Anda di halaman 1dari 57

BENTUK SEDIAAN FARMASI

ALASEN SEMBIRING MILALA


KARINA CITRA RANI
RUTE PEMBERIAN OBAT

Rute:
● Buccal
● Sublingual
● Oral
● Rectal
RUTE PEMBERIAN UNTUK TARGET SISTEMIK
RUTE PEMBERIAN UNTUK TARGET LOKAL
PERBEDAAN ONSET DAN DURASI KERJA SEDIAAN
Obat jarang diberikan sebagai bahan kimia murni dan
hampir selalu diberikan sebagai sediaan atau obat
yang diformulasikan.

OBAT… Tujuan utama dari desain bentuk sediaan adalah


untuk mencapai respon terapeutik obat yang dapat
diprediksi

Untuk memastikan kualitas produk, diperlukan


banyak fitur: stabilitas kimia dan fisik, pengawetan
yang sesuai terhadap kontaminasi mikroba,
keseragaman dosis obat, dapat diterima oleh pemberi
resep dan pasien, serta kemasan dan label yang
sesuai.
PREDNISOLON
• Salah satu obat tersebut adalah
prednisolone, suatu glukokortikoid
yang digunakan untuk menekan
gangguan inflamasi dan alergi.
• Melalui penggunaan berbagai bentuk
kimiawi dan eksipien, berbagai
sediaan anti-inflamasi yang efektif
tersedia, termasuk tablet, tablet salut
tahan-gastro, suntikan, tetes mata dan
enema.
• Kelarutan dalam air yang sangat
rendah dari prednisolon base dan
garam asetatnya membuat bentuk-
bentuk ini berguna dalam tablet dan
bentuk injeksi suspensi intramuskular
yang diserap perlahan-lahan,
sementara garam natrium fosfat yang
dapat larut yang memungkinkan
pembuatan bentuk tablet yang dapat
larut dan larutan untuk tetes mata dan
telinga, enema dan injeksi intravena.
PARASETAMOL

• Analgesik Parasetamol juga


tersedia dalam berbagai bentuk
sediaan dan kekuatan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik
pengguna, termasuk tablet,
tablet dispersible, tablet larut
pediatrik, eliksir pediatrik, eliksir
bebas gula, suspensi oral dan
supositoria.
FAKTOR YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN
Oleh karena itu jelas bahwa sebelum suatu bahan obat
berhasil diformulasikan ke dalam bentuk sediaan, banyak
faktor yang harus dipertimbangkan sbb:
1. pertimbangan biofarmasi, termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi absorpsi bahan obat
2. faktor obat, seperti sifat fisika dan kimia bahan obat
3. pertimbangan terapeutik, termasuk pertimbangan
indikasi klinis yang akan diobati dan faktor pasien.
• Biofarmasi dapat dianggap sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan antara ilmu fisika, kimia
ASPEK dan biologi yang diterapkan pada obat, bentuk
sediaan dan cara kerja obat. Pemahaman aspek
BIOFARMASI biofarmasi penting dalam desain bentuk
sediaan, khususnya yang berkaitan dengan
DARI DESAIN absorpsi obat, distribusi, metabolisme, dan
ekskresi obat.
BENTUK • Secara umum suatu bahan obat harus berada
SEDIAAN dalam larutan sebelum dapat diserap melalui
membran penyerap dan epitel kulit, saluran
cerna dan paru-paru ke dalam cairan tubuh.
• Setiap jenis bentuk sediaan memerlukan studi
yang cermat tentang sifat fisika dan kimia
bahan obat untuk mencapai produk yang stabil
dan berkhasiat.
FAKTOR OBAT • Sifat-sifat seperti kelarutan, ukuran kristal dan
DALAM bentuk polimorfik, stabilitas solid-state dan
interaksi obat-eksipien, dapat memiliki efek
DESAIN yang besar pada ketersediaan fisiologis,
stabilitas fisik, dan kimia obat.
BENTUK • Melalui kombinasi informasi dan pengetahuan
tersebut dengan informasi dari studi
SEDIAAN farmakologis dan biokimia, bentuk obat dan
eksipien yang paling sesuai dapat dipilih untuk
formulasi bentuk sediaan yang dipilih.
PERTIMBANGAN TERAPEUTIK DALAM DESAIN BENTUK
SEDIAAN

Suatu bahan obat disiapkan dalam


sejumlah bentuk sediaan untuk
Efek lokal umumnya terbatas pada
memenuhi preferensi khusus pasien
bentuk sediaan yang diterapkan secara
atau dokter. Misalnya, pasien asma
langsung, seperti yang diterapkan pada
menggunakan aerosol inhalasi, sehingga
kulit, telinga, mata, tenggorokan, dan
cepat tersedia ke saluran napas yang
paru-paru.
menyempit, namun untuk terapi kronis
digunakan produk oral.

Orang dewasa umumnya lebih


Anak-anak dapat mengalami kesulitan
menyukai bentuk sediaan padat,
menelan bentuk sediaan padat, dan
terutama karena kenyamanannya.
karena alasan ini banyak sediaan oral
Namun, sediaan cair alternatif biasanya
disiapkan sebagai sirup atau campuran
tersedia bagi mereka yang tidak dapat
dengan rasa yang enak.
minum tablet dan kapsul.
I. ORAL
TABLET
• TABLET adalah istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan
bentuk sediaan padat terkompresi
yang umumnya ditujukan untuk
penggunaan oral.
• Selain tablet standar yang dibuat
dengan kompresi, ada banyak jenis
tablet yang dirancang untuk
penggunaan tertentu, misal
dispersible, gastro-resistant (dilapisi
enterik), pelepasan termodifikasi
atau bukal.
PIL

• Pil adalah bentuk sediaan oral yang dicetak


yang telah banyak digantikan oleh tablet
dan kapsul.
KAPSUL

• Kapsul adalah bentuk sediaan


padat, umumnya untuk
penggunaan oral.
• Ada kapsul keras & kapsul lunak
• Beberapa obat yang diformulasikan
sebagai kapsul dimaksudkan untuk
dihirup (DPI). Oleh karena itu,
penting untuk memberi tahu pasien
tentang penggunaan yang tepat.
• Untuk kedua jenis kapsul tersebut,
obat tersebut terkandung dalam
cangkang gelatin, biasanya dalam
bentuk serbuk atau cairan.
SERBUK (ORAL)

• Serbuk oral tersedia sebagai pulvis


dan pulveres.
• Pulvis mengandung bahan aktif
seperti antasida. Dosis diukur
menggunakan sendok 5 mL.
• Pulveres memilki keakuratan dosis
lebih baik.
• Dosis individu dikemas secara
terpisah, baik dalam kertas puyer
atau dalam sachet.
GRANUL

• Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan


obat yang disajikan dalam partikel kecil
berbentuk bulat.
• Granul dapat dikemas dalam sachet
individual.
• Beberapa obat pencahar disajikan sebagai
granul.
PASTILES
• Pastilles untuk penggunaan oral dan,
seperti tablet hisap, dirancang untuk
dihisap.
• Pastiles mengandung antiseptik yang
bekerja secara lokal, astringents
atau anestesi dan digunakan untuk
mengobati, atau meredakan gejala,
kondisi yang mempengaruhi mulut
dan tenggorokan.
• Pastiles memiliki konsistensi seperti
jeli yang dihasilkan dari dasar gelatin
atau akasia.
PERMEN PELEGA
TENGGOROKAN
• Ini adalah tablet besar yang
dirancang untuk dihisap dan tetap
berada di dalam mulut hingga 15
menit.
• Permen ini tidak mengandung
disintegran dan bahan aktif biasanya
dimasukkan ke dalam basis gula,
seperti sukrosa atau glukosa.
• Penggunaan utama pelega
tenggorokan adalah untuk
pengobatan infeksi mulut dan
tenggorokan.
SIRUP

• Ini adalah larutan gula berair pekat,


diterapkan pada cairan manis
tertentu yang ditujukan untuk
penggunaan oral.
• Sukrosa digantikan oleh sorbitol
sebagai agen pemanis dalam banyak
sediaan untuk memberikan sirup
'bebas gula' untuk mengurangi risiko
karies gigi.
ELIKSIR

• Eliksir adalah larutan satu atau lebih obat untuk penggunaan oral.
• Pembawa umumnya mengandung proporsi sukrosa yang tinggi.
Saat ini semakin banyak pembawa 'bebas gula' seperti larutan
sorbitol, karena gula cenderung menyebabkan karies gigi.
• Obat yang disajikan sebagai eliksir sangat bervariasi dan termasuk
analgesic-antipiretik, antihistamin dan dekongestan.
LINGTUS

• Lingtus adalah cairan kental untuk


penggunaan oral, sebagian besar
untuk meredakan batuk.
• Sifat kental dari sediaan melapisi
tenggorokan dan membantu
meringankan iritasi.
• Karena sifat kental dari lingtus
bermanfaat, maka tidak boleh
diencerkan sebelum diberikan.
SUSPENSI

• Suspensi adalah bentuk


sediaan cair yang bahan
aktifnya tidak larut.
• Suspensi tersedia untuk
penggunaan oral dan
juga eksternal.
EMULSI

• EMULSI adalah campuran dari


dua cairan yang tidak
bercampur, yaitu minyak dan air.
• Istilah 'emulsi' digunakan
mengacu pada sediaan untuk
penggunaan oral, sedangkan
jika dihunakan secara topical
disebut krim.
II. TOPIKAL
KRIM

• KRIM adalah emulsi semi-padat untuk


penggunaan luar.
• Karena kandungan airnya, krim rentan
terhadap kontaminasi mikroba dan
mengandung pengawet atau diberi umur
simpan yang pendek.
• Krim lebih mudah diaplikasikan dan tidak
terlalu berminyak dibandingkan salep, jadi
pasien lebih menyukainya.
SALEP KULIT

• Salep bersifat semi padat untuk


penggunaan topikal.
PASTA

• Pasta adalah sediaan semipadat untuk


penggunaan eksternal.
• Pasta berbeda dari krim dan salep
karena mengandung banyak serbuk
halus, seperti pati. Hal ini membuatnya
sangat kaku sehingga tidak mudah
menyebar ke permukaan kulit.
• Obat korosif seperti ditranol sering
diformulasikan sebagai pasta,
sehingga pasta yang dioleskan pada
lesi psoriatis dan tidak akan menyebar
ke kulit yang sehat (iritasi).
GEL

• Gel adalah bentuk sediaan semi padat untuk


penggunaan topikal atau lokal.
• GEL biasanya transparan atau tembus cahaya.
• Spermisida dan pelumas sering kali disajikan
dalam bentuk gel.
• Istilah 'gel' juga digunakan untuk
menggambarkan suspensi koloid dari obat-
obatan ANTASIDA.
LOSION

• Losion adalah cairan untuk penggunaan luar


berupa larutan, suspensi atau emulsi.
• LOSION memiliki berbagai kegunaan, yang
meliputi antiseptik, parasiticidal dan
menyejukkan.
• Losion dengan basis alkohol harus dihindari
pada penderita asma dan anak-anak, karena
uap beralkohol dapat menyebabkan kesulitan
bernapas. Produk berbahan dasar air lebih
disarankan.
LINIMENTS
• Ini adalah cairan untuk penggunaan luar,
yang digunakan untuk meredakan
ketidaknyamanan dari ketegangan otot dan
cedera.
• Karena sifat rubefacient (obat gosok),
beberapa olahragawan menggunakannya
sebelum memulai aktivitas olahraga untuk
menghindari kerusakan otot.
• Contoh bahan aktif yang ditemukan dalam
obat gosok adalah minyak terpentin dan
metil salisilat.
BALSEM
• Balsem merupakan sediaan seperti salep
yang mudah dioleskan (Farmakope
Indonesia).
• Minyak kental yang mengandung minyak
damar dan minyak asiri, terasa panas jika
digosokkan pada kulit, sebagai obat sakit
kepala, masuk angin dan sebagainya (KBBI)
• Balsem adalah minyak kental yg
mengandung minyak damar dan minyak asiri,
terasa panas.
• Aplikasi balsem adalah dengan dioles dan
digosok pada kulit.
• Manfaat penggunaan balsem adalah
mengurangi rasa pegal pada otot, yang
disebabkan karena rasa panas dari balsem.
• Kandungan minyak atsiri dari bunga
menyebabkan sensasi menenangkan setelah
penggunaan balsem.
COLLODIONS

• Ini adalah sediaan cair untuk penggunaan


luar.
• Cairan tersebut digunakan pada kulit,
membentuk lapisan film yang fleksibel.
• Collodians mengandung zat seperti asam
salisilat, yang digunakan untuk efek
keratolitiknya dalam pengobatan KUTIL
SERBUK
TABUR
• Ini adalah serbuk halus
untuk penggunaan
luar.
• Kegunaan utamanya
adalah sebagai
pelumas untuk
mencegah gesekan
antara permukaan
kulit dan sebagai
antiseptik pada luka
ringan.
SISTEM PENGHANTARAN
TRANSDERMAL

• Istilah ini digunakan untuk


mendeskripsikan patch adhesif
yang bila diterapkan pada kulit,
memberikan dosis obat yang
terkontrol selama periode
waktu tertentu untuk
menghasilkan efek sistemik.
III.
REKTAL/VAGINAL

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


SUPOSITORIA

Ini adalah bentuk sediaan padat


untuk dimasukkan ke dalam
rectum, digunakan untuk terapi
lokal dan sistemik.
PESSARIES/OVULA

• Pessaries adalah
bentuk sediaan padat
untuk dimasukkan ke
dalam vagina yang
digunakan untuk efek
lokal dan sistemik.
ENEMA
• Enema adalah larutan berminyak atau
berair yang diberikan lewat rektal.
• Sejumlah obat diformulasikan sebagai
enema dan digunakan untuk
mengobati kondisi seperti sembelit
atau kolitis ulserativa.
• Enema juga digunakan dalam
pemeriksaan sinar-X pada usus bagian
bawah
• Dam juga untuk efek sistemik, seperti
penggunaan diazepam pada status
epileptikus dan kejang demam.
IV. INHALASI
AEROSOL
• Aerosol terdiri dari kemasan
bertekanan yang berisi obat dalam
larutan atau suspensi dan propelan
sebagai pendorong.
• Aerosol paling sering digunakan untuk
efek lokalnya dalam pengobatan asma.
• Perangkat ini dilengkapi dengan katup
pengukur yang mengukur dosis obat
yang tersisa setiap kali perangkat
ditembakkan/disemprotkan.
• Beberapa aerosol digunakan secara
topikal, terutama untuk pengobatan
keseleo dan cedera otot. Aerosol ini
mengandung obat antiinflamasi
nonsteroid atau anti iritasi.
INHALASI
• Ini adalah sediaan yang mengandung obat-obatan yang
mudah menguap, yang mungkin memiliki efek
menguntungkan pada gangguan saluran pernapasan
bagian atas seperti hidung tersumbat.
• Beberapa inhalasi mengandung zat yang mudah menguap
pada suhu kamar dan pasien dapat meredakan nyeri
dengan menambahkan beberapa tetes pada sapu tangan
atau masker untuk menghirup uapnya.
• Penghirupan lain ditambahkan ke air panas dan uap yang
diresapi kemudian dihirup.
• Banyak pengguna jenis inhalasi yang terakhir
menggunakan air mendidih.
• Apoteker sebaiknya tidak menyarankan hal ini, karena
uap yang dihasilkan terlalu panas dan dapat merusak
selaput lendir saluran pernapasan bagian atas.
V. EENT

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC


OBAT TETES TELINGA

• Obat, atau campuran obat, disajikan sebagai


larutan atau suspensi dalam pembawa yang
sesuai seperti air, gliserol, propilen glikol atau
alkohol.
• Tetesan dimasukkan ke telinga, menggunakan
pipet.
• Beberapa pembawa, seperti alkohol, dapat
menyebabkan rasa perih saat dioleskan ke
telinga.
• Jika pasien merasa tingkat sengatannya tidak
dapat diterima, mereka mungkin harus diberikan
obat tetes telinga dengan bahan berair.
TETES MATA DAN SALEP MATA
TETES DAN
SEMPROTAN HIDUNG
• Ini adalah larutan isotonik yang digunakan untuk
merawat kondisi hidung.
• Dekongestan yang bekerja secara lokal biasanya
disajikan sebagai obat tetes hidung.
• Wadah tersebut mencakup alat penetes untuk
memungkinkan pasien memasukkan dosis yang tepat
ke dalam lubang hidung yang terkena.
• Penggunaan obat tetes hidung secara berlebihan
sering terjadi karena pasien merasa sulit untuk
menilai jumlah tetes yang diberikan.
• Sediaan lain untuk penggunaan lokal dan sistemik
disajikan sebagai semprotan (meteran atau pompa).
GARGLES (OBAT
KUMUR)
• Obat kumur adalah larutan air yang
digunakan untuk mengobati infeksi
tenggorokan, yang sering disajikan dalam
bentuk concentrated (kental) dengan
instruksi pengenceran.
• Obat kumur tidak boleh ditelan tetapi
ditahan di tenggorokan sambil
menghembuskan napas melalui cairan.
• Setelah jangka waktu yang sesuai,
biasanya sekitar satu menit, pasien harus
meludahkan obat kumur.
MOUTHWASHES

• Formulasi ini mirip dengan obat kumur,


tetapi digunakan secara khusus untuk
mengobati kondisi mulut.
• Bahan aktifnya biasanya antiseptik atau
bakterisida.
VI. SEDIAAN
STERIL
IMPLANT
• Istilah ini mengacu pada bentuk sediaan padat yang
dimasukkan di bawah kulit dengan sayatan bedah
kecil.
• Implan paling sering digunakan untuk terapi
penggantian hormon atau sebagai kontrasepsi.
• Pelepasan obat dari implan umumnya lambat dan
terapi jangka panjang.
• Dalam kasus implan kontrasepsi, efeknya berlanjut
hingga 3 tahun.
• Implan testosteron yang digunakan dalam pengobatan
hipogonadisme pria akan mempertahankan kadar
hormon yang memadai pada pasien selama 4-5 bulan.
• Ingat : implan harus steril.
IRIGASI
• Ini adalah larutan steril yang paling umum
digunakan dalam perawatan kandung kemih
yang terinfeksi. Larutan steril natrium
klorida 0,9% (garam fisiologis) digunakan
untuk mengobati berbagai infeksi patogen
saluran kemih.
• Obat antijamur seperti amfoterisin dan
sitotoksik yang bekerja secara local DAN
doksorubisin dan mitomisin, dimasukkan ke
dalam kandung kemih, sebagai irigasi,
masing-masing untuk mengobati infeksi
mikotik dan tumor kandung kemih.
BENTUK SEDIAAN CAIR
BENTUK SEDIAAN PADAT
BENTUK SEDIAAN SETENGAH PADAT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai