Anda di halaman 1dari 50

MEMPERTAHANKAN

KEBUTUHAN CAIRAN
DAN NUTRISI LANJUT
USIA
MASTA HARO
Lansia

Perubahan pd Kebutuhan
lansia nutrisi

Masalah pd Faktor yg mempengaruhi


lansia keb nutrisi

Beradaptasi
POLA MAKAN YANG TIDAK SEHAT

Makanan Tinggi
Kalori Obesitas

Diabetes
Makanan Tinggi Mellitus
Lemak Hiperlipidemi

Makanan Tinggi Hipertensi


Pola Makan & Diet Garam
Tidak Sehat
(Unhealthy Diet) Makanan Rendah Kanker Usus
Serat

Makanan Kurang Osteoporosis


Calsium

Gunakan Bahan
Perasa Pengawet, Radikal Bebas
Pewarna Buatan
Nutrisi dan Lansia

Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen esensial pada


Kesehatan lansia. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh
terhadap setiap system tubuh.
NUTRISI DAN PENUAAN

 Sama seperti golongan umur lainnya, Lansia membutuhkan zat-zat gizi. Zat-zat gizi
dibutuhkan untuk proses metabolisme.
 Pemenuhan zat gizi bagi lansia memudahkan proses adaptasi diri dengan perubahan yg
dialami, membantu proses regenerasi sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia
 Kebutuhan energi pada lansia mengalami penurunan karena berkurangnya energi basal.
 Energi basal adalah energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan dasar dalam
keadaan istirahat, seperti aktivitas jantung, paru-paru dan ginjal
Gizi bagi
lansia

Berubah sesuai dengan kelainan


penyakit dan kelainan organ,
setiap saat, jam, hari

Assessment : Mini Nutritional


assessment (MNA). Kuesioner,
namun tdk menggunakan
indikator biologis
PEMASUKAN KALORI

 Jumlah kalori yang dibutuhkan lansia

L=2100 kal
P=1700 kal
MANAJEMEN DIET

Mencegah penyakit
Menghambat faktor
DM,
penuaan dan
Pembatasan Kalori Kardiovaskuler,
menurunkan
degenerasi saraf dan
pelepasan insulin
kanker
Langkah-langkah penataan gizi lansia

1. Anamnesis :
Data subjective: riwayat penyakit umum
Riwayat asuapan zat-zat gizi, sehari-hari sebelum sakit
Kebiasaan dan pola makan, makanan yang tidak dimakan
dan keadaan yang mempengaruhinya
Lamanya penurunan nafsu makan, penurunan BB
Langkah-langkah penataan gizi lansia

2. Penentuan status gizi; pemeriksaan antropometry pada lansia


 TB, pd lansia umumnya sudah berkurang, akibat : kompresi vertebra, kyposis,
osteoporosis.
 Tinggi badan pada lansia (Rusesel RM dkk, HANES, laki-laki memendek 2,9 cm
dan wanita memendek 4,9 cm.
 Pengukuran TB, digunakan dengan mengukur rentang panjang ke dua tangan
yang terbentang, rumus tinggi lutut..
 Penelitian yg dilakukan Di Jakarta, rentang panjang ke dua tangan lebih panjang
dibanding tinggi badan (laki-laki) 7,6 Cm dan (wanita) 7,3 Cm.
Langkah-langkah penataan gizi lansia

 Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung


menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh
seseorang. Dengan demikian, antropometri merupakan indikator
status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan
protein yang dikenal dengan KEP.
 Antropometri terdiri dari: Berat badan (BB), Tinggi badan (TB),
Lingkar Lengan atas (LLA), Tebal Lipatan Kulit
Langkah-langkah penataan gizi lansia

Rumus tinggi badan


 Pria : (2,02xTL)cm – (0,04xU(th)+64,19
 Wanita:(1,83 X TL) Cm – (0,24 X U (Th) + 84,88
 TL dengan alat, posisi tegak.
 TL masukkan dalam rumus, = TB dikala muda.
Langkah-langkah penataan gizi lansia

3. Pemeriksaan BB.

Keadaan ini diperhitungkan apabila ada dehydrasi oedem (kg)
 Apabila pasien tidak dapat berdiri dapat di timbang bersama
tempat tidurnya
Menghitung kebutuhan energy LANSIA

 Kebutuhan energy pada lansia biasanya berkurang dibanding dengan dewasa


muda
 Keadaan ini disebabkan adanya : penurunan aktivitas fisik, penurunan resting
metabolic
 Keb energi tgt aktifitas, usia dan BB
 Perhitungan pemberian energy : 30 kcal / Kg BB ideal, ditambah koreksi proses
katabolisme, panas, infeksi (10-20%) dll (Adelman dkk, 2003)
 Pemberian energy yang rendah, dapat mengganggu keseimbangan protein.
Protein akan dipecah untuk memenuhi energy.
Menghitung kebutuhan protein Lansia

 Protein diberikan 0,6 – 1,5 gr/kg BB, Kebtuhan protein menurun, L=55
gr/hr, P = 4 gr/hr
 Protein meningkat pd lansia dlm kondisi khusus
 Fungsi Pertmbhan, bentuk struktur dinding sel, transport o2, imunologi,
produksi enzim, penggumpalan drah, pembentk jar otot, mencerna maknan
 Pemberian paling aman : 0,8 gram per Kg BB ideal. (Cassel dkk, 2005).
 Penurunan sintesis protein dapat mencapai 28 %.
 Kekurangan proteinSarkopenia, penurunan respon imun
kEBUTUHAN Lemak Lansia

 Pemberian lemak dianjurkan yang tidak jenuh. Dipilih lemak tumbuh-


tumbuhan
 Sekitar 20 % total kalori
 Proporsi masukan lemak untuk masakan Indonesia dapat ditolerer : lemak
pada lansia diperlukan untuk proses koloid, myelinisasi syaraf
 Lemak pelarut vitamin ADEK, penting untuk lansia
 Mengurangi lemak jenuh
NUTRISI

 Kalori pd lansia; L=2100 kal, P=1700 kal


 Karbohidrat, 60 % jml kalori yg dibthkn
 Lemak tidak dianjurkan, 15-20 % dr total kalori
 Protein 20-25 kalori yg dibuthkn
 Vitamin dn mineral sama dg dewasa
 Air, 6-8 gelas / hari
Nutrisi

Karbohirat
 Berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh, terdiri dari karbohidrat kompleks
dan sederhana.
 Contoh karbohidrat kompleks adalah glkogen, lansia akan lebih sehat bila
memiliki banyak cadangan glikogen.
 Kebutuhan karbohidrat 55-60% dari kebutuhan kalori lansia
 Sumber makanan; buah berserat tinggi, sayur dan biji2an
Nutrisi

Protein
 Protein berupa protein hewani dan nabati
 Fungsi sebagai zat pembangun, menjaga keseimbngan cairan dalam aktifitas
metabolisme tubuh, dan sebgai system perlindungan tubuh
 Kebutuhan protein lansia : 0.8g/kg BB/hari
 Dianjurkan lansia mengkonsumsi 3 gelas susu rendah lemak setiap hari
 Sumber makanan: kacang2an, susu, keju, yogurt, daging, ikan dan telur
Nutrisi

Lemak
 Merupakan golongan nutrient yang apabila tercerna oleh tubuh akan berperan sebagai
pelindung dan penyokong organ visceral, pelindung terhadap cidera ekternal, pelarut vitamin
ADEK, mempertahankan suhu tubuh, dan untuk memeliharan Kesehatan tubuh
 Sumber makanan; kacang2an dan produk minyak nabati, daging, susu, telur, unggas dan ikan
 Kebutuhan lemak lansia kurang dari 30% kebutuhan kalori
NUTRISI

Vitamin
 Vitamin dikelompokka menjadi Vitamin larut lemak dan larut air
 Tidak diproduksi oleh tubuh
 Keb vitamin pd lansia > ditingkatkan
 Dpt membantu proses reaksi dlm fungsi tbh
 Konsumsi vitamin dan mineral mempunyai efek anti penuaan
 Dpt memperbaiki dn mempertahankan fungsi enzim, efek anti oksidan
 Sumber : sayuran dan buah2an berwarna
NUTRISI

Provitamin A
 Menghambat pertumbhan sel kanker
 Mencegah serangan jantung
 Mencegah strok
 Menghambat oksidasi kolesterol yg menyumbat arteri
 Merangsang fugsi kekebalan
 Mencegah katarak
 Sayuran hijau (bayam, kangkung, waluh, sawi hjau, brokoli, daun singkong), wortel, ubi jalar,
tomat, mangga
NUTRISI

B6 (Piridoksin)
 Memperkuat fungsi kekbalan
 Menyehatkan pembuluh drh
 Memperbaiki fungsi otak
 Nabati; Kedelai, beras merah, pisang, avokad, kubis, kentang,
 Heawani; hati, ikan, susu, telur, daging ayam
NUTRISI

B12 (Sianokobalamin)
 Meningkatkan daya ingat
 Mengatasi masalah kelainan saraf (neurologikal)
 Bersama asam folat memproduksi SDM
 Defisiensi B 12 akibat gastritis (pepsin, produksi asam labung dn faktor intrinsik) menurunpenyerapan ber<<<
 Sumber; hati, ikan, daging, unggas, telur, susu
NUTRISI

Asam Folat
 Produksi SDM
 Dpt menurunkan resiko terserang kanker kolon
 Defisiensi anemia megalobastik
 Jg dpt mengakibatkan dimensia
 Banyak terdapat pd sayuran hijau
 Hati, kuning telur
NUTRISI

Vit C
 Meningkatkan kekbalan
 Melindungi dr serangn kanker
 Melindungi arteri
 Meremajakan dn meningkatkan produksi SDP
 Mencegah katarak
 Memperbaiki sperma
 Mencegah penyakit gusi
 Sumber; buah-buahan
NUTRISI

Vit D
 Membantu penyimpanan kalsium dlm tulang dn mencegah penyakit tulang
 Kekurangan  osteomalacia (tulang rapuh)
 Vit D dpt diperolh dr sinar matahari
 Diperlukan waktu 20-30 menit untuk penyinaran, 2-3 kali seminggu
 Lansia menurun dlm memproduksi dn mensintesa vit D dr sinar matahari
 Sering dicampurkan dlm susu
 Terdpt pd kuning telur, keju, mentega, hati dn sayuran
NUTRISI

Vit E
 Menghambat penumtan arteri
 Mencegah serangan jantung
 Meremajakan arteri
 Mengembalikan kekbalan tbh
 Menghindari kanker
 Menunda katarak
 Memperlambat penuaan pd otak
 Membantu menghilangkan gejala artritis
 Bahan; minyak sayur, margarin, telur, kacang, kecambah, sayuran hiujau dn tomat
Tugas kelompok ( 3 orang)

 Coba buat menu makan lansia untuk 1 hari (pagi,siang, sore) untuk jumlah
kalori: 2100 kal dan 1700 kal per hari
 Jenis diet vegetarian dan non vegetarian
NUTRISI

Mineral
 Juga menunjang kebugaran di usila dn mempunyai
efek anti penuaan
 Kalsium,Fe,Zn, Se, Mg,Mn,Cr dn Kalium
NUTRISI

Serat
 Lansiaresiko terjadi konstipasi
 Dipengaruhi aktifitas, makanan, obat tertentu
 Fx; memperlancar BAB
 Menjg keshatan sal cerna
 Menyerap racun dlm tbh
 Membantu menurunkn kdar kolestrol
 Mencegah penyakit TD
 Menjg keseimbangan kadar glukosa drh
 Bahan ; sayuran, buah-buahan
Nutrisi

Air
 air diperlukan oleh tbh
 Air 8-12 gelas sehari
 Banyak minum air putihdan kurangi garam
 susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
 Batasi minum kopi atau teh
NUTRISI

Anti Oksidan
 Penangkal radikal bebas
 Dpt merusk jaringn  proses tua
 Elatisitas jaringan kolagen otot akan hilangkulit keriput, bintik kecoklatan (lipofuchin)
 Dpt mengakibatkan penyakit jantung, aterosklerosis, strok, kanker
 Vit C,E,beta karoten
SUMBER ANTIOKSIDAN DARI MAKANAN

Antioksidan Manfaat Sumber


Beta-karoten Menurunkan risiko penyakit kanker : Wortel, u.jalar, bayam, kantalop,
kanker paru, lambung, k.kemih, kolon, sayur hijau, buah & sayur warna
prostat jingga
Vit C. Menghambat prod. Zat kanker yg Jeruk & jus buah, paprika merah &
disebabkan radikal bebas, melindungi hijau, kubis mentah, berries, buah
mata dari proses katarak kiwi, kantalop, dan sayur hijau
Melindungi dari peny. Jantung & kanker, Kacang-kacangan, biji-bijian, raw
Vit E melindungi jaringan dari proses wheat germ, minyak sayur & minak
penuaan ikan
Memberi kemungkinan perlind. Melawan Ayam, sea food, kuning telur, biji
Selenium (Se) kanker gandum, biji b.matahari, susu
Biji gandum, kerang, telur, kacang
Berperan bersama superoxide almon, sayur hijau, beans
Tembaga (Cu) dismutase (SOD) Protein hewani, kerang, jamur, biji
gandum, ragi
Berperan bersama superoxide Tomat, wortel, ubi merah, pepaya &
dismutase (SOD) apel
Seng (Zn)
Perlindungan terhadap kanker prostat,
paru & saluran cernak
Likopen

Sumber :Majalah Gizi Medik Indonesia


Menu Seimbang Lansia

 Kurang konsumsi energi sampai mencapai BB normal


 Diit rendah kalor dg syarat: kalori dikurangi 500-100 kalori dr kebthn tbh
 Pengurangan dr karbohidrat dan lemak
 Protein diberikan dlm jmlh normal, 1-1,5 gr/kg BB
 Serat diberikan cukup tinggi
 Vitamin dn mineral diberikan seperti biasa
MAKANAN FUNGSIONAL

Berdasarkan fungsinya, zat gizi untuk lansia dibagi menjadi 3 kelompok:


1. Kelompok zat gizi sumber energi:
a. Makanan tinggi Karbohidrat kompleks (beras, jagung, gandum,roti,dll, serta karbohidrat sederhana (gula,
sirup,dll)
b. Makanan tinggi lemak (minyak, mentega, margarin, santan, susu, dairy product
2. Kelompok zat gizi pembangun, bahan makanan yang mengandung protein hewani dan nabati
(daging2an, ikan2an, telur, kacang2an dan olahannya)
3. Kelompok zat pengatur
Makanan yang mengandung vitamin dan mineral, seperti sayur dan buah2an
KEBUTUHAN CAIRAN

 60 % tbh adalah air


 Bertmbh usia, kepekaan haus menurun
 Kemampuan ginjal jg menurun shg hnya sedikit cairan yg didalm
tbuh
 Lansia sering dehidrasi
 Air 8-12 gelas sehari
MALNUTRISI DAN LANJUT USIA

 Mengenali dan mempertahankan keseimbangan diet yg optimal pada lansia penting untuk
mencegah kondisi malnutrisi ( nutrisi berlebih atau kurang ) seperti : obesitas, osteoporosis
dan kekurangan protein
 Malnutrisi protein merupakan kondisi klinis akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan,
asupan dan penggunaan nutrisi, yg menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas,
serta gngguan kualitas hidup
MALNUTRISI DAN LANJUT USIA

 Defisiensi energi dan protein terkait dgn bbrp factor, seperti: kemiskinan, kesepian , ketidakmampuan ke
pasar, ketidakmampuan menyiapkan makanan serta rendahnya tingkat Pendidikan , dan kondisi klinis
seperti: gagal jantung kronis, PPOK, sindrom malabsorbsi, disfagia, DM, tirotoksikosis, dll, termasuk
masalah gigi, depresi, disabilitas, dan gangguan cognitive
 Efek samping : gangguan fungsi otot, menurunnya massa tulang, disfungsi imun, anemia, menurunnya
fungsi kognitif, penyembuhan lambat, tingginya mortalitas
 Oleh karena tingginya prevalensi malnutrisi pada lansia dan membahayakan penilaian status nutrisi
sangat penting
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NUTRISI PADA LANSIA

 Kemampuan mencerna makanan mnrunkerusakan gigi atau ompong.


 Indera pengecapan menrun  penrunan cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
 Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
 Atrofi gastritis, ditemukan 32% pada usia 70-79 thn, 40% pada usia 80 thn
keatas
 Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
 Penurunan produksi pepsin dan enzim proteolitik mengganggu proses
pencernaan protein
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI
PADA LANSIA

 Efek konsumsi obat2an


FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NUTRISI PADA
LANSIA
 Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah  konstipasi.
 Penyerapan makanan di usus menurun.
 Penurunan produksi garam empedu menggangu proses penyerapan
lemak dan vit ADEK
 Mrnurunnya motilitas usus, memperpanjang waktu singgah
makanan di sluran pencernaan konstipasi
ASKEP NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN

 Gizi kurang
 Social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit.
 Konsumsi kalori terlalu rendah  berat badan kurang dari normal.
 Kekurangan protein  kerusakan-kerusakan sel  rambut rontok, daya
tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
ASKEP NUTRISI LEBIH DARI
KEBUTUHAN

 Gizi berlebih
 Terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar
 Kebiasaan makan berlebih, berkurangnya aktivitas fisik.
 Pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan
darah tinggi
ASKEP GANGGUAN MENELAN

 Kesulitan menelan makanan atau disfagia lumrah terjadi pada lansia, Penyakit ini secara umum dibagi 3
jenis, yaitu: disfagia oral, disfagia faring, dan disfagia esofagus.
 Disfagia oral lebih spesifik terjadi karena kelemahan yang dialami lidah sehingga sulit melakukan proses
menyuap dan mengunyah makanan.
 Disfagia faring sering kali disebabkan oleh penyakit yang menyerang sistem saraf, seperti stroke atau
parkinson.
 Disfagia esofagus biasanya terjadi karena sumbatan atau iritasi pada kerongkongan sehingga lansia
merasakan sensasi makanan terganjal saat menelan.
 Sebaiknya makanan disediakan dalam potongan kecil/ lembut dan porsi sedikit. Lansia disarankan juga
untuk makan secara perlahan agar terhindar dari tersedak
Pengkajian Status Nutrisi Lansia

 Diagnosa gangguan nutrisi pada lansia


 Identifikasi kebutuhan nutrisi
 Deteksi dukungan kebutuhan nutrisi total/parsial (diet, suplemen, nutrisi
buatan)
 Pengukuran resiko malnutrisi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), klasifikasi
status nutrisi berdasrakan IMT
 Pemilihan uji laboratorium sesuai indikasi
Menghitung IMT
 Rumus Perhitungan IMT dan Kriteria Berat Badan Ideal
1. Kalikan tinggi badan Anda dalam satuan meter yang dikuadratkan
→ 1,75 x 1,75 = 3,06.
2. Selanjutnya, bagi angka berat badan Anda dengan hasil kuadrat
tinggi badan → 75 : 3,06 = 24,5.
3. Hasil nilai IMT Anda adalah 24,5.
Indeks Massa Tubuh

 IMT didefinisikan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m2).
Standar kategori IMT bagi orang dewasa terbagi menjadi lima, yaitu:
• < 18,5 = Berat badan terlalu rendah
• 18,5 - 24,9 = Normal atau ideal
• 25 - 29 = Berat badan berlebih atau gemuk
• 30 - 39,9 = Obesitas
• > 40 = Obesitas ekstrim atau risiko tinggi
 IMT ideal pada lansia berada di kisaran 25 sampai 27. Bagi lansia yang berusia di atas 65 tahun,
sebaiknya memiliki IMT yang lebih tinggi dari kisaran normal untuk melindungi tubuh dari risiko
penipisan tulang atau osteoporosis.
Tugas Kelompok

 Kelompok terdiri dari 2 orang


 Kasus asuhan seorang lansia usia 60 tahun keatas
 Buat askep nutrisi pada lansia mulai dari pengkajian hingga evaluasi
 Dx keperawatan minimal 2
 Disubmit di moodle paling lambat 27 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai