bindler, R., Cowen, K.,& Shaw, M.(2017). Principles of Pediatric Nursing Seventh Edition Caring for
Children . New Jersey: Julie Levin Alexander.
Alamsyah A, Dkk. 2020. Mengkaji HIV/AIDS dari teori hingga praktik. Jawa barat : Adanya Abimata
Kemenkes. (2015). Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu Ke Anak Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong’s Nursing Care Of Infant and Children (10th ed.). Canada:
Elsevier Mosby
Kemenkes RI (2014). Perdoman Penerapan Terapi HIV Pada Anak. Jakarta :Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI, (2016). Laporan Perkembangan HIV AIDS triwulan 1 Tahun 2016. Jakarta