Anda di halaman 1dari 64

Upaya Pencegahan dan Pengendalian

serta Penanggulangan PTM Terpadu


di FKTP
Untuk Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama

2021
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Dasar Hukum

2
LATAR BELAKANG

▰ Adanya permasalahan pada status kesehatan masyarakat bukan saja


terbatas pada masalah medis, tetapi dapat juga berupa masalah
penurunan kemampuan fungsional akibat hendaya.
▰ Untuk mengatasi masalah disabilitas di Indonesia diperlukan dokter-
dokter umum terlatih di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang
mampu menegakkan diagnosis medik dan fungsional, menegakkan
prognosis, mengarahkan/ menetapkan dan mengevaluasi program
KFR yang dibutuhan pasien.
DASAR HUKUM

▰ UUD 1945 amandemen


▰ UU Kesehatan nomor 36/2009
▰ PP 38/ tahun 2007
▰ Permenkes/ SK Menkes
▰ Permenkes NO. 71 tahun 2013
▰ UU No. 29 Tahun 2004

4
TUJUAN
 Tujuan Umum
 Tujuan Khusus

5
TUJUAN UMUM

▰ Dokter (non spesialistik) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama


mampu mengetahui potensi dan atau gangguan kemampuan
fungsional yang telah terjadi sebagai akibat dari suatu penyakit dan
atau cedera serta prinsip layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
untuk meningkatkan kemampuan fungsi (promotif), mencegah
(prevensi), mengatasi atau mengurangi ketidakmampuan/
disabilitas yang dialami pasien.

6
TUJUAN KHUSUS

1. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama memiliki sikap menghormati dan empati dalam menerapkan
keterampilan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi terhadap mereka yang mengalami gangguan fungsi.

2. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama memiliki sikap menghargai keanekaragaman aspek
biopsikososiokultural spiritual pasien dengan gangguan fungsi sehingga dalam memberikan pelayanan Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi senantiasa memperhatikan batas intervensi serta kewajiban dokter untuk memberikan asuhan
berperikemanusiaan dengan mempertimbangkan pula temuan dan pendapat keluarga dalam perencanaan diagnosis dan
terapi.

3. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara
santun berdasarkan empati dalam upaya mengelola pasien dengan gangguan fungsi dengan mengintegrasikan
penalaran ilmu biomedis (ilmu dasar) dan klinis, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara teman sejawat, tenaga
medis profesional lainnya, komunitas, pasien dan keluarga pasien.

7
TUJUAN KHUSUS
4. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mengenali potensi dasar fungsional dan menegakkan diagnosis
gangguan fungsional pada berbagai diagnosis medis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan
fungsional.

5. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu merumuskan masalah dan melakukan pengelolaan layanan
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi serta menetapkan prognosis fungsi.

6. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu mengenali komplikasi neuromuskuloskeletal dan
kardiorespirasi yang ada atau mungkin timbul serta dampaknya terhadap kemampuan fungsional.

7. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama menyadari pentingnya pendekatan multi disiplin dan interdisiplin pada
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan fungsi dan menetapkan kasus yang perlu langsung dirujuk kepada
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

8
PERAN, FUNGSI DAN
KOMPETENSI
 Peran
 Fungsi
 Kompetensi
9
PERAN & FUNGSI

▰ PERAN
Sebagai dokter pelaksana pemberi layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama

▰ FUNGSI
Mampu memberikan layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sesuai kewenangan yang
diberikan

10
KOMPETENSI

1. Pengetahuan
a) Mengetahui dan memahami falsafah, definisi, lingkup kerja, organisasi dan manajemen pelayanan
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
b) Mengetahui cara mengenali gangguan fungsional berdasarkan International Classification of
Function.
c) Mengetahui konsep / prinsip tatalaksana gangguan fungsi pada Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
d) Mengetahui gangguan fungsi yang mungkin akan terjadi sebagai suatu dampak langsung dan tidak
langsung dari suatu penyakit sehingga mampu melakukan suatu upaya promotif, pencegahan atau
penanganan dasar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
e) Mengetahui penyakit dan / atau cedera yang berpotensi atau telah mengalami gangguan fungsi
yang perlu dirujuk.

11
KOMPETENSI

2. Keterampilan dan Perilaku


a) Melakukan pemeriksaan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan mengkategorikan masalah
gangguan fungsional berdasarkan International Classification of Function.
b) Mampu melakukan layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi berupa pencegahan dan
tatalaksana dasar terhadap gangguan fungsi yang disebabkan oleh penyakit dan / atau cedera
sesuai kewenangannya sesuai dengan etika profesionalisme kedokteran yang berlaku.
c) Mampu melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi yang efektif kepada pasien

12
KEDOKTERAN FISIK DAN
REHABILITASI
 SEJARAH
 BATASAN DAN RUANG LINGKUP
 FILOSOFI
 DIAGNOSIS
 PENATALAKSANAAN DAN INTERVENSI
 PEDOMAN LAYANAN
 ETIKA PROFESI
13
Sejarah Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
di Indonesia
▰ Layanan Kedokteran Rehabilitasi di Indonesia dikenal sejak tahun 1947, saat Prof. Dr. R. Soeharso mendirikan Pusat
Rehabilitasi untuk penyandang disabilitas yang merupakan korban perang kemerdekaan. Karena tuntutan kebutuhan yang
semakin meningkat, maka pada tahun 1973, Menteri Kesehatan mendirikan layanan rehabilitasi di RS Dr. Kariadi Semarang
sebagai pilot project yang disebut Preventive Rehabilitation Unit (PRU).

▰ Pada masa PELITA II, kemudian diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan No. 134/Yan.Kes/SK/ IV/1978 yang
menyatakan bahwa semua rumah sakit kelas A, B, dan C harus mengembangkan PRU. Istilah PRU kemudian seiring
dengan berjalannya waktu kemudian berubah menjadi Unit Rehabilitasi Medik (URM).

▰ Para pelopor kemudian memperjuangkan eksistensi adanya Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik serta pendidikan
keahliannya di Indonesia yang diakui melalui Surat Keputusan Dirjen DIKTI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 16/DIKTI/Kep/1987. Saat itu ditunjuk tiga pusat pendidikan, yaitu: Universitas Indonesia,
Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro yang mendapat pengakuan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun
1990. Nama IDARI sendiri kemudian mengalami perubahan menjadi Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Indonesia (PERDOSRI).

14
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


adalah spesialisasi kedokteran yang mempelajari Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi menerapkan pelayanan rehabilitasi komprehensif berdasarkan pengkajian
fungsi untuk menegakkan diagnosis fungsional dan menetapkan terapi berupa
intervensi biomedis dan teknis secara terpadu yang bertujuan mengoptimalkan fungsi
individu yang mengalami atau akan mengalami disabilitas.

15
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Rehabilitasi adalah penggunaan berbagai upaya untuk


mengurangi dampak kondisi disabilitas serta ketunaan dan
memampukan kelompok dengan kebutuhan khusus untuk
mencapai integrasi sosial yang optimal.

16
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Rehabilitasi Medik

▰ Rehabilitasi Sosial

▰ Rehabiltiasi Vokasional

▰ Rehabilitasi Pendidikan

17
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

Tim Pelayanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi:


▰ Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (batasan PB PERDOSRI)
▰ Layanan Fisioterapi
▰ Layanan Terapi Wicara
▰ Layanana Terapi Okupasi
▰ Layanan Ortosis- Prostetis
▰ Layanan Psikologis
▰ Layanan Sosial Media

18
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Hendaya (Impairment): Kehilangan atau abnormalitas struktur tubuh atau


fungsi fisiologis atau psikologis

▰ Disabilitas (disability): Segala keterbatasan atau kekurangan untuk melakukan


aktivitas dalam lingkup wajar bagi manusia yang diakibatkan oleh hendaya

▰ Kecacatan (handicap): hambatan dalam individu yang diakibatkan oleh


hendaya dan disabilitas, yang membatasi atau pemenuhan peran seseorang
sesuai dengan factor umur, seks, social dan budaya

19
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

20
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Difabel adalah orang yang memiliki keterbatasan fungsional.

▰ Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik


dan/ atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan
hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya yang
terdiri dari:
▻ Penyandang cacat fisik
▻ Penyandang cacat mental
▻ Penyandang cacat fisik dan mental
21
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi

▰ Tahun 2001, WHO mengeluarkan International Classification of


Functioning, Disability and Health (ICF) yang merupakan
model komprehensif bagi fungsi dan disabilitas.
▰ Model ICF memandang manusia dari berbagai dimensi
fungsional dan faktor-faktor lain di tempat manusia tersebut
berada (faktor kontekstual).

22
23
24
25
26
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

▰ Konsep dasar: Fungsi, Disabilitas dan Kesehatan


Falsafah Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi adalah meningkatkan kemampuan
fungsional seseorang sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan
dan/ atau meningkatkan kualitas hidup dengan cara mencegah atau mengurangi
hendaya, disabilitas dan kecacatan semaksimal mungkin

27
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

Model Biomedis Konvensional

28
Model Konsentual Disabilitas

29
Model Terintegrasi berdasarkan ICF

30
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

▰ Layanan kedokteran konvensional dan kedokteran rehabilitatif

▰ Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi bersifat


Komprehensif dan Interdisipliner

31
Diagnosis dalam Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi

▰ Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik

▰ Penegakkan
Diagnosis

32
Daftar Kategori Karakter Fungsional Manusia
Berdasarkan Model ICF

33
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

A. TUJUAN LAYANAN KFR


▰ Layanan KFR bertujuan mengoptimalkan kemampuan individu untuk mempertahankan dan mencapai tingkat
fungsi fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
▰ Hasil Rehabilitasi harus diukur dari parameter kinerja pasien (patient performance) sepanjang sisa hidupnya.
▰ Anderson telah membuat ukuran fungsional tentang luaran rehabilitasi yang dimodifikasi dari Williamson dengan
cara mengkaji kinerja pasien di sisa hidupnya

34
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

35
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

36
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

37
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

38
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

▰ Kebutuhan rehabilitasi pasien berbeda-beda berdasarkan fase perkembangan


penyakit, yaitu fase akut, pasca akut, atau kondisi stabil dengan gejala sisa.

39
40
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
B. STRATEGI PENATALAKSANAAN KFR
1) Strategi rehabilitasi yang pertama dan terbaik adalah pencegahan primer

2) Mengurangi proses patologis sampai tahap minimum

3) Pencegahan terhadap komplikasi sekunder

4) Peningkatan fungsi sistem yang terlibat, memperbaiki kerusakan yang terjadi.

5) Meningkatkan fungsi dari sistem yang tidak terlibat.

6) Teknik kompensasi

7) Intervensi aspek kognitif dan perilaku

8) Adaptasi lingkungan 41
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

WHO dalam World Report on Disability (WRD) menekankan bahwa tujuan program rehabilitasi
adalah:
▰ Pencegahan kehilangan fungsi
▰ Memperlambat kehilangan fungsi
▰ Memperbaiki atau memulihkan fungsi
▰ Mengkompensasi fungsi yang hilang
▰ Mempertahankan fungsi yang masih ada

Rehabilitasi harus bersifat sukarela dan penyandang disabilitas harus dilibatkan dalam semua
aspek pembuatan keputusan selama proses rehabilitasi dan bahwa rehabilitasi membutuhkan kerja tim
untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut.
42
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
C. PENCAPAIAN KUALITAS HIDUP TERTINGGI

Rehabilitasi yang berhasil di


tingkat individu ditunjukkan
dengna sejauh mana ia
dapat berpartisipasi di
masyarakat.

43
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

44
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

D. PROGRAM PELAYANAN KFR


▰ Aspek umum: pertimbangan patologi dan hendaya, masalah fungsi dan disabilitas, konsekuensi social dan ekonomi,
prinsip utama program intervensi
▰ Tujuan dan sasaran: populasi target, tujuan- tujuan program, sasaran dalam terminology ICF
▰ Isi program: pengkajian (diagnosis, hendaya, aktivitas dan partisipasi, faktor lingkungan), jenis intervensi (jadwal
program intervensi Sp.KFR, intervensi tim), tindak lanjut dan luaran, rencana pemulangan pasien dan tindak lanjut
jangka panjang
▰ Lingkungan dan organisasi: konteks klinis, program klinis, pendekatan klinis, fasilitas, keselamatan dan hak- hak
pasien, penyuluhan
▰ Managemen informasi: rekam medis, managemen informasi, pemantauan program dan luaran
▰ Perbaikan kualitas: titik kuat dan titik lemah program, rencana kerja untuk memperbaiki program
▰ Acuan: kepustakaan ilmiah dan pedoman yang digunakan, peraturan dan UU yang berlaku

45
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

E. KERJA TIM

Tim yang efektif berperan penting dalam program KFR dan menghasilkan luaran yang
lebih baik bagi pasien (termasuk angka ketahanan hidup) dalam berbagai macam
kondisi kesehatan.

46
Pedoman Layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi

Jenjang Rujukan Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

1. Strata I (meliputi RS kelas C, D, Puskesmas dan klinik rehabilitasi) memberikan layanan


primer rehabilitasi medk dasar. Pelaksananya adalah dokter umum terlatih dan terapis
(fisioterapis, terapis okupasi, perawat rehabilitasi medik)
2. Strata II ( meliputi RS kelas B non- pendidikan dan kelas C) memberikan layanan
rehabilitasi sekunder
3. Strata IIIA (meliputi RS kelas B pendidikan dan kelas A) memberikan layanan tersier
4. Strata IIIB: Pusat rujukan Nasional yang merupakan Layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi rujukan tertinggi

47
Etika Profesi Tenaga Kesehatan

Konsep Etika
▰ Pengertian
▰ Landasan Teori Etika
▰ Prinsip- prinsip dasar Etika: Autonomy, Beneficence, Non maleficence, Justice
▰ Fungsi Etika
▰ Perbedaan Eitka dan Kode Etik
▰ Kode Etik Profesi Tenaga Kesehatan
▰ Implementasi dan Koreksi terhadap Penyimpangan kode Etik Profesi Tenaga
Kesehatan
▰ Penyimpangan Rahasia Profesi Tenaga Kesehatan
48
MATERI DASAR
 Acuan Rehabilitasi
Medik Dasar di FKTP
2020
49
Note : Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas
50
51
52
53
54
55
56
Bell’s Palsy

57
Asma

58
DM tipe 2

59
Obesitas

60
Kusta

61
TB Paru

62
Ulkus Kaki

63

Terima Kasih

64

Anda mungkin juga menyukai