FARMAKOKINETIKA KLINIK
DISUSUN OLEH :
LEGANA HAFIDZ
17160016
6 FARMASI 1
DOSEN PEMBIMBING
MESA SUKMADANI RUSDI,M.Sc, Apt
Data Efektifitas
Target kerja dari teicoplanin adalah sintesis peptidoglikan sehingga obat ini
merupakan antibiotik yang efektif untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh
infeksi bakteri gram positif termasuk didalamnya adalah Staphylococci dan
Clostridium spp.4 Berikut adalah perwakilan data rentang dosis yang dapat dipakai
acuan dalam membunuh beberapa jenis bakteri:
Biosintesis
Teicoplanin merupakan hasil fermentasi dari Actinoplanes Teicomyceticus yang
terdiri dari 5 struktur. Struktur ini possess aglycone yang biasa, atau inti, yang
terdiri dari7 asam amino yang diikat oleh peptide dan ether untuk membentuk
sistem 4 cincin. Kelima struktur ini dibedakan berdasarkan rantai samping fatty
acyl yang melekat pada gulanya. Asal muasal dari ketujuh asam amino ini dalam
peranannya dalam biosintesa teicoplanin dipelajari dengan magnetik resonansi
nuklir H dan C. Penelitian itu menunjukan bahwa asam amino AA1, AA2, AA4,
AA5, dan AA6 berasal dari asam amino tyrosine, dan asam amino AA3 dan AA7
berasal dari asetat. Lebih spesifik lagi, teicoplanin terdiri dari residu 4-
hydroxyphenylglycine , atom klorin yang melekat pada tiap tiap residu tyrosin dan
3 moieties gula, N-fatty acyl –B-D-Glucossamine dan mannose.
Farmakodinamik
Farmakodinamik
Indikasi
Teicoplanin diindikasikan untuk dewasa dan anak anak dari lahir untuk terapi
parenteral pada kasus kasus infeksi sebagai berikut:
Teicoplanin harus diberikan secara hati hati pada pasien yang memiliki
riwayat hipersensitifitas terhadap vancomisin karena reaksi hipersensitivitas silang
dapat terjadi. Akan tetapi riwayat Red Man Syndrome yang dapat terjadi pada
pemakaian vancomisin bukan merupakan kontra indikasi pemberian teicoplanin.11
Trombositopena dapat terjadin pada pemakaian teicoplanin yang melebihi dosis
normal yang dipakai. Disarankan dilakukan monitoring darah kengkap secara
berkala saat penggunaan teicoplanin. Dilakukan juga monitoring fungsi ginjal dan
fungsi renal. Tes fungsi renal dan auditoriperlu dilakukan secara berkala pada
pasien dengan penggunaan teicoplanin dalam jangka waktu yang lama khususnya
pada pasien dengan insufisiensi renal, penggunaan secara bersama sama dengan
obat obatan yang toksik pada ginjal dan siste saraf seperti aminoglikosida, colistin,
ampotericin b, ciclosporin, cisplatin, furosemid, dan etacrinic acid. Namun belum
ada bukti yang menunjukan toksisitas sinergis obat obatan tersebut diatas
denganpemnggunaan teicoplanin. Dosis harus disesuaikan pada penggunaan pasien
dengan gangguan ginjal.
2.6 Interaksi
Sampai saat ini belum ada interaksi spesifik yang pernah dilaporkan.
Teicoplanin dan amnoglikosida merupakan campuran yang tidak cocok, dan tidak
boleh dicampur dalam injeksi. Obat-obatan ini bisa diberikan dalam cairan dialysis
dan bisa diberikan secara bebas untuk peritonitis yang berkaitan dengan CAPD.
Teicoplanin harus digunakan secara lebih hati hati dengan obat obatan yang
diketahui dapat menyebabkan nefrotoxic atau yang berpotensi menyebabkan
ototoxic. Obat obatan ini mencakup aminoglikosida, kolistin, amphotericin B,
ciclosporin, cisplatin, furosemid, dan asam ethacrinic. Namun belum ada data yang
menunjukan toksisitas sinergis jika dikombinasikan dengan teikoplanin. Pada
penelitian klinis, teicoplanin telah diberikan kepada banyak pasien yang telah
menerima berbagai antibiotik, antihipertensi, agen analgetik, produk obat jantung,
agen antidiabetik, namun belum ada laporan tentang reaksi sampingan yang
terjadi.11
Pada penelitian klinik dimana teicoplanin dipakai pada pasien yang pernah
atau sedang memakai banyak obat obatan seperti antibiotic, antihipertensi, agen
anestesi, obat jantung dan obat antidiabetes tidak terbukti adanya efek samping11.