Anda di halaman 1dari 10

FARMASEUTIKA I

“ Sediaan Cair Dan Sistem Dispersi”

Nama Anggota Kelompok 1 :

• Maria Natalita 20160041


• Dira Ilmana Isra 20160045
• Miftahul Jannah 20160053
Sediaan cair berupa larutan, suspensi dan emulsi. Obat
sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral dan digunakan
untuk pasien yang sulit menelan obat, misalnya anak-anak.
Titik kritis pada penggunaan sediaan cair bergantung pada
ketepatan dosis yang diambil.

Suspensi
Suspensi dapat didefenisikan sebagai preparat yang
mengandung partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan
secara merata dalam pembawa obat dimana obat tersebut
menunjukkan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa
suspensi resmi diperdagangkan dalam bentuk siap pakai, ada
juga yang tersedia dalam bentuk serbuk kering untuk
disuspensikan dalam cairan pembawa,
Salah satu contohnya adalah suspensi antibiotika yang biasa
ditemukan dalam bentuk dry syrup.

Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan


pembuatan suatu suspensi farmasetik yang baik. Di samping khasiat
terapeutik, stabilitas kimia dari komponen-komponen
formulasi,kelanggengan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan. Ada
sifat lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi :

1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap


secara lambat dan harus rata kembali bila dikocok.
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada
penyimpanan.
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan
homogen.
Terdapat beberapa point yang dapat menjadi penilai kestabilan sediaan
suspensi
Yaitu :

1. Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terdapat
volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.

2. Derajat Flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi
(Vu) terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).

3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redisperbilitas,
membantu menemukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan
susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan Ukuran Partikel
Digunakan cara freeze-thaw cycling yang temperatur
diturunkan sampai titikbeku, lalu dinaikkan sampai mencair
kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang
pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat
kristal.

Emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair


atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan
dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Merupakan
sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain,dalam bentuk tetesan kecil. Yang berukuran 0,1-100 mm,
yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalm air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar
kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.

2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak.
Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.

Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata


(fase terdispersi) di dalam zat lain (fase pendispersi atau medium). Sistem
dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah satu zatnya
adalah fase terdispersi kedalam zat atau fase pendispersi. Klasifikasi
sistem dispersi dalam farmasi dilakukan berdasarkan keadaan fisik
medium dispersi, fasa terdispersi,
Serta ukuran partikel fasa terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem
dispersi dibatasi pada medium cair berdasarkan interaksi antara fasa
terdispersi dan medium dispersi.

fase terdispersi bersifat diskontinu sedangkan medium disperse


bersifat kontinu. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi
dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu larutan, koloid dan suspensi. Pada
sistem iyofilik terdapat afinitas antara fase terdispersi dan medium cair.
Dalam sistem yang iyofobik terdapat hanya sedikit tarik-menarik antara
kedua fasa, sepeerti belerang dan magnesium stearat dalam air, jika
cairan adalah air, maka di pakai terminologi hidrofobik.
Dari bermacam bentuk sediaan farmasi, sistem dispersi cairan
merupakan sistem yang paling kompleks. Faktor metode manufaktur,
pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi, dan efek faktor
lingkungan, seperti temperatur dan waktu, sangat mempengaruhi
variabilitas ketersediaan hayati produk, karakteristik dan variabel lain.
Umumnya, sistem dispersi digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Dispersi koloid
Disebut juga larutan koloid. Dispersi koloid akan terjadi jika
diameter fasa terdispersi berukuran antara 1 nanometer sampai 100
nanometer. Sifat dispersi koloid terletak diantara suspensi dan larutan.
Sistem ini ditandai dengan kondisi larutan selalu keruh namun tidak
terjadi pengendapan sehingga penyaringan fasa terdispersi tidak bisa
dilakukan. Contoh dispersi koloid adalah dispersi susu dalam air, santan,
agar-agar yang sudah dimasak, detergen,selai,dan lain-lain.

2. Dispersi halus
Disebut juga sebagai dispersi molekuler atau larutan sejati. Dispersi
halus akan terbentuk bila diameter fasa terdispersi berukuran di bawah
100 nanometer. Sistem bersifat homogen dan larutan tampak jernih.
Dispersi halus tidak menghasilkan pengendapan sehingga bila kita
menyaring fasa terdispersi maka tidak bisa dipisahkan dari medium
pendispersinya. Contoh dispersi halus adalah dispersi gula di dalam air,
spirtus, larutan Nacl dalam air,dll.
3. Dispersi kasar
Dispersi kasar atau suspensi akan terjadi jika diameter fasa
terdispersi memiliki ukuran di atas 100 nanometer. Sistem ini
mula-mula keruh tetapi dalam beberapa saat segera nampak
batas antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi
karena terjadinya pengendapan. Kita dapat memisahkan fasa
terdispersi dari mediumnya dengan cara melakukan
penyaringan. Contoh dispersi kasar adalah dispersi pasir
didalam air, air kopi, air sungai, campuran minyak dengan air,
campuran tepung gandum dengan air, dll.
Dispersi kasar terbagi ke dalam 3 kelompok :
a. Mixtura untuk pemakaian oral
b. Lotio untuk pemakaian luar
c. Sediaan injeksi
LARUTAN
Larutan merupakan sisten dispersi yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel
pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunakan
mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).
Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul ion-ion sehingga
larutan merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan
dengan penyaringan dan sentrifuge.

KOLOID
Koloid berasal dari kata "kolia" yang dalam bahasa Yunani berarti
"lem". Koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem terdispersi)
dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran
partikel terdispersi yang cukup besar (1-10 nm), sehingga terkenal efek
Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan
kepadanya sehingga tidak dijumpai pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai