Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR PROPOSAL

ANALISIS ANISOTROPY OF MAGNETIC SUSCEPTIBILITY (AMS) BATUAN


BEKU ULTRABASA DI KECAMATAN AMONGGEDO KABUPATEN KONAWE

OLEH:

KIKI TRI ASTARI JUFRI


(R1A116011)

PEMBIMBING

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Jahidin, S.Si.,M.Si Dr. La Ode Ngkoimani, S.Pd.,M.Si


NIP. 19810724 200604 1 001 NIP. 19711231 199903 1 064
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pulau sulawesi memiliki kondisi geologi dan tatanan stratigrafi yang terdiri dari fragmen benua,
kompleks ofiolit dan molasa sulawesi. Kompleks ofiolit di lengan tenggara merupakan bagian dari
lajur ofiolit Sulawesi Timur. Batuan pembentuk lajur ini didominasi oleh batuan ultrabasa dan
basa/mafik serta sedimen pelagik. Pada daerah ini terdapat formasi geologi sebaran batuan
ultrabasa yang kompleks dan cukup luas salah satunya yang terdapat di Kecamatan Amonggedo
Kabupaten Konawe (Suhandi, dkk., 2013). Namun, keterdapatan batuan ultrabasa di daerah
tersebut belum diketahui pasti proses pembentuknya, sehingga diperlukan metode pendekatan
baru sebagai informasi tambahan. Salah satu metode yang cukup baik digunakan adalah metode
anisotropy of magnetic susceptibility (AMS).
Metode AMS adalah kajian tentang perbedaan nilai suseptibilitas magnetik pada suatu bahan
berdasarkan arah pengukurannya dengan memanfaatkan sifat magnetik.. Metode AMS telah banyak
digunakan untuk menentukan pola aliran lava purba pada intrusi granit (Tarling dan Hrouda,
1993), pola pembentukan batuan beku di daerah ponegoro, Jawa Timur (Ngkoimani,2005),
menentukan arah tegasan purba intrusi dasit di Kolaka Utara (Lasila,2018), anisotropi
suseptibilitas magnetik batuan ultrabasa dari Pulau Wawoni-Sulawesi Tenggara (Ngkoimani dan
Makkawaru, 2009).
BAB I PENDAHULUAN

bagaimana nilai suseptibilitas magnetik


Rumusan batuan beku ultrabasa di Kecamatan
Masalah Amonggedo Kabupaten Konawe
berdasarkan anisotropy of magnetic
susceptibility?

menentukan nilai suseptibilitas


Tujuan magnetik batuan beku ultrabasa di
Penelitian Kecamatan Amonggedo Kabupaten
Konawe berdasarkan anisotropy of
magnetic susceptibility
BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi tentang nilai suseptibilitas magnetik
batuan beku ultrabasa di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe
berdasarkan anisotropy of magnetic susceptibility.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih
relevan .
3. Dapat mengembangkan implementasi ilmu geofisika khususnya
dalam metode Anisotropy Of Magnetic Susceptibility
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Geologi Regional

A. Geomorfologi Regional

Dapat dibedakan menjadi empat satuan, yaitu wilayah


pegunungan, perbukitan, karst dan satuan dataran rendah.
.

B. Struktur Regional
Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian adalah sesar,
lipatan dan kekar. Kompleks ofiolitt mempunyai kontak sesar dengan
kepingan benua, dibanyak tempat tampak jelas kompleks ini tersesar
naikkan ke atas kepingan benua.

C. Stratigrafi
Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, geologi Pra-Tersier
dan Lembar-Lasusua Kendari dapat dibedakan dalam dua lajur
geologi; yaitu Lajur Tinodo dan Lajur Hialu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Batuan Beku Ultrabasa


Batuan ultrabasa hadir dalam bumi sebagai komponen utama penyusun
mantel atas dibawah kerak benua atau kerak samudera (Kadarusman, 2009).
Secara sederhana batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang secara kimia
mengandung kurang dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya
didominasi oleh mineral-mineral berat. Dengan kandungan unsur-unsur seperti
Fe dan Mg (Ahmad, 2006).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Anisotropy Of Magnetic Susceptibility (AMS)


Anisotropy of magnetic Susceptibility (AMS) adalah kajian tentang perbedaan
nilai suseptibilitas magnetik pada suatu bahan berdasarkan arah pengukurannya
denagan memanfaatkan sifat magnetik untuk menentukan arah tegasan purba pada
batuan yang diteliti, dan suatu cara pengukuran anisotropi magnetik suatu sampel
batuan dinyatakan sebagai perbandingan antara suseptibilitas maksimum dengan
suseptibilitas minimumnya (Suandayani, 2015). Aplikasi AMS diantaranya adalah
proses pembentukan batuan beku, sedimentologi dan geologi struktur (Tarling dan
Hrouda, 1993).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Anisotropi pada batuan

Batuan dikatakan anisotropi secara magnetik apabila sifat-sifat magnetiknya


bergantung pada arah atau orientasi medan yang mempengaruhinya. Anisotropi
magnetik biasanya ditunjukkan sebagai suseptibilitas magnetik, magnetisasi
remanen atau energi magnetisasi pada saturasi. Pada batuan, sifat anisotropi
suseptibilitas magnetik diakibatkan oleh adanya mineral-mineral yang bersifat
feromagnetik. Secara kuantitatif jumlah mineral feromagnetik pada batuan
sangat kecil (<0,1% dari massa total), namun sifat magnetiknya begitu menonjol
sehingga mendominasi magnetisasi batuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Parameter Anisotropi
Dalam penelitian ini parameter anisotropi bertujuan untuk melihat
sejauh mana anisotropi suseptibilitas magnetik data penelitian yang
diambil.
parameter-parameter anisotropi suseptibilitas magnetik antara lain:
a. Lineasi magnetik
b. Foliasi magnetik
c. Derajat anisotropi
d. Faktor bentuk
A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan februari sampai selesai. Pengambilan sampel
dilakukan di Kecamatan Amonggedo Kabupaten Konawe. Selanjutnya preparasi sampel dan
pengukuran anisotropy of magnetic susceptibility (AMS) dilakukan dilaboratorium Teknik
Geofisika dan Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu
Oleo.
BAB III
METODE PENELITIAN

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengambilan sampel
di lapangan dan eksperimen laboratorium.
C. Alat dan Bahan

Nama
No. Spesifikasi Kegunaan
Alat/bahan
Bartington MS2
1. Suseptibilitymeter dilengkapi dengan Untuk mengukur suseptibilitas sampel
sensor MS2B
Seperangkat Monitor, CPU,
2. Untuk pengolahan data
Komputer keyboard dan mouse
Diameter dalam mata
3. Portable Rock Drill Untuk memperoleh core sampel
bornya 2,58 cm

4. Gurinda Tile Cutter Diameter 180 mm Untuk alat pemotong sampel

5. Kantong sampel - Sebagai tempat sampel


6. ATK - Untuk alat tambahan

7. Palu Geologi - Untuk mengambil sampel dalam bentuk bongkahan

8. Semen - Untuk menahan batu pada kotak kayu pada saat pengecoran

Untuk menandai arah utara dan posisi horizontal pada hand sampel
agar sesuai dengan posisi sesungguhnya dilapangan
9. Water-Pass -

10. Kompas Bruton Sebagai penunjuk arah


11. Batuan Ultrabasa - Sebagai sampel

12. GPS (Global Garmin etrex Untuk menentukan koordinat posisi geografis area pengambilan sampel
Positioning System)  
D. Prosedur Penelitian

1
Mulai

Pengolahan Data (Software matlab


Studi Literatur dan observasi daerah R2014a, Microsoft Excel dan Software
penelitian Stereonet)

Informasi geologi
Grafik,model/gambar

 
Interpertasi Data Nilai Anisotropi
Pengambilan Sampel di Lapangan
Suseptibilitas Magnetik
 

Preparasi Sampel Selesai

Pengukuran MS2 dan Sensor MS2B

Sumbuh Arah Suseptibilitas


Magnetik

1
C. Jadwal Penelitian

Minggu Ke-
NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Perizinan                            
         
Studi literatur dan observasi
2                  
daerah penelitian

3 Survei lokasi                            

4 Desain Survei                            
         
5 Pengambilan data lapangan                  

         
6 Pengolahan data lapangan                  

         
7 Analisis dan interpretasi data                  

8 Penulisan skripsi                            
LOGO

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai