60

DISLIPIDEMIA
 61

GESTATIONAL DIABETES MELITUS

Tahap-1

Tahap-2
62
DIABETES MELITUS
63
 Osteopenia
Hipertensi
Hiperplasia adrenal
Hiperglikemia
cortex
(diabetes)
Obesity
 64

TUMOR HIPOFISIS
MEN
 𝐏𝐚𝐫𝐚+𝐍𝐨 𝐩𝐡𝐞𝐨
√ P

√ P
 65

DIABETES MELITUS
 66

HIPERTIROIDISME – TIROIDITIS (THYROIDITIS

 67

DIABETES MELITUS
68
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
 Pasien dengan diagnosis Amenorrhea primer
(Hipergonadotropik hypogonadism)
Rencana pemeriksaan kariotipe kromosom

AMENOREA
69
 Hot/
toxic nodule

Cold/ non-toxic nodule

 Pasien dengan Nodul tiroid non-toxic/ cold
nodule - tanpa ada manifestasi kecurigaan
karsinoma
Rencana pemeriksaan BAJAH dengan
tuntunan USG

NODUL TIROID
70
Melalui aktivasi adrenergik

Efek hormone tiroid secara

langsung
Pasien didiagnosis dengan thyrotoxic hypokalemic
paralysis
Pasien diberikan koreksi kalium 3-4 flacon KCl 20
meq/L secara intravena (kontrol elektrolit post-koreksi)
Pemberian propranolol 20-40 mg/ 8-12 jam/ oral
Pemberian anti-tiroid oral sebagai terapi definitive
thyrozol 30-60 mg/ 24 jam/ oral

HIPERTIROIDISME
THYROTOXIC HYPOKALEMIC PARALYSIS
71
Biasanya
saya 1
bulan,
ternyata
2 bulan
 • Pasien didiagnosis dengan Hipotiroid + Dislipidemia
• Dilakukan pemeriksaan anti-TPO
• Bila positif segera terapi mulai dosis levothyroxine 25-50
mcg/ 24 jam/ oral, evaluasi TSH setiap 2 bulan.
• Bila negative dan asimtomatik, dilakukan pemeriksaan kadar
TSH 3 bulan kemudian, bila masih tinggi, maka terapi
levothyroxine 25-50 mcg/ 24 jam/ oral, evaluasi TSH setiap 2
bulan
• Bila negative dan simtomatik, maka terapi
• Bila negative dan kadar TSH > 10 iu/ml, maka terapi

• Untuk dislipimedia, bisa di berikan statin low-moderate

dose, atau dilakukan follow up profile lipid 3-6 bulan
HIPOTIROIDISME kemudian setelah dimulainya pemberian levothyroxine
72
 • Pasien dengan diagnosis Ketoacidosis diabetic +
Suspek diabetes melitus tipe-1
• Rencana pemeriksaan lengkap dengan AGD dan
urinalisa untuk deteksi ketone
• Patofisiologi DM-1 adalah defisiensi insulin
akibat destruksi sel beta pancreas karena
autoimun atau penyebab lain
• Rencana terapi sesuai protocol PERKENI

DIABETES MELITUS
73
Tissue culture not blood culture
 • Pasien didiagnosis dengan Ulkus kaki Diabetes
• Dilakukan pemeriksaan ABI untuk menilai
komplikasi vaskulopati
• Dilakukan pemeriksaan monofilament untuk
menilai komplikasi neuropati
• Dilakukan pemeriksaan foto thorax untuk menilai
derajat ulkus
• Bila derajat ulkus klasifikasi wagner 3, maka
DIABETES MELITUS dilakukan kultur jaringan dan pemberian
KAKI DIABETES antibiotic empiris.
74
Hypothyroidism

Hyperthyroidism

Gondok endemik

Cold/hot thyroid
nodule
 • Pasien didiagnosis dengan hypothyroidism
• Mulai terapi dengan levothyroxine 50-100 mcg/
24 jam/ oral
• Pemeriksaan anti-TPO positif atau negative tetapi
memulai terapi levothyroxine

HIPOTIROIDISME
75
 • Pasien mempunyai real HbA1C 12-14%
• Pemberian glucosidase alfa dan DDP-4 inhibitor dapat diberikan pada CKD, tetapi tidak dapat
mencapai target glikemik
• Kombinasi basal insulin dan glimepiride jangan diberikan pada pasien CKD, karena memiliki
risiko sangat tinggi untuk hipoglikemia
• Pasien diberikan regimen insulin basal-bolus dosis 0.2-0.5 unit/ kgBB/hari (40:60)
DIABETES MELITUS
 76

DIABETES MELITUS
77
 • Pasien didiagnosis dengan hyperthyroidism in
pregnancy
• Pasien memasuki trimester 2 sehingga
diberikan dosis thyrozol 5-10 mg/ 24 jam/ oral
dengan monitor FT4 dan TSH setiap bulan

HIPERTIROID
HIPERTIROID DAN KEHAMILAN
78
 • Pasien didiagnosis dengan polydipsia primer
atau diabetes insipidus psikogenik
• Diedukasi untuk retriksi intake cair dan
diberikan anti-cemas seperti golongan
benzodiazepine (clobazam/ alprazolam) atau
dikonsulkan TS psikiatri untuk terapi psikogenik

DIABETES INSIPIDUS
79
 • Pasien didiagnosis dengan
hipoglikemia ec. Suspek insulinoma
• Dilakukan pemeriksaan tes supresi:
• Pasien dipuasakan dan dilakukan
monitoring glukosa/ 4 jam
• Bila GDP <= 60 mg/dL, maka
dilakukan monitoring glukosa/
jam
• Bila ditemukan tanda-tanda
HIPOGLIKEMIA hipoglikemia, maka lakukan
INSULINOMA pemeriksaan kadar pro-insulin/
C-peptide/ insulin plasma
• Bila kadar-nya tetapi tinggi pada
kondisi manifestasi hipoglikemia,
maka ditegakkan insulinoma.
• Dilakukan pemeriksaan CT-scan
abdomen/ MRI-abdomen untuk
melihat massa di pankreas
80
 Hot/
toxic nodule

Cold/ non-toxic nodule

 • Pasien didiagnosis dengan non-toxic
nodular goiter.
• Tidak ditemukan adanya tanda-
tanda kecurigaan kanker, maka
pasien dilakukan BAJAH dengan
tuntunan USG.
• Bila didapatkan kanker, maka
dikonsulkan ke TS Bedah untuk
pembedahan, yang diikuti dengan
terapi supresi Levothyroxine
• Bila didapatkan tumor jinak, maka
dapat diobservasi/ 6 bulan, atau bisa
dilakukan pembedahan, bergantung
preverensi pasien.
NODUL TIROID
81
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
 • Pasien didiagnosis dengan
Amenorea primer
• Pasien diperiksakan kadar serum LH
dan FSH
• Bila kadar LH dan FSH rendah, maka
dilakukan pemeriksaan kadar
hormone pituitary anterior seperti
prolactin, IGF-1, ACTH, dll, serta
dilakukan pemeriksaan CT-scan/ MRI
kepala
• Bila kadar LH dan FSH rendah, maka
dilakukan pemeriksaan kromosom.

AMENOREA
82
 • Pasien didiagnosis dengan Diabetes
Insipidus central, dan diberikan
terapi Desmopressin oral 0.1 mcg/
24 jam/ oral.
• Bila keluhan masih belum membaik,
maka dilakukan penambahan dosis
sebesar 0.2 mcg/ 24 jam/ oral.
• Monitoring elektrolit (Na) selama
pemberian desmopressin.

DIABETES INSIPIDUS
134
 Pasien didiagnosis dengan
1. SIADH

• Pasien baiknya dilakukan pemeriksaan

osmolalitas urine 24 jam dan water
deprivation test untuk memastikan
causa polydipsia
• Pada SIADH, osmolalitas urine 24 jam
meningkat, dan dengan hasil
euvolemic hipotonik hyponatremia
• SIADH tidak dikaitkan dengan
polydipsia dan poliuria
HIPONATREMIA
SIADH
OBAT ANTIDEPRESAN
135
 Pasien didiagnosis dengan
1. Grave’s disease
2. Gravid G1P0A0 16 minggu

• Pasien diberikan Methimazole 10-20

mg/ hari dengan control hormone
tiroid setiap bulan
HIPERTIROID
HIPERTIROID DAN KEHAMILAN
 136

DISLIPIDEMIA
137
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
 Pasien dengan diagnosis
1. Amenorrhea primer
(Hipergonadotropik hypogonadism)

Pasien direncana pemeriksaan kariotipe

kromosom

AMENOREA
138
 Pasien dengan diagnosis
1. Suspek tumor hipofisis

Pasien direncanakan pemeriksaan dasar hormone

hipofisis seperti LH FSH, ACTH, TSH, insulin-like GF,
dan prolactin
TUMOR HIPOFISIS Serta pemeriksaan radiologi CT-scan atau MRI kepala
MEN
 139

HIPERTIROIDISME – TIROIDITIS (THYROIDITIS

210
Tahap-1

Tahap-2
 Pasien didiagnosis dengan
1. Gestational diabetes mellitus

Pasien diberikan
• Pengaturan diet: diet DM 1500 kkal
• Human insulin

GESTATIONAL DIABETES MELITUS

211
METFORMIN GLITAZONE
• Gastrointestinal • Peningkatan BB
• Asidosis laktat • Osteoporosis
• Defisiensi • Kardiovaskular
vitamin B12 • Edema
sehingga
anemia Kontraindikasi:
megaloblastic • Kenaikan enzim
hati
Kontraindikasi: • Gagal jantung
• Gangguan
fungsi ginjal
• Gangguan
fungsi hati
• Gagal jantung
• Infeksi berat
• Alkoholik
• Usia > 80 tahun
SULFONILUREA ALPHA-
• Hipoglikemia GLUKOSIDASE
• Peningkatan BB
• Gastrointestinal
INHIBITOR
• Gastrointestinal
• Diare
• Flatulence
Kontraindikasi:
• Usia lanjut
• Ganguan fungsi
hati Kontraindikasi:
• Gangguan ginjal • IBS
• DM-1 • IBD
• Hamil • Gangguan ginjal
• Menyusui • Obstruksi
saluran cerna
• Sirosis hati
DPP-IV GLP-1 agonist
INHIBITOR • ???
• Nasofaringitis
• Peningkatan
risiko saluran
kemih
Glitazone dan insulin
adalah pilihan terapi
pada pasien nefropati
diabetik
 Pasien didiagnosis dengan
1. Nefropati diabetes (G?A?)
2. Diabetes melitus tipe-2

Pasien diberikan
• Penghentian glimepiride dan metformin
• Pemberian Novorapid 6-6-6/ sc dan Lantus 0-0-14/
DIABETES MELITUS sc
212
DPP-IV GLP-1 agonist
INHIBITOR • ???
• Nasofaringitis
• Peningkatan
risiko saluran
kemih
 Pasien didiagnosis dengan
1. Diabetes melitus tipe-2
2. Obese derajat II
DIABETES MELITUS
Pasien diberikan
• Galvus (Vildagliptin) 50 mg 2x1
213
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
Pasien didiagnosis dengan
1. Amenorea primer

Pasien diberikan
• GnRH, LH, FSH
214
 Pasien didiagnosis dengan
1. Amenorea sekunder
2. Suspek tumor hipofisis

Pasien direncanakan
TUMOR HIPOFISIS • Pemeriksaan CT/ MRI kepala
215
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
 Pasien didiagnosis dengan
1. Amenorea primer (hipergonadotropik
hypogonadism)

Pasien direncanakan
AMENOREA • Pemeriksaan karyotype chromosome
216
DIABETES INSIPIDUS

Pasien didiagnosis dengan

1. Diabetes insipidus sentral

Pasien direncanakan
• Pemeriksaan karyotype chromosome
251
METFORMIN
• Gastrointestinal
• Asidosis laktat
• Defisiensi
vitamin B12
sehingga
anemia
megaloblastic

Kontraindikasi:
• Gangguan
fungsi ginjal
• Gangguan
fungsi hati
• Gagal jantung
• Infeksi berat
• Alkoholik
• Usia > 80 tahun
DPP-IV
INHIBITOR
• Nasofaringitis
• Peningkatan
risiko saluran
kemih
 251

Pasien didiagnosis dengan

1. Diabetes mellitus tipe-2

Pasien diberikan
• Penghentian Vildagliptin 50 mg 2x1 atau Linagliptin
DIABETES MELITUS 5 mg 2x1
1
Pasien didiagnosis dengan
1. Hipoadrenal primer suspek penyakit addison

Pasien direncanakan
• Pemeriksaan cortisol plasma pada menit 0-30-60
menit setelah pemberian cosintropin 250 mcg/ IM/
IV (Hipoadrenal primer tegak bila kadar korsitol
plasma < 500 nmol/L)
• Diberikan hidrokortison 100 mg/ iv bolus,
dilanjutkan dengan maintenance 10 mg/ jam/
intravena syringe pump selama 24 jam.

HIPOADRENAL
PENYAKIT ADDISON
GANGGUAN KELENJAR ADRENAL
2
Biasanya
saya 1
bulan,
ternyata
2 bulan
HIPOTIROID
3
GLITAZONE
• Peningkatan BB
• Osteoporosis
• Kardiovaskular
• Edema

Kontraindikasi:
• Kenaikan enzim
hati
• Gagal jantung
DIABETES MELITUS
11
HIPERPARATIROIDISME
13
DISLIPIDEMIA
33
DIABETES MELITUS
Board batch 37
104

OSTEOPOROSIS
Board batch 37
105

OSTEOPOROSIS
Board batch 37
106

OSTEOMALASIA
OSTEOMALACIA
Board batch 37
107

HIPERKALSEMIA
HYPERCALCEMIA
Board batch 37
108

HIPERKALSEMIA
HYPERCALCEMIA
Board batch 37
109

HIPERKALSEMIA
HYPERCALCEMIA
Board batch 37
110

HIPOKALSEMIA
HYPOCALCEMIA
Board batch 37
111

HIPOKALSEMIA
HYPOCALCEMIA
HIPOPARATIROIDISME
HYPOPARATHYROIDISM
Board batch 37
112

HYPOTHYROIDISM SEKUNDER
HIPOTIROIDISME
HIPOKALSEMIA
HYPOCALCEMIA
Board batch 37
113

HIPOKALSEMIA
HYPOCALCEMIA
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
PENYAKIT GINJAL KRONIK
HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER
SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM
Board batch 37
114

HIPOKALSEMIA (HYPOCALCEMIA)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (PENYAKIT GINJAL KRONIK)
HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER (SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM)
RENAL OSTEODYSTROPHY (OSTEODISTROFI RENAL)
Board batch 37
115

REFEEDING SYNDROME
HYPOPHOSPHATEMIC (HIPOFOSFATEMIA)
HYPOMAGNESEMIA (HIPOMAGNESEMIA)
HYPOKALEMIA (HIPOKALEMIA)
Board batch 37
116

GITELMAN SYNDROME (SINDROM GITELMAN)

HIPOKALEMIA (HYPOKALEMIA)
METABOLIC ALKALOSIS (ALKALOSIS METABOLIK)
Board batch 37
117

GITELMAN SYNDROME (SINDROM GITELMAN)

HIPOKALEMIA (HYPOKALEMIA)
METABOLIC ALKALOSIS (ALKALOSIS METABOLIK)
Board batch 37
118

GITELMAN SYNDROME (SINDROM GITELMAN)

HIPOKALEMIA (HYPOKALEMIA)
METABOLIC ALKALOSIS (ALKALOSIS METABOLIK)
HYPOMAGNESEMIA (HIPOMAGNESEMIA)
Board batch 37
119

OSTEOPOROSIS
Board batch 37
120

OSTEOPOROSIS AKIBAT GLUKOKORTIKOID

Board batch 37
121

HIPERKALSEMIA (HYPERCALCEMIA)
HIPERPARATIROID SEKUNDER (SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (PENYAKIT GINJAL KRONIK)
Board batch 37
122

HIPOKALSEMIA (HYPOCALCEMIA)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (PENYAKIT GINJAL KRONIK)
HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER (SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM)
RENAL OSTEODYSTROPHY (OSTEODISTROFI RENAL)
Board batch 37
123

HIPOKALSEMIA (HYPOCALCEMIA)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (PENYAKIT GINJAL KRONIK)
HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER (SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM)
RENAL OSTEODYSTROPHY (OSTEODISTROFI RENAL)
Board batch 37
124

HIPOKALSEMIA (HYPOCALCEMIA)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (PENYAKIT GINJAL KRONIK)
HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER (SECONDARY HYPERPARATHYROIDISM)
RENAL OSTEODYSTROPHY (OSTEODISTROFI RENAL)
Board batch 37
125

RASH AND FEVER

Board batch 37
126

PENYAKIT PAGET
PAGETS DISEASE
Board batch 37
127

PENYAKIT PAGET
PAGETS DISEASE
Pemeriksaan vitamin-D untuk diagnosis diferensial
dengan osteomalasia
Board batch 37
128

OSTEOGENESIS IMPERFECTA
PENYAKIT JARINGAN IKAT HEREDITER
Board batch 37
129

OSTEOGENESIS IMPERFECTA
PENYAKIT JARINGAN IKAT HEREDITER
Board batch 37
130

OSTEOGENESIS IMPERFECTA
PENYAKIT JARINGAN IKAT HEREDITER
Board batch 37
131

KESEHATAN REMAJA
DISORDER OF THE TESTES AND MALE REPRODUCTIVE SYSTEM
GANGGUAN TESTIS DAN SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Board batch 37
132

KESEHATAN REMAJA
DISORDER OF THE TESTES AND MALE REPRODUCTIVE SYSTEM
GANGGUAN TESTIS DAN SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
Board batch 37
133

KESEHATAN REMAJA
DISORDER OF THE TESTES AND MALE REPRODUCTIVE SYSTEM
GANGGUAN TESTIS DAN SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Board batch 37
134

SINDROM KLINEFELTER (KLINEFELTER SYNDROME)

DISORDER OF SEX DEVELOPMENT
GANGGUAN PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Hypergonadotropic hypogonadism
Board batch 37
135

DISORDER OF SEX DEVELOPMENT

GANGGUAN PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Board batch 37
136

SINDROM TURNER (AMENOREA PRIMER)

AMENOREA PRIMER (PRIMARY AMENORRHEA)
DISORDER OF SEX DEVELOPMENT (GANGGUAN PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL)
Tidak ada tanda-tanda seks sekunder Ada tanda-tanda seks sekunder
Board batch 37
137

DISORDER OF SEX DEVELOPMENT

GANGGUAN PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Board batch 37
138

DISFUNGSI EREKSI (ERECTILE DYSFUNCTION)

Board batch 37
139

DISFUNGSI EREKSI (ERECTILE DYSFUNCTION)

Board batch 37
140

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
141

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
142

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
143

SINDROM CONN (CONN’S SYNDROME)

ADRENAL ADENOMA
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
144

SINDROM CONN (CONN’S SYNDROME)

ADRENAL ADENOMA
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
145

SINDROM CONN (CONN’S SYNDROME)

ADRENAL ADENOMA
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
146

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
147

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
148

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
149

FEOKROMOSITOMA (PHEOCHROMOCYTOMA)
ADRENAL MEDULLA (MEDULA ADRENAL)
Board batch 37
150

FEOKROMOSITOMA (PHEOCHROMOCYTOMA)
ADRENAL MEDULLA (MEDULA ADRENAL)
Board batch 37
151

FEOKROMOSITOMA (PHEOCHROMOCYTOMA)
ADRENAL MEDULLA (MEDULA ADRENAL)
Board batch 37
152

HIPOGLIKEMIA (HYPOGLYCEMIA)
GLUCOSE COUNTER-REGULATORY RESPONSE
DIABETES MELITUS (DIABETES MELLITUS)
Board batch 37
153

HIPERTIROID
HIPERTIROID DAN KEHAMILAN
Board batch 37
154

HIPERKALSEMIA + MALIGNANSI
HYPERCALCEMIA + MALIGNANCY
Biphosphonates berguna pada kasus hiperkalsemia
akut akibat malignancy
Board batch 37
155

SINDROM ACTH EKTOPIK (ECTOPIC ACTH SYNDROME)

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)
PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
156

CORTICAL NODULAR HYPERPLASIA (KORTIKAL NODULAR HIPERPLASIA)

GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Tidak adanya massa di adrenal membedakan
hyperplasia adrenal dan sindrom conn
Board batch 37
157

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
158

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
159

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
160

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
161

OSTEOPOROSIS
Board batch 37
162

OSTEOPOROSIS
Batasan natrium/ hari < 3 gr
Board batch 37
163

OSTEOPOROSIS
Board batch 37
164

FEOKROMOSITOMA (PHEOCHROMOCYTOMA)
ADRENAL MEDULLA (MEDULA ADRENAL)
Board batch 37
165

FEOKROMOSITOMA (PHEOCHROMOCYTOMA)
ADRENAL MEDULLA (MEDULA ADRENAL)
Board batch 37
166

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
167

HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER (SECONDARY

HYPERPARATHYROIDISM)
HIPOKALSEMIA (HYPOCALCEMIA)
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
PENYAKIT GINJAL KRONIK
Peningkatan PTH menjadi acuan untuk mulainya terapi vitamin-D
Board batch 37
168

KESEHATAN REMAJA
DISORDER OF THE TESTES AND MALE REPRODUCTIVE SYSTEM
GANGGUAN TESTIS DAN SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
Board batch 37
169

PENYAKIT ADDISON (ADDISON’S DISEASE)

HIPOADRENALISM (HYPOADRENALISM)
INSUFISIENSI ADRENAL (ADRENAL INSUFFICIENCY)
Board batch 37
170

HIRSUTISME (HISUTISM)
HIPERANDOGENISME (HYPERANDROGENISM)
HIPERADRENAL (HYPERADRENAL)
Board batch 37
171

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)

PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
• Pemberian dosis dexamethasone 2 mg dilakukan
monitoring selama 48 jam.
• Dilakukan bila didapatkan peningkatan ACTH.
• Positif pada penyakit cushing
• Negative pada sindrom ectopic ACTH
Board batch 37
172

SINDROM ACTH EKTOPIK (ECTOPIC ACTH SYNDROME)

SINDROM CUSHING (CUSHING’S SYNDROME)
PENYAKIT CUSHING (CUSHING’S DISEASE)
GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
 • Pemberian dosis dexamethasone 2 mg dilakukan
monitoring selama 48 jam.
• Dilakukan bila didapatkan peningkatan ACTH.
• Positif pada penyakit cushing
• Negative pada sindrom ectopic ACTH
• Low dose untuk supresi kelenjar adrenal (cortisol)
• High dose untuk supresi pituitary (ACTH)
Board batch 37
173

FISIOLOGI HORMON KORTISOL (CORTISOL)

GANGGUAN KORTEKS ADRENAL (ADRENAL CORTEX DISORDER)
Board batch 37
174

HIRSUTISME (HISUTISM)
HIPERANDROGENISME (HYPERANDROGENISM)
HIPERADRENAL (HYPERADRENAL)
Board batch 37
175

HYPERPITUITARY SYNDROME (SINDROM HIPERPITUITARI)

GANGGUAN PITUITARI (PITUITARY DISORDER)
PROLAKTINOMA (PROLACTINOMA)
Board batch 37
176

KESEHATAN REMAJA
DISORDER OF THE TESTES AND MALE REPRODUCTIVE SYSTEM
GANGGUAN TESTIS DAN SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI
PERKEMBANGAN ORGAN SEKSUAL
• FSH hanya merangsang pematangan sel Leydig
• LH yang merangsang produksi testosteron
Board batch 37
177

DEFISIENSI HORMON CALCITONIN

Board batch 37
178

PENYAKIT PAGET
PAGETS DISEASE
Board batch 37
179

PENYAKIT PAGET
PAGETS DISEASE
Board batch 38
535

INSULINOMA
Board batch 38
536

DIABETES MELLITUS TIPE-2

Board batch 38
537

DIABETES MELLITUS TIPE-2

Board batch 38
538

KORTIKAL HIPERPLASIA NODULAR

CORTICAL NODULAR HYPERPLASIA
Board batch 38
539

ADRENAL INSUFFICIENCY
INSUFISIENSI ADRENAL
Board batch 38
540

GANGGUAN PERTUMBUHAN
Board batch 38
541

KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

Board batch 38
542

HYPEROSMOLAR HYPERGLYCEMIC STATE

KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)
Board batch 38
543

KAKI DIABETES
Board batch 38
544

HIPOGLIKEMIA
Board batch 38
545

FEOKROMOSITOMA
PHEOCHROMOCYTOMA
Board batch 38
546

OSTEOGENESIS IMPERFECTA
Board batch 38
547

OSTEOPOROSIS BERAT
Board batch 38
548

HIPOKALSEMIA/ HYPOCALCEMIA
Board batch 38
549

OSTEOMALASIA/ OSETEOMALACIA
Board batch 38
550

POLIDIPSIA
POLIURIA
Board batch 38
551

TUMOR PITUITARI
PROLACTINOMA/ PROLAKTINOMA
Board batch 38
552

HIPOTIROIDISME
Biasanya
saya 1
bulan,
ternyata
2 bulan
Board batch 38
553

HIPOTIROIDISME
Board batch 38
554

SINDROM CUSHING
CUSHING SYNDROME
Board batch 38
555

KRISIS TIROID
THYROID CRISIS
Board batch 38
556

TIROTOKSIKOSIS
THYROTOXICOSIS
Board batch 38
557

HIPOKALSEMIA/ HYPOCALCEMIA
HYPOPARATHYROIDISM/ HIPOPARATIROIDISME
Board batch 38
558

HIPOKALSEMIA/ HYPOCALCEMIA
HYPOPARATHYROIDISM/ HIPOPARATIROIDISME
Board batch 38
559

DISLIPIDEMIA
DYSLIPIDEMIA
Board batch 38
560

MULTIPE ENDOCRINE NEOPLASIA TIPE-1

MEN
Board batch 38
561

DIABETES MELLITUS GESTATIONAL

Tahap-1

Tahap-2
Board batch 38
562

AMENOREA SEKUNDER
Board batch 38
563

DIABETES MELITUS GESTATIONAL

Board batch 38
564

OSTEOMALASIA
Board batch 38
565

NODUL TIROID
KARSINOMA TIROID
Board batch 38
566

NODUL TIROID
KARSINOMA TIROID
Board batch 38
567

NODUL TIROID
KARSINOMA TIROID
 Hot/
toxic nodule

Cold/ non-toxic nodule