Anda di halaman 1dari 26

SISTEM BIlANGAN

Arum Nur Wulandari, S.Pd.,M.Pd


Ingat kembali!
BILANGAN BULAT
(INTEGERS)
Z
BILANGAN CACAH
(WHOLE NUMBERS)
W
BILANGAN
ASLI
(NATURAL
NUMBERS)
N

N  {1,2,3,4,5,...}
W  {0,1,2,3,4,5,...}
Z  {...,5,4,3,2,1,0,1,2,3,4,5,...}
keperluan menghitung:
penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian

OPERASI

Suatu operasi adalah mengambil sepasang


bilangan untuk mendapatkan bilangan lain
yang tunggal. Bilangan yang diperoleh
mungkin unsur atau bukan unsur dari
himpunan tertentu.
Apa itu SISTEM?

 Definisi
Suatu sistem matematika adalah suatu himpunan bersama-sama
dengan satu atau lebih operasi pada himpunan itu.
 Notasi
Suatu sistem matematika yang terdiri dari himpunan S dan operasi
* ditunjukkan dengan (S, *)
SISTEM BILANGAN BULAT

 Definisi 1 :
Jika n bilangan bulat, maka n + (-n) = (-n) + n = 0.
(-n) disebut lawan (invers penjumlahan dari) n, dan 0 disebut
elemen identitas terhadap penjumlahan.

 Definisi 2 :
Sistem Bilangan Bulat terdiri atas himpunan B = {…,-3,-2,-
1,0,1,2,3,…} dengan operasi Biner penjumlahan (+) dan perkalian
(x). a, b dan c bilangan-bilangan bulat sembarang, sistem
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sifat Tertutup terhadap Penjumlahan
Terdapatlah dengan tunggal (a+b) dalam B.
2. Sifat Tertutup terhadap Perkalian
Terdapatlah dengan tunggal (axb) dalam B.
3. Sifat Komutatif Penjumlahan : a + b = b + a
4. Sifat Komutatif Perkalian : axb=bxa
5. Sifat Assosiatif Penjumlahan : (a+b) + c = a + ( b+c )
6. Sifat Assosiatif Perkalian : (axb) x c = a x ( bxc )
7. Sifat Distributif Kiri Perkalian terhadap Penjumlahan
a x ( b+c ) = ( axb ) + ( axc )
8. Sifat Distributif Kanan Perkalian terhadap Penjumlahan
( a+b ) x c = ( axc ) + ( bxc )
9. a,terdapat dengan tunggal elemen 0 dalam B sehingga a + 0 =
0+a=a
0 disebut elemen identitas penjumlahan.
10. a, terdapat dengan tunggal elemen 1 dalam B sehingga ax1 =
1x a = a
1 disebut elemen identitas perkalian.
A. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Contoh :
Bagaimanakah penjumlahan dua bilangan bulat yang satu positif dan
lainnya negatif? Misalkan a dan b bilangan - bilangan cacah dengan
a < b, maka bagaimanakah a+(-b) ?
Menurut definisi Urutan Bilangan Cacah, a < b berarti ada bilangan
asli c sedemikian hingga a + c = b, dan menurut definisi
Pengurangan Bilangan Cacah, a + c = b sama artinya dengan b – a =
c.
3<5 pasti terdapat 2 sehingga 3+2=5
1<6 pasti terdapat 5 sehingga 1+5=6
a+(-b) = a + (-(a + c))
= a + ((-a) + (-c)) Penjumlahan dua bil bulat negatif
= (a+(-a)) + (-c) Sifat Asosiatif Penjumlahan
= 0 + (-c) Invers Penjumlahan
= (-c) karena c = b - a, maka : a+(-b) = - (b-a)
Jadi, jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif dengan a < b,
maka :
a + (-b) = -( b-a )
 Definisi 3 :
Jika a, b dan k bilangan-bilangan bulat, maka a – b = k bila dan
hanya bila
a = b + k. Pengurangan bilangan bulat bersifat tertutup.
Untuk menunjukkan bahwa pengurangan bilangan-bilangan bulat
memiliki sifat tertutup, maka harus ditunjukkan bahwa untuk
setiap a dan b bilangan-bilangan bulat selalu ada tunggal bilangan
bulat (a-b). Berarti, ada bilangan bulat k sedemikian sehingga a –
b = k.
Menurut definisi Pengurangan, a – b = k bhb a = b + k
a + (-b) = ( b+k ) + (-b) Sifat penjumlahan pada kesamaan
= ( k+b ) + (-b) Sifat komutatif penjumlahan
= k + (b + (-b)) Sifat asosiatif penjumlahan
=k+0 Invers penjumlahan
a + (-b) = k
k = a + (-b) ini menunjukkan bahwa ada bilangan bulat k
sedemikian hingga
a – b = k.
Dengan demikian, terbuktilah bahwa :
“Pengurangan bilangan-bilangan bulat memiliki sifat
tertutup.”
Jadi, a – b = k = a + (-b)
Contoh:
1. Buktikan bahwa a – ( - b ) = a + b
Bukti :
Harus dibuktikan bahwa a – ( -b) = a + b
a – ( -b) = a + b dipandang sebagai kalimat pengurangan dengan a
sebagai terkurangi, (-b) sebagai pengurang dan (a+b) sebagai hasil
pengurangan. Sehingga hal ini sama artinya dengan membuktikan
bahwa
(a+b) + (-b) = a.
(a+b) + (-b) = a + (b + (-b)) Sifat asosiatif penjumlahan
=a+0 Invers penjumlahan
=a
Terbuktilah bahwa a – ( - b ) = a + b
Contoh:
2. Buktikan bahwa a – ( b – c ) = ( a + c ) – b
Bukti :
Harus dibuktikan bahwa a – ( b – c ) = ( a + c ) – b
Merupakan suatu pengurangan dengan a sebagai terkurang, (b-c) sebagai
pengurang dan {( a + c ) – b } sebagai hasil pengurangan. Hal tersebut
sama artinya dengan membuktikan bahwa :
{( a + c ) – b } + ( b-c ) = a
{( a + c ) – b } + ( b-c ) = {( a + c ) + (-b)} + (b+(-c)) def. pengurangan
= a + c + {(-b) + b + (-c)} sifat asosiatif
= a + c +{(-c) + b + (-b)} sifat komutatif
= a+(c+(-c)) + (b+(-b)) sifat asosiatif
=a+0+0 invers penjumlahan
=a
Terbukti bahwa a – ( b – c ) = ( a + c ) – b
B. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

Dasarnya adalah Sifat Konselasi dari Penjumlahan, yaitu :


Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan a + c = b + c, maka a = b.
Bukti :
a+c = b+c
(a+c) + (-c) = (b+c) + (-c) sifat penjumlahan pd kesamaan
a + (c+(-c)) = b + (c+(-c)) sifat asosiatif penjumlahan
a+0=b+0 invers penjumlahan
a=b
Terbukti
 Definisi 4 :
Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dengan b ≠ 0, maka
a : b = c bila dan hanya bila a = bc.
Hasil bagi bilangan-bilangan bulat ( a : b) ada (yaitu suatu
bilangan bulat) bhb a kelipatan dari b. Sehingga untuk setiap
bilangan bulat a dan b, hasil bagi (a:b) tidak selalu ada
( merupakan bilangan bulat ). Oleh karena itu, pembagian
bilangan-bilangan bulat tidak mempunyai sifat Tertutup.
Berdasar definisi 4, maka :

1) – (ab) : a = (-b)
4) – (ab) : (-b) = a

2) – (ab) : b = (-a)
5) ab : (-a) = (-b)

3) – (ab) : (-a) = b
6) ab : (-b) = (-a)

Dapat diturunkan rumus-rumus definisi pembagian bilangan bulat, sbb:

1. ((-a) : b) x (b) = (-a) 4. ((-a) : b) x (-b) = a

2. (a : (-b)) x b = (-a) 5. ((-a) : (-b)) x b = a

3. ((-a) : b) x (-b) = a 6. ((-a) : (-b)) x (-b) = (-a)


Contoh
1. Buktikan bahwa (-a)(b + (-c)) = ac – ab
Bukti :
(-a)(b + (-c)) = (-a)(b) + (-a)(-c) Sifat distributif
perkalian
= (-(ab)) + ac
= ac + (-(ab))
=ac - ab
Terbukti
Contoh
2. Buktikan bahwa ((-a) : b) : (-c) = (a : c) : b
Bukti :
((-a) : b) : (-c) = (a : c) : b dipandang sebagai suatu pembagian dengan (a:c)
sebagai terbagi , b sebagai pembagi dan {((-a) : b)) : (-c)} sebagai hasil
pembagian. Hal ini sama artinya dengan membuktikan bahwa :
{((-a) : b)) : (-c)} x b = a : c atau
[{((-a) : b)) : (-c)} x b] x c = a
Sehingga,
[{((-a) : b)) : (-c)} x b] x c = [{((-a) : b)) : (-c)}] x (bxc) Sif. Asosiatif
= [{((-a) : b)) : (-c)}] x (cxb) Sif. Komutatif
= [{((-a) : b)) : (-c)} x c] xb Sif. Asosiatif
= -((-a) : (b)) x b Perkalian Bil Bulat
= -(-a) Def.Pembagian
= a (TERBUKTI)
Contoh
3. Buktikan bahwa (-ac) : (-bc) = a : b
Bukti :
(-ac) : (-bc) = a : b dipandang sebagai suatu pembagian dengan (-
ac) sebagai terbagi, (-bc) sebagai pembagi dan (a : b) sebagai
hasil pembagian. Hal ini sama artinya dengan membuktikan bahwa
:
(a:b) x (-bc) = (-ac)
(a:b) x (-bc) = (a:b) x (bx(-c)) Perkalian Bil Bulat
= {((a:b) x b) x (-c)} Sif. Asosiatif
= a x (-c) Def. Pembagian
= (-ac) Perkalian Bil Bulat
Terbukti
Latihan
1. Buktikan bahwa (a-b) –(- c) = (a+c)- b
2. Buktikan bahwa a – b = (a-c) – (b-c)
3. Buktikan bahwa (p : (-q)) : (-r) = p : (qxr)
4. Buktikan bahwa (-c)(a:b) = (-a) : (b:c)
URUTAN BILANGAN BULAT
 Definisi 4 :
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, “a lebih kecil dari” (dinyatakan
dengan a< b) jhj ada bilangan bulat positif c sedemikian hingga a + c =
b.
 Definisi 5 :
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih besar dari b (dinyatakan
dengan a>b) jhj b<a.

 Contoh
(a). 2 < 7 sebab ….
(b). 5 > 4 sebab ….
(c). p > 0 untuk setiap p ϵ {1, 2, 3, …} sebab ….
 Sifat 1 :
Jika a, b, dan c bilangan-bilangan bulat, maka a < b jhj a+c < b+c
Bukti :
i. Dibuktikan jika a < b maka a+c < b+c
a<b berarti ada bilangan bulat positif k sedemikian hingga :
a+k=b Def. “Lebih kecil dari”
(a+k) +c = b+c Sif. Penjumlahan
a+ (k+c) = b+c Sif. Asosiatif
a+ (c+k) = b+c Sif. Komutatif
(a+c) +k = b+c Sif. Asosiatif
a+c < b+c Def. “Lebih kecil dari”
ii. Dibuktikan, jika a+c < b+c maka a < b
a+c < b+c berarti ada bil bulat positif p sedemikian hingga :
(a+c) + p =b+c Def. “Lebih kecil dari”
a+ (c + p) =b+c Sif. Asosiatif
a+ (p + c) =b+c Sif. Komutatif
(a+ p) + c =b+c Sif. Asosiatif
{(a+ p) + c} + (-c) = (b+c) + (-c) Sif. Penjumlahan
(a+p)+(c+(-c)) = b + (c+(-c)) Sif. Asosiatif
(a+p) + 0 = b + 0 Invers Penjumlahan
a+p=b
a<b Def. “Lebih kecil dari”
Dari (i) dan (ii) terbuktilah bahwa :
a < b bhb a+c < b+c Terbukti
 Sifat 2 :
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat positif
serta a<b maka axc < bxc.
 Sifat 3 :
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat positif
serta axc<bxc maka a < b.

Buktikanlah sifat-sifat ini sebagai latihan!


Contoh
 Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat negative serta a<b maka
axc > bxc.
Bukti :
Berdasarkan def. “Lebih kecil dari”,
a < b berarti terdapatlah k anggota Himp Bil Bulat Positif sedemikian hingga a + k = b.
(a+k) x c = bxc Sif. Perkalian
(axc) + (kxc) = bxc Sif. Distributif Perkalian thd Penjumlahan
{(axc) + (kxc)}+(-(kxc)) = (bxc)+(-(kxc)) Sif. Penjumlahan
(axc)+ {(kxc)+(-(kxc))} = (bxc)+(-(kxc)) Sif. Asosiatif
(axc) + 0 = (bxc)+(-(kxc)) Invers Penjumlahan
(axc) = (bxc)+(-(kxc)) (-(kxc)) adl bil Bul Pos krn c bil Bulat negatif
axc > bxc Def “Lebih kecil dari”
Terbukti
LATIHAN!

Buktikan bahwa jika a, b,c dan d bilangan-bilangan bulat


dengan a>b dan c<d maka a+d > b+c.

Anda mungkin juga menyukai