Anda di halaman 1dari 22

FARMASETIK I

ELIKSIR
DI SUSUN OLEH:

Chaswara Yosa Pamungkas ( 17160005 )


Bayu Afriadi ( 17160010 )
Legana Hafidz ( 17160016 )
Zulfajri ( 17160041 )
Pikri Junba Zena ( 17160056 )
Aditya Putra Perdana ( 17160068 )

4 Farmasi 1

Dosen Pengampu :
Seprinita Kamal, M.Farm, Apt
PENGERTIAN ELIKSIR
• Farmakope Indonesia Ed. III 1976 hal 8:
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa
dan bau sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan
seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi
dan zat pengawet digunakan sebagai obat dalam.
• Farmakope Indonesia Ed. IV. 1995 hal. 15 :
Larutan adalah sedian cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut, misal : terdispersisecara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karenamolekul-molekul dalam larutan terdispersi
secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuksediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jikalarutan diencerkan atau dicampur.
• Fornas Ed. II hal. 313 :
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai
rasa dan bau yang sedap, mengandung selainobat juga zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat
pengawet, zat warna dan zatpewangi, untuk digunakan sebagai
obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90%
yangdimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol.sebagai
pengganti gula dapat ditambahkan sirup simpleks.
Tujuan Pembuatan Sediaan Elixir (Catatan kuliah) 

1.Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat


2.Agar homogenitas lebih terjamin
3.Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut
4.Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap
5.Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti
anak-anak dan orang tua
Nama Obat Dosis Efek Terapi

1. Dexamethasone Elixir USP 500 µg/5 ml Anti inflamasi

1. Acetaminophen Elixir USP 300 mg/10 ml Analgetik

1. Diphenhydramin HCl Elixir USP 25 mg/10 ml Antihistamin

1. Reserpine Elixir USP 0,005 mg/ml Anti hipertensi

1. Digoxin Elixir USP 50 µg/ml Kardiotonik


Pembuatan Eliksir
Eliksir biasanya dibuat dengan larutan sederhana dengan
pengadukan dan atau dengan pencampuran dua atau lebih bahan–
bahan cair. Komponen yang larut dalam alcohol dan dalam air
umumnya dilarutkan terpisah dalam alcohol dan air yang
dimurnikan berturut–turut. Kemudian larutan air ditambahkan
kelarutan alcohol, dan sebaliknya, untuk mempertahankan
kekuatan alcohol yang setinggi mungkin selamanya sehingga
pemisahan yang minimal dari komponen yang larut dalam
alcohol terjadi. Bila dua larutan selesai dicampur campuran
dibuat sesuai dengan volume dengan pelarut atau pembawa
tertentu
Cara Pembuatan Eliksir
• 1. Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut
(kosolven) sambil diaduk hingga larut.
• 2. Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat
yang larut dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan
kedalam larutan alkohol, agar penurunan kekuatan alkohol
dalam larutan secara gradien mencegah terjadinya pemisahan
atau endapan.
• 3. Gliserin, sirup, sorbitol, dan propilenglikol dalam eliksir
memberikan peranan pada kestabilan zat terlarut dan dapat
meningkatkan viskositas.
Cara-cara Meningkatkan Kelarutan Suatu
Zat
• a. Menggunakan pelarut campur (kosolven)
Penggunaan pelarut campur dapat meningkatkan kelarutan suatu zat dengan
melihat kelarutanmaksimum pada masing masing pelarut. Pemilihan pelarut
campur untuk sediaan farmasi cukupsulit, karena sifat toksisitas dan iritasinya.
Penting diperhatikan konsentrasi maksimum komponenpelarut campur yang
masih diperbolehkan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam
pelarutcampur harus dilihat harga konstanta dielektriknya. Suatu pelarut
campur yang ideal mempunyaiharga konstanta dielektrik antara 25 sampai 80.
kombinasi pelarut campur yang banyak digunakandalam sediaan farmasi
adalah campuran air-alkohol atau pelarut lain yang sesuai antara lainsorbitol,
gliserin, propilen glikol, dan sirupus simpleks (The Theory And Practice Of
IndustrialPharmacy, hal 460-461).

b. Pengontrolan pH
Suatu senyawa yang bersifat asam atau basa lemah akan berubah
kelarutannya dalam air denganmengubah pH larutan. Perubahan pH dapat
merubah bentuk senyawa asam atau basa lemahmenjadi bentuk garamnya
yang lebih mudah larut. Parameter yang perlu diketahui adalah harga pKadan
pKb senyawa tersebut
b. Pengontrolan pH
Suatu senyawa yang bersifat asam atau basa lemah akan
berubah kelarutannya dalam air denganmengubah pH larutan.
Perubahan pH dapat merubah bentuk senyawa asam atau basa
lemahmenjadi bentuk garamnya yang lebih mudah larut.
Parameter yang perlu diketahui adalah harga pKadan pKb
senyawa tersebut

C. Solubilisasi miselar
Penambahan bahan yang bersifat aktif permukaan dapat
meningkatkan kelarutan suatu zat. Salahsatu contoh adalah
penambahan surfaktan. Mekanismenya adalah karena terjadi
asosiasi senyawayang bersifat non polar dengan misel yang
terbentuk dalam larutan setelah tercapai konsentrasi misel kritik
(KMK) surfaktan.
d. Kompleksasi
Mekanisme meningkatkan kelarutan suatu zat berdasarkan
adanya interaksi dari senyawa yangtidak larut dengan senyawa
yang larut baik dapat membentuk kompleks intramolekuler yang
larut.(The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.464-
466). Misal suatu ZA diinklusi dengankompleks siklodekstrin
(karena ukuran rongga cocok, dimana molekul yang masuk ke
ronggasiklodekstrin harus < ukuran rongga).
Hal-
hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Elixir

1.Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu,


keseragaman ukuran, dll.

2.Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat


tambahan untuk menghindariterjadinya pengendapan. Dasar
pemilihan pelarut campur: toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik
pelarut, ketercampuran bahan.

3.Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % harus


diperhatikan terjadinya cap locking padatutup botol sediaan. Karena
itu perlu diberikan anti cap locking Contoh anti cap locking yaitu
gliserin, sorbitol dan poliol lainnya. Penambahan gliserin sebagai
anti cap locking harusdiperhatikan karena gliserin dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan diare
4. Untuk meningkatkan penerimaan perlu diberikan peningkat
rasa dengan penambahan pemanisdalam sediaan, disamping itu
ditambahkan rasa dan warna yang sesuai. Antara warna dan
essensyang ditambahkan harus ada kesuaian.

5. Untuk sediaan oral pemilihan zat aktif perlu memperhatikan


pemerian (rasa dan bau).

6. Pemanis yang digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol,


siklamat, aspartam.

7.Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu


ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan : 
• Nipagin-nipasol = 9 : 1 (0,18 : 0,02)
• Asam benzoat dengan konsentrasi 0,01-0,1%
8. Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang
cukup (aliran yang baik) untukmemudahkan penuangan. Tetapi
biasanya pelarut campur yang digunakan sudah cukup
kentaluntuk memudahkan penuangan.
Pembagian Eliksir
1. Eliksir Bukan Obat.
Eliksir bukan obat dapat digunakan untuk ahli farmasi dalam
pembuatan resep yang dibuat segar, yang meliputi:
1. Penambah zat–zat obat untuk pembawa yang memberi rasa
enak, dan
2. Pengencer eliksir obat yang ada.
Dalam pemilihan pembawa untuk senyawa–senyawa obat,
ahli farmasi harus memperhatikan sendiri kelarutan dan
stabilisasi senyawa obat dalam air dan alcohol. Jika pembawa
hidroalkohol dipilih, proporsi yang ada harus hanya sedikit diatas
jumlah yang diperlukan untuk mempengaruhi dan
mempertahanka larutan obat.
Ada tiga eliksir bukan obat yang biasa digunakan yaitu Eliksir
Aomatik, Eliksir Benzaldehid Campuran dan Eliksir Iso-Alkohol.
Contoh elixir bukan obat:
1. Benzaldehyde Elixir NF
2. Iso-alcoholic Elixir NF
3. Aromatic Elixir NF
2. Eliksir Obat
Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat
obat yang ada. Umumnya, eliksir–eliksir resmi yang ada
diperdagangan mengandung zat obat tunggal. Keuntungan utama dari
hanya satu obat yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat
dinaikkan dan diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau
kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang
sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar suatu zat
obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur
dosis obat lain yang ada, perubahan yang mungkin tidak diinginkan
Contoh elixir obat:
1. Panadol Elixir
2. Parasetamol Elixir
3. Batugin Elixir
Contoh formula:

• Phenobarbital eliksir: Phenobarb. 4 g, Orange oil 025 ml,


prop.glikol 100 ml, alkohol 200 ml, larutan sorbitol 600 ml,
pewarna qs, air ad 1.000 ml.
• Theophyllin elixir: Theophyllin 5,3 g, As. Sitrat 10 g, glucose
cair 44 g. sirup 132 g, gliserin 50 g, larutan sorbitol 324 g,
alkohol 200 ml, Na-saccharin 5 g, Lemon oil 0,5 g, FDC
Yellow No.5 0,1 g, air ad 1.000 ml.
• Parasetamol eliksir: Parasetamol 120 mg, Glyceril 2,5 ml,
Propilen glikol 500µl, Sorbitol solutio 70% 1,25 ml,
Aethanolum 500µl, Ol.Citri q.s, Akuadesad 5ml, m.f.eliksir 60
cc.
Keuntungan dan Kerugian Eliksir
Keuntungan

1. Mudah ditelan dibandingkan dengan tablet atau kapsul.


2. Rasanya enak.
3. Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi
4. Mempunyai bau dan rasa sedap sehingga mudah diberikan
kepada pasien, terutama bayi dan anak-anak
5. Takaran pemakaian mudah diatur
6. Sediaan stabil dalam penyimpanan
Kerugian

• Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak.


• Mengandung bahan mudah menguap, sehingga harus disimpan
dalam botol kedap dan jauh dari sumber api.
• Kandungan alcohol didalam elixir dapat menjadi stimulansia
terhadap saluran cerna pasien terutama pada bayi dan anak-
anak.
• Etanol mudah menguap, sehingga kemasan jika tidak ditutup
rapat maka mudah terjadi penghabluran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai