Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN PROYEK

(SIL 306)
KELAS REGULER B
SESI 4 : 12/11/20

Pengajar
Ir. H. HERMAN HIDAYAT, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS


UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Materi Kuliah Sesi 3

Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan – Kontraktor

Proses Pembentukan Organisasi Proyek

Bentuk-bentuk Organisasi Proyek


HUBUNGAN KERJA PEMILIK
PROYEK – KONSULTAN –
KONTRAKTOR
Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan –
Kontraktor

 Dari sekian banyak stakeholders, ada tiga pihak yang


sangat berperan dalam suatu kegiatan proyek, mulai dari
tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan, yaitu
Pemilik Proyek, Konsultan dan Kontraktor.

 Dalam melaksanakan kegiatan proyek, para pihak


tersebut sesuai fungsinya berinteraksi satu sama lain
mengikuti suatu pola hubungan kerja tertentu.
Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan –
Kontraktor

PEMILIK
PROYEK
JASA BANGUNAN
PENGGUNA JASA
KONTRAK ------------------ --- KONTRAK
BIAYA PENYEDIA JASA BIAYA

PERSYARATAN TEKNIS

KONSULTAN PERATURAN PELAKSANAAN KONTRAKTOR

REALISASI PERSYARATAN TEKNIS


Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan –
Kontraktor

Antara Pemilik Proyek, Konsultan dan Kontraktor terjadi


hubungan kerja sebagai berikut :

a. Pemilik Proyek dengan Konsultan


- Ikatan berdasarkan kontrak.
- Konsultan memberikan layanan jasa konsultansi
dengan produk antara lain berupa gambar-gambar
rencana, peraturan dan syarat-syarat teknis.
- Pemilik Proyek memberikan imbalan berupa biaya
atas jasa konsultansi yang diberikan oleh Konsultan.
Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan –
Kontraktor

b. Pemilik Proyek dengan Kontraktor


- Ikatan berdasarkan kontrak.
- Kontraktor memberikan layanan jasa penyelesaian
pekerjaan konstruksi dengan produk berupa
bangunan, sebagai realisasi dari keinginan Pemilik
Proyek yang telah dituangkan kedalam gambar-gambar
rencana, peraturan dan syarat-syarat teknis oleh
Konsultan.
- Pemilik Proyek memberikan imbalan berupa biaya
atas jasa penyelesaian pekerjaan konstruksi yang telah
diberikan oleh Kontraktor.
Hubungan Kerja Pemilik Proyek – Konsultan –
Kontraktor

c. Konsultan dengan Kontraktor


- Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.
- Konsultan memberikan gambar-gambar rencana,
peraturan dan syarat-syarat teknis.
- Kontraktor harus merealisasikan bangunan
berdasarkan gambar-gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat teknis yang diberikan oleh Konsultan.
PROSES PEMBENTUKAN
ORGANISASI PROYEK
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
 Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir
(organizing) atau membentuk organisasi adalah kegiatan
mengatur unsur-unsur sumberdaya perusahaan yang
terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana dan
lain-lain dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
(Soeharto, 1997).

 Didalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar


pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan,
pembagian tugas, serta tanggung jawab masing-masing
kelompok dan pimpinan.
Proses Pembentukan Organisasi Proyek

Urutan kegiatan dalam mengorganisir atau pembentukan


organisasi proyek yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan Identifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan
2. Mengelompokkan Pekerjaan
3. Menyiapkan Pihak yang akan Menangani Pekerjaan
4. Mengetahui Wewenang dan Tanggung Jawab serta
Memulai Pekerjaan
5. Menyusun Mekanisme Koordinasi.
(Soeharto, 1997).
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
1. Melakukan Identifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan

Lingkup proyek terdiri dari sejumlah besar pekerjaan.


Karena itu perlu dilakukan identifikasi dan klasifikasi
untuk mengetahui seberapa besar volume dan jenis
masing-masing pekerjaan sesuai lingkup proyek tersebut
guna mengetahui sumberdaya dan jadwal yang
diperlukan.
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
2. Mengelompokkan Pekerjaan

Setelah melakukan identifikasi dan klasifikasi,


dilanjutkan dengan mengelompokkan setiap pekerjaan
tersebut kedalam unit atau paket yang masing-masing
telah diidentifikasi biayanya, jadwalnya dan mutunya.
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
3. Menyiapkan Pihak yang akan Menangani Pekerjaan

Simultan dengan langkah pada butir 1 dan 2 tersebut,


dilakukan penyiapan pihak-pihak yang akan menerima
tugas di atas, antara lain :
- memilih keterampilan dan keahlian kelompok yang
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan; dan
- menginformasikan sasaran yang ingin dicapai terkait
dengan unit atau paket kerja yang akan menjadi
tanggung jawabnya.
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
4. Mengetahui Wewenang dan Tanggung Jawab serta
Memulai Pekerjaan

Agar hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, maka


kelompok yang menerima pekerjaan harus mengetahui
batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya.
Hal ini penting untuk menghindari tumpang tindih dan
duplikasi wewenang dan tanggung jawab kelompok
penerima pekerjaan.
Setelah jelas wewenang dan tanggung jawab masing-
masing kelompok, maka pekerjaan dapat dimulai.
Proses Pembentukan Organisasi Proyek
5. Menyusun Mekanisme Koordinasi

Penyelenggaraan proyek melibatkan peserta dalam


jumlah yang besar. Sedangkan jadwal pelaksanaan
pekerjaan saling terkait satu dengan yang lain.
Oleh karena itu perlu adanya mekanisme koordinasi
agar semua bagian pekerjaan proyek yang ditangani
oleh para peserta tersebut dapat bergerak menuju
sasaran secara sinkron.
BENTUK-BENTUK
ORGANISASI PROYEK
Bentuk-bentuk Organisasi Proyek

Bentuk-bentuk organisasi proyek dikelompokkan menjadi


empat jenis :
1. Organisasi Tradisional
2. Organisasi Pembangun – Pemilik (Swakelola)
3. Organisasi Proyek Putar Kunci (Turn Key Project)
4. Organisasi Manajemen Konstruksi.
(Barrie, 1995).
Organisasi Tradisional

Organisasi Tradisional memiliki kondisi antara lain :

 Pemilik proyek mempekerjakan seorang perencana yang


bertugas membuat rancangan dan spesifikasi proyek.

 Pemilik proyek memonitor dan mengawasi implementasi


proyek.

 Pembangunan dilakukan oleh kontraktor utama yang


memberikan jasa melalui kesepakatan dalam kontrak.
Organisasi Tradisional

 Beberapa pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan oleh


subkontraktor dimana hubungan antara subkontraktor
dengan kontraktor utama terikat dalam kontrak kerja.

 Subkontraktor berada dibawah pengawasan kontraktor


utama serta bertanggung jawab kepada kontraktor utama.
Struktur Organisasi Tradisional
Pemilik
Proyek

Kontraktor
Konsultan
Utama

Kerja dengan
Kemampuan Subkontraktor
Sendiri
Organisasi Pembangun – Pemilik (Swakelola)

Organisasi ini merupakan turunan dari organisasi


tradisional dan memiliki kondisi diantaranya :

 Pemilik proyek bekerja dengan kemampuan sendiri, baik


pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi
sehingga pemilik proyek adalah sebagai perencana
sekaligus kontraktor.

 Meskipun pemilik proyek juga bertindak sebagai


kontraktor, namun beberapa pekerjaan konstruksi dapat
diberikan kepada kontraktor atau subkontraktor.
Struktur Organisasi Pembangun – Pemilik
Pemilik
Proyek

Divisi Divisi
Perencana Pelaksana

Kerja dengan
Kontraktor/
Kemampuan
Subkontraktor
Sendiri
Organisasi Turn Key Project

Kondisi pada organisasi turn key project antara lain :

 Kegiatan perencanaan, perancangan dan pelaksanaan


proyek dilakukan oleh satu perusahaan.

 Beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor dapat


dilakukan oleh subkontraktor-subkontraktor spesialis.
Struktur Organisasi Turn-Key Project
Pemilik
Proyek

Konsultan
Kontraktor

Kontraktor
Konsultan
Utama

Kerja dengan
Kemampuan Subkontraktor
Sendiri
Organisasi Manajemen Konstruksi
Organisasi ini memiliki kondisi antara lain :

 Merupakan bentuk organisasi yang mempersatukan tiga


unsur dalam suatu proyek, yaitu pemilik proyek, konsultan
dan manajer konstruksi.

 Manajer konstruksi bertindak sebagai wakil dari pemilik


proyek.

 Adanya kesempatan dilakukan rekayasa nilai (value


engineering), baik dalam tahap perencanaan, penawaran,
maupun penunjukan kontraktor.
Struktur Organisasi Manajemen
Konstruksi
Pemilik
Proyek

Manajemen
Konstruksi

Konsultan
Kontraktor
Perencana
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai