Anda di halaman 1dari 17

Undang-undang

kesehatan
2
Bab 10: obat generik dan obat esensial

Obat Genrik Berlogo (OBG)


diluncurkan pada tahun 1991 oleh
Obat merupakan unsur penting
pemerintah yang ditunjukan untu
dalam penyelenggaraan upya
memenuhi kebutuhan akan obat bagi
kesehatan. Sebagian besar
masyarakat yang kurang mampu.
interverensi medik menggunakan
Jenis obat ini mengacu pada Daftar
obat. Perlu diperhatikan jaminan
Obat Nasional (DOEN) yang
terhadap keamanan, khasiat, dan
merupakan obat esensial untuk
mutu obat serta penyebaran yang
penyakit tertentu.
merata dan terjankau bagi seluruh
masyarakat indonesia.
3

Obat Generik
Sejak 1985 pemerintah menetapkan penggunaan obat
generik pada fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan
pemerintah. Sekarang ini pemerintah menetapkan
penggunaan obat generik difasilitas kesehatan mealui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelolah
oleh BPJS kesehatan. Harga obat generk dikendalikan
oleh pemerintah untuk menjamin akses masyarakat
terhadap obat. Harga obat generik dapa ditekan karna
hanya berisi zat yang dikandungnya dan dijual dengan
jumlah yang besar sehingga tidak diperlukan biaya
kemasan dan biaya iklan pemasarannya.
Obat Generik (OG) adalah obat dengan
nama generik , nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farakope Indonesia
dan INN (Internasional Nonpropietary
Names) dan WHO (World Health
Organization) untuk zat berkhasiat
yang mengandung. Obat generik
(unbranded drug) juga bisa
didefinisikan sebagai obat yang telah
habis masa patennya, dan dijual
dengan nama resmi berdasarkan zat
aktif yang terkandung didalamnya.
5


Obat paten adalah obat yang
diprodusi dan dipasarkan oleh
industri farmasi yang memiliki hak
paten berdasarkan obat baru yang
ditemukannya melalui serangkaian
riset hingga uji klinis yang
dilakukan sesuai aturan yang telah
ditetapkan secara internasional.
6

Menurut UU No.14 tahun 2001

Masa berlaku paten di indonesia adalah


20 tahun.
7
Jenis obat generik

Tujuannya untuk memberikan


1. Obat generik berlogo (OGB), alternatif obat bagi
obat yang menggunakan nama zat masyarakat, dengan kualitas
berkhasiatnya dan mencantumkan
terjamin, harga terjangkau dan
logo perusahaan farmasi yang
memproduksinya pada kemasan
ketersediaan obat yang cukup.
obat. OGB merupakan obat yang Harga obat relatif murah
diprogram oleh pemerintah karena mendapat subsidi dari
dengan nama generik dan dibuat pemerintah.
secara CPOB.
8

OGB diberi tanda lingkaran 2. Obat generik bermerek Ketentuan penggunaan obat
hijau bergaris-garis putih (OGM) adalah obat generik
dengan tulisan “GENERIK” di Penggunaan obat generik dapat
generik yang diberi
bagian tengah lingkaran yang berjalan efektif diatur dalam
nama atau dagang sesuai
menunjukkan bahwa obat ketentuan peraturan Menteri
kehendak produsen. Kesehatan Nomor
diproduksi oleh pabrik yang
Misalnya, industri HK.02.02/MENKES/068/I/2010
sudah menerapkan CPOB.
Logo OGB memiliki makna
farmasi “X” menjual tentang Kewajiban Menggunakan
yaitu : obat yang mengandung Obat Generik di Fasilitas
a. Bulat berarti suatu zat aktif amoxicillin Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
kebulatan tekad untuk dengan merek Adanya peraturan ini maka
menggunakan obat generik “inimicillin”, sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Garis-garis tebal tipis industri farmasi “Y” pemerinah, pemerintah daerah
berarti menjangkau wajib menyediakan obat generik
menjual obat yang
seluruh lapisan masyarakat untuk kebutuhan pasien rawat
mengandung zat aktif
c. Warna hijau berarti obat jalan dan rawat inap dalam
amoxicillin dengan
yang telah lulus dalam bentuk formularium.
merek “itumicillin”
segala pengujian
9
Penggunaan obat generik diharapkan lebih optimal dengan adanya peraturan yang mendorong setiap
aktifitas pelayanan kesehatan pemerintah untuk lebih aktif menggunakan obat generik, yaitu dengan
cara :

1. Dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib menulis resep obat
generik bagi semua pasien sesuai indikasi medis.

2. Dokter dapat menulis resep untuk diambil di apotek atau diluar fasilitas pelayanan kesehatan
dalam hal obat generik tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang/obat paten dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.

4. Dokter di rumah sakit atau puskesmas dan unit pelaksana teknis lainnya dapat menyetujui
pergantian resep obat generik dengan obat generik bermerek/bermerek dagang dalam hal obat
generik tertentu belum tersedia.

Cara tersebut menuntut pemerintah memenuhi penyediaan obat generik yang dibutuhkan.
Ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, merupakan tanggung jawab pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota, yaitu :

1. Fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah pusat maupun daerah wajib menyediakan obat generik
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
2. Penyediaan obat generik berdasaran formularium yang disusun oleh fasilitas pelayanan kesehatan 10
yang dimaksud.
3. formularium yang disusun mengacu kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).

Sarana pelayanan kesehatan lainnya dilakukan oleh :


1. Instalasi farmasi rumah sakit untuk penulisan resep di rumah sakit.
2. Instalasi farmasi kabupaten/kota untuk penulisan resep di puskesmas dan jaringannya serta
sarana pelayanan kesehatan lainnya.

Pemantauan juga dilaukan terhadap pelaksanaan penyediaan obat generik di rumah sakit,
puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan. Pemantauan ini dilakukan oleh :
1. Satuan pengawas internal untuk penyediaan obat generik di rumah sakit.
2. Instalasi farmasi kabupaten/kota untuk penyediaan obat generik di puskesmas dan jaringannya
serta sarana pelayanan kesehatan lainnya.
11
Hasil pemantauan dilaporkan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Reap
hasil pemantauan dilaporkan kepala dinas provinsi.

Harga Eceran Tertingi Obat Generik


Setiap industri farmasi baik swasta maupun pemerintah diperbolehkan
untuk memproduksi obat generik, demikian juga pedagang besar farmasi
boleh mendistribusikannya. Dalam rangka menjamin keterjangkauan harga
obat generik sebagai upaya memenuhi akuntabilitas dan transparansi
kepada masyarakat ini pemerintah mengeluarkan peraturan berupa
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/525/2015 tentang
Harga Eceran Tertinggi Obat Generik.
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran
Tertinggi Obat Generik, selanjutnya disingkat HET adalah harga jual
tertinggi obat generik di apotek, Rumah sakit, klinik dan toko obat yang
berlaku untuk seluruh Indonesia.
Maps 12

Tata Cara Pendaftaran Obat Generik Berlogo


Pendaftaran Obat Generik Berlogo diatur dalam surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 05417/A/SK/XII/89
tentang Tata Cara Pendaftaran Obat Generik Berlogo. Tata cara
pendaftaran obat generik berlogo sebagai berikut.
1. Pengajuan pendaftaran obat generik berlogo hanya dapat
dilakukan oleh industri farmasi yang telah menerapkan cara
pembuatan obat yang baik (CPOB) yang dibuktikan dengan
sertifikat CPOB yang diterbitkan oleh direktorat jenderal
2. Sertifikat CPOB yang dimiliki harus sesuai dengan bentuk
sediaan obat generik berlogo yang di daftarkan.
3. Melampirkan dokumen produksi induk, prosedur pengolahan
induk, prosedur pengemasan induk.
13
OBAT ESENSIAL
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat
mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi yang diupayakan tersedia di fasilitas kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnya dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Pemilihan Obat Esensial didasarkan atas :
1. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan pasien.
2. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan biovailabilitas
3. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
4. Praktis dalam pengunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana, dan fasilitas
kesehatan dll.
14

- Kriteria Penambahan dan Pengurangan


1. Menghapus obat dengan indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan pilihan, kecuali ada alasan
kuat untuk mempertahankannya.
2. Obat program diusulkan oleh pengelola program dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat
esensial dll.

- Penerapan Konsep Obat Esensial


Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan keehatan.
1. Daftar Obat Esensial Nasional
2. Pedoman Pengobatan
3. Formularium Rumah Sakit
4. Formularium Spesialistik
5. Informatorium Obat Nasional Indonesia

- Pengelolaan dan Pengunaan Obat


Aspek yang penting dalam pengelolaan obat meliputi
1. Pembatasan jumlah dan jenis obat bedasarkan Daftar Obat Esensial menggunakan nama generik,
dengan perencanaan yang tepat.
2. Pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing)
3. Pembelian yang tranparan dan kompetitif
4. Sistem audit dan pelaporan dari kinerja pengelolaan.
15
-Penelitian dan pengembangan - Pemantauan dan evaluasi
- Komunikasi, Informasi dan
Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang
Edukasi (KIE) keberhasilan penerapan DOEN
tersebut dilaksanakan sejalan
1. Instansi dengan perkembangan ilmu melalui mekanisme pemanta uan
pemerintah/swasta pengetahuan dan teknologi dan evaluasi keluaran dan
2. Organisasi profesi yang terkait dampak penerapan DOEN yan g
keehatan dalam bidang
3. Kurikulum pendidikan tenaga sekaligus dapat mengiden tifikasi
kedokteran, farmasi,
kesehatan permasalahan potensial dan
epidemiologi dan pendidikan
4. Jalur lain yang strategi penanggulangan yang
memungkinkan efektif.

- Revisi DOEN perlu direvisi - Jaga mutu obat -Resistensi antibiotik


dan dismpurnakan secara menyeluruh yang meliputi Makin meningkat terutama
berkala untuk menyesuaikan tahap pengembangan pada antibiotik esensial ini
dengan kemajuan ilmu produk, cara pembuatan pertama, yang relatif murah
pengetahuan, dan untuk
obat yang baik (CPOB), harganya.
kepraktisan dalam penggunaan
monitoring mutu obat pada
dan penyerahan yang
rantai dsitribusi dan 1. Menyelenggarakan
disesuaikan dengan tenaga surveilans pola resistensi
kesehatan dan sarana pengunaannya.
mikroba sehingga di peroleh
pelayanan kesehatan yang ada. pola resistensi bakteri terhadap
antibiotik.
16

- Obat sumbangan
Pedoman tersebut mencakup ketentuan-ketentuan tentang pemilihan obat, mutu obat dan masa berlaku
obat, pengemasan dan pemberian label, informasi dan pengelolaan.

1. Donasi obat harus memberikan manfaat maksimal bagi negara penerima.

2. Memahami kebutuhan dan menghormati otoritas negara penerima.

3. Tidak menggunakan standar ganda bagi mutu obat yang didonasikan.

4. Adanya komunikasi yang efektif antara negara donor dan penerima.


-Terminologi

Dalam DOEN memuat :

1. Isi dan format DOEN

2. Tata nama

3. pengertian
17

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai