Anda di halaman 1dari 26

KAJIAN KONFLIK VERTIKAL: ACEH

DAN SUMATERA BARAT (STUDI


KASUS GERAKAN ACEH MERDEKA
DAN PEMERINTAH REVOLUSIONER
REPUBLIK INDONESIA)
KONFLIK ACEH
GAM (GERAKAN ACEH MERDEKA)

• Gerakan Aceh Merdeka atau sering kali disebut


dengan GAM adalah sebuah organisasi yang dianggap
separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh yang
merupakan daerah yang sempat berganti nama
menjadi Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari
Negara Republik Indonesia. Tujuan utama GAM
adalah ingin NAD berpisah dengan NKRI. Gerakan
ini dipimpin oleh Hasan Di Tiro yang bermukim di
Swedia dan berwarganegaraan Swedia.
Gerakan Aceh Merdeka, atau GAM adalah sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya
Aceh lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konflik antara pemerintah RI dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak
tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan ini juga dikenal dengan nama
Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro selama hampir tiga
dekade bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia. Pada tanggal 2 Juni 2010, ia memperoleh
status kewarganegaraan Indonesia, tepat sehari sebelum ia meninggal dunia di Banda Aceh.
LATAR BELAKANG
• GAM lahir karena kegagalan gerakan Darul
Islam pada masa sebelumnya. Darul Islam
muncul sebagai reaksi atas ketidak berpihakan
Jakarta terhadap gagasan formalisasi Islam di
Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan
perlawanan dengan ideologi Islam yang
terbuka. Bagi Darul Islam, dasar dari
perlawanan adalah Islam, sehingga tidak ada
sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan
ideologi Islam adalah sebagai perekat dari
perbedaan yang ada. Gagasan ini juga
berkembang dalam gerakan Darul Islam di
Aceh.
PROSES GERAKAN ACEH MERDEKA (GAM)

• inisiator Gerakan Aceh Merdeka Hasan di Tiro dan beberapa pengikutnya mengeluarkan pernyataan perlawanan
4 – 12 - terhadap pemerintah RI yang dilangsungkan di perbukitan Halimon di kawasan Kabupaten Pidie.
1976

• Perlawanan represif bersenjata gerakan tersebut mendapat sambutan keras dari pemerintah pusat RI yang akhirnya
menggelar sebuah operasi militer di Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang dikenal dengan DOM (Daerah Operasi
Militer)
• operasi yang dilakukan telah membuat para aktivis AM terpaksa melanjutkan perjuangannya dari daerah
1980-1990 pengasingan. Disaat rezim Orde Baru berakhir dan reformasi dilangsungkan di Indonesia, seiring dengan itu pula
Gerakan Aceh Merdeka kembali eksis dan menggunakan nama GAM sebagai identitas organisasinya.

• Pemerintah menerapkan status Darurat Militer di Aceh karena konflik antara pemerintah RI dengan GAM terus
2003 berlanjut
• Bencana alam gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 telah memaksa pihak-pihak
yang bertikai untuk kembali ke meja perundingan atas inisiasi dan mediasi oleh pihak
26 – 12 - internasional.
2004

• Pihak GAM dan pemerintah RI memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia. Mantan
27 – 02 - presiden Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai fasilitator.
2005

• Setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan
damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai
dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim
yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan
17 – 07 - beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa
2005 pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan
pemberian amnesti bagi anggota GAM.
• Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan
19 – 12 - kepada AMM
2005

• GAM melalui juru bicara militernya, Sofyan Dawood, menyatakan


27 – 12 - bahwa sayap militer mereka telah dibubarkan secara formal.
2005

• Kepala Badan Intelijen Negara, BIN, Sutiyoso, mengatakan,


kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi telah
29 -12 - menyerahkan diri secara resmi pada Selasa (29/12) pagi setelah
2015 melalui proses negosiasi.
GEJALA GERAKAN ACEH
MERDEKA
Minimnya rasa persatuan dan kesatuan yang
dimiliki oleh masyarakat Aceh sehingga
mereka dengan gencar ingin membebaskan
diri dari NKRI.
Adanya ketidakadilan dan ketimpangan
ekonomi antara pusat dengan daerah.
 Fokus pada sejarah Aceh sebelum masa
kolonial Belanda sebagai sebuah negara
merdeka.
HAL YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA GAM
• Hal yang mempengaruhi munculnya GAM berikutnya
adalah faktor ekonomi, yang berwujud ketidakadilan dan
ketimpangan ekonomi antara pusat dengan daerah.
Pemerintahan sentralistik Orde Baru menimbulkan
kekecewaan berat terutama di kalangan elite Aceh. Pada
era Soeharto, Aceh menerima 1% dari anggaran
pendapatan nasional, padahal Aceh memiliki kontribusi
14% dari GDP Nasional. Terlalu banyak pemotongan
yang dilakukan pusat yang menggarap hasil produksi dari
Aceh. Sebagian besar hasil kekayaan Aceh dilahap oleh
penentu kebijakan di Jakarta. Meningkatnya tingkat
produksi minyak bumi yang dihasilkan Aceh pada 1970-
an dan 1980-an dengan nilai 1,3 miliar US Dolar tidak
memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat Aceh.
Akibat yang Ditimbulkan dari Peristiwa GAM
◦ Pemberontakan yang telah tejadi didaerah Aceh ◦ Beberapa pengaruh lainnya yang di timbulkan dengan
(pemberontakan GAM) memiliki pengaruh yang besar adanya pemberontakan GAM terhadap ketahanan
tehadap kondisi-kondisi yang ada. Konflik yang nasional Indonesia yaitu pengaruhnya yang masuk
berlangsung di Aceh telah menimbulkan dampak yang dalam berbagai aspek kehidupan bernegara, yang paling
parah terhadap berbagai komponen masyarakat sipil tampak terutama terhadap kesatuan dan persatuan yang
Aceh. Pemberontakan tersebut menimbulkan korban secara otomatis akan menimbulkan perpecahan lalu
jiwa dan kerusakan fisik terhadap warga Aceh. Ribuan akan memotivasi daerah lain yang mempunyai
orang yang dicintai (orang tua, istri, suami dan anak- keinginan memberontak di saat pemerintah sedang
anak) telah gugur mengalami penyiksaan dan cacat, mengurusi masalah masalah GAM. Ratusan sekolah
menjadi janda dan anak yatim piatu. Ribuan orang terbakar, sehingga mengganggu proses pendidikan yang
telah kehilangan tempat tinggal dan ribuan lainnya ada diwilayah tersebut. Kerusakan sarana pendidikan
kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian. Lebih dan pemerintahan serta infrastruktur lainnya tersebut
jauh dari itu, masyarakat sipil hampir tidak memiliki terjadi dalam jumlah yang cukup besar. Gerakan
separatis di Aceh telah banyak melibatkan penggunaan
akses terhadap hukum, sementara sebagian besar
sumberdaya nasional, dan akibatnya telah menimbulkan
lembaga pengadilan tidak berfungsi lagi.
korban jiwa dan harta benda yang tidak kecil.
PENGARUH YANG DITIMBULKAN DENGAN ADANYA PEMBERONTAKAN GAM
TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

• Pemberontakan yang telah tejadi didaerah Aceh (pemberontakan GAM)


memiliki pengaruh yang besar tehadap kondisi-kondisi yang ada. Konflik yang
berlangsung di Aceh telah menimbulkan dampak yang parah terhadap berbagai
komponen masyarakat sipil Aceh. Pemberontakan tersebut menimbulkan korban
jiwa dan kerusakan fisik terhadap warga Aceh. Ribuan orang yang dicintai
(orang tua, istri, suami dan anak-anak) telah gugur mengalami penyiksaan dan
cacat, menjadi janda dan anak yatim piatu. Ribuan orang telah kehilangan tempat
tinggal dan ribuan lainnya kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH
INDONESIA UNTUK MENGATASI
PEMBERONTAKAN GAM
Berikut ini adalah upaya – upaya yang dilakukan , antara lain :
Kebijakan :
1. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran
dan kehendak untuk bersatu
2. Pemberdayaan norma dan nilai budaya Aceh dalam
penyelenggaraan pemerintah di
NAD.
3. Membangun desain ekonomi menuju masyarakat NAD yang
adil dan sejahtera
4. Mencegah munculnya konflik dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa melalui
implementasi tugas-tugas Operasi Militer Selain Perang
(OMSP) dan Penegakkan Hukum
secara benar.
5. Menegakkan syariah Islam di Propinsi NAD
KESIMPULAN
Timbulnya konflik Aceh tidak hanya dari sudut pandang polotik yaitu paska
berhentinya perlawanan Darul Islam di Aceh, keinginan Aceh untuk melakukan
Islamisasi di Indonesia menjadi lebih sempit hanya kepada Aceh. Selain itu
minimnya rasa persatuan dan kesatuan yang dimiliki oleh masyarakat Aceh
sehingga mereka dengan gencar ingin membebaskan diri dari NKRI. Selain itu,
kondisi ekonomi juga ikut memicu terjadinya pemberontakan di Aceh.
GERAKAN
PEMBERONTAKAN
PRRI PERMESTRA
PENGERTIAN

• PPRI adalah pemerintahan revolusioner republik indonesia, merupakan salah satu gerakan
pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintahan pusat yang dideklerasikan pada
tanggal 15 februari degan keluarnya ultimatum dari dewan perjuangan yang dipimpin oleh
letnan kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatra Barat, Indonesia.
• Permesta adalah perdjuangan rakyat semesta, sebuah gerakan militer di Indonesia. Gerakan ini
dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 maret 1957 yaitu
letkol ventje sumual.
AWAL GERAKAN
Muncul gerakan PRRI dan PERMESTA berawal dari minimnya kesejahteraan tentara di Sumatra
dan Sulawesi. Hal ini mendorong beberapa tokoh militer untuk menentang kepala staf angkatan darat.
Persoalan meluas kepada tuntutan otonomi daerah, karena ada ketidakadilan pemerintah pusat terhadap
alokasi dana pembangunan. Dan dibentuk dewan-dewan daerah sebagai alat perjuangan tuntutan pada
desember 1956. Akar masalahnya yaitu saat pembentukan RIS tahun 1949 bersamaan dengan
dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade saja.
Kemudian, brigade tersebut diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu
membuat para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng merasa kecewa dan terhina, karena mereka
merasa telah berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia. Selain
itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya
pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat
kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah.
Akibat adanya berbagai permasalahan tersebut, para perwira militer berinisiatif membentuk dewan
militer daerah, antara lain
• Dewan Banteng di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein
• Dewan Gajah di Sumatera Utara yang di pimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon
• Dewan Garuda di Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian
• Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual
PRRI selanjutnya membentuk Dewan Perjuangan dan sekaligus tidak mengakui kabinet
Djuanda, maka terbentuklah kabinet PRRI. Pada tanggal 9 Januari 1958 para tokoh militer dan sipil
mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah
pernyataan berupa “Piagam Jakarta” dengan isi berupa tuntutan agar Presiden Soekarno bersedia
kembali kepada kedudukan yang konstitusional, serta menghapus segala akibat dan tindakan yang
melanggar UUD 1945 dan membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan.
Selanjutnya Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958
memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan
perdana menteri Syafruddin Prawiranegara. Hal ini merupakan respon atas penolakan tuntutan
yang diajukan oleh PRRI. Pada saat dimulainya pembangunan pemerintahan, PRRI mendapat
dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat. Dengan bergabungnya PERMESTA dengan
PRRI, gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA.
Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah melancarkan operasi militer gabungan yang
diberi nama Operasi Merdeka, dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat. Operasi
ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat. Terbukti
dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara Revolusioner (Aurev) yang dikemudikan oleh
Allan L. Pope seorang warga negara Amerika Serikat.
Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958,
dan pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk
kembali Republik Indonesia.
DAMPAK
Politik :
 Dukungan Amerika Serikat terhadap pemberontakan Permesta membuat hubungan Indonesia

dengan Amerika Serikat tidak harmonis akibat dari dijatuhkannya pesawat bom oleh Amerika
Serikat di daerah Ambon
 Malaysia yang menjadikan wilayahnya sebagai saluran utama pemasok senjata bagi pasukan

Permesta
Ekonomi :
 Pembangunan menjadi terbengkalai

Sosial :
 Aktifitas masyarakat terbengkalai dan hasil hasil pertanian yang siap panen dibiarkan begitu

saja karena petani takut beraktifitas diluar rumah


 Pertumpaha darah dan jatuhnya korban jiwa
Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Gerakan
Pemberontakan PRRI
Pemerintah RI
Kabinet
Djuanda dan
Nasution
supaya
menindak tegas
pemberontak
yang dilakukan
oleh organisasi
PRRI/Permesta
awal Maret pasukan Diponegoro dan Siliwangi -
pimpinan Kolonel Ahmad Yani didaratkan di
Pulau Sumatera. sebelum melakukan
pendaratan, Nasution telah mengirimkan
pasukan resmi para komando angkatan darat
diladang minyak yang berada di Pulau Sumatera
dan Riau. Pada tanggal 14 maret 1958 daerah
Pekanbaru berhasil dikuasai oleh operasi militer
kemudian dikerahkan ke pusat pertahanan PRRI.
Pada tgl 4 Mei 1958 Bukitinggi berhasil dikuasai
oleh tentara TNI kemudian membereskan Kolonel Ahmad Yani
daerah bekas pemberontakan PRRI. Pada
penyerangan tersebut banyak pasukan PRRI yg
melarikan diri ke daerah perhutanan, untuk
melancarkan penumpasan akhirnya pemerintah
membentuk sebuah operasi militer gabungan
yang diberi nama Operasi Merdeka yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto
Hendraningrat.
PRRI bantuan asing
dibuktikan dengan
jatuhnya pesawat B-26
Allen Lawrence Pope
tertembak jatuh di
ambon pada 18 Mei
1958.
Pada 29 Mei 1961
Ahmad Husein
menyerahkan diri, dan
pada pertengahan
1961 para tokoh yang
Allen L. Pope seorang tentara bayaran yang
bergabung dalam
ditugasi CIA dalam berbagai misi
gerakan permesta juga
menyerahkan diri.
SEKI
AN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai