Anda di halaman 1dari 12

BAHAN PEMBANTU PEMBUATAN OBAT SUNTIK

TUGAS : FARMASEUTIKA II
NAMA:AXAL JAMINALDO MUSTI
NO BP :20160052

DOSEN PENGAMPU : APT.SEFRIANITA KAMAL


M,FARM
A.DEFINISI APA ITU BAHAN PEMBANTU

Obat jadi termasuk obat suntik , jarang yang diberikan dalam bentuk obat berkhasiat saja .
Obat jadi ini umumnya dibuat dengan penambahan bahan-bahan PembantuDEFINISI :
• Bahan pembantu adalah substan yang ditambahkan atau digunakan dalam pembuatan
sediaan jadi , sehingga obat ini mempunyai sifat –sifat yang lebih baik dan
memungkinkan untuk digunakan .
DEFINISI MENURUT FI ED I I I

• ZAT TAMBAHAN
adalah zat yang ditambahkan pada suatu sediaan untuk mempertinggi kegunaan ,
kemantapan , keawetan dan sebagai zat warna dimana dalam jumlah yang digunakan tidak
membahayakan tidak mengganggu dan mengurangi khasiat obat tidak boleh mengganggu
pemeriksaan penetapan kadar .
1. MENJAGA KELARUTAN
SYARAT UMUM BAHAN PEMBABTU

1.Menjaga kelarutan

Diperlukan penambahan zat pensolubilisasi, seperti kosolven, contoh PEG 300 dan PEG
400,propilengliko, gliserol dan etilalkohol contoh : bahan aktif yang membutuhkan
penambahan pelarut adalah gol barbiturat, antihistamin dan glikosida jantung.
2.MENJAGA STABILITAS

1. Tujuan : untuk mencegah penguraian oleh reaksi —reaksi penguraian .

seperti : reaksi Oksidasi dapat diatasi dengan anti oksidan baik sendiri maupun
dikombinasikan dengan zat pengkhelat contoh : garam Na dan K metasulfit yang
penambahannya tergantung pH larutan, jika pH rendah digunakan metasulfit dan pH antara
digunakan garam bisulfit dan sulfat untuk pH yang tinggi dari rentang yang diharuskan,
asam askorbat, thiogliserol dan sistein HCI
3. MENJAGA STERILITAS

•Penambahan bahan pengawet berpengaruh pada konsentrasi bahan aktif, perubahan yang
kecil dalam formulasi seperti perubahan konsentrasi obat dapat menyebabkan kerja
pengawet menjadi tidak memuaskan.

•Pengawet penting ditambahkan untuk sediaan dosis ganda dan volume lebih besar dari 5
ml
4. PENGISOTONIS

• Larutan parenteral dibuat isotonis dengan cairan tubuh


• Pengaturan tonisitas sediaan parenteral didasarkan pada sifat koligatif larutan
sediaan yang sebanding dengan tonisitas cairan tubuh.
• Jika larutan hipotonis, maka agar isotonis ditambahkan Nacł atau dekstrosa, jika
hipertonis, maka sediaan tersebut harus diubah rute pemberiannya atau dengan cara
memperlambat kecepatan pemberian
ZAT TAMBAHAN UNTUK SUSPENSI STERIL

• Dalam memformula sediaan injeksi suspensi, harus diperhatikan bagaimana obat


yang tidak larut terdispersi dengan baik dengan diameter sekitar 10 um dalam pembawa.

• Tujuannya agar dosis obat persatuan volume sesuai dengan di etiketnya.

• Jika formula tidak tepat dapat menyebabkan “caking”.


ZAT TAMBAHAN UNTUK EMULSI STERIL

• • Sediaan berbentuk emulsi yang merupakan sediaan berupa nutrisi untuk pasien
yang tidak mampu mengabsorbsi makanan pada saluran pencernaan seperti asam amino,
dekstrosa, elektrolit, mineral, vitamin, asam lemak.

• • Dan yang berfungsi sebagai Obat seperti asam barbiturat, nitrogliserin, dan
siklandelat.
• • Sediaan injeksi emulsi merupakan solusi untuk obat-obat yang tidak larut dalam
pembawanya atau sukar larut dalam air
MASALAH YANG TIMBUL PADA SEDIAAN
EMULSI STERIL
• Masalah yang terkait dalam sistem penghantaran Obat basis emulsi
yang harus dihindari , seperti :
1.Integritas emulsi
2.Distribusi ukuran tetesan
3.Minyak yang (ter)bebas
ZAT TAMBAHAN UNTUK LARUTAN MATA,
TELINGA, HIDUNG DAN KERONGKONGAN
• • Sediaan ini bukan parenteral tapi topikal, sehingga sering menggunakan zat
tambahan seperti :
• 1. Dapar
• Jika dikemas dalam bentuk dosis tunggal tidak membutuhkan pendapar
• • Pada sediaan ini harus disesuaikan dengan pH cairan mata dengan menghitung
kapasitas daparnya dengan dapar asetat atau dapar fosfat kecuali untuk anestesi lokal
tidak menggunakan dapar

Anda mungkin juga menyukai