Anda di halaman 1dari 30

THT PART 1 Senin, 4 Januari 2020

TELINGA
TEST PENDENGARAN
TEST WEBER
Cara: garpu tala 512 Hz dibunyikan, kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus di
dahi. Penderita diminta menunjukkan telinga mana yang mendengar atau mendengar
lebih keras. Bila kedua telinga tak mendengar atau terdengar sama berarti tidak ada
lateralisasi.
Interpretasi:
 Normal: tidak ada lateralisasi
 Tuli konduksi: mendengar lebih keras di telinga yang sakit
 Tuli sensorineural: mendengar lebih keras di telinga yang sehat
 Karena menilai kedua telinga sekaligus, dapat ada lebih dari satu kemungkinan
TEST SWABACH

Cara: Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus
di planum mastoid pemeriksa, bila tidak mendengar lagi pindahkan garpu tala secepatnya ke
mastoid penderita.
Bila masih mendengar  Schwabach memanjang. (tuli konduksi)
Bila tidak mendengar lagi  Ada dua kemungkinan, Scwabach memendek (sensori neural)
atau normal
Untuk membedakan memendek dengan normal maka tes dibalik. Garpu tala frekuensi 512
Hz dibunyikan kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita,
bila tidak dapat mendengar lagi secepatnya pindahkan garpu tala ke mastoid pemeriksa. Bila
pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal. Bila pemeriksa masih mendengar
berarti Schwabach penderita memendek.
TULI (2)
AUDIOGRAM
NORMAL
1. AC dan BC sama atau < 25 dB
2. Tidak ada gap
TULI KONDUKSI
1. BC normal atau < 25 dB
2. AC > 25 dB
3. Terdapat gap
TULI SENSORINEURAL
1. AC dan BC > 25 dB
2. Tidak ada gap
TULI CAMPURAN
1. BC > 25 dB
2. AC > BC
3. Terdapat gap
OTITIS MEDIA (4A)
Otitis Media Akut: Radang akut telinga tengah terutama pada bayi dan anak
yang biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas.
Penyebabnya adalah bakteri pirogenik seperti Streptokokus β hemolitikus,
Pneumokokus atau Haemofilus influenza.
Gejala OMA:
 Anak gelisah atau ketika sedang tidur tiba-tiba terbangun menjerit sambil
memegangi telinganya
 Demam dengan suhu tubuh tinggi dan kadang-kadang sampai kejang
 Kadang disertai muntah dan diare
Stadium
Stadium Oklusi Tuba Stadium Supurasi Stadium Perforasi Stadium Resolusi
Hiperemis/Presupurasi

• Membran timpani
• Membran
ruptur Sekret mengering
Membran timpani timpani bulging
Membran timpani • Sekret mengalir dan perforasi
retraksi atau berwarna • Terasa sangat
hiperemis dan edema keluar menutup. Jika
keruh pucat nyeri, suhu dan
• Nyeri menghilang, gagal  OMSK
nadi meningkat
suhu dan nadi turun

• Tetes hidung
efedrin HCl 0,5% • Tetes hidung efedrin
• Antibiotik oral
(< 12 tahun), HCl HCL • Antibiotik oral
• Cuci telinga H2O2 Antibiotik oral
efedrin 1% (> 12 • Antibiotik oral • Miringotomi
3% selama 3-5 hari
tahun) • Analgetik
• Antibiotik oral
TATALAKSANA
OKLUSI HIPEREMIS SUPURASI PERFORASI RESOLUSI

ANALGETIK + + + -

ANTIBIOTIK + ++ + + ++

DEKONGEST
+ + + - -
AN
MIRINGOTO
- - + - -
MI

TERAPI LAIN MUKOLITIK - - H2O2 3% -

IKA FK
ANTIBIOTIK OMA
OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIK (3A)
Otitis Media Kronis adalah infeksi kronik telinga tengah yang
disertai perforasi membrane timpani dan keluarnya secret yang
terus-menerus atau hilang timbul selama 6 minggu lebih.
Etiologi:
 Pengobatan OMA yang tidak adekuat
 Virulensi bakteri tinggi  Bakteri paling sering: S. aureus, Pseudomonas
aeruginosa
 Daya tahan tubuh/gizi/hygiene kurang
 Alergi  efusi telinga tengah/otitis media efusi  terinfeksi  berulang
OMSK tipe benigna OMSK tipe maligna

Terdapat kolesteatoma
Tidak terdapat kolesteatoma
Perforasi di marginal atau di atik
Perforasi di sentral
Terdapat komplikasi ke jaringan sekitar

Terapi : Terapi :
• Obat pencuci telinga larutan H2O2 3% • Mastoidektomi
selama 3-5 hari • Timpanoplasti
PEMBAHASA

• Obat tetes telinga (antibiotik +


kortikosteroid)
N

• Antibiotik oral
• Miringoplasti bila membran timpani
belum menutup dalam 2 bulan
PENUTU
P
KOMPLIKASI
1. Komplikasi di telinga tengah
 Paralisis nervus fasialis
 Erosi tulang pendengaran

2. Komplikasi di telinga dalam


 Labirinitis supuratif : vertigo, penurunan pendengaran, tinnitus
 Tuli sensorineural

3. Komplikasi ekstradural
 Petrositis : Nyeri belakang mata atau telinga, Otorrhea, Paralisis N VI sehingga timbul diplopia
 Tromboflebitis sinus lateralis
 Gejala klasik: nyeri kepala, demam tinggi (spiking fever) dan Griesinger sign, yaitu edema postaurikular di atas prosesus mastoid karena
thrombosis pada vena emisarium mastoid

4. Komplikasi ke SSP
 Meningitis
 Abses otak
OTITIS MEDIA EFUSI (3A)
OMA → TIDAK PERFORASI → OM EFUSI
SERING PADA BALITA; BAROTRAUMA
DIAGNOSIS
 A: PENDENGARAN ↓
 PF: OTOSKOPI → AIR-FLUID LEVEL, BUBBLE PADA KAVUM TIMPANI, PENEBALAN DAN
RETRAKSI MEMBRAN TIMPANI

TATALAKSANA
 ANTIBIOTIK: AMOKSISILIN 40-45 mg/Kg/HARI PO DIBAGI 3 DOSIS; SEFUROKSIM,
KLATRITROMISIN, AZITROMISIN, KOTRIMOKSAZOL
 DEKONGESTAN
 ANTIHISTAMIN
SERUMEN (IMPAKSI) PROP
(4A)
Pada impaksi serumen, pasien biasanya mengeluhkan:
 Telinga terasa penuh
 Gangguan pendengaran karena saluran tertutup serumen
 Tinnitus karena iritasi serumen terhadap membrane timpani
 Keluhan biasanya muncul setelah telinga pasien kemasukan air karena serumen akan
mengembang jika terkena air

Penatalaksanaan:
 Irigasi dengan air hangat menggunakan spuit. Pancaran air diarahkan ke posterosuperior
liang telinga sampai serumen terlepas. Lalu bersihkan liang telinga dengan kapas
 Jika serumen keras, dapat dilunakkan dengan memberikan tetes karbogliserin atau H2O2
selama 2-3 hari. Setelah lunak baru dilakukan irigasi

Anda mungkin juga menyukai