Anda di halaman 1dari 11

Agraria dan Hukum Agraria

Arti kata Agraria 2

1. Kamus Besar Indonesaia :


URUSAN PERTANIAN/ TANAH PERTANIAN,
URUSAN PEMILIKAN TANAH
2. LINGKUNGAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN :
TANAH PERTANIAN DAN NON PERTANIAN.
3. UUPA :
a. BUMI
b. AIR
c. KEKAYAAN ALAM
d. RUANG ANGKASA
pengertian agraria berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Selanjutnya disingkat UUPA), dengan
uraian sebagai berikut:
1. Istilah agraria atau sebutan agraria dikenal dalam beberapa bahasa, yaitu
antara lain:
 Bahasa Belanda, dikenal dengan kata akker yang berarti tanah
pertanian.
 Bahasa Yunani kata agros yang juga berarti tanah pertanian.
 Bahasa Latin, ager berarti tanah atau sebidang tanah, agrarius
berarti perladangan, persawahan dan pertanian.
 Bahasa Inggris, agrarian berarti tanah untuk pertanian.
 Dalam Black Law Dictionary arti agraria adalah segala hal yang terkait
dengan tanah, atau kepemilikan tanah terhadap suatu bagian dari
suatu kepemilikan tanah (agraria is relating to land, or land
tenure to a division of landed property).
2. Dalam lingkungan administrasi pemerintahan sebutan agraria
dipakai dalamarti tanah, baik tanah pertanian maupun non pertanian.
Ruang lingkup agraria dalam aspek administrasi pemerintahan
merupakan perangkat perundang-undangan yang memberikan landasan
hukum bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakannya di
bidang pertanahan.
3. Pengertian agraria dalam UUPA dipakai dalam arti yang sangat
luas, meliputi: Bumi, Air, Kekayaan Alam, Ruang Angkasa.
Pengertian Hukum Agraria
5
 Menurut UUPA : hukum agraria merupakan suatu kelompok berbagai
bidang hukum, yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan
atas sumber daya alam yang terdiri dari :

1. Hukum tanah : hak-hak penguasaan atas tanah.


2. Hukum air : hak penguasaan atas air.
3. Hukum pertambangan : hak penguasaan atas bahan galian
4. Hukum perikanan : hak penguasaan atas kekayaan alam yang
terkandung di dalam air.
5. Hukum penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa.
Pengertian Hukum Agraria menurut para sarjana antara lain:

1. E. Utrecht memberikan pengertian yang sama pada hukum agraria dan hukum tanah,
tetapi dalam arti yang sempit meliputi bidang hukum administrasi negara, menurutnya,
hukum agraria dan hukum tanah menjadi bagian hukum tata usaha negara yang
menguji perhubungan-perhubungan hukum istimewa yang diadakan akan
memungkinkan para pejabat yang bertugas mengurus soal-soal tentang agraria,
melakukan tugas mereka itu.

2. Subekti memberikan arti yang luas pada hukum agraria yaitu, agraria adalah urusan
tanah dan segala apa yang ada di dalamnya dan diatasnya, seperti telah daiatur dalam
dalam Undang-Undang Pokok Agraria, LN 1960-104. hukum agraria (agrarisch
recht) adalah keseluruhan dari pada ketentuan-ketentuan hukum, baik hukum perdata
maupun hukum tata negara (staatsrecht) maupun pula hukum tata usaha negara
(administratif recht) yang mengatur hubungan-hubungan antara orang termasuk badan
hukum, dengan bumi, air, dan ruang angkasa dalam seluruh wilayah negara dan
mengatur pula wewenang-wewenang yang bersumber pada hubungan tersebut.
Hukum Tanah 7
Adalah keseluruhan ketentuan hukum, yang tertulis maupun tidak
tertulis, yang semuanya mempunyai obyek pengaturan yang sama, yaitu
hak-hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum dan sebagai
hubungan hukum konkrit, beraspek publik dan perdata, yang dapat
disusun dan dipelajari secara sistematis hingga keseluruhannya menjadi
satu kesatuan yang merupakan satu sistem.

Aspek perdata :
subyek : perorangan, badan hukum perdata, badan hukum
pemerintah.
Aspek publik : legislatif, eksekutif, yudikatif
Pembidangan Dan Pokok Bahasan Hukum
8
Agraria

Pasca berlakunya UUPA, hukum agraria Indonesia terkonsentrasi kepada 2


(dua) bidang secara garis besar, yaitu;
1. Hukum Agraria Perdata (Keperdataan); adalah keseluruhan dari
ketentuan hukum yang bersumber pada hak perseorangan dan badan
hukum yang memperbolehkan, mewajibkan, melarang diperlakukannya
perbuatan hukum yang berhubungan dengan tanah (objeknya). Contoh;
jual-beli, tukar menukar, hibah, hak atas tanah sebagai jaminan hutang
(Hak Tanggungan), pewarisan.
2. Hukum Agraria Administrasi (Administratif), adalah keseluruhan dari
ketentuan hukum yang memberi wewenang kepada pejabat dalam
menjalankan praktik hukum negara dan mengambil tindakan dari
masalah- masalah agraria yang timbul. Contoh; pendaftaran tanah,
pengadaan tanah, pencabutan hak atas tanah.
9

Dilihat dari objeknya, maka pokok bahasan hukum agraria nasional dibagi
menjadi (2) dua, yaitu;
1. Hukum agraria dalam arti sempit; yaitu hanya membahas tentang Hak
Penguasaan Atas Tanah, meliputi Hak Bangsa Indonesia atas tanah, hak
menguasai negara atas tanah, hak ulayat, hak perseorangan atas tanah.
2. Hukum agraria dalam arti luas; yaitu pokok bahasannya antara lain; yang
berkaitan dengan Hukum Pertambangan dalam kaitannya dengan Hak Kuasa
Pertambangan, Hukum Kehutanan dalam kaitannya dengan Hak Penguasaan
Hutan, Hukum Pengairan dalam kaitannya dengan Hak Guna Air, Hukum
Ruang Angkasa dalam kaitannya dengan Hak Ruang Angkasa, Hukum
Lingkungan Hidup dalam kaitannya dengan tata guna tanah, landreform.
Sumber Hukum Agraria. 10

1. Sumber Hukum Tertulis


UUD 1945 yang termuat dalam pasal 33 ayat 3
UU No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria atau disebut
dengan UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria)
Peraturan-peraturan pelaksanaan UUPA
Peraturan-peraturan bukan pelaksana UUPA yang dikeluarkan sesudah
tanggal 24 September 1960 karena suatu alasan yang perlu diatur. Contohnya
Undang-Undang 51/Prp/1960 tentang larangan pemakaian tanah tanpa izin yang
berhak atau kuasanya.
Peraturan-peraturan lama yang untuk sementara masih berlaku sesuai dengan
ketentuan pasal-pasal peralihan.
2. Sumber Hukum Tidak Tertulis

Adapun hukum tidak tertulis hukum agraria, diantaranya :


a. Hukum adat sesuai dengan ketentuan pasal 5 UUPA yaitu:
Tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara
Berdasarkan atas persatuan bangsa
Berdasarkan atas sosialisme Indonesia
Berdasarkan peraturan-peraturan yang tercantum dalam UUPA dan
peraturan perundangngan lainnya.
Mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.

b. Hukum kebiasaan yang muncul sesudah berlakunya UUPA yaitu


Yurispudensi dan praktis administrasi.

Anda mungkin juga menyukai