Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 2

NAMA KELOMPOK: ESRA


Negara dan
MAISA R SARAGI (2022026)
ALFONSA BUDE NDONA konstitusi
(2022009)
NANANG JULFIANSYAH H.
KUSNAN (2022006)

AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN PENGAMPU : SRI HARTATIK, SE
a. negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu.
Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Berikut
pengertian negara dari beberapa filsafat :

1. Aristoteles (384-322 S.M.)


Merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Dalam pengertian itu
negara disebut sebagai hukum yang di dalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam
permusyawaratan.
2. NicolloMachiavelli (1649-1527)
Merumuskan negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya ‘II Principle’ yang dahulu merupakan buku
referensi pada raja. Machiavelli memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus
ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimipin negara atau raja. Raja sebagai pemegang
kekuasaan hanya mengandalkan kekuasaan pada satu moralitas atau kesusilaan
Roger H. Soltau Harold J.
(1961)
Negara adalah sebagai alat agency atau
Lasky
Negara adalah merupakan suatu

03 04
masyarakat yang diintegrasikan karena
wewenang / authority yang mengatur
mempunyai wewenang yang bersifat
atau mengendalikan persoalan-persoalan
memaksa dan yang secara sah lebih agung
bersama atas nama masyarakat.
daripada individu atau kelompok, yang
merupakan bagian dari masyarakat itu.

Max Weber MiriamBudiar


05 Negara adalah suatu masyarakat
yang mempunyai monopoli dalam
06 Negara
djoadalah
rakyatnya
suatu daerah territorial yang
diperintah (governed) oleh
sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
penggunaan kekerasan fisik secara
warga negaranya ketaatan pada peraturan
sah dalam suatu wilayah.
perundang-undangannya melalui
penguasaan (kontrol) monopolitis dari
kekuasaan yang sah
Fungsi negara

a. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat


Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi
ekonomi dan sosial kemasyarakatan
b. Melaksanakan ketertiban
Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damai diperlukan pemeliharaan ketertiban
umum yang didukung penuh oleh masyarakat.
c. Pertahanan dan keamanan
Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang
dari dalam maupun dari luar.
d. Menegakkan keadilan
Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang
kehidupan.
B. NEGARA INDONESIA
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir semua negara memiliki kesamaan, namun
ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta
ciri khas masing-masing termasuk Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan dilatar
belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa
Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di
bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi Indonesia adalah
unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat
kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh karena itu terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses
yang cukup panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, masa penjajahan dan kemudian setelah
kemerdekaan yang kemudian dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang tekandung dalam Pembukaan UUD 1945. Alinea
I,menjelaskan latar belakang terbentuknya negara dan bangsa Indonesia. Alinea II, menjelaskan perjalanan perjuangan
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Alinea III, menjelaskan kedudukan kodrat manusia Indonesia. Alinea IV,
menjelaskan terbentuknya bangsa dan negara Indonesia.
C.KONSTITUSI
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis constitituer yang berarti membentuk, menyusun / menyatakan
suatu negara, konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan suatu negara atau UUD.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia konstitusi berarti segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan.
· Dalam Bahasa Belanda, dikenal istilah Contitutie. Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-
Undang Dasar. Dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan Jerman, yang dalam
percakapan sehari-hari memakai kata Grondwet (Grond=dasar, wet=Undang-Undang) yang keduanya
menunjukkan naskah tertulis. Dalam Bahasa Inggris dikenal istilah Constitutional yang diartikan sebagai
UUD
Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan dasar yang
dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk juga dasar hubungan antara
negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – Undang Dasar. Konstitusi / UUD dapat
diartikan juga peraturan dasar dan yang memuat ketentuan–ketentuan pokok dan menjadi satu sumber
perundang- undangan.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti :
 Lebih luas daripada UUD
Konstitusi lebih luas daripada UUD karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, selain itu
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
 Sama dengan pengertian UUD
Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi UUD Republik
Indonesia Serikat.
Tujuan konstitusi

01 02 03
1. Membatasi kekuasaan penguasa Melindungi HAM, Pedoman penyelengaraan
agar tidak bertindak sewenang – maksudnya setiap negara, maksudnya tanpa
wenang, maksudnya tanpa penguasa berhak adanya pedoman
membatasi kekuasaan penguasa, menghormati Hak orang konstitusi negara kita
konstitusi tidak akan berjalan lain dan hak memperoleh tidak akan berdiri dengan
dengan baik dan bisa saja perlindungan hukum kokoh.
kekuasaan penguasa akan dalam hal melaksanakan
merajalela Dan bisa merugikan haknya.
rakyat banyak
d.Konstitusi Indonesia

Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide
untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama
sekali UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah
UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD
1945.
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan
dengan “checksandbalance” terutama terhadap kekuasaan eksekutif.Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses
reformasi terhadap UUD 1945 merupakan suatu keharusan, karena hal itu akan mengantarkan bangsa Indonesia ke arah
tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana amandemen
pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen
kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan amandemen terakhir dilakukan
pada tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)
Karena sifatnya yang tertulis, maka UUD itu rumusannya tertulis dan
tidak mudah berubah. Menurut E.C.S. Wade dalam
bukunyaConstitutional Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah
suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok
cara kerja badan-badan tersebut. Jadi pada prinsipnya mekanisme dan
dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam UUD.
Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat
singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-
pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.
Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
· Merupakan kebiasaan yang berukang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.
 Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
 Diterima oleh seluruh rakyat.
 Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-
Undang Dasar.
Contoh-contoh Convensi antara lain sebagai berikut :
It was a conflict
1) Pengambilan with Greatmusyawarah
keputusan berdasarkan Britain and 13 of
mufakat. its colonies
Menurut on (1) dan (4) UUD 1945, segala
pasal 37 ayat
theMPR
keputusan Atlantic
diambil coast of North
berdasarkan America.
suara terbanyak. In tetapi
Akan addition,
sistem it
iniis alsokurang jiwa kekeluargaan sebagai
dirasa
kepribadian bangsa,
known askarena itu dalamStates
the United praktek-praktek
War ofpenyelenggaraan
Independence negara
andselalu
the diusahakan untuk mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah mufakat. Pungutan suara ditempuh jika musyawarah mufakat tidak dapat dilaksanakan.
Revolutionary
2) Pidato War Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang DPR.
kenegaraan Presiden
3) Pidato presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara pada minggu pertama pada minggu bulan Januari setiap tahunnya.
Ketiga hal tersebut dalam batinnya secara tidak langsung merupakan realisasi dari UUD (merupakan pelengkap).
Convensi jika dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak secara otomatis setingkat dengan UUD,
melainkan sebagai Suatau ketetapan MPR.
sifat-sifat uud 1945

1. Karena sifatnya tertulis maka 3. Memuat norma-norma, aturan-aturan


rumusannya jelas, merupakan serta ketentuan-ketentuan yang dapat
suatu hukum positif yang mengikat dan harus dilaksanakan secara
pemerintah sebagai penyelenggara konstitusional.
negara, maupun mengikat bagi
setiap warga negara.

2. Sebagaimana tersebut dalam 4. UUD 1945 dalam tertib hukum


penjelasan UUD 1945 bahwa UUD Indonesia merupakan peraturan hukum
1945 bersifat singkat dan supel, positif yang tertinggi, di samping itu
memuat aturan-aturan pokok yang sebagai alat control terhadap norma-
setiap kali harus dikembangkan sesuai norma hukum positif yang lebih rendah
dengan perkembangan zaman, serta dalam hierarkhi tertib hukum Indonesia.
memuat hak-hak asasi manusia.
e. Tujuan konstitusi
Konstitusi Hukum pada umumnya bertujuan mengadakan tata tertib untuk keselamatan masyarakat yang penuh dengan
konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena
sumber utama dari hukum tata negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat dikemukakan
tujuan konstitusi itu sendiri. Tujuan konstitusi adalah juga tata tertib terkait dengan:
a). berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara bekerjanya,
b) hubungan antar lembaga negara,
c) hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat) dan
d) adanya jaminan hak-hak asasi manusia serta
e) hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Tolok ukur tepat atau tidaknya tujuan konstitusi itu dapat dicapai tidak terletak pada banyak atau sedikitnya jumlah pasal
yang ada dalam konstitusi yang bersangkutan. Banyak praktek di banyak negara bahwa di luar konstitusi tertulis timbul
berbagai lembaga-lembaga negara yang tidak kurang pentingnya dibanding yang tertera dalam konstitusi dan bahkan hak asasi
manusia yang tidak atau kurang diatur dalam konstitusi justru mendapat perlindungan lebih baik dari yang telah termuat dalam
konstitusi itu sendiri. Dengan demikian banyak negara yang memiliki konstitusi tertulis terdapat aturan-aturan di luar
konstitusi yang sifat dan kekuatannya sama dengan pasal-pasal dalam konstitusi. Aturan-aturan di luar konstitusi seperti itu
banyak termuat dalam undang-undang atau bersumber/berdasar pada adat kebiasaan setempat. Contoh yang tepat adalah
Inggris dan Kanada, artinya tidak memiliki sama sekali konstitusi tertulis tetapi tidak dapat dikatakan tidak ada aturan yang
sifat dan kekuatannya tidak berbeda dengan pasal-pasal dalam konstitusi.
F. KLARIFIKASI
KONTITUSI
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa hampir semua negara memiliki
konstitusi. Apabila dibandingkan anata satunegara dengan negara lain akan nampak
perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari
konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum
konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka
sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya. Dalam
buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai
berikut:
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution
and unwritten constitution);
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and
not supreme constitution)
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President
Executive and Parliamentary Executive Constitution)
Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-
undang 2) Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
a. Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang;
b. Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
c. Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi
dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak
derajat tinggi adalah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan seperti yang
pertama.
d. Konstitusi Serikat dan Kesatuan Bentuk negara akan sangat menentukan
konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara serikat terdapat
pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-negara
bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu
tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua
kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.
e. Konstitusi pemerintahan presidensial dan parlementer.
*Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain: - Presiden
memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan sebagai
Kepala Pemerintahan - Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih - Presiden tidak
termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan pemilihan umum
Konstitusi
*Dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) : - Kabinet dipimpin
oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen -
Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen - Presiden dengan saran atau
nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan
umum.
*Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut “Konstitusi sistem pemerintahan
parlementer”. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945 tidak termasuk ke dalam kedua konstitusi di
atas. Hal ini karena di dalam UUD 1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga
terdapat ciri konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah sistem
campuran.
G. DAMPAK DAN AKIBAT
Konstitusi adalah sesuatu yang dikenal sebagai sebuah dokumen yang berisi tentang peraturan-peraturan untuk menjalankan
sebuah organisasi ataupun mengatur sebuah negara.Namun sebenarnya ada konstitusi yang tidak tertulis seperti adat istiadat dan
norma dalam masyarakat, yaitu aturan-aturan yang penting untuk di taati dan bisa fatal apabila dilanggar namun sifatnya tersirat.
Konstitusi tertulis di Indonesia adalah UUD dimana memuat seluruh aturan yang harus dijalankan dengan tujuan yang sudah
tertulis di dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan yang tertulis berhubungan dengan kebutuhan politik, sosial, budaya, hukum,
dan ekonomi.Menurut K. C. Wheare konstitusi adalah suatu sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk mengatur / memerintah dalam pemerintahan suatu negara.Lalu bagaimana apabila sebuah negara
tidak memiliki konstitusi? negara tidak berkonstitusi berarti tidak memiliki landasan dan tidak memiliki aturan. Tentunya
apabila tidak ada aturan atau landasan maka sebuah negara akan berantakan karena seluruh masyarakat tentu berbuat sesuai
keegoisan masing-masing.Konstitusi penting adanya karena berfungsi juga sebagai mata angin dimana sebuah negara tersebut
akan dibawa untuk sebuah tujuan yang jelas. Tanpa adanya sebuah konstitusi kemungkinan tercapainya sebuah tujuan negara
sangat kecil karena tidak tercipta sebuah persepsi yang sama antar individu dalam sebuah negara.Indonesia sudah memiliki
konstitusi yang jelas, dengan demikian maka sebagai warga negara perlu menjalankan dan menjaga hal tersebut. Tidak ada
sebuah negara yang maju tanpa adanya sebuah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintahan.
H.KESIMPULAN
___________Hubungan antara konstitusi dengan Negara sangat erat Negara
dalam hal ini pemerintah tidak dapat melaksana kan kekuaaan tanpa
konstitusi tidak akn lahir tanpa adanya konstitusi demikaiaan sebalik nya
konstitusi tidak akn lahitr tanpa adanya Negara akan tetapi kelahiran sebuah
konstitusi adalah kehendak dari rakyat sebab rakyatlah yang meniliki
kedaulatan atas Negara dalam pandanggan k.c whearre konstitusi di
gambarkan sebagai system ketatanegaraandari sutau Negara dan kumpulan
dari berbagai peraturan yang membentuk serta mengatur pemerintah tulisan
ini mengkaji dan menganalisis secara yudiris berbagai peraturan perundang
undangan berdasarkan teori untuk menjawab permasalahan hubungan
konstitusi dan Negara
__________________________________________________________________________
_____________________________________
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Please, keep this slide for the attribution

Anda mungkin juga menyukai