Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. rekam medis : 12.48.76
Umur : 56 tahun
Alamat : Dusun Alue Cut
Agama : Islam
Status perkawinan: Menikah
Suku : Aceh
Pekerjaan : Supir
Tanggal Masuk : 13 Juli 2021
Tanggal Keluar : 15 Juli 2021
Tanggal Pemeriksaan : 13 Juli 2021
Anamnesis Riwayat
Pemakaian
Pasien sering menggunakan obat-obatan
seperti deksametason, peroxicam dan
Keluhan Utama Sesak napas Obat allopurinol serta obat-obatan traditional
untuk mengatasi nyeri pada kaki dan
Terdapat benjolan pada kedua tangan dan kaki, tangannya
Keluhan
Tambahan lemas, perut kembung Pasien sering mengkonsumsi pete, jengkol
Riwayat
Kebiasaan dan sayur bayam. Merokok (+)
Riwayat Pasien dtg ke RSUCM dengan keluhan sesak napas
Penyakit sejak kemarin. Sesak tidak dipengaruhi oleh aktivitas
dan tidak berkurang dengan istirahat. Sesak sudah Riwayat Penyakit Keluarga pasien yang ada tidak
Sekarang
dialami beberapa kali. Sesak tidak disertai nyeri dada Keluarga mengalami keluhan serupa
dan demam. Pasien juga mengeluh adanya benjolan
pada sendi-sendi seperti pergelangan dan ruas jari Pasien termasuk dalam golongan ekonomi
Riwayat
tangan dan kaki serta kedua lutut. Benjolan muncul menegah ke bawah. Pasien tidak lagi berka
Sosio-
± 4 thn lalu. Awalnya benjolan kecil lalu perlahan sebagai supir selama beberapa bulan
ekonomi
membesar. Ukuran benjolan bervariasi dengan terakhir dan sekarang ekonomi keluarga
diameter 2-5 cm dan terasa keras. Pasien ditanggung anaknya yg bekerja serabutan
mengeluhkan perut kembung, tidak ada muntah,
BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien adalah
pasien hemodialisa regular sejak 4 bulan lalu setiap
hari senin-kamis.
Kulit: Pucat
Leher
Kepala
• Inspeksi: Simetris, kelenjar tiroid
• Rambut: Warna rambut hitam,
tidak membesar, trakea ditengah
sedikit beruban, distribusi merata Jantung
• Palpasi: tidak ada pembesaran
• Wajah: Simetris, deformitas (-) • Inspeksi: Ictus cordis tidak
tiroid
• Mata: Konjungtiva anemis (+/+), terlihat
Toraks
sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), • Palpasi: Ictus cordis tidak
Paru
palpebra normal, gerakan bola mata teraba
• Inspeksi: Bentuk dada normal,
normal, pupil bulat, isokor (+/+), • Perkusi: Batas atas jantung di
gerak dada simetris kanan dan
diameter (2mm/2mm), RCL/RCTL ICS II, batas kanan di ICS IV
kiri saat statis dan dinamis,
(+/+). linea parasternal dextra, kiri
pergerakan dada sama, tidak
• Telinga: bentuk normal, di ICS V dua jari medial dari
ada retraksi.
discharge(-/-), sekret (-/-), darah linea midclavicular sinistra,
• Palpasi: Tidak ada benjolan,
(-/-) batas pinggang jantung di
nyeri tekan (-), massa (-), taktil
• Hidung: Sekret (-/-), darah (-/-), ICS III linea parasternal
fremitus kanan=kiri.
deviasi septum nasi (-/-) sinistra.
• Perkusi: Sonor pada kedua
• Mulut: lidah normoglosia, tidak • Auskultasi: BJ I/II normal,
lapang paru.
tremor, bibir pucat (-) dan kering, murmur (-)
• Auskultasi: Vesikuler (+/+),
mukosa mulut tidak hiperemis,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-).
tonsil tidak hiperemis, uvula
ditengah
Abdomen
• Inspeksi: Simetris, distensi (+)
• Palpasi: Defans muscular (-), nyeri
tekan (-) Ekstremitas: Akral sedikit dingin, terdapat
• Hepar: Tidak teraba benjolan pada ruas jari dan pergelangan kedua
• Limpa: Tidak teraba tangan dan kaki (+/+),benjolan pada kedua lutut
• Ginjal: Ballotement (-) dan pergelangan kaki (+), atrofi otot (+/+),
• Perkusi: Timpani, shifting dullnes (-), sianosis (-/-), kelemahan anggota gerak (+/+),
nyeri ketok CVA (+). CRT <2 detik.
• Auskultasi: Peristaltik usus normal
Selasa, S/ sesak napas (+), benjolan • Three way Rabu, S/ sesak napas (-), lemas (+), • Three way
13/07/21 kaki dan tangan (+), lemas (+) • Inj. Omeprazole 40 14/07/21 pucat (+) benjolam kaki dan • IV Omeprazole 40
(H:1) pucat (+), HT (+) mg/12j (H:2) tangan (+). mg/12j
O/ • Amlodipine 1 x 10 mg O/ • Amlodipine 1 x 10 mg
Kesadaran= Composmentis; • Bicnat 3 x 500 mg Kesadaran= Composmentis; • Bicnat 3 x 500 mg
TD= 180/100 mmHg; • Valsartan 1 x 80 mg TD= 150/90 mmHg; • Valsartan 1 x 80 mg
HR= 93x/menit • Kolkisin 3 x 0,5 mg HR= 95x/i • Kolkisin 3 x 0,5 mg
RR=30x/menit • Domperidone 2 x 10 RR=25x/i • Concor 2 x 2,5
T=36,2 oC mg T= 36,5 oC • Domperidone 2 x 10
HB: 8,85 g/dL • Metil prednisolone 2 x A/ CKD Stage V + gout artritis mg
A/ CKD stage V on HD 4 mg P/ Observasi KU • Metil prednisolone 1 x
reguler + gout artritis • Curcuma 3 x 20 mg 4 mg
P/ Thorax PA, • Mecobalamin 2 x 500
mg
• Curcuma 3 x 20 mg
Follow Up Pasien
Tanggal SOAP Terapi
Kamis, S/ sesak napas (-), Pucat (+), • Lansoprazole 3 x 30 mg
15/07/21 benjolan pada kaki dan • Amlodipine 1 x 10 mg
(H:3) tangan (+), lemas berkurang • Valsartan 1 x 160
O/ • Curcuma 3 x 20 mg
Kesadaran= Composmentis; • Kolkisin 2 x 0,5 mg
TD= 190/120 mmHg; • Metil prednisolone 1 x 4 mg
HR= 89x/menit • Mecobalamin 2 x 500 mg
RR= 23 x/i
T= 36,2 oC
A/ CKD Stage V + gout artritis
P/ PBJ setelah HD
Tinjauan Pustaka
Penyakit Ginjal Kronis
Definisi Epidemiologi Etiologi dan Faktor resiko
• Tergantung pada penyakit awal yang mendasarinya, tetapi dalam perkembangan selanjutnya
proses yang terjadi kurang lebih sama.
• Pengurangan massa ginjal kompensasi dengan hipertrofi struktur dan fungsi dari nefron
yang sehat hiperfiltrasi, peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus
maladaptasi sclerosis nefron.
• aktivasi RAAS juga berperan dalam hiperfiltrasi
• Progresifitas PGK disebabkan oleh albuminuria, hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia
• Stadium awal LFG masih normal atau meningkat. Kemudian secara perlahan, akan terjadi
penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan
kreatinin serum.
• Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimptomatik),
tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Manifestasi Klinis
• Terapi spesifik terhadap penyakit • Target tekanan darah pada PGK • Diabetes mellitus. Kontrol gula
dasarnya <130/80 mmHg jika tidak ada risiko darah pada DM tipe 1 dan 2 dengan
hipotensi. HbA1c ≤ 7%
• Pencegahan dan terapi terhadap
kondisi komorbid • Jika terdapat risiko hipotensi, target • Penyakit kardiovaskular (CVD):
tekanan darah lebih tinggi yaitu statin dan antiplatelet
• Memperlambat perburukan fungsi
<140/90 mmHg.
ginjal • Dislipidemia: perubahan life style,
• ACEI dan ARB digunakan sebagai diet rendah lemak, statin/ezetimibe.
• Pencegahan dan terapi terhadap
agen antihipertensi. Bisa ditambah
penyakit kardiovaskular • Anemia: Recombinant Human
dengan tiazid atau dihydropyridine
Erythropoetin, transfusi PRC
• Pencegahan dan terapi terhadap calcium channel blocker (seperti:
komplikasi amlodipine). • Osteodistrofi renal: batasi asupan
• Loop diuretics seperti furosemide fosfat 600-800 mg/hari, pemberian
• Terapi pengganti ginjal berupa
hormon kalsitriol
dialisis atau transplantasi ginjal biasa digunakan untuk mengontrol
volume overload
Non-farmakologi
1. Pembatasan protein: 0.8g/kg/hari untuk pasien dewasa dengan atau tanpa diabetes
2. Pembatasan Glukosa: Kontrol gula darah pada DM tipe 1 dan 2 dengan HbA1c ≤ 7%
3. Tidak merokok.
4. Diet rendah natrium (umumnya <2 g/hari) direkomendasikan untuk pasien dengan hipertensi, proteinuria,
atau kelebihan cairan.
5. Menjaga berat badan dan olahraga: direkomendasikan melakukan olahraga ringan 30-60 menit seperti jalan
santai, jogging, bersepeda atau berenang selama 4-7 hari tiap minggu.
6. Pembatasan cairan dan elektrolit (kalium dan natrium).
Komplikasi: Hiperkalemia
Hipertensi
• Salah satu efek allopurinol adalah toksisitasnya pada ginjal terkait dengan
Allopurinol
adanya gangguan metabolisme pirimidin
• Terjadinya interstitial nefritis akut dengan dengan hipersensitivitas dan
granulomatosa nefritis juga dilaporkn pada penggunaan allopurinol
• ARB: antihipertensi dan
Diovan antiproteinuria
Kesimpulan
Terapi pada pasien ini berupa antihipertensi (ARB dan CCB), terapi
gout artritis, terapi simtomatik, transfusi darah dan hemodialisis.