Anda di halaman 1dari 19

MODUL 6

PEMBERIAN
DAN
VERIFIKASI OBAT
oleh : A. Natalia Prihapsari, M.Sc., Apt

11 September – 12 September 2021


Schedule
Sabtu, Pengantar pemberian obat
11 September 2021 sesuai wewenang
07.00-09.30 Agatha
  09.30-13.00 Mengerjakan tugas mandiri 1 Natalia
6
Prihapsari,
M.Sc., Apt
Pendampingan dan diskusi
 
tugas mandiri I
13.00-15.00
         
Review Tugas Mandiri dan
Minggu,
penyampaian case based
12 September 2021
07.00-09.30 learning

Mengerjakan tugas mandiri II Agatha


dan perbaikan tugas mandiri Natalia
  6
I dan perbaikan tugas Prihapsari,
mandiri I M.Sc., Apt
09.30-13.00

Review case based learning


 
dan kesimpulan
13.00-15.00
PEMBERIAN OBAT

Proses pengobatan menggambarkan suatu


proses normal atau fisiologik dari pengobatan,
sehingga diperlukan pengetahuan, keahlian dan
berbagai pertimbangan profesional dalam
setiap tahap sebelum membuat suatu
keputusan.
Tenaga farmasi bertugas memberikan
pelayanan informasi obat ke pasien supaya
penggunaan obat berjalan secara efektif,
meminimalkan efek yang tidak diinginkan dan
biaya terjangkau.
PELAYANAN INFORMASI
OBAT (PIO)
PIO adalah kegiatan yang dilakukan
oleh Apoteker dalam
pemberian informasi mengenai Obat
yang tidak memihak, dievaluasi dengan
kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek
penggunaan Obat kepada profesi
kesehatan lain, pasien atau
masyarakat.
Tujuan PIO
a.Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan
tenaga kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar
Rumah Sakit.
b.Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai, terutama bagi Panitia Farmasi dan
Terapi.
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
KEGIATAN PIO
a. Menyediakan informasi
bagi Panitia Farmasi dan
a. Menerbitkan buletin,
Terapi sehubungan
a. Menjawab pertanyaan. leaflet, poster,
dengan penyusunan
newsletter.
Formularium Rumah
Sakit.

a. Bersama dengan Tim a. Melakukan pendidikan


Penyuluhan Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS)
berkelanjutan bagi
melakukan kegiatan tenaga kefarmasian dan a. Melakukan penelitian.
penyuluhan bagi pasien tenaga kesehatan
rawat jalan dan rawat inap. lainnya dan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

a.Sumber daya manusia


PIO
Tempat

Perlengkapan

Sarana
Metode PIO
a. PIO dilayani oleh farmasis selama 24 jam atau on call
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit.
b. PIO dilayani oleh farmsis pada jam kerja, sedang di
luar jam kerja dilayani oleh farmasis instalasi farmasi
yang sedang tugas jaga.
c. Tidak ada petugas khusus, PIO dilayani oleh semua
farmasis instalasi farmasi, baik pada jam kerja
maupun di luar jam kerja.
Metode Pelayanan Informasi Obat oleh Farmasis
Pelayanan informasi obat oleh farmasis pada hakikatnya adalah
aplikasi dari ilmu komunikasi. Untuk itu, metode yang dapat
digunakan dalam pelayanan resep dokter adalah menggunakan 3
pertanyaan dasar yang disampaikan kepada pasien sebelum
melakukan PIO.
3 pertanyaan dasar

Apa yang telah dokter katakan


tentang obat Anda?

Apa yang dokter


1. Metode PIO jelaskan tentang
harapan setelah minum obat ini?

Bagaimana penjelasan dokter


tentang cara minum obat ini?
SASARAN PIO

DOKTER

APOTEKER/ FARMASIS

1. Metode PIO
PERAWAT

PASIEN

KELOMPOK PENELITI
Bentuk PIO
a.Berhadapan langsung dengan orang yang
meminta informasi obat.
b.Pelayanan informasi obat bersifat umum.
c. Pelayanan informasi obat bersifat individual di
ruangan (pasien rawat inap dan pasien rawat
jalan).
d.Melalui telepon.
e.Melalui website/email.
f. Melalui tulisan (brosur, poster, leaflet).
g.Melalui televisi, radio.
h.Melalui media sosial.
Sumber PIO SUMBER PUSTAKA :
Sumber daya meliputi:
1)Tenaga kesehatan PRIMER
Dokter, farmasis, dokter gigi, perawat,
tenaga kesehatan lain.
2)Sarana
Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, SEKUNDER
internet, dan perpustakaan.
3)Prasarana
Industri farmasi, Badan POM, Pusat
TERSIER
Informasi Obat, Pendidikan Tinggi
Farmasi, organisasi profesi (dokter,
farmasis, dan lain-lain).
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di
Rumah Sakit harus bersinergi
dengan pelayanan kefarmasian
yang lain.
Peranan PIO untuk menunjang
pengembangan kebijakan
pengelolaan obat untuk
meningkatkan keamanan,
khususnya Obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medication).
I.High Alert Medication (HAM)
High alert medication (HAM) atau obat-obatan yang perlu
diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadinya
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome), seperti:
• obat/-obat yang terlihat mirip atau kedengarannya mirip (Nama
Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM
• Look Alike Sound Alike/LASA) (Permenkes, 2011).
Verifikasi Pemberian obat

Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang


mengakibatkan kecacatan atau kematian maka diperlukan
sasaran untuk menghindari atau meminimalkan kesalahan
tersebut. Diperlukan enam sasaran keselamatan pasien adalah
sebagai berikut.
Sasaran 1 :Ketepatan identifikasi pasien.

Sasaran 2 :Peningkatan komunikasi yang baik

Sasaran 3 :Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.

Sasaran 4 :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi.

Sasaran 5 :Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan.

Sasaran 6 :Pengurangan risiko pasien jatuh.


Obat yang perlu diwaspadai
(high-alert medications) adalah:
1. Obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinelevent).

2. Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA).

3. Obat yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat
secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat,
natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai