Anda di halaman 1dari 12

Adaptasi fisiologi bbl diluar

uterus
Dosen pengampu : Dita Humaeroh, S.SiT.,MKM

Oleh :
1.Denisa Nezaluna Ramadanti
2.Fina Nurfaizzah
3.Hilmatul’Azizah
4.Tia Febriani
5.Via Arivia R
ADAPTASI BBL TERHADAP KEHIDUPAN DILUAR UTERUS

Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian
fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus
selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat.

Adaftasi fisiologis BBL sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan
hidupnya diluar uterus. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana
upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya seperti tetap hangat, mampu
melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.
CIRI – CIRI UMUM BBL NORMAL

Bernafas dan menangis spontan


Frekuensi jantung berkisar 120-160x/menit
Warna kulit kemerah – merahan dan terdapat verniks caseosa
atau bersih
Lemak subkutan cukup tebal
Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dgn baik
Aktifitas atau gerakan aktif ekstremitas dalam keadaan afleksi
Berat badan berkisar antara 2500 – 4000 gr
Panjang badan antara 50 – 55 cm
MEKANISME KEHILANGAN PANAS PADA BBL

Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara 36,5 C dan 37C. Hipotermia pada bayi
terjadi pada suhu kurang dari 35 C. Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, jika
seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada Berat badan.

Mekanisme Kehilangan Panas


Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melaui mekanisme berikut ini.
1. Evaporasi
2. Konduksi
3. Konveksi
PERLINDUNGAN TERMAL PADA BBL

Stres dingin menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua bayi
baru lahir tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.

Ketika seorang bayi mengalami stres akibat udara dingin, konsumsi oksigen akan
meningkat, terjadi vasokontriksi perifer, dan vasokontriksi pulmoner sehingga
ambilan oksigen oleh paru dan kadar oksigen menurun di jaringan. Glikolisis
anaerobic meningkat daan terdapat peningkatan PO2 dan pH yang mengakibtkan
asidosis metabolic.
PRINSIP UMUM PENGATURAN SUHU TUBUH BAYI

1. Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat


2. Rawat bayi di ruangan yang hangat (tidak kurang 25 derajat C dan bebas dari
aliran angin).
3. Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin walaupun bayi
dalam incubator.
4. Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin dan Berikan alas
5. Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi agar tetap hangat.
6. Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan.
7. Ganti popok setiap kali basah.
8. Bila ada sesuatu yang basah ditempel di kulit (misal kasa yang basah),
usahakan bayi tetap hangat.
9. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
UPAYA MENCEGAH KEHILANGAN PANAS:

Keringkan bayi secara seksama

Lakukan IMD

Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat

Tutupi kepala bayi

Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI

Jangan segera menimbang atau memandikan bayi

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat


EFEK HIPOTERMIA PADA BAYI

Peningkatan resistensi/tahanan vaskuler pulmonal, mengurangi oksigenase.

Penurunan produksi surfaktan dan efisiensi surfaktant, meningkatkan atelektasis


yang memperburuk asidosis.

Asidosis meningkatkan tekanan arteri pulmonal, mengurangi jumlah aliran darah


melalui paru, menyebabkan hipoksia.

Peningkatan asidosis juga menyebabkan pergeseran bilirubin tak terkonjugasi


dari tempat pengikatannya, menimbulkan resiko hiperbilirubinemi.

Peningkatan penggunaan glukosa, karena peningkatan metabolisme memicu


hipoglikemia dan mengurangi energi yang tersedia untuk pertumbuhan.
PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
MEMPERTAHANKAN SUHU BADAN BBL
 Pemanas Radian, yang mana dapat :
memberikan panas kering secara langsung ke kulit
digunakan terutama saat pelahiran atau selama intervensi
meningkatkan kehilangan panas yang tidak dirasakan, kehilangan panas evaporatif dan
konvektif
Pemanas radian tidak digunakan pada bayi prematur atau bayi sakit.

 Inkubator, yang mana dapat :


memberikan ruang tertutup yang terlindung
Sebagai hasil dari rancangan lapisan kaca ganda, inkubator mengurangi kehilangan panas
radiasi, mengelilingi bayi dengan gorgen panas
memungkinkan pemberian kelembapan untuk memutuskan kehilangan panas melalui
evaporasi (tidak dirasakan) dan kehilangan cairan.
memungkinkan pemberian oksigen dan mengurangi suara bising karena lubang kecil dan
pintu diberikan bantalan.
PEMELIHARAAN PERNAFASAN PADA BBL

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik pertama sesudah
lahir. Usaha dan frekuensi napas. Frukuensi napas bayi yang normal 40- 60 kali/ menit yang
cenderung dangkal dan jika bayi sedang tidur, kecepatan irama dan kedalamannya tidak teratur,
namun jika ditemukan napas bayi 30- 60 kali/ menit dapat terlihat sebagai pernapasan Cheyne-
Stokes dengan periode apneu singkat tanpa bukti adanya stress pernapasan.

Periksa adanya sulit bernapas pada bayi jika terdapat episode apnea < 15 kali/ menit, bradipnea
< 25 kali/ menit, takipnea >60 kali/ menit, bunyi napas krekels, ronkhi, atau mengi.

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
PEMELIHARAAN PERNAFASAN DAN JALAN NAFAS

Pemeliharaan Pernapasan Pemeliharaan Jalan Nafas


Membersihkan saluran napas Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang
Memastikan permulaan keras dan hangat.
pernapasan Letakkan kain di bawah bahu sehingga leher bayi
Membuat saluran napas lebih lurus.
Memulai pernapasan Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau
gosok kulit bayi dengan kain kering.
Alat penghisap lendir mulut yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
Memantau dan mencatat usaha bernapas yang
pertama (Apgar Score)
Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam
hidung atau mulut harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta :


Salemba Medika

http://mayanony.blogspot.com/2013/05/adaptasi-fisiologi-bayi-baru-lahir.html

http://isnafebtisari25.blogspot.com/2013/11/adaptasi-bbl-diluar-uterus.html

Kurniarum, Ari. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai