2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dasar Hukum
2
LATAR BELAKANG
4
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
5
TUJUAN UMUM
6
TUJUAN KHUSUS
1. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama memiliki sikap menghormati dan empati dalam menerapkan
keterampilan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi terhadap mereka yang mengalami gangguan fungsi.
2. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama memiliki sikap menghargai keanekaragaman aspek
biopsikososiokultural spiritual pasien dengan gangguan fungsi sehingga dalam memberikan pelayanan Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi senantiasa memperhatikan batas intervensi serta kewajiban dokter untuk memberikan asuhan
berperikemanusiaan dengan mempertimbangkan pula temuan dan pendapat keluarga dalam perencanaan diagnosis dan
terapi.
3. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara
santun berdasarkan empati dalam upaya mengelola pasien dengan gangguan fungsi dengan mengintegrasikan
penalaran ilmu biomedis (ilmu dasar) dan klinis, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara teman sejawat, tenaga
medis profesional lainnya, komunitas, pasien dan keluarga pasien.
7
TUJUAN KHUSUS
4. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mengenali potensi dasar fungsional dan menegakkan diagnosis
gangguan fungsional pada berbagai diagnosis medis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan
fungsional.
5. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu merumuskan masalah dan melakukan pengelolaan layanan
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi serta menetapkan prognosis fungsi.
6. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mampu mengenali komplikasi neuromuskuloskeletal dan
kardiorespirasi yang ada atau mungkin timbul serta dampaknya terhadap kemampuan fungsional.
7. Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama menyadari pentingnya pendekatan multi disiplin dan interdisiplin pada
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan fungsi dan menetapkan kasus yang perlu langsung dirujuk kepada
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
8
PERAN, FUNGSI DAN
KOMPETENSI
Peran
Fungsi
Kompetensi
9
PERAN & FUNGSI
▰ PERAN
Sebagai dokter pelaksana pemberi layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama
▰ FUNGSI
Mampu memberikan layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sesuai kewenangan yang
diberikan
10
KOMPETENSI
1. Pengetahuan
a) Mengetahui dan memahami falsafah, definisi, lingkup kerja, organisasi dan manajemen pelayanan
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
b) Mengetahui cara mengenali gangguan fungsional berdasarkan International Classification of
Function.
c) Mengetahui konsep / prinsip tatalaksana gangguan fungsi pada Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
d) Mengetahui gangguan fungsi yang mungkin akan terjadi sebagai suatu dampak langsung dan tidak
langsung dari suatu penyakit sehingga mampu melakukan suatu upaya promotif, pencegahan atau
penanganan dasar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
e) Mengetahui penyakit dan / atau cedera yang berpotensi atau telah mengalami gangguan fungsi
yang perlu dirujuk.
11
KOMPETENSI
12
KEDOKTERAN FISIK DAN
REHABILITASI
SEJARAH
BATASAN DAN RUANG LINGKUP
FILOSOFI
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN DAN INTERVENSI
PEDOMAN LAYANAN
ETIKA PROFESI
13
Sejarah Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
di Indonesia
▰ Layanan Kedokteran Rehabilitasi di Indonesia dikenal sejak tahun 1947, saat Prof. Dr. R. Soeharso mendirikan Pusat
Rehabilitasi untuk penyandang disabilitas yang merupakan korban perang kemerdekaan. Karena tuntutan kebutuhan yang
semakin meningkat, maka pada tahun 1973, Menteri Kesehatan mendirikan layanan rehabilitasi di RS Dr. Kariadi Semarang
sebagai pilot project yang disebut Preventive Rehabilitation Unit (PRU).
▰ Pada masa PELITA II, kemudian diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan No. 134/Yan.Kes/SK/ IV/1978 yang
menyatakan bahwa semua rumah sakit kelas A, B, dan C harus mengembangkan PRU. Istilah PRU kemudian seiring
dengan berjalannya waktu kemudian berubah menjadi Unit Rehabilitasi Medik (URM).
▰ Para pelopor kemudian memperjuangkan eksistensi adanya Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik serta pendidikan
keahliannya di Indonesia yang diakui melalui Surat Keputusan Dirjen DIKTI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 16/DIKTI/Kep/1987. Saat itu ditunjuk tiga pusat pendidikan, yaitu: Universitas Indonesia,
Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro yang mendapat pengakuan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun
1990. Nama IDARI sendiri kemudian mengalami perubahan menjadi Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Indonesia (PERDOSRI).
14
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
15
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
16
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
▰ Rehabilitasi Medik
▰ Rehabilitasi Sosial
▰ Rehabiltiasi Vokasional
▰ Rehabilitasi Pendidikan
17
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
18
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
19
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
20
Batasan dan Ruang Lingkup Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi
22
23
24
25
26
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
27
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
28
Model Konsentual Disabilitas
29
Model Terintegrasi berdasarkan ICF
30
Filosofi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
31
Diagnosis dalam Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi
▰ Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
▰ Penegakkan
Diagnosis
32
Daftar Kategori Karakter Fungsional Manusia
Berdasarkan Model ICF
33
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
34
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
35
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
36
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
37
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
38
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
39
40
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
B. STRATEGI PENATALAKSANAAN KFR
1) Strategi rehabilitasi yang pertama dan terbaik adalah pencegahan primer
6) Teknik kompensasi
8) Adaptasi lingkungan 41
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
WHO dalam World Report on Disability (WRD) menekankan bahwa tujuan program rehabilitasi
adalah:
▰ Pencegahan kehilangan fungsi
▰ Memperlambat kehilangan fungsi
▰ Memperbaiki atau memulihkan fungsi
▰ Mengkompensasi fungsi yang hilang
▰ Mempertahankan fungsi yang masih ada
Rehabilitasi harus bersifat sukarela dan penyandang disabilitas harus dilibatkan dalam semua
aspek pembuatan keputusan selama proses rehabilitasi dan bahwa rehabilitasi membutuhkan kerja tim
untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut.
42
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
C. PENCAPAIAN KUALITAS HIDUP TERTINGGI
43
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
44
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
45
Penatalaksanaan dan Intervensi
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
E. KERJA TIM
Tim yang efektif berperan penting dalam program KFR dan menghasilkan luaran yang
lebih baik bagi pasien (termasuk angka ketahanan hidup) dalam berbagai macam
kondisi kesehatan.
46
Pedoman Layanan Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi
47
Etika Profesi Tenaga Kesehatan
Konsep Etika
▰ Pengertian
▰ Landasan Teori Etika
▰ Prinsip- prinsip dasar Etika: Autonomy, Beneficence, Non maleficence, Justice
▰ Fungsi Etika
▰ Perbedaan Eitka dan Kode Etik
▰ Kode Etik Profesi Tenaga Kesehatan
▰ Implementasi dan Koreksi terhadap Penyimpangan kode Etik Profesi Tenaga
Kesehatan
▰ Penyimpangan Rahasia Profesi Tenaga Kesehatan
48
MATERI DASAR
Acuan Rehabilitasi
Medik Dasar di FKTP
2020
49
Note : Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas
50
51
52
53
54
55
56
Bell’s Palsy
57
Asma
58
DM tipe 2
59
Obesitas
60
Kusta
61
TB Paru
62
Ulkus Kaki
63
“
Terima Kasih
64