PEMBERIAN
DAN
VERIFIKASI OBAT
oleh : A. Natalia Prihapsari, M.Sc., Apt
Perlengkapan
Sarana
Metode PIO
a. PIO dilayani oleh farmasis selama 24 jam atau on call
disesuaikan dengan kondisi rumah sakit.
b. PIO dilayani oleh farmsis pada jam kerja, sedang di
luar jam kerja dilayani oleh farmasis instalasi farmasi
yang sedang tugas jaga.
c. Tidak ada petugas khusus, PIO dilayani oleh semua
farmasis instalasi farmasi, baik pada jam kerja
maupun di luar jam kerja.
Metode Pelayanan Informasi Obat oleh Farmasis
Pelayanan informasi obat oleh farmasis pada hakikatnya adalah
aplikasi dari ilmu komunikasi. Untuk itu, metode yang dapat
digunakan dalam pelayanan resep dokter adalah menggunakan 3
pertanyaan dasar yang disampaikan kepada pasien sebelum
melakukan PIO.
3 pertanyaan dasar
DOKTER
APOTEKER/ FARMASIS
1. Metode PIO
PERAWAT
PASIEN
KELOMPOK PENELITI
Bentuk PIO
a.Berhadapan langsung dengan orang yang
meminta informasi obat.
b.Pelayanan informasi obat bersifat umum.
c. Pelayanan informasi obat bersifat individual di
ruangan (pasien rawat inap dan pasien rawat
jalan).
d.Melalui telepon.
e.Melalui website/email.
f. Melalui tulisan (brosur, poster, leaflet).
g.Melalui televisi, radio.
h.Melalui media sosial.
Sumber PIO SUMBER PUSTAKA :
Sumber daya meliputi:
1)Tenaga kesehatan PRIMER
Dokter, farmasis, dokter gigi, perawat,
tenaga kesehatan lain.
2)Sarana
Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, SEKUNDER
internet, dan perpustakaan.
3)Prasarana
Industri farmasi, Badan POM, Pusat
TERSIER
Informasi Obat, Pendidikan Tinggi
Farmasi, organisasi profesi (dokter,
farmasis, dan lain-lain).
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di
Rumah Sakit harus bersinergi
dengan pelayanan kefarmasian
yang lain.
Peranan PIO untuk menunjang
pengembangan kebijakan
pengelolaan obat untuk
meningkatkan keamanan,
khususnya Obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medication).
I.High Alert Medication (HAM)
High alert medication (HAM) atau obat-obatan yang perlu
diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadinya
kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome), seperti:
• obat/-obat yang terlihat mirip atau kedengarannya mirip (Nama
Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM
• Look Alike Sound Alike/LASA) (Permenkes, 2011).
Verifikasi Pemberian obat
2. Obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti
obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA).
3. Obat yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat
secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat,
natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
TERIMA KASIH